Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun
2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, pelatihan ini
1
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bidang.
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar
2
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Semarang.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi
3
hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal
dicegah.
Dari data Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2018
Angka ini turun jika dibandingkan data Riskesdas 2013, yakni 37,2
sebanyak 17 balita .
Dalam rapat terbatas Pagu Indikatif RAPBN 2020 bersama
pemberantasan stunting.
Menurut UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
4
kali mendaftar kepesertaan BPJS. Banyak peserta BPJS yang faskes
dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta
dengan angka perkawinan anak tertinggi ketujuh dunia, yaitu 457,6 ribu
5
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
a. Identifikasi Isu
6
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
kegiatan Posbindu publik posbindu kurang. ke posbindu
di Puskemas memenuhi
Ngesrep Kota meningkat.
Semarang
5 Kurang optimalnya Whole of Masih terdapat Meningkatnya
kerjasama antar government kehamilan tidak kerjasama
lintas sektor dalam diharapkan di antar lintas
menurunkan angka wilayah puskesmas sektor dalam
kehamilan tidak ngesrep menurunkan
diharapkan di Kota angka
Semarang kehamilan
tidak
diharapkan.
b. Analisis APKL
2008).
No Indikator Keterangan
1 2 3
7
No Indikator Keterangan
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.
APKL :
8
Indikator Keterangan
No Isu Sumber Isu
A P K L
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kurang optimalnya Pelayanan + + + + Memenuhi
informasi pencegahan publik Syarat
stunting kepada (MS)
masyarakat di
Puskesmas Ngesrep
Kota Semarang.
2 Kurang optimal layanan Managemen + + + + Memenuhi
pasien disabilitas di ASN Syarat (MS)
Puskemas Ngesrep Kota
Semarang.
3 Belum sesuainya Whole of + + + - Tidak
kepesertaan pasien goverment Memenuhi
BPJS di fasilitas Syarat
kesehatan tingkat (TMS)
pertama
4 Kurang optimalnya Managemen + + + - Tidak
masyarakat dalam ASN Memenuhi
kegiatan Posbindu di Syarat
Puskemas Ngesrep Kota (TMS)
Semarang.
5 Kurang optimalnya Whole of + + + + Memenuhi
kerjasama antar lintas goverment Syarat
sektor dalam (MS)
menurunkan angka
kehamilan tidak
diharapkan di Kota
Semarang.
c. Analisis USG
berikut:
No Komponen Keterangan
9
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan
masalah-masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak
dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.
10
Analisis Pering
No. Identifikasi Isu Total
U S G kat
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih
dalam tahap ini merumuskan isu yang memuat focus dan locus,
mengidentifikasi sumber isu, aktor yang terlibat dan peran dari setiap
11
Dampak apabila rancangan aktualisasi ini tidak dilaksanakan adalah
f. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
12
stunting kepada masyarakat di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.
4. Manfaat
13
BAB II
LANDASAN TEORI
14
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Akuntabilitas
15
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
16
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat maka setiap ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilainilai Pancasila. ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaan.
17
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada
di masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan
bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri
bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi
masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukanperbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nilai-nilai yang dianut.
18
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi
dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
19
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
5. Anti Korupsi
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI yang terdiri dari 3 sub
materi, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Whole Of Government (WOG)
(WoG) adalah model pendekatan integratif fungsional satu
atap yang dewasa ini menjadi opsi alternatif dalam menyelesaikan
masalah masalah rumit (wicked problems) abad 21. Guncangan
globalisasi yang menghadirkan berbagai kontradiksi (paradoks) di
berbagai sektor kehidupan seperti korupsi, kemiskinan, dominasi
20
pasar bebas di sektor ekonomi dan lain-lain yang sulit diatasi dengan
cara dan pendekatan biasa (in the box) membuat WoG menjadi
keniscayaan yang tidak terhindarkan. Salah satu bentuk penerapan
WoG disektor pelayanan publik adalah egovernment.
21
memiliki monopoli kewenangan atau kekuasaan untuk mengakses
sumber daya alam, sumber daya manusia dan membuat peraturan
perundang-undangan.
22
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non-diskriminasi;
k. Persatuan dan kesatuan;
l. Keadilan dan kesetaraan;
m. Kesejahteraan.
23
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
24
bertanggung jawab atas penyimpanan informasi yang telah
dimutakhirkan oleh Instansi serta bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil
Negara.
3. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
25
khususnya mengenai biaya layanan, cara pembayaran, jadwal
waktu, pejabat yang berwenang dan tanggung jawab pemberi
layanan publik.
c. Keamanan,
adalah usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pelanggan
dari bahaya, resiko dan keragu raguan. Proses dan hasil
pelayanan publik dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta memberikan kepastian hukum.
d. Keterbukaan,
adalah pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan jelas yang meliputi informasi
tata cara persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain.
e. Efesien,
adalah persyaratan layanan publik hanya dibatasi pada hal-hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan,
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dan
produk layanan publik yang diberikan. Disamping itu juga harus
dicegah adanya pengulangan yang tidak perlu, terutama tentang
persyaratan administratif.
f. Ekonomis,
adalah agar pengenaan biaya pelayanan ditetapkan secara wajar,
dengan memperhatikan nilai barang dan jasa dan dengan
kemampuan pelanggan untuk membayar.
g. Keadilan,
adalah yang merata meliputi cakupan dan jangkauan layanan
publik harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang
diperlakukan secara adil.
h. Ketepatan waktu,
adalah pelaksanaan layanan publik dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan.
D. STUNTING
1. Definisi
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang
atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.
26
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari
minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari
WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan
oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil,
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita
stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
2. Upaya Pencegahan
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development
Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan
berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala
bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan
pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting
hingga 40% pada tahun 2025. Untuk mewujudkan hal tersebut,
pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program
prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk
menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:
1. Ibu Hamil dan Bersalin
a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
b. Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
d. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi
kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM);
e. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular)
f. Pemberantasan kecacingan;
g. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke
dalam Buku KIA;
h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dan ASI eksklusif
i. Penyuluhan dan pelayanan KB.
2. Balita
a. Pemantauan pertumbuhan balita;
b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan
27
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Anak Usia Sekolah
a. Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
c. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS);
dan
d. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan
narkoba
e. Cegah Stunting, itu Penting.
4. Remaja
Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi
narkoba; dan
Pendidikan kesehatan reproduksi.
5. Dewasa Muda
a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
c. Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang,
tidak merokok/mengonsumsi
28
BAB III
29
3. VISI
“Terwujudnya pelayanan kesehatan berkualitas menuju
masyarakat Kecamatan Banyumanik sehat dan mandiri”
4. MISI
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Kesehatan yang
Berkualitas.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
d. Meningkatkan kualitas SDM agar memiliki kinerja yang tinggi,
mandiri dan profesional dan bertanggung jawab dalam bidang
kesehatan.
5. TATA NILAI
Tata nilai Puskesmas Ngesrep: RESEP
a. Ramah
b. Edukatif
c. Sabar
d. Empati
e. Profesional
6. TUPOKSI PUSKESMAS
30
7. Pelaksanaan penyusunan pedoman pelayanan, pembinaan, dan
pengembangan upaya kesehatan kepada masyarakat di wilayah
kerjanya;
8. Pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan prasarana dan
sarana Puskesmas;
9. Pelaksanaan kegitan usaha pencegahab dan pemberantasan
penyakit termasuk imunisasi;
10. Pelaksanaan peningkatan kesehatan dan kesehatan keluarga
melalui kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana (KB), perbaikan gizi dan usia lanjut; pelaksanaan
pemulihan dan rujukan melalui kegiatan pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan
mulut;
11. Pelaksanaan kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta
masyarakat memalui kegiataan penyehatan lingkungan, upaya
kesehatan, institusi dan olahraga, penyuluhan kesehatan
masyarakat dan perawatan kesehatan masyarakat;
12. Pelaksanaan kegiatan perawatan inap karena diperlukan
penanganan lanjut guna percepatan penyembuhan penyakit;
pelaksanaan kegiatan penelitian laboratorium dan pengelolaan
obat-obatan;
13. Pelaksanaan pelayanan khusus melalui kegiatan upaya
kesehatan mata, jiwa dan kesehatan lain;
14. Pelaksanaan pemeliharaan prasaranadan sarana UPTD
Puskesmas;
15. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pelayan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya;
16. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD Puskesmas di wilayah
kerjanya;
17. Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pelayanan data dan
informasi di UPTD Puskesmas di wilayah kerjanya;
18. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertangungjawaban
keunagnan di UPTD Puskesmas di wilayah kerjanya;
19. Pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
20. Pelaksanaan monitoring da evaluasi program dan kegiatan;
31
21. Pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan; dan
22. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.
32
No. Jenis Tenaga PNS Non PNS
1. Kepala Puskesmas 1 0
3. Dokter Umum 3 0
4. Dokter Gigi 1 0
5. Perawat 4 0
6. Penyuluh 1 0
7. Tenaga Gizi 1 0
8. Tenaga Laboratorium 1 1
9. Apoteker 1 0
11. Loket 3 1
12. Administrasi 1 1
13. Sopir 0 1
Jumlah 28 14
8. STRUKTUR ORGANISASI
33
Gambar 2. Struktur organisasi
34
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi
Selain dari tugas diatas, peserta diklat juga mempunyai tugas
khusus di puskesmas, diantaranya,
1. Pelaksana pelayanan Balai pengobatan umum
2. Membantu pelaksanaan managemen puskesmas
3. Pelaksana rawat bersalin/ visite
4. Pelaksana pemeriksaan kesehatan haji
5. Melaksanakan tugas sebagai manager pelayanan
6. Ketua tim Audit Internal
7. Ketua tim PKP Puskesmas Ngesrep
8. Posyandu, pusling dan P3K
9. Pelaksana kegiatan supervisi BIAS
10. Koordinator tim siaga bencana
11. Melaksanakan tugas tambahan dari kepala puskesmas
C. Role Model
35
Kobe University, Jepang. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan
konsultan Onkologi Mata dan Program Doktor Pasca-Sarjana di FKUI.
Selain menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Kirana, ia juga menjadi ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat
(2004-2009), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), dan
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 2011-2016.
Sebagai seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Menkes Nila F. Moeloek telah menulis lebih dari 250 karya
dalam bentuk tulisan maupun buku. Tidak hanya itu, beliau juga aktif
memimpin sejumlah organisasi di Indonesia, seperti Ketua Umum
Dharma Wanita Persatuan, Ketua Dokter Spesialis Mata Indonesia dan
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia.
Nila F. Moeloek tidak asing di dunia kesehatan terutama sejak
ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk MDG’s semasa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid II. Di bawah kepemimpinannya, Nila Moeloek
menggagas, membangun dan melaksanakan Pencerah Nusantara,
sebuah gerakan inovasi sosial bidang kesehatan khususnya pada
Puskesmas, Indonesia MDG Awards pada tahun 2011 – 2014, dan peta
kemitraan untuk pembangunan yang memuat data kemitraan lintas
sektor dan multi aktor untuk mencapai MDGs.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai board member The
Partnership for Maternal Child and Neonatal Health, sebuah lembaga
yang melaksanakan inisiatif strategis Sekjen PBB untuk Kesehatan Ibu
dan Anak, serta advisory board member dari EAT Forum, sebuah
inisiatif global berfokus pada isu pangan, kesehatan dan sustainability.
Sikap Keteladanan beliau sebagai Pemimpin yang memberi
contoh adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindar dari aspek yang dapat menggagalkan kinerja. Dengan
kedisiplinan, tanggung jawab dan transparansi dalam setiap kinerjanya
sehingga beliau dijadikan sebagai Role Model.
36
37
BAB IV
38
Unit kerja : UPTD Puskesmas Ngesrep Kota Semarang
Identifikasi Isu :
a. Kurang optimalnya informasi pencegahan stunting kepada masyarakat di lingkungan Puskesmas Ngesrep Kota
Semarang.
b. Kurang optimal layanan pasien disabilitas di Puskemas Ngesrep Kota Semarang.
c. Belum sesuainya kepesertaan pasien BPJS di fasilitas kesehatan tingkat pertama
d. Kurang optimalnya sasaran masyarakat dalam kegiatan Posbindu di Puskemas Ngesrep Kota Semarang
e. Kurang optimalnya kerjasama antar lintas sektor dalam menurunkan angka kehamilan tidak diharapkan di Kota
Semarang
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya informasi pencegahan stunting kepada masyarakat di lingkungan
Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.
Gagasan Pemecahan isu : Optimalisasi Pemberian Informasi pencegahan stunting kepada masyarakat di lingkungan
Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.
43
Tabel 4. 1 Rancangan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan ANEKA
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Membuat brosur 1. Menentukan tema terbentuknya tema Akuntabilitas terdapat pada Membuat brosur Membuat brosur
mengenai dan membuat dan desain kejelasan isi brosur tentang pencegahan mengenai
pencegahan desain sederhana sederhana untuk Komitmen Mutu terdapat inovasi saat stunting sesuai visi pencegahan
stunting brosur mendesain brosur puskesmas sesuai stunting dengan
visi Terwujudnya jelas akan
Anti Korupsi terdapat saat pelayanan kesehatan menguatkan nilai
pembuatan brosur ini secara berkualitas menuju edukatif
(sumber: inovasi) sederhana dan tanggung jawab masyarakat
Kecamatan
2. Konsultasi dengan saran dan masukan Etika Publik : tercermin dari
Banyumanik sehat
atasan serta persetujuan komunikasi dengan santun kepada
dan mandiri
dari atasan atasan dalam penyampaian desain
brosur , dan mewujudkan
nasionalisme: komunikasi dengan misi ketiga, yaitu
atasan mengunakan bahasa indonesia mendukung
yang baik dan benar kemajuan
masyarakat untuk
3. Mencari tempat Mendapatkan Nasionalisme terdapat saat bekerja
hidup sehat
percetakan brosur percetakan brosur sama dengan percetakan
Etika Publik terdapat pada pemilihan
kata yang santun kepada percetakan
yang telah di tentukan
44
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Penyuluhan 1. Menentukan draft Terbentuknya draft Akuntabilitas: tercermin dari terciptanya Melakukan Penyuluhan
tentang penyuluhan penyuluhan draft penyuluhan sebagai tanggung jawab penyuluhan informasi informasi
pencegahan dalam aktualisasi akan meningkatkan pencegahan
stunting kepada anti korupsi : terbentuknya materi angka kesehatan sunting dengan
masyarakat di penyuluhan yang sederhana dan mudah masyarakat, sesuai tepat dan sopan
puskesmas di pahami serta jujur sesuai data dan visi Terwujudnya santun, akan
ngesrep ilmu yang ada pelayanan kesehatan menguatkan nilai
berkualitas menuju edukatif dan
(sumber: SKP) komitmen mutu: Terbentuknya materi masyarakat ramah
peryuluhan yang efektif dan inovatif Kecamatan
Banyumanik sehat
2. Konsultasi dengan Saran dan masukan Etika Publik :tercermin dari komunikasi dan mandiri
atasan. serta persetujuan dengan santun kepada atasan dalam
atasan penyampaian draft penyuluhan misi keempat, yaitu
nasionalisme: komunikasi dengan meningkatkan
atasan mengunakan bahasa indonesia kualitas hidup
yang baik dan benar sumber daya
manusia
3. Berkoordinasi Terbentuknya Nasionalisme: kerja sama dengan
dengan petugas kerjasama dengan teman kerja
gizi, bidan, kepala petugas gizi dan Etika Publik: Tercermin dari komunikasi
TU bidan yang santun kepada teman kerja
(petugas gizi, bidan, kepala TU)
45
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
46
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Sumber :SKP) 2. Konsultasi dengan Saran dan masukan Etika Publik : tercermin dari komunikasi visi Terwujudnya menguatkan nilai
kepala puskesmas serta persetujuan dengan santun kepada atasan dalam pelayanan kesehatan edukatif dan
atasan penyampaian draft edukasi berkualitas menuju ramah
nasionalisme: komunikasi dengan masyarakat
atasan mengunakan bahasa indonesia Kecamatan
yang baik dan benar Banyumanik sehat
dan mandiri
3. Koordinasi dengan Saran dan masukan Nasionalisme: kerja sama dengan dan misi keempat,
bidan jaga RB dari bidan jaga RB teman kerja yaitu meningkatkan
Etika Publik: Tercermin dari komunikasi kualitas hidup
yang santun kepada teman kerja (bidan) sumber daya
4. Melakukan edukasi Pelaksanaan edukasi Etika Publik : terdapat pada manusia
di RB (foto) penyampaian informasi dengan santun
pada saat memberikan edukasi
Nasionalisme: tercermin dari pasien
pemerima edukasi yang berasal dari
berbagai kalangan tanpa membeda-
bedakan
Komitmen Mutu : terdapat saat
penyampaian edukasi yang dilakukan
secara efektif dan efisien
Anti Korupsi : terdapat dari kegiatan
penyuluhan yang dilakukan secara
sederhana saat melakukan penyuluhan
47
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat stiker 1. Menentukan tema Mendapatkan desain 1. Akuntabilitas : terdapat pada Membuat stiker Membuat stiker
mengenai dan membuat stiker kejelasan isi stiker mengenai mengenai
pencegahan desain sederhana Komitmen Mutu : terdapat inovasi pencegahan stunting pencegahan
stunting saat mendesain stiker sesuai visi stunting dengan
Terwujudnya jelas akan
(Sumber : Anti Korupsi : terdapat saat pelayanan kesehatan menguatkan nilai
inovasi) pembuatan stiker ini secara berkualitas menuju edukatif
sederhana dan tanggung jawab masyarakat
Kecamatan
Banyumanik sehat
2. Konsultasi dengan Saran dan masukan Etika Publik : tercermin dari
dan mandiri
atasan dan persetujuan komunikasi dengan santun kepada
Atasan atasan dalam penyampaian desain dan misi pertama,
stikeR yaitu meningkatkan
nasionalisme: komunikasi dengan mutu pelayanan
atasan mengunakan bahasa indonesia kesehatan yang
yang baik dan benar berkualitas
3. Mencari tempat Mendapatkan Nasionalisme terdapat saat bekerja
percetakan stiker percetakan striker sama dengan percetakan
Etika Publik terdapat pada pemilihan
kata yang santun kepada percetakan
yang telah di tentukan
48
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Pemeriksaan dan 1. Melakukan Terperiksanya bayi Akuntabilitas tanggung jawab Pemberian zinc Membuat brosur
Pemberian Zinc pemeriksaan bayi dan balita Melakukan pemeriksaan bayi dan untuk pencegahan mengenai
kepada bayi dan dan balita balita stunting sesuai visi pencegahan
balita untuk Etika publik: komunikasi yang sopan Terwujudnya stunting dengan
mencegah dan santun pelayanan kesehatan jelas akan
stunting nasionalisme: tidak membeda berkualitas menuju menguatkan nilai
bedakan pasien sila v masyarakat profesional
(sumber: SKP) Komitmen mutu: pelayanan sepenuh Kecamatan
hati Banyumanik sehat
dan mandiri
2. Mencatat Hasil Tercatatnya hasil Anti korupsi pencatatan jujur sesuai
pemeriksaan dan pemeriksaan yang di hasilkan dan misi pertama,
pemeriksaan
antropometri yaitu meningkatkan
kesehatan dan
mutu pelayanan
antropometri
kesehatan yang
3. Mengidentifikasi Teridentifikasi bayi Nasionalisme tidak membeda bedakan berkualitas
bayi dan balita dan balita yang pasien (sila V)
yang membutuhkan zinc
membutuhkan
zinc
49
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Dengan Materi Konstribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
ANEKA Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Membuat media 1.Melakukan survei Mendapatkan lokasi Anti Korupsi terlihat dari lokasi Membuat media Membuat media
informasi lokasi yang tepat pemasangan media pemasangan banner yang strategis mengenai mengenai
pencegahan untuk pemasangan sesuai dengan sehingga siapa saja dapat melihat pencegahan stinting pencegahan
stunting berupa media kondisi lapangan infomasi yang ada di banner (adil) berupa banner akan stunting berupa
banner panjang Mendapatkan desain Akuntabilitas Tanggung jawab menambah banner yang
banner pengetahuan pasien sederhana dan
sesuai visi inovatif, akan
(Sumber : Terwujudnya menguatkan nilai
inovasi) 2.Konsultasi dengan Saran dan masukan Komitmen Mutu terdapat dari desain pelayanan kesehatan edukatif
atasan serta persetujuan banner yang inovatif berkualitas menuju
atasan Anti Korupsi tercermin dari desain masyarakat
banner yang sederhana Kecamatan
Banyumanik sehat
3.Menentukan tema Terciptainya desain Komitmen mutu
dan mandiri
dan membuat banner pencegahan Terdapat pada terbentuknya desain
desain sederhana stunting banner yang inovatif misi ketiga yaitu
mendorong
kemandirian
4.Mencetak banner tersedia banner yang Etika Publik terdapat dalam banner
masyarakat untuk
yang inovatif inovatif yang dapat yang mencatumkan informasi secara
hidup sehat
menambah santun dan berdaya guna
pengetahuan
50
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Ngesrep pada tanggal 29 juli 2019 sampai dengan 1
september 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada:
51
Bulan
Tanggal
No. Kegiatan Portofolio
Juli Agustus Sep
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
b. Dokumen brosur
2. Penyuluhan tentang a. Dokumentasi berupa
pencegahan stunting foto / video.
kepada masyarakat di V V V b. Print out powerpoint
puskesmas ngesrep
52
Bulan
Tanggal
No. Kegiatan Portofolio
Juli Agustus Sep
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
53
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
telah diaplikasikan pada institusi tempat kerja banyak memberikan
kontribusi baik demi perubahan kearah yang lebih baik. Penyusun akan
terus berusaha untuk tetap mengaplikasikan nilai-nilai dasar Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Manajemen Aparatur Sipil Negara
(ASN), Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik, sebagai
dasar dari segala kegiatan belajar mengajar maupun berorganisasi,
meskipun dalam pelaksanaanya mungkin akan menghadapi beberapa
kendala. Analisis potensi kendala terkait pelaksanaan kegiatan secara
sebagai berikut:
Antisipasi mengatasi
No. Kegiatan Asumsi kendala
kendala
1. Membuat brosur 1. Pencetakan brosur di luar 1. Merancang dan
mengenai pencegahan waktu yang ditentukan memesan pencetakan
stunting 2. Percetakan melakukan brosur jauh hari
kesalahan cetak brosur 2. Memantau dan
memastikan desain
yang dicetak sesuai
2. Penyuluhan tentang 1. Masyarakat kurang jelas 1. Mengunakan bahasa
pencegahan stunting dengan penjelasan yang mudah di pahami
kepada masyarakat di penyuluhan oleh masyarakat dan
puskesmas ngesrep 2. Kurang tersedianya Menggunakan ilustrasi
sarana dan prasarana gambar saat
untuk kelangsungan penyuluhan
penyuluhan 2. Mengkoordinasikan
selalu oleh kepala TU
dan staff TU dalam
sarana prasarana yang
di butuhkan
54
Antisipasi mengatasi
No. Kegiatan Asumsi kendala
kendala
yang dicetak sesuai
55
BAB V
PENUTUP
56
6. Membuat media informasi pencegahan stunting berupa banner
panjang
57
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kepala BKN No. 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Tata Cara dan
Pelaksanaan Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN.
58
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Pelayanan Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
7. Nomor Hp 081225807011
Nomor
9. (024) 7474113
Telepon/Fax
10. Alamat e-mail Veniandrean87@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
60
1. SDCN 03 DEMAAN KUDUS (1992-1999)
61