Anda di halaman 1dari 6

Berikut adalah dampak internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA dalam kegiatan ini :

1. Akuntabilitas
Seorang abdi negara dan masyarakat harus selalu memiliki persiapan yang
matang dan integritas dalam melaksanakan pekerjaan sehingga mampu mencapai
hasil yang diharapkan. Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada pelaksanaan
pekerjaan maka hasil dari pekerjaan tersebut akan kurang akurat dan tidak jelas
sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini akan menimbulkan munculnya
ketidakpercayaan baik oleh atasan, rekan kerja maupun masyarakat sebagai penerima
pelayanan. Dalam mengaktualisasikan kegiatan ini, penulis sebagai dokter gigi di UPT.
Puskesmas Bumi Rahayu memiliki rasa tanggung jawab atas kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah dasar di wilayah kerja UPT. Puskesmas Bumi Rahayu yang harus
dipertanggungjawabkan laporan mengenai tingkat pengetahuannya dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Jika dalam kegiatan ini penulis tidak menerapkan nilai
Akuntabilitas maka kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik dan tidak adanya bukti
pertanggungjawaban atas kegiatan tersebut.
2. Nasionalisme
Pancasila merupakan cerminan jati diri bangsa Indonesia, yang memiliki nilai-nilai
terkandung di dalamnya dan salah satunya adalah rasa nasionalisme. Apabila para
ASN tidak memiliki sifat nasionalisme maka mustahil akan menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan cepat dan tepat. Sebab pada dasarnya seorang Aparatur Sipil
Negara merupakan abdi negara dan abdi masyarakat yang harus selalu
mengutamakan nilai nasionalisme tersebut. Dalam mengaktualisasikan kegiatan ini
penulis harus menerapkan nilai Nasionalisme karena dalam memberikan suatu bentuk
pelayanan, khususnya di Bidang Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada UPT.
Puskesmas Bumi Rahayu dengan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab merupakan bentuk nasionalisme. Jika dalam aktualisasi kegiatan ini peserta
tidak dapat menerapkan nilai Nasionalisme, maka kegiatan ini akan sulit diselesaikan
tepat pada waktunya karena kurangnya rasa tanggung jawab atas amanah yang
diberikan. Selain itu sikap nasionalisme yang tampak pada kegiatan ini yaitu kerjasama
antara pihak puskesmas dan sekolah SDN 021 yang mencerminkan ada persatuan
dan kesatuan antara sesama pelayan publik demi melancarkan kegiatan tersebut
dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam hal ini peningkatan
pengetahuan siswa dari yang tidak tahu menjaga kesehatan gigi menjadi tahu cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut.
3. Etika Publik
Sebuah pekerjaan selain harus memiliki maksud yang baik, juga harus dilakukan
dengan cara yang baik. Hal ini merupakan fungsi dari etika dan norma. Apabila dalam
bekerja menggunakan bahasa dan perilaku yang kurang baik maka akan dapat
menyinggung perasaan orang lain juga akan berdampak pada konsultasi dan
koordinasi yang dilakukan dengan atasan maupun rekan kerja. Dengan etika yang
buruk maka koordinasi akan sulit dilakukan. Apabila koordinasi sulit dilakukan maka
hasil pekerjaan yang dilakukan akan menjadi tidak optimal. Dalam mengaktualisasikan
kegiatan ini, penulis diharuskan berkoordinasi dengan kepala puskesmas (mentor),
rekan kerja serta kepala sekolah dengan menerapkan nilai Etika Publik. Jika dalam
aktualisasi ini peserta melakukan koordinasi dengan bahasa yang tidak sopan serta
perilaku yang buruk, maka bisa saja kepala puskesmas (mentor), rekan kerja ataupun
kepala sekolah menilai buruk terhadap sikap penulis.
4. Komitmen Mutu
Dalam mengerjakan sebuah pekerjaan, jika dilakukan dengan asal-asalan, tidak
teliti dan tidak cermat maka hasil dari pekerjaan itupun juga tidak akan maksimal. Jika
tidak teliti dan tidak konsisten, maka kesalahan kemungkinan besar akan terjadi yang
menyebabkan penyelesaiannya tidak tepat waktu sehingga pekerjaan jadi menumpuk,
hal ini akan menghambat pencapaian visi dan misi sebuah organisasi. Menjaga
komitmen untuk menghasilkan mutu terbaik merupakan sebuah keharusan untuk
dilaksanakan. Dalam kegiatan ini penulis diharapkan dapat menerapkan nilai
Komitmen mutu dengan melakukan inovasi pembuatan Brush Teeth Corner yang
didalamnya menampilkan poster cara menyikat gigi yang baik dan benar serta wadah
sikat gigi yang nantinya akan menunjang pelaksanaan sikat gigi bersama pada setiap
hari jumat bersih di SDN 021. Selain itu peningkatan pengetahuan siswa juga ditunjang
dengan pembuatan video edukasi agar setiap siswa yang berkunjung ke puskesmas
dapat melihat kembali melalui video, cara menyikat gigi yang baik dan benar. Jika
kegiatan ini tidak dilaksanakan maka pengetahuan anak tentang cara menyikat gigi
yang baik dan benar masih rendah dan lebih lanjut akan berdampak pada kesehatan
gigi dan mulutnya khsususnya penyakit karies gigi atau gigi berlubang .
5. Anti Korupsi
Dalam melakukan suatu pekerjaan, apabila nilai anti korupsi tidak ditanamkan
maka kecurangan, ketidakadilan dan ketidakjujuran tidak dapat dihindari, hal ini
tentunya dapat memicu munculnya konflik dan ketidakpercayaan dari masyarakat
terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara. Korupsi bukan hanya hal yang berkaitan
dengan materi saja yang dalam hal ini menyinggung dengan segala permasalahan
mengenai keuangan termasuk pelaporan dan pertanggungjawabannya, namun waktu
pun dapat dikorupsi. Apabila pegawai tidak disiplin, datang dan pulang dengan waktu
yang tidak sesuai jadwal, sering menunda pekerjaan yang sudah diberikan sehingga
pekerjaan jadi menumpuk dan tidak selesai tepat waktu sehingga akan berdampak
pada kinerja yang tidak optimal jelas mempengaruhi pencapaian visi dan misi suatu
organisasi. Dalam mengaktualisasikan kegiatan ini peserta diharapkan dapat
menerapkan nilai Anti Korupsi, peserta diberikan waktu selama 5 minggu untuk
menjalankan habituasi. Jika peserta tidak menggunakan waktu dengan baik maka
pekerja dalam tahap habituasi akan terbengkalai.
Selain itu potensi, tantangan dan hambatan dalam internalisasi nilai-nilai dasar
ASN dalam kegiatan ini yaitu :
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentunya kita sebagai ASN yang
professional bercita-cita untuk dapat sempurna dalam menjalankan setiap kegiatan
kita, namun pada realitanya ada saja hal yang menjadi hambatan dalam penerapan
nilai-nilai dasar ASN dalam kehidupan sehari-hari
Adapun dampak internalisasi visi-misi organisasi yaitu

 Seperti kita ketahui dalam sebuah organisasi visi-misi merupakan suatu

hal yang penting atau menjadi kunci utama untuk menjalankan semua

kegiatan dalam sebuah organisasi. Visi dan misi harus berada dalam

urutan paling atas sebelum perencanaan dalam organisasi.

 Visi menggambarkan tujuan dan kondisi dimasa depan yang ingin

dicapai oleh lembaga, adapun visi dari UPT puskesmas Bumu Rahayu

itu sendiri yaitu : 1. Bakti layanan kesehatan terbaik,professional dan

berkualitas menuju Bulungan sehat 2020. Untuk mewujudkan bakti

layanan kesehatan terbaik diperlukan suatu profesionalitas dari ASN

untuk menjalankan setiap kegiatannya yang tidak hanya mementingkan

kuantitas tetapi juga kualitas yg dapat menjadi daya saing tersendiri.

Dalam mencapai suatu visi diperlukan misi untuk mewujudkannya.


Adapun misi dari UPT Puskesmas Bumi Rahayu ialah

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang

professional, telah diwujudkan dengan keikutsertaan penulis

dalam kegiatan latsar ini yang didalamnya selama masa

habituasi melakukan kegiatan aktualisasi yang memiliki

keterkaitan dengan nilai-nilai dasar ASN agar menciptakan

kualitas Sumber Daya Manusia yang professional.

2. Mewujudkan janji layanan berbakti dampaknya yaitu berbakti

ialah bersih, aktif, terampil dan ilmiah.

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang

kesehatan hal ini diwujudkan adanya kerjasama dengan pihak

sekolah dalam kegiatan tersebut. Karena sekolah merupakan

salah satu kader kesehatan Puskesmas di masyarakat

dengan memberdayakan guru disekolah maka terbentuklah

juga suatu kerjasama lintas sektor diwilayah Puskesmas Bumi

Rahayu.

4. Menjalin kerjasama secara global

Adapun dampak internalisasi nilai-nilai organisasi pada kegiatan tersebut ialah


1. Bersih dalam kegiatan tersebut nilai
bersih diwujudkan dengan kegiatan
menyikat gigi yang baik dan benar dalam
berprilaku hidup sehat. Yang ditujukan
agar anak-anak dapat hidup bersih dan
sehat pada kehidupan sehari-hari.
2. Aktif yaitu dapat berperan aktif sebagai
tenaga kesehatan yang menyangkut
masalah kesehatan gigi dan mulut. hal ini
diwujudkan kepedulian penulis terhadap
isu masih rendahnya pengetahuan anak
usia sekolah dasar dalam menyikat gigi
yang baik dan benar sehingga penulis
ingin agar pengetahuan tentang menyikat
gigi yang baik dan benar mengalami
peningkatan sehingga dimasa yang akan
datang akan berdampak dengan
berkurangnya angka penyakit gigi
berlubang atau karies gigi dimasyarakat
khususnya diwilayah kerja Puskesmas
Bumi Rahayu.
3. Kreatif yaitu dalam kegiatan ini penulis
berinovasi dengan pembuatan Brush
teeth corner dengan pemanfaatan botol
bekas sebagai wadah tempat sikat gigi
dan juga mengikutsertakan kreatifitas
anak-anak dalam pembuatan brush teeth
corner disetiap kelas sesuai dengan
kreasinya sendiri. Hal ini bertujuan agar
kegiatan menyikat gigi menjadi lebih
menyenangkan.
4. Terampil yaitu tenaga kesehatan gigi
harus terampil dalam mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
sekolah dasar karena penanganan
terhadap anak-anak dan orang dewasa
berbeda. Apabila hal tersebut berhasil
maka akan berdampak pada kualitas
hidup anak-anak dimasa yang akan
datang.
5. Ilmiah yaitu dalam kegiatan tersebut
penulis melakukan suatu penelitian
dengan menggunakan kuesioner yang
dampaknya dimasa yang akan datang
akan tersedianya laporan yang dapat
menjadi acuan atau referensi untuk
kasus-kasus selanjutnya dimasa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai