Anda di halaman 1dari 16

PENGAUDITAN II

AUDIT SALDO KAS

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kas adalah sumber pembiayaan yang paling likuid, dimana saldo kas dapat digunakan
sewaktu-waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan operasional suatu entitas. Kas
merupakan harta lancar perusahaan yang mudah diselewengkan. Hal itu terjadi karena
banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas
menjadi objek potensi kecurangan dan pencurian dibandingkan dengan jenis aset lainnya
karena kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan.
Oleh karena itu sangatlah perlu dilakukan audit terhadap saldo kas. Tujuan utama audit saldo
kas adalah untuk memastikan saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat
dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas
saldo kas maka akan memudahkan perusahaan dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan
pengelolaan anggaran kas yang baik perusahaan dapat mempr oyeksikan peramalan yang
baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat
merencanakan untuk menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan kas
mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan.

B. TUJUAN
1. Menunjukan hubungan antara kas di bank dan berbagai siklus transaksi.
2. Mengidentifikasi jenis akun kas utama yang digunakan oleh entitas bisnis.
3. Menjelaskan mengenai pengujian audit atas akun kas umum.
4. Menjelaskan mengenai pengujian audit atas rekening bank penggajian imprest.
5. Menjelaskan mengenai pengujian audit atas kas kecil imprest.
C. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Pembaca

Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai proses audit atas kas.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dalam membuat paper ini dan menambah wawasan tentang
proses audit atas kas.
PEMBAHASAN

AUDIT SALDO KAS

Saldo Kas adalah merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus
kecuali persediaan dan pergudangan. ( Menurut Arrens)

Sedangkan menurut Dan M. Guy, Saldo kas meliputi kas ditangan, kas di bank, dana
kas kecil, dan akun imperest lainnya seperti daftar gaji dan upah. Tujuan utama kas adalah
untuk operasi perusahaan.

Audit Saldo Kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang
diakumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian didalam siklus lain.

Tujuan Audit Kas

Tujuan menyeluruh dari audit kas adalah menentukan apakah kas sudah disajikan secara
layak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Dalam kebanyakan audit, asersi
– asersi utama yang menghasilkan resiko audit.

Tujuan Audit Spesifik untuk Kas ( Menurut Boyton )

Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Kas


Keberadaan atau keterjadian Saldo Kas yang dicatat pada tanggal Neraca
Kelengkapan Saldo Kas yang dicatat mencakup pengaruh
semua transaksi kas yang telah terjadi
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah
dicatat pada periode periode yang tepat
Hak dan kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo
kas yang diperlihatkan pada tanggal neraca
Penilaian atau alokasi Saldo Kas yang dicatat dapat direalisasi pada
jumlah yang dinyatakan di neraca dan sesuai
dengan skedul pendukung
Penyajian dan perlengkapan Saldo Kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam neraca
Lini Kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo
kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas
kas telah diungkapkan dengan tepat
Kesalahansajian didalam audit :

 Gagal menagih pelanggan


 Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh
kebijakan perusahaan.
 Penggelapan Kas dengan jalan hasil penerimaan kas dari pelanggan sebelum
dibukukan dan akun itu dihapuskan sebagai piutang tak tertagih.
 Pembayaran ganda atas satu faktor pemasok.
 Pembayaran yang tidak benar atas pengeluaran pribadi di perusahaan
 Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa diatas suku
bunga yang berlaku saat ini.

Jenis-jenis akun Kas :

1. Akun kas umum : Merupakan kas yang penting bagi sebagian besar organisasi Karen
hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini
2. Akun Imprest : Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres.
Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan
pengendalian internal pembayaran gaji
3. Akun bank cabang : berguna untuk membangun hubungan perbankan di komunitas
local dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Di beberapa
perusahaan ,setoran dan pengeluaaran untuk setiap cabang dilakukan di rekening bank
terpisah , dan kelebihan kas akan di transfer secara elektronik dan secara periodic ke
rekening bank umum kantor utama
4. Dana kas kecil imprest : bukan merupakan rekening bank , tetapi hampir serupa
dengan kas di bank dalam hal pencantumannya dan tersebut digunakan untuk akuisisi
kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas
ketimbang dengan cek, atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek
pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas dasar yang sama seperti
akun bank cabang imprest , tetapi biasanya digunakan untuk pengeluaran yang lebih
kecil.
5. Ekuifalen kas : bersifat jangka pendek dan sangat liquid . hal tersebut termasuk
deposit berjangka, sertifikat deposito , dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat
material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika
merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam
jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari
perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi
berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas

Hubungan Kas Umum dengan Kas lainnya


Akun Bank Akun
Cabang Penggajian
Impres

Kas Umum

Dana Kas
Ekuivalen kecil Impres
Kas

A. Audit Kas Umum

Audit akun kas umum : dalam menguji saldo akhir tahun pada akun kas umum auditor
harus mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas telah dinyatakan
secara wajar dan diungkapakan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo yang digunakan untuk semua pegujian atas rincian saldo
(eksistensi , kelengkapan,keakurantan, pisah batas , dan detail tie-in )

Tujuan audit terkait saldo dan pengujian umum adalah :

1. Prosedur audit aktual tergantung pada materialitas dan pada resiko yang auditor telah
diidentifikasikan dalam bagian audit yang terkait dengan kas.
2. Karena ada hubungan erat dalam audit yang berkaitan dengan kas yang tercatat di
Bank, dan
3. Karena ada hubungan erat dalam Keakuratan dan dimasukkannya Kas yang ada
(Kelengkapan)
Metodologi Perancangan Pengujian terinci atas saldo untuk Kas di Bank

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)


Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas
perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi
dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama
halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul
potensi salah saji material dalam kas.

Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup
tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus
pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam
dua kategori:
1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan
pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen.
Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi
penandatanganan cek hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah
dipranomori diatas kertas khusus, mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh
penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani, dan verifikasi internal yang memadai. Jika
pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah beroperasi
secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-
tindakan berikut:
1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal,
payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.
2. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan.
3. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal,
pelanggan dan jumlah.
4. Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
5. Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank
serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
6. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
7. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.
8. Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang
tepat.
9. Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.
Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas
Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan,
ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap
penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur
analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk
sebagian besar audit lainnya.
Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo
bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam
kas.
Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)
Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang
diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan
pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan.

Pertimbangan perencanaan audit

Materialitas

Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titk
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil dan seringkali tidak material akan
tetapi dalam kenyataanya, volume transaksi yang memepengaruhi kas biasanya lebih besar
dari pada setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.
Resiko inheren

Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat resiko inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu , terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelngkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah unutk dicuri karena berbagai
jenis kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti

Resiko Prosedur Analitis

Saldo kas dipegruhi secara signifikan oleh keptusan dan strategi operasi, investasi,
serta pembiayaan manajemen .perushaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat
mengembangkan anggaran kas , yang memproyeksi kan (1) penerimaan kas berdasarkan
penagihan piutang yang diantisipasi (2) pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan (3)
aktivitas investasi serta pembiayaan. Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan
saldo kas dengan peramalan atau anggaran , atau dengan kebijakan perusahaan mengenai
saldo kas minimum dan investasi aktas kelebihan kas

Resiko pengendalian

Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh system pengendalian internal yang baik, sehingga dapat memungkinkan
auditor untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Karena rawannya saldo
kas terhadap pencurian , maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian
atas kas , dan memastikan bahwa seiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan
dengan jelas kepada manajemen.

Tiga Prosedur standar audit untuk setiap audit :

1. Penerimaan Konfirmasi Bank


2. Penerimaan Rekening Koran pada Titik Pisah Batas, dan
3. Pengujian Atas Rekonsiliasi Bank

1. Penerimaan konfirmasi bank


Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan
konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien
melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak
merespons permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau
meminta klien untuk berkomunikasi dengan bank untuk memintanya melengkapi dan
mengembalikan konfirmasi ke auditor. Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang
diminta untuk mengisi konfirmasi bank, AICPA menyetujui penggunaan formulir konfirmasi
bank standar.

2. Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank


Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode parsial
dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum
dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan
pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir
tahun.
Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor melaksanakan verifikasi berikut dalam
bulan setelah tanggal neraca :
1. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit
2. Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan
3. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah
dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukan penghapusan atau
perubahan.
3. Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian
internal yang penting terhadap kas. Auiditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan
apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengancermat dan untuk
memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlah ya dengan kas aktual
di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.
Prodedur verifikasi atas rekonsiliasi :
1. Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara matematis
2. Menulusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada laporan pisah batas ke
saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut sama.
3. Menulusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukan dengan laporan
pisah batas bank ke daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran
kas pada periode itu atau periode-periode sebelum tanggal neraca.
4. Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek yang beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
5. Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank
6. Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.
A. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN
Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk mentukan
kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internaltidak memadai,
terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi
kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan
secara independen.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:
1. Konfirmasi piutang usaha
2. Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
3. Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
4. Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
5. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan
serta pengurangan.
Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Asumsi:
Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31
desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :
1. Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan semua item yang
direkondiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan bank bulan
Desember
2. Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam laoran bank
bulan desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas
3. Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan November dan
jurnal pengeluarandan penerimaan kas bulan Desember ke rekonsiliasi bank tanggal 31
Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah dimasukan
4. Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31 desember
menyajikan item dari rekonsiliasi bank bukan November dan jurnal bulan Desember yang
belum dikliring oleh bank.
Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
• Semua kas yang tercatat telah disetor
• Semua setoran telah dicatat
• Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
• Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat

Pembuktian kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode
pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkan pengujian susbtantif atas transaksi
dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam
membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan
rekonsiliasi bank. Penerimaan buktu kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat,
sementara rekonsiliasi bank adalah pengujian atasa saldo kas pada suatu waktu tertentu.

Pengujian Transfer Antarbank


Para penggelap biasanya menurupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai
Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut
dengan tidak benar.
Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank,
auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan
setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar.
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
 Ketepatan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan
terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya
yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di
tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan
pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk
menutupi berkurangnya kas.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar
dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus
dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar
pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
 Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi
bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian
harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji
atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa
memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

B. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti
yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar.
Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun
bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan
laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali
pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya,
diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak
direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.
C. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan
auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas
lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya
dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus
jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang
bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang
disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas
kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut
yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh
petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi
kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam
menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama
pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian
risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun
berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material.
Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil
dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus memasukkan :
 Footing voucher kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
 Memperhatikan urutan voucher kas kecil
 Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
 Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur,
dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada
akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan
apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material
Kesimpulan

Pengujian substantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan


tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan
keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo kas yang disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas
kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca. Dengan
metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo untuk kas di bank dengan indentifikasi
resiko bisnis klien yang memperngaruhi kasi di bank, lalu tentukan salah saji yang dapat
ditolelir dan menilai resiko bawaab untuk Kas di Bank, Menaksir resiko pengendalian untuk
Kas di Bank, Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif
atas transaksi untuk beberapa siklus, kemudian merancang dan melaksanakan prosedur
analitik untuk kas di bank

Dalam prosedur audit, ada tiga prosedur standar yang harus dilakukan yaitu dengan
penerimaan konfirmasi bank, kemudian penerimaan rekening koran pada titik pisah Batas,
dan pengujian atas rekonsiliasi Bank

Anda mungkin juga menyukai