“KEMENDIKBUD”
Dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Analisa Kebijakan Publik
Disusun Oleh ;
2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
dengan bimbinganNya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Analisis Kebijakan Publikdengan pencarian data yang kami
lakukan di berbagai Sumber. Adapun tema dari Tugas ini adalah “Perbaikan
metode dalam kurikulum.
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PRNDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
2.1. Kurikulum ........................................................................................................... 3
2.2. Metode ................................................................................................................ 5
BAB III ............................................................................................................................. 12
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 12
3.1. Potret Pendidikan Indonesia.............................................................................. 12
3.2. Potret pendidikan Negara Maju ........................................................................ 16
3.2.1. Finlandia ................................................................................................... 16
3.2.2. Singapore .................................................................................................. 18
3.2.3. Jepnang ......................................................................................................... 19
3.3. Analisis Perbandingan....................................................................................... 20
BAB IV ............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 27
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 27
4.2. Saran ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 28
ii
BAB I
PRNDAHULUAN
Dengan tujuan dari penulisan makalah ini ditujukan pada perbaikan metode
dalam pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Tentunya dengan pendidikan yang berkualitas akan lahir
generasi penerus bangsa yang akan membawa perubahan kearan yang lebih baik
lagi nantinya.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potret pendidikan di Indonesia ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk
menggunakan aktivitas belajar mengajar.
sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen
yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu
dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan,
sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi
guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum
berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat
enam fungsi kurikulum, yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted
yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami
perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
3
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya
merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa
harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi
dengan masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap
siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus
dihargai dan dilayani dengan baik.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena
sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-
program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan
ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas
adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi
siswatersebut untuk memilih apayang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih
luas dan bersifat fleksibel.
4
2.2. Metode
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam
menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan.
Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam
kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004:3). Metode
pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif
dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
Sebagai suatu cara,metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk
situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-
masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah
(2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor,
sebagai berikut:
a. Anak didik
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional,
tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang
dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari
hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi
yang diciptakan itu.
6
d. Fasilitas
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis
metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
7
Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
a. Metode proyek
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak pada suatu
masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi pemecahannya secara keseluruhan
dan bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa
pemecahan masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran, melainkan
hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dengan
pemecahan masalah tersebut.
b. Metode eksperimen
8
materei pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode
inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan,dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang
diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.
d. Metode diskusi
e. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam pemakaiannya
sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial.
f. Metode demonstrasi
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
9
Pengertian Metode Pembelajaran
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda
dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam
rangka belajar. Teknik karya wiasta adalah teknik mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa
kepada guru. Metode tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa.
j. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
k. Metode ceramah
10
tersebut harus dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran
yang diberikan oleh guru.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan hal mendasar yang saat ini menjadi permasalahan yang
sangat kompleks. Pendidikan tidak sekedar pendidikan formal di sekolah, tapi
juga mencakup pendidikan non-formal baik di keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Jika suatu bangsa memiliki kualitas pendidikan yang baik, maka
niscaya bangsa tersebut akan lebih maju dan berkembang.
Jika kita melihat di sekeliling kita, masih banyak terlihat anak-anak yang tidak
dapat menikmati sekolah, bahkan menghabiskan waktunya dijalanan. Padahal
seharusnya anak-anak itu dapat menikmati masa kecilnya untuk bermain bersama
teman-teman sebayanya. Terkadang miris melihat pembangunan Indonesia yang
cukup pesat, namun masih banyak pula penduduknya yang tidak dapat
mengenyam pendidikan yang layak. Anak-anak merupakan masa depan bangsa,
bagaimana Indonesia akan maju jika anak-anak Indonesia tidak memperoleh
haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak? Karena pendidikan akan
menyiapkan sumber daya manusia untuk membangun Indonesia menuju masa
depan yang lebih baik. Apa gunanya pembangunan di Indonesia jika tidak disertai
dengan pembangunan di bidang pendidikan?
Masalah pendidikan di Indonesia ini jika dilihat lebih jauh lagi merupakan
masalah yang sangat rumit. Bukan sekedar banyaknya anak-anak yang tidak dapat
menikmati pendidikan, namun juga kualitas siswa yang masih rendah, kualitas
pengajar yang kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal dan aturan
pendidikan yang selalu berubah-ubah.
Salah satu program pendidikan yang pernah dicanangkan oleh Pemerintah adalah
Wajib Belajar sembilan tahun. Wajib belajar merupakan program pendidikan
12
minimal, yang harus diikuti oleh setiap warga Negara Indonesia di bawah
tanggung jawab Pemerintah. Program ini mewajibkan setiap warga Negara
Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan
dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat. Program tersebut sudah sesuai dengan yang tercantum pada UUD
1945 pasal (1) dan (2) yang berbunyi : (1) Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Sebenarnya program wajib belajar 9 tahun ini sangat baik jika benar-benar
dilaksanakan dengan benar. Namun pada kenyataannya dilapangan, program
tersebut belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan data dari United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), jumlah anak
Indonesia yang putus sekolah pada tahun 2010 mencapai 160.000 anak, dan
meningkat pada tahun 2011 yang mencapai 260.000 anak. Dan angka tersebut
semakin meningkat di tahun 2013 yang mencapai angka 1,3 juta anak terancam
putus sekolah (suaramerdeka.com 09/03/2013). Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingginya jumlah anak putus sekolah adalah faktor ekonomis
keluarga, mahalnya biaya pendidikan dan lokasi sekolah yang sulit terjangkau.
Faktor kemiskinan menjadi salah satu penyebab tingginya anak putus sekolah di
Indonesia. Bagi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, terkadang sulit
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk membiayai keperluan
sekolah. Masalah ini sebenarnya sudah dibantu dengan berbagai upaya
Pemerintah untuk membantu program pendidikan, salah satunya adalah program
BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Namun pada kenyataan di lapangan, masih
banyak oknum-oknum yang memanfaatkan program tersebut sehingga tidak
sampai ke masyarakat yang membutuhkan. Terkadang ditambah lagi dengan
adanya berbagai “pungutan” yang dilakukan di sekolah untuk keperluan
pembangunan gedung dan fasilitas belajar, yang sering memberatkan bagi orang
tua murid terutama yang kurang mampu.
13
Masalah fasilitas pendidikan
Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah guru di Indonesia masih sangat kurang.
Banyak daerah yang masih memerlukan bantuan tenaga guru, namun belum dapat
terpenuhi. Disamping itu juga kurangnya dukungan peningkatan kualitas guru,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih berkualitas.
14
dimanfaatkan oleh pihak-pihak atau oknum tertentu yang ingin mendapatkan
keuntungan pribadi.
15
Pada intinya, Pendidikan merupakan pondasi bagi generasi bangsa, yang akan
menyiapkan generasi yang cerdas, bermoral dan berkualitas bagi masa depan.
Untuk itu marilah kita mulai turut berperan dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan perannya masing-masing.
(Maharani, 2014)
3.2.1. Finlandia
Pendidikan Di Mulai Pada Usia 7 Tahun
16
Disini teman tidak akan menemukan kelas yang overload atau
kelebihan siswa. Dalam satu kelas maksimal hanya boleh diisi 16 siswa
saja, sehingga mereka memiliki ruang gerak yang cukup, disamping itu
mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas. Tetapi
kelas tidak menjadi satu-satunya tempat belajar di negara ini, para murid
kebanyakan menghabiskan waktu belajar di luar ruangan agar suasana
menjadi tidak membosankan.
17
Bantuan Pendidikan Selama Sembilan Tahun Pertama
3.2.2. Singapore
Negara yang terkenal dengan patung merlionnya ini memang menjadi sasaran
empuk orang Indonesia untuk menempuh pendidikannya di Negara tetangga ini.
Sistem pendidikan di Singapura juga tak kalah dengan Finlandia. Terbukti dengan
banyaknya orang sukses lulusan Negeri Singa ini.
18
mencari jawabannya dengan cara memecahkannya secara bersama-sama. Hal
inilah yang membuat Singapura menjadi salah satu Negara dengan sistem
pendidikan terbaik di dunia.
3.2.3. Jepang
Sama seperti di Finlandia, di Jepang juga tidak mengenal ujian kenaikan kelas.
Sistemnya yaitu setiap siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu
otomatis akan langsung naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir
sekolah pun tidak ada, jadi bagi siswa yang telah berhasil menyelesaikan SD
langsung bisa mendaftar ke SMP. Nah, untuk siswa yang akan melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMA harus mengikuti ujian masuk. Namun ujiannya pun
bersifat standar. Seperti yang telah diketahui, kurikulum di Jepang memang kerap
mengalami perubahan. Tapi loyalitas pengajar seta tingginya sikap kedisiplinan
siswa yang membuat Jepang memiliki sistem pendidikan terbaik didunia.
19
3.3. Analisis Perbandingan
Indeks Pembangunan Manusia diukur dari banyak faktor, salah satunya pendidikan
20
- Selain masalah pendidikan, para pelajarnya pun masih memiliki masalah-
masalah, seperti ; tawuran, narkoba, geng motor, seks bebas dll,
(1) tujuan;
(2) materi;
(3) metode;
(5) evaluasi.
Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
“tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan
belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.”
Masalah Kebijakan
21
NO Metode KTSP KURTILAS SMEE
22
Skoring Alternatif terpilih
Indikator Keterangan
1 Kenyamanan 2 1 3
2 Penyeleksian 2 2 3
3 Biaya Oprasional 2 1 3
23
Total Skor 7 6 12
Keterangan :
1 = Buruk
2 = Baik
3 = Sangat Baik
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
■ Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala
sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
■ Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
■ Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
■ Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan
kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Strategi Implementasi
■ Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
■ Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru
■ Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan
pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA
dan SMK
■ Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan
kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan
24
Strategi Implementasi Kurikulum
25
Rencana Implementasi
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pendidikan adalah dasar utama bagi pembangunan suatu negara. Dengan mengingkatkan
kualitas pendidikan sama artinya dengan negara berinvestasi.
Karena dengan peningkatan kualitas pendidikan, akan melahirkan penerus bangsa yang
cerdas untuk membangun negaranya.
Khususnya di Indonesia, pondasi pembangunan pendidikan perlunya difokuskan terhadap
metode dalam dunia pendidikan tersebut. Dari mulai pengajar, bobot mata pelajaran serta
waktu dalam belajar harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Maka kami menyarankan untuk perbaikan metode kurikulum, agar dipermudah dan
disesuaikan dengan kualitas SDM yang ada karena negara kita masih termasuk negara
berkembang. Dengan metode SMEE yang kami ajukan (Sederhana, Mudah, Efektif,
Efisien) diharapkan cocok dan sesuai dengan kemampuan SDM di Indonesia.
4.2. Saran
Intinya pendidikan itu harus konsisten. Jangan karena gani mentri seenaknya ganti
kebijakan. Harus disesuaikan juga dengan kapasitas SDM yang ada, dan perlu menengok
potret pendidikan di negara maju di dunia.
27
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung.
Bandung: Sinar Baru.
28