Bu Dewi Hapsari PDF
Bu Dewi Hapsari PDF
DIII KEPERAWATAN
STIKKES ANNUR PURWODADI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah yang berjudul “Strategi Komunikasi Terapeutik Pada Klien
Lanjut Usia” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberi
dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Bu
Dewi Hapsari, SKM., M.Kes selaku guru pengampu mata kuliah Komunikasi
Keperawatan, yang telah memberikan bimbingan, saran dan idenya kepada kami
sebagai penyusun.
Kami harapkan makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran sehingga
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami sebagai penyusun. Oleh karena itu, Kami
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan
hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran
pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi
pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, teatnya untuk
memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat
tersebut (Pearson dan Nelson dalam Mulya 2009:5)
Semakin tua umur seseoang, maka semakin rentan kesehatannya. Terdapat
banyak buki bahwa kesehatan yang optimal pada pasien lanjut usia tidak hanya
bergantung pada kebutuhan biomedis semata namun juga bergantung kepada
kondisi sekitarnya, seperti perhatian yang lebih terhadap keadaan sosial, ekonomi,
kultural, bahkan psikologis dari pasien. Walaupun perbaikan pada pelayanan
kesehatan cukup signifikan pada pasien lansia, namun perlu adanya komunikasi
yang baik dan empati terutama dari keluarga dalam penanganan kesehatan lansia.
Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam
pelayanan keperawatan berupa komunikasi terapeutik yang penting dan berguna
bagi pasien yang dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu
pasien dalam menghadapi persoalan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi dan lansia?
2. Bagaimana pendekatan perawatan klien lanjut usia dalam konteks komunikasi?
3. Bagaimana teknik komunikasi pada klien lanjut usia?
4. Bagaimana hambatan berkomunikasi pada klien lanjut usia?
5. Bagaimana teknik dalam perawatan klien lanjut usia pada reaksi penolakan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi dan lansia
2. Mengetahui pendekatan perawatan klien lanjut usia dalam konteks
komunikasii
3. Mengetahui teknik komunikasi pada klien lanjut usia
4. Mengetahui hambatan berkomunikasi pada klien lanjut usia
5. Mengetahui teknik dalam perawatan klien lanjut usia pada reaksi penolakan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-
kejadian yang dialami pasien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik
pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifnya.
Perawatan fisik secara umum bagi pasien lanjut usia dibagi atas dua bagian
yaitu
a. Pasien lanjut usia yang masih aktif, keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari-hari masih
mampu melakukan sendiri
b. Pasien lanjut usia yang pasif (tidak dapat bangun), keadaan fsinya
mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar
perawatan pasien lanjut usia tentang hal yang behubungan dengan
kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya sehingga
mencegah timbulnya peradangan.
2. Pendekatan psikis
Perawat harus mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhada segala sesuatu yang asing, dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi
kesempatan dan waktu yang cukupuntuk menerima berbagi bentk keluhan
agar lanjut usia dapat puas. Perawat harus memegang prinsi sabar, simatik,
dan sevise. Dalam mengubah tingkah laku dan pandangan lanjut usia, perawat
bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia dapat menciptakan sosialisasi mereka. Para
lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar dengan kegiatan
menonton tv, mendengarkan radio, atau membaca majalah dan surat kabar.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungan klien lanjut usia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya.
Teutama bila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
Perawat harus memiliki semangat dan pantang menyerah agar klien lanjut
usia ikut bersemangat, terutama klien lanjut usia yang terkadang merasa
dirinya terbuang dan sakit karena tua.