Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan penelitian untuk dituangkan dalam laporan penelitian atau mencari
suatu jawaban yang terpercaya dari suatu pernyataan, langkah awal yang perlu diingat adalah
menelusuri dasar yang sudah baku yang akan dijadikan tumpuan dalam menentukan langkah
berikutnya. Proses penelusuran ini sangat penting karena acuan yang relevan dan baku akan
mengarahkan seorang peneliti mencari jawaban yang tepat dalam kurun waktu tertentu. Acuan
pustaka sebagai tempat konsultasi dapat berupa text books yang standar, buku-buku yang
mutakhir, tesis, disertasi, serta jurnal. Kemampuan seorang peneliti menemukan acuan yang
memadai mencerminkan bobot penelitian yang dilakukannya.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan
utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai
piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan
permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui
teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau
tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan
pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti
pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis
yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-
jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan
hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis
agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai kajian pustaka dan hipotesis
dalam sebuah penelitian sehingga mengurangi kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian
hipotesis.

1
1.2 Rumusan masalah

1. apa pengertian dari kajian pustaka ?

2. apa tujuan dari kajian pustaka ?

3. apa manfaat kajian pustaka ?

4. bagaimana proses mengkaji bahan pustaka ?

5. apa pengertian hipotesis ?

6. bagaimana cara merumuskan hipotesis ?

7. bagaimana hubungan hipotesis dengan kajian pustaka ?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian dari kajian pustaka

2. untuk mengetahui tujuan dari kajian pustaka

3. untuk mengetahui manfaat kajian pustaka

4. untuk mengetahui proses mengkaji bahan pustaka

5. untuk mengetahui pengertian hipotesis

6. untuk mengetahui cara merumuskan hipotesis

7. untuk mengetahui hubungan hipotesis dengan kajian pustaka

2
BAB II

PERMBAHASAN

2.1 kajian pustaka

2.1.1 Pengertian kajian pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian atau yang biasa kita kenal juga dengan istilah kajian
literature, kajian teoritis, landasan teori dan sebutan lainnya. pada dasarnya setiap penelitian
didasari oleh suatu landasan teori tertentu, yang menjadi pijakan bagi peneliti untuk melakukan
penelitiannya. Berdasarkan kajian kajian teori yang kita lakukan maka kita akan mendapatkan
informasi terkait dengan hal yang akan kita kaji.
Purwono (2010) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kajian pustaka adalah segala
usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah,
laporan penelitian, karangan-karangan ilmia, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-
ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain. hal penting yang akan diperoleh dalam kegiatan ini adalah peneliti memperoleh:
1.Teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan/pedoman bagi penelitian
2 .Informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitian yang
akan dilakukan.
Suatu kajian pustaka mungkin sepenuhnya memuat deskripsi misalnya, berupa suatu
annotated bibliography(daftar kutipan buku,artikel dan dokumen) atau kajian ini memberikan
sesuatu pemaparan penting tentang pustaka dalam suatu bidang tertentu, yang menyatakan
dimana kelemahan dan kesenjangan yang ada, yang membedakan dengan pandangan penulis
tertentu atau yang memunculkan kesalahan kajian pustaka, itu tidak cukup hanya memberikan
rangkuman tetapi juga akan memberikan penilaian dan penunjukan hubungan antara bahan-
bahan yang berbeda sehingga memunculkan tema kunci, bahkan suatu kajian yang bersifat
deskriptif tidak cukup hanya menyebutkan daftar nama atau uraian kata-kata tetapi juga perlu
menambahkan komentar-komentar dan menghasilkan tema-tema suatu kajian pustaka memuat
rangkuman dan uraian secara lengkap dan mutakhir tentang topik tertentu sebagai nama
ditemukan dalam buku-buku ilmiah dan artikel jurnal.

3
Dalam proses melakukan kajian pustaka yang perlu diperhatikan adalah peneliti tidak
sekedar memberikan penjelasan tentang tesis, disertasi atau jurnal, artikel dari internet yang
diacu, tetapi harus mengupas, membahas secara objektif dan kritis. Kesimpulan dan gagasan
atau penemuan-penemuan yang telah diacu kemudian dibanding-bandingkan, dikaji ulang
dengan secara cermat dan diteliti secara masak. Fenomena-fenomena hasil penelitian terdahulu
dari satu acuan baku dibandingkan dengan acuan yang lain seperti buku-buku mutakhir, jurnal-
jurnal kemudian diulas. Termasuk dalam ulasan kajian pustaka ialah apabila karya-karyailmiah
atau buku yang diacu ditemukan perbedaan kesimpulan yang prinsip atau mungkin adanya
pertentangan antara satu acuan dengan acuan yang lain maka seorang peneliti harus
mengungkapkan secara objektif, lugas, dan membahas kembali. Akhirnya peneliti harus
menyatakan kesimpulan sendiri hendak dibawa kemana hipotesis dari teori yang sedang diteliti.
Peneliti seperti itu harus tegas dalam menyatakan pendapatnya sendiri sebab di sinilah ditantang
untuk menunjukkan kemampuannya sebagai ilmuan yang mandiri dan tangguh agar
penelitiannya berbobot dan berkadar tinggi berkat pendapat asli dan inovativ. Oleh karena itu ia
harus mempunyai sifat “honest and accurate”, dua syarat yang diperlukan untuk mendapatkan
“reliability and credibility” yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam penelitian
peneliti tidak diperbolehkan merekayasa data atau hasil temuan penelitian agar sesuai dengan
teori atau hipotesis yang kita ajukan.

2.1.2 Tujuan kajian pustaka

Kita ingin memberikan sumbangan pengetahuan berkenaan dengan bidang penelitian yang
kita lakukan hal yang utama kita perhatikan adalah kajian-kajian terkait yang telah dilakukan
oleh peneliti lain, dengan mempertimbangkan hal ini Apabila penelitian yang kita lakukan itu
didukung oleh kajian teori yang telah ada atau mendukung hasil penelitian sebelumnya, mungkin
berbeda atau bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya, pada saat ini untuk melakukan
kajian pustaka telah mendapatkan kemudahan sarana dan fasilitas apakah yang berupa bahan-
bahan cetak maupun bahan-bahan lunak soft copies dalam bentuk elektronik telah tersedia
banyak.
Seorang peneliti atau penulis, melakukan penelusuran secara cermat dan fokus tentang hal
ihwal yang menjadi perhatiannya. peneliti menaruh perhatian terhadap suatu masalah tertentu,
mengkajinya secara mendalam. untuk mengkaji lebih jauh, perlu adanya dukungan teoritis

4
konseptual dan empiris tentang hal tersebut. dukungan teoritis konseptual berasal dari sumber-
sumber tepercaya. Adapun dukungan empiris berasal dari data lapangan. untuk melakukan
pengkajian lebih jauh, peneliti atau penulis perlu melakukan kajian pustaka. kajian pustaka
berasal dari laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah, karya ilmiah, dokumen tertulis, karya lain
yang relevan.
Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan makna tentang kajian pustaka, alasan secara
rasional perlunya kajian pustaka sangat beragam menurut Borg and gall (2003) mengemukakan
bahwa kajian pustaka memiliki peran/tujuan dalam hal sebagai berikut.
1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem). pasti mengalami kegagalan
jika para peneliti tidak membatasi cakupan permasalahannya. pemilihan suatu masalah yang
terbatas dan mengkajinya secara mendalam jauh lebih baik daripada kajian suatu masalah yang
luas. dengan mengkaji literature, kita dapat menemukan Bagaimana peneliti lain telah
merumuskan alur penelitian yang berhasil dalam suatu bidang tertentu yang lebih luas.
2. Menemukan arah baru penemuan(seeking New Lines of inquiry). melakukan suatu kajian
pustaka, kita perlu menentukan penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan bidang yang
kita perhatikan. hal yang sama pentingnya, kita juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan
penelitian yang selama ini telah dilupakan pengalaman dan latar belakang yang kita miliki
memungkinkan kita untuk melihat segi masalah yang tidak menjadi perhatian peneliti lain
dengan demikian, kita melihat sisi lain dari berbagai masalah yang tidak menjadi bidang kajian
penelitian lain.
3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil(avoiding fruitless up proaches). dengan
mengkaji pustaka atau literature, menemukan alur penelitian dalam bidang kita yang terbukti
tidak berhasil. misalnya penelusuran pustaka kadang-kadang mengidentifikasi kajian-kajian
sejenis yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, semaunya menggunakan pendekatan
yang hampir sama dan rasanya telah gagal untuk menemukan hubungan atau perbedaan yang
signifikan. temuan seperti itu dapat dipakai sebagai rujukan, dan juga sebagai hal pembanding
dengan temuan baru Jika memang ternyata berbeda.
4. Memperoleh pemahaman metodologis(gaining methodological In sights). mengkaji laporan
penelitian kadang kala kita hanya memberikan sedikit perhatian terhadap sesuatu, selain hasil
penelitian ini merupakan suatu kesalahan Karena informasi yang lain dalam laporan penelitian

5
tersebut tetap memberikan kontribusi kepada kita misalnya berkenaan tentang rancangan
penelitian kita.
5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan(identifying recommendation for
further research). para peneliti sering menyimpulkan bahwa laporan penelitian, dan diskusi
permasalahan yang telah diajukan melalui penelitian. dan rekomendasinya ditunjukkan kepada
penelitian lain yang mungkin akan dilakukan. suhu dan rekomendasi perlu dipertimbangkan
secara seksama karena hal-hal tersebut mempresentasikan pemahaman yang diperoleh oleh
peneliti setelah melakukan kajian permasalahan tertentu.
6. Mencari dukungan dari teori utama (seeking support for grounded the ory). banyak kajian
penelitian dirancang untuk menguji suatu teori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan
proses belajar atau fenomena pendidikan. menurut glasser pada tahun 1978 mengemukakan
bahwa kajian peneliti dapat juga dirancang melalui pertama kali pengumpulan data dan
kemudian mengkaji suatu teori Berdasarkan data tersebut dihasilkan disebut grounded theory
karena hal ini dilandasi oleh sejumlah data lapangan secara nyata(real world data). Glaser, lebih
jauh, menyarankan kepada para peneliti yang merancang untuk menggunakan pendekatan
grounded theory ini tidak melakukan kajian literatur sebelumnya karena mereka memungkinkan
untuk diungkapkan oleh teori yang dipakai oleh peneliti lain akibatnya mereka tidak mampu
mengungkap atau melihat datanya dengan suatu perspektif yang baru. Ary, Jacob dan sorensen
pada tahun 2010 menyatakan bahwa mencari literatur terkait perlu dilakukan sebelum peneliti
melaksanakan penelitiannya agar Memberikan suatu konteks dan latar belakang yang
mendukung pelaksanaan penelitian.

2.1.3 Komponen Kerangka Teoritis


KONSEP
Menurut Nazir (2005) yaitu :
CONSTRUCT

TEORI

PROPOSISI

VARIABEL

HIPOTESIS

DEFINISI OPERASIONAL

6
a. Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk


menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Ini disebut konsep. Yakni istilah
dan definisi yang digambarkan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan,
kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian.
Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan
menggambarkan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan
lainnya. Contoh: Konsep badan. Agar konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, konsep
tersebut harus dijadikan variabel dengan mengambil dimensi tertentu badan, misalnya tinggi
badan, berat badan, dan bentuk badan yang mengandung variasi nilai. Konsep penduduk, dapat
dirumuskan variabel-variabel jenis kelamin, suku bangsa, umur dan variabel-variabel lain.
Konsep ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama, konsep-konsep yang jelas hubungannya
dengan fakta atau realitas yang mereka wakili. Contoh: Meja. Konsep meja digunakan sebagai
abstraksi dari semua karakteristik meja yang dapat diamati secara langsung serta mudah diukur,
yakni: mempunyai permukaan datar, memiliki kaki dan digunakan untuk aktivitas-aktivitas
tertentu manusia.
Konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau
realitas Konsep jenis kedua lebih banyak diamati dalam penelitian sosial, tidak mudah
menghubungkannya dengan fenomena yang diacunya. Konsep-konsep ini memiliki tingkat
abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian yang kongkrit, sehingga tidak mudah
menghubungkannya dengan kejadian, obyek atau individu tertentu. Konsep yang abstrak seperti
ini sering disebut konstruk (Construct). Contoh: Sikap, perilaku memilih, partisipasi kerja,
produktivitas kerja, jabatan, dan status pekerjaan.

b. Konstruk (construct)

Construc sebenarnya bukan hanya merupakan konsep-konsep yang lebih abstrak,


melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk keperluan ilmiah.
Construct sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian ilmiah melalui dua cara, yaitu:
mengoperasionalisasikan construct ke dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur
menjadi variabel penelitian seperti yang telah dibahas sebelum ini, dan menghubungkan

7
construct yang satu dengan cunstruct yang lain menjadi suatu konstruksi teori. Misalnya, inovasi
dan kreatif merupakan bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.
Construct dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, namun juga menyangkut apa
yang dipersepsikan orang. Contruct dalam riset mempunyai makna yang berbeda dengan konsep,
sebab construct merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari berbagai dimensi.
Contohnya seperti construct kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan abstraksi dari fenomena
psikologis seorang terhadap pekerjaan yang diamati berdasarkan persepsi yang bersangkutan
terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan yaitu: dimensi Tugas yang dikerjakan, rekan-
rekan sekerja, atasannya, kompensasi, promosi karir dll.
Dimensi-dimensi construct yang tersusun menjadi construct yang lebih abstraks yaitu construct
kepuasan kerja. Misal dimensi contruct kepuasan terhadap tugas dapat diobservasi berdasarkan
tanggapan seseorang mengenai sifat, jenis, kondisi atau hal lain yang ditugaskan misalnya
rutinitas tugas, kompleksitas tugas dan sebagainya. Dengan demikian construct terdiri dari
konsep-konsep yang dapat diamati yang selanjutnya untuk keperluan penelitian diukur dengan
menggunakan skala pengukuran. Construct yang diukur dengan skala tertentu selanjutnya
menjadi variabel.

c. Teori

Teori merupakan serangkaian asumsi, construct, konsep (consepts), definisi (definitions),


dan proposisi (propositions) untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar variabel.
Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Teori
menerangkan secara sistematis suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar konsep.
Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan
dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. Perlu adanya pemahaman pada
tahap teoritisasi, karena dengan adanya pengetahuan tentang konsep, konstruk dan teori, peneliti
akan dapat merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik.

d. Proposisi

8
Dalam ilmu sosial, realitas biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara dua konsep.
Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi disajikan dalam bentuk
suatu kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep.
Proposisi merupakan salah satu dari elemen teori, disamping construct, konsep dan
definisi, yang memberi gambaran fenomena-fenomena secara sistematis melalui penentuan
hubungan antar variabel. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,
disangkal ataupun diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena. Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji
secara sistematis disebut dengan hipotesis.
e. Variabel

Menurut Triyono(2013), variabel diartikan sebagai sesuatu yang dapat berubah seperti
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Secara teoritis variabel dapat diartikan
sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain. Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel
adalah besaran yang bisa diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil
penelitian.

f. Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan,
karena merupakan instrumen kerja dari teori. Berdasar teori-teori yang dikemukakan, dapat
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir, selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun
hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yang dijabarkan
dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Karena sifatnya masih
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul atau
penelitian ilmiah.

g. Defenisi operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya


mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dari informasi tersebut dia
akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel itu dilakukan. Dengan demikian

9
dia akan menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan
prosedur yang baru.

2.1.4 Cara Menyusun Kajian Pustaka


Menurut cara penyajiannya, kajian pustaka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b) penyajian disesuaikan relevansi, kedekatannya
dengan objek
A. Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis dengan
pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu dalam menentukan objektivitas
penelitian seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.
B. Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian dengan
penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih
baik dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru berbeda dengan
penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi paling kuat yang mengantarkan
peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya duplikasi.
Selain kedua jenis di atas, terdapat pula dua cara penyajian kajian pustaka yang berbeda,
yaitu :
(a secara deskriptif : Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa
menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa analisis akan diuraikan
pada bab berikutnya
(b) secara deskriptif : dengan analisis Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis
selain berbentuk deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbedaan dan persamaannya
Dengan demikian, kajian pustaka menunjukkan di mana posisi penulis dalam kaitannya
dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan, apakah menolak, mengkritik, menerima, dan
atau yang lainnya.

10
2.2 Pentingnya kajian pustaka

Melakukan kajian putaka merupakan salah satu cara atau sarana untuk menunjukkan
pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian tertentu, yang mencakup kosakata, metode dan
asal usulnya ( Radolph,2009 ). Di samping itu sebuh kajian pustaka memberikan memberikan
informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok penelitiyang memiliki pengaruh
tentang suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran, evaluasi, teknologi
pembelajaran, pembelajaran ilmu pengetahuan alam atau sains, dan seterusnya.

Dalam kaitan dengan kajian pustaka ini, Hart ( dalam Randolph,2009) memberikan
pandangan lebih jauh tentang alasan-alasanperlunya melakukan kajian pustaka, yaitu:

A. Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan;
B. Menentukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik;
C. Mensintesiskan dan memperoleh suatu perspektif baru;
D. Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik;
E. Menentukan konteks topik atau permasalahan;
F. Mersionalisasikan pentingnya masalah;
G. Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek;
H. Memahami struktur isi;
I. Mengaitkan ide dan teori permasalahan

Setelah maslahh penelitian dirumuskan, langkah berikutnya adalah mencari landasan


teori, konsep, atau pengetahuan yang relevan dengan masalah yang selanjutnya dapat dijadikan
sebagai dasar atau landasan teoritis bagi penelitian yang dilakukan itu, landasan teoritis ni
penting artinya bagi seorang peneliti, karena penelaahan kepustakaan ini merupakan bagian
penting dalam proses penelitian. Proses penelitian yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok peneliti sebagaian besar dituntun oleh keperpustakaan yang mennjang.
Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi dua yaitu : Sumber acuan umum
dan Sumber acuan khusus. Teori dan konsep yang melandasi kajian pustaka ini pada umumnya
dapat ditemukan dalam sumber acuan umum. Sumber acuan ini berupa kepustakaan yang
berwujud buku teks, ensiklopedia, monograp, dan sejenisnya. Disamping itu, penelitian dapat
menggunakan generalisasi yang didapatkan dari hasil-hasil penelitianterdahulu. Hasil penelitian

11
itu pada umumnyaditemukan dalam sumber acuan khusus, misalnya: jurnal, buletin penelitian,
disertasi, tesis, skripsi, dan sumber acuan lain yang memuat hasil penelitia. Penggunaan sumber
pustaka atau sumber acuanitu haruslah bersifat selektif (dipilih). Artinya tidak semua bahan
pustaka itu ditelaah untuk menjadi landasan penelitian.
Untuk menilai sumber-sumber pustaka yang akan dipakai sebagai acuan dalam tinjauan
kepustakaan, penelitian dapat menggunakan suatu kriteria. Kriteria untuk menilai penggunaan
dan kehadiran kajian pustaka menurut Tuckman (1988,1999) tersebut mencakup:
1. Ketepatan (Adequacy)
Sumber pustaka yang menjadikan pijakan pembahasan yang dipilih harus
memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan derajat
kesesuaian antara masalah dan sumber pendukungnya, atau variabel penelitian yang
sedang dikaji sesuai betul dengan referensi yang menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam
suatu penelitian mempertanyakan masalah hubungan antara kecemasan dan hasil belajar,
maka sumber pustaka pendukungnya terikat dengan kecemasan dan hasil belajar. Jika
seorang peneliti ingin memverifikasi pengaruh strategi pembelajarantertentu dengan hasil
belajar, maka referensi pendukungnya terkait dengan strategi dan hasil belajar “bukan
yang lain-lain” diamasukkan.
2. Kejelasan (Clarity)
Hal kejelasan ini sangat terkait dengan apakah sebagai peneliti atau penulis dapat
memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti atau penulis
memahami masalah atau variabel penelitian kejelasan sebagai sivat variabelyang
berhubungan “ the nature of the substance” tersebut perlu dikupas secara mendalam.
3. Empiris atau Alamiah (Empiricalness)
Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan aktual
(temuan lapangan), yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan empiris yang
berasal dari lapangan secara reliabel dan sahih dapat meningkatkan keakuratan kajian.
Kajian yang akurat lebih dapat dipercaya dari pada dari pada sekedar pendapat awam.
4. Kemutahiran (Recency)
Persyaratan kemuktahiran sangat penting diperhatikan baik dalam penelitian
maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemuktahiran initerkait dengan pengutipan dari
sumber-sumber yang terbaru, up-to-date. Sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan

12
pada hasil penelitian terkini pula.itulah sebabnya syarat kemuktahiran ini sangat
diperlukan. Hasil penelitian muktahir biasanya memberikan informasi yang lebih lengkap
karena menggunakan data terbaru.
5. Relevanci (Relevancye)
Relevansi ini terkait dengan kutipan yang berhubungan dengan variabel dan
hipotesis yang sedang menjadi perhatian peneliti. Misalnya, variabel dan hipotesis yang
diuji dalam penelitianberkenaan dengan strategi pembelajaran kooperatif dan hasil
belajar, maka kutipan atau kajian pustaka harus sesuai atau relevan dengan kedua
variabel tersebut. Sumber atau rujukan yang digunakan memiliki tingkat relevansi dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevansi ini menjadi sangat penting karena
sumber-sumber yang relevan itu menjadi baha, “stuff” bagi peneliti dalam mendiskusikan
hasil penelitianatau pijakan-pijakan teoritis atau konseptual.
6. Organisasi (Organization)
Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan dengan
keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang mencakup
pendahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau penyusunan tata tulis dilakukan
secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis. Organisasi tulisan yang baik
membantu para pembacanya untuk mengikuti jalan pikiran secara runtut.
7. Menyakinkan (Convicingness)
Perihal meyakinkan ini berkenaan dengan apakah kajian pustaka itu membantu
penelitian atau penulis memahami benar masalahnya sehingga mampu meyakinkan orang
lain. Sumber kajian pustaka memiliki keyakinan tinggiapabila memang dikerjakan oleh
pakarnya. Sumber rujukan yang meyakinkandapat meneguhkan keyakinan kita sebagai
seorang peneliti, dan sumber yang kredibel memberikan gambaran yang menyakinkan
pula bagi pembacanya.

Berdasarkan penggunaaan dua acuan di atas, yaitu sumber acuan umum dan khusus,
penelitian dapat melakukan dua penelaahan atau analisis dalam memberikan kajian pustaka yang
berkaitan. Penalaran deduktif dilakukan berdasarkan teori atau konsep umum yang ada, dan
penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil penelitian. Berkenaan
dengan kriteria pemilihan sumber pustaka, cooper (1988) mengajukan enam kriteria penilaian
kajian literatur dalam suatu taksonomi sebagaimana tetera pada tabel berikut:

13
Tabel. Taksonomi Kajian Pustaka
Karakteristik Kategori

Fokus Hasil penelitian


Metode penelitian
Teori
Praktik atau pelaksanaan
Tujuan (goal) Integrasi:
a) Generalisasi
b) Penyelesaian konflik
c) Bangunan yang berkenaan dengan dialek
d) Identifikasi isu-isu sentral
Perspektif Representasi
Dukungan
Cakupan Kelengkapan atau kedalaman
Kelengkapan selektif
Representasi
Pusat perhatian
Organisasi Bersifat historis
Bersifat konseptual
Berkenaan dengan metodelogi
Audiensi Pakar dalam bidang khusus
Praktisi atau pembuatan kebijakan
Masyarakat umum
Menurut Coper kajian pustaka diklasifikasikan menurut beberapa klasifikiasi berikut:

1). Fokus (Focus)

Ciri-ciri khusus atau karakteristik pertama adalah fokus kajian. Berkenaan dengan fokus
kajian ini, dipilih kedalam empat hal penting, yaitu:

a. Hasil penelitian;
b. Metode penelitian;

14
c. Teori;dan
d. Praktik atau aplikasi.

Hasil penelitian atau penelitian yang berorientasi pada hasil membantu kita dalam
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan informasi pada hasil penelitian tertentu, dengan
demikian dapat menentukan suatu kebutuhan perlunya penelitian hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan. Fokus kedua adalah metode penelitian. Metode penelitian dalam bidang
yang dipilih bermaksud mengidentifikasi variabel-variabel utama atau kunci, pengukuran, dan
metode analisis; dan menginformasikan hasil penelitian. Di samping itu, kajian metodelogi ini
sangat membantu kita dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam khasanah
penelitian dan membahas bagaimana praktik-praktik tersebut berbeda dalam kelompok, waktu,
dan latar.

Selain itu pula, metode penelitian yang dikaitkan dengan hasil membantu kita dalam
mengidentifikasi cara-cara yang berkaitan dengan metode mana yang menginformasikan hasil.
Ketiga adalah fokus yang teori-teori mana yang ada, yang berhubungan pustaka yang ada, dan
seberapa besar sumbangan teori yang ada terhadap penelitian yang lakukan. Suatu kajian
pustaka, misalnya, memusatkan pada bagaimana suatu upaya perlakuan (intervensi) tertentu
dilakukan atau sekelompok orang (peneliti) ingin melakukan praktik tertentu ( dalam penelitian
tindakan) yang dalam latar belakang keempat jenis kajian dapat menentukan praktik tetapi tidak
tercapai.

2). Tujuan (Goal)

tujuan dari berbagai jenis kajian literatur adalah ingin mengintegrasikan dan
menggeneralisasikan temuan dari satuan-satuan, perlakuan, hasil dan latar atau lingkungan
dengan maksud untuk memecahkan suatu perdebatan atau pembicaraan dalam suatu bidang atau
untuk menjembatani bahasa yang dipakai dalam berbagai bidang. Misalnya, metaanalisis adalah
suatu teknik kajian yang sering dipakai di mana tujuan utamanya adalah untuk mengintegrasikan
hasil kajian secara kuantitatif. Dalam penelitian lain, kajian mungkin bertujuan untuk
menganalisis secara kritis penelitian sebelumnya, mengidentifikas isu-isu sentral, atau secara
eksplisit menjelaskan keselarasan argumen dalam suatu bidang kajian tertentu.

3). Perspektif (Perspective)

15
Dalam penelitian kualitatif, kajian yang dilakukan oleh peneliti sering kali dipakai untuk
mengungkapkan subjektivitas (bias) itu mempengaruhi kajian atau penelitian. Peneliti berusaha
untuk mengambil posisi netral dan menyajikan temuan penelitian sebagai suatu fakta. Perspektif
yang diambilini sangat tergantung pada apakah kajian yang dilakukan termasuk kuanttatif atau
kualitatif.

4). Cakupan Isi (Coverage)

Berkeaan dengan cakupan isi, Cooper mengajukan empat hal, yaitu: pertama, kajian
menyeluruh atau lengkap (an exhaustive revew), yaitu kajian yang memberikan tempat setiap
kajian pada suatu topik tertentu, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
Namun demikian, temuan setiap peelitian memerlukan menuntut tersedianya waktu lebih banyak
dari pada waktu yang ada. Kajian secara lengkap ini adalah ingin mendefinisikan populasi yang
terlibat dalam penelitian dan sejumlah artikel yang dapat dikaji. Cakupan kedua, menurut Cooper
(1988) disebut sebagai an exhaustive revew eith selective citstion, yaitu kajian secara lengkap
dengan kutipan yang selektif. Dalam hal ini, misalnya hanya kutipan yang berasal dari jurnal
yang dijadikan rujukan, sebaliknya kajian yang bersumber dari makalah pertemuan ilmiah tidak
dimasukkan.
Cakupan yang ketiga, yaitu cakupan isi yang mempertimbangkan rujukanartikel yang
diambil secara sampel representatif, a representative sample of articles, dan membuat
kesimpulan berdasarkan sampelyang dipilih dari populasi. Cakupan pemilihan artikel yang
keempat, oleh Cooper disebut sampel bertujuan, purposive sample. Dalam pendekatan nikajian
membahas hanya artikel-artikel yang menjadi sentral kajian suatu bidang ( the central or pivotal
articles in a filed ). Kunci kajian ini adalah ingin meyakinkan kepada pembaca bahwa artikel
yang terpilih , kenyataannya, merupakan kajian pokok dalam bidang.

5). Organisasi (Organization)

Ada banyak format untuk mengorganisasikan sebuah kajian pustaka. Dia antara format
tersebut ada tiga yang paling umum, yaitu:
A. Format historis (historical format);
B. Format konseptual (the conceptual format );
C. Format metodelogis (the methodological format ).

16
Dalam bentuk format historis, kajian diorganisasikan menurut urutan kronologi waktu.
Jelasnya, format ini dipilih manakala tekanannya pada perkembangan metode penelitian atau
teori, atau perubahan dalam praktik. Misalnya dalam menyusun kutipan diurut menurut urutan
waktu dari yang paling lama ( metode atau teorii lama) menuju ke yang baru. Format yang kedua
disusun dengan skema organisasi umum yang dibangun dan dikemangkan dari sekitar konsep
tertentu. Misalnya, kajian yang diorganisasi di sekitar proposisi dalam rasional penelitian atau,
kajian yang difokuskan pada teoritis, diorganisasikan menurut berbagai macam teori dalam
literatur. Format terakhir, yaitu kajian literatur dapat diorganisasikan menurut metodelogis,
sebagaimana dalam pembahasan empiris ( misalnya, pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi).
Dalam beberapa kasus, yang paling efektif adalah memadukan atau mempertemukan format
tersebut.

6). Audiens (Audience)

Ciri yang terakhir menurut taksonomi cooper (1988) adalah audinsi, audience. Misalnya,
dalam suatu kajian yang terkait judul, “Implementasi Strategi Jiksaw dalam Pembelajaran X…,
maka audiensi yang utama adalah guru dan para siswa. Para pemangku kebijakan, penelitian lain,
sifat-sifat di sekolah, Orangtua, Mahasiswa, atau pihak lain merupakan audiensi berikut.

Penelusuran suatu sumber pustaka, pada masa lalu lebih mengandalkan pada sumber atau
dokumen tertulis. Pada era sekarang, disampig menggunakan cara tersebut, cara yang lebih tepat
dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputer dan internet dan juga sumber yang
berbentuk digital. Sumber pustaka, apakah yang berupa data cetak atau online yang dapat
dipakai dalam sebuah kajian litertur, menurut lucido dkk.(2010) mencakup berikut:

a) Artikel dalam jurnal profesional;


b) Laporan resi pemerintah;
c) Prosiding dan makalah konferensi;
d) Buku-buku reverensi atau rujukan;
e) Monografi;
f) Buku-buku yang terbit secara umum;
g) Laporan tesis dan disertasi;
h) Web site;

17
i) Majalah dan surat kabar;
j) Sumber perorangan ( informasi dari hasil wawancara, persentasi, dan catatan dalam
kuliah.

Kriteria lain yang dapat kita pakai untuk menilai sumber dalam suatu kajian literatur
yaitu dengan cara apakah sumber yang sebagian besar merupakan sumber primer atau utama itu
menjelaskan penelitian empiris. Suatu sumber dikatakan sumber primer karena dalam suatu
karya ilmiah atau artikel itu berasal atau merupakan hasil penelitian orisinal yang dilakukan oleh
penulis artikel tersebut. Sebaliknya, suatu sumber dikatakan sebagai suatu sumber sekunder
karena sumber tersebut tidak ditulis oleh penulis sumber melainkan ditulis oleh seseorang yang
menjalankan penelitian yang dilakukan oleh orang lain, sehingga paparannya menjadi berasal
dari pihak kedua atau tangan kedua.

Jurnal-jurnal profesional mencakup sumber primer dan sekunder serta sumber hasil
kajian empiris dan non-empiris. Beberapa sumber pustaka yang dapat diperoleh oleh peneliti
dalam membantu kajiankepustakannya dapat diperoleh dengan cara penelitian harus
mengetahui:

a. Sumber dari karya sebelumya;


b. Lembaga mana yang menyimpan basis data;
c. Dalam bentuk apa basis data itu tersimpan;
d. Cara yang paling efisien untuk memperoleh informasi.

Sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat diperoleh dari sumber,
misalnya:

1. ERIC (Educational Resources Information Center)

ERIC adalah suatu jaringan informasi yang berada pada USA, bersifat nasional sebagai
pusat informasi yang bersifat desentralisasi. Di indonesia dikenal dengan nama Pusat Data dan
Informasi Indonesia (PDII). ERIC ini terdiri atas kumpulan dokumen tentang pendidikan,
utamanya tidak terpublikasikan. Disamping itu, dapat berupa kopi dokumen dalam bentuk
microfiche (film flat) atau bentuk makalah atau risalah. ERIC ini memberikan secara
interpretatif, bibliografi, dan kajian penelitian dari topik-topik terpilih dan disusun dalam sebuah

18
daftar judul dan abstrak. Dengan pendek kata, ERIC dapat kita katakan sebagai sebuah kantor
atau suatu tempat untuk menyimpan sejumlah koleksi tenyang berbagai hal dalam bidang
pendidikan. Saat ini kita juga mengakses ERIC melalui fasilitas internet.

Menurut halaman OVID.com, Selain literatur jurnal, ERIC mengindeks materi yang
berhubungan dengan pendidikan dari organisasi ilmiah, asosiasi profesional, pusat penelitian,
organisasi kebijakan, penerbit universitas, Departemen Pendidikan AS dan lembaga federal
lainnya, dan agen negara bagian dan lokal. Ini tautan ke lebih dari 330.000 dokumen teks
lengkap.

Di dalam Koleksi ERIC, kita akan menemukan catatan untuk berbagai jenis sumber, termasuk:
- Artikel jurnal
- Buku
- Makalah konferensi
- Panduan Kurikulum
- Makalah kebijakan
2. Abstrak (Absract)

Abstrak adalah hasilringkasan suatu penelitian atau kajian dalam bidang tertentu,
misalnya dalam bidang pendidikan, psikologi, sosiologi, ekonomi, dan sebagainya. Abstrak
merupkan suatu ringkasan dari sebuah artikel atau hasil penelitian yang disajikan secara padat
dan lengkap. Suatu abstrak merupakan suatu ringkasan isi artikel secara komprehensif
(APA,2010). APA juga memberikan pedoman bahwa untuk menulis sebuah abstrak dari laporan
penelitian ilmiah memuat kata antara 150-250 kata, yang mencakup masalah, subjek, metode,
temuan dan simpulan. Adapun untuk kajian teoritis atau konseptual memuat antara 75-100 kata,
yang mencakup tujuan, sumber yang digunakan, dan simpulan.

Contoh :

19
3. Indeks (indexes)

Sebuah indeks (indexes) dapat memberikan judul yang dikatalogisasikan menurut atau
berdasarkan judul utama (atas) atau diskriptor tetapi abstrak atau deskripsi apa pun tentang
dokumen.

Reviu jurnal dalam bidang pendidikan dapat kita temui, misalnya:

 Handbook of research on Teaching (chicago:Rand-McNally,1973)


 Review of educational research (washington,DC.AREA,1931)

4. Reviews

Reviews atau kajian adalah judul artikel atau tulisan yang melaporkan dan mensintesis
beberapa hasil karya dalam suatu bidang dalam suatu periode waktu. Orang yang melakukan
reviu (reviewers) menempatkan artikel yang relevan dengan topik-topiknya, dan mengorganisasi
topik tersebut berdasarkan isinya, mendeskripsikan dan membandingkan serta sering kali
mengkritik hasil temuan tersebut, kemudian diakhiri dengan kesimpulan.

5. Jurnal dan Buku

Jurnal dan buku merupakan sumber utama dalam penelitian pendidikan. Jurnal dan buku
ini terdiri atas hasil kerja original atau merupakan “raw materials” untuk sumber-sumber

20
sekunder seperti revews. Para peneliti perlu mengadakan konsultasi dengan sumber primer yang
di dalamnya juga terdapat abstrak dan reviews.

Jurnal-jurnal penelitian berisi laporan tentang kajian penelitian, yang memuat secara
mendalam tentang metodologi dan hasil. Jurnal ini menjadi bahan acuan, sebelum diterbitkan
artikel ini dikaji dan diberikan kritik oleh peneliti lain dalam bidang yang sama.

6. Sumber Internet

Saat ini telah tersedia sumber-sumber bacaan secara terbuka (open sources). Sumber-
sumber tersebut dapat diakses melalui internet. Untuk keperluan rujukan yang diperlukan oleh
peneliti dalam mendukung bahan-bahan referensi, peneliti tinggal akses alamat situs, word wide
web (www). Web telah menyediakan segala informasi yang diperlukan, termasuk sekarang ini
sumber-sumber yang tercetak telah diubah dalam bentuk digital. Bahkan saat ini beberapa jurnal,
indeks, review penelitian juga disajikan dalam bentuk online. Untuk mencantumkan dalam daftar
rujukan, peneliti perlu mencantumkan alamat situs web yang dijadikan acuan.

Sumber-sumber informasi atau rujukan yang diakss dari internet tersebut ada yang tidak
berbayar, tetapi banyak juga yang harus dibayar. Jurnal yang berbayar biasanya memiliki
reputasi atau hak milik.

Beberapa contoh alamat web :

 Hhtp://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/
 www.sciencedirect.com/science/journal

2.3 Langkah-langkah penulusuran pustaka

Melakukan penelusuran kajian pustaka, sebagaimana ditemukan di depan menjadi hal


sangat penting. Penelusuran suatu pustaka meliputi:

a) Memilih bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat;


b) Menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan; dan
c) Menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.
Penelusuran literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah pertama
adalah mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk deskriptornya.

21
Langkah berikutnya adalah menelusuri judul dan abstrak relevan. Penelusuran yang baik
mencakup tiga kategori dokumen, yaitu:
a. Artikel yang diterbitkan;
b. Artikel yang tidah diterbitkan;dan
c. Disertasi atau tesis.
Menempatkan dokumen sumber primer menjadi pertimbangan kita dalam menelusur
bahan pustaka. Judul danabstrak memberikan informasi terbatas tentang hasil kerja peneliti
terdahulu. ERIC memberikan judul dan abstrak yang sangat ringkas ( sering hanya terdiri atas
satu kalimat). Adapun, DATRIX hanya memberikan judul.
Pemilihan bahan pustaka harus selektif, karena memilih artikel yang akan dijadikan
refrensi harus memiliki relevansi dengan hal yang akan diteliti, terutama untuk keperluan dalam
pembahasan hasil penelitian. Dengan cara melakukan konsultasi sumber rujukan, kajian dan
pembahasan hasil penelitian menjadi lebih mantap. Perlu diperhatikan bagi peneliti atau calon
peneliti, bahwa rujukan yang dipakai harus dicantumkan dalam daftar rujukannya karena
disamping menjadi pendukung acuan dan hal ini merupakan objektivitas peneliti sebagai seorang
ilmuan. Objektivitas inilah sebagai salah satu ciri metode ilmiah.
Di antara tiga dokumen penting, yaitu artikel jurnal,disertasi atau tesis, dan laporan
takdipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas dan secara
teknis paling baik karena adanya tuntutan yang sangat tinggi dari jurnal yang diterbiitkan. Dalam
mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara mengidentifikasi sumber atau bahan
yang relevan dengan maslah penelitian, mencari judul hasil penelitian yang relevan. Memilih –
milih sumber pustaka yang paling relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan pustaka mana
yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian literatur, dan
menyusun bahan acuan. Secara ringkas, urutan atau proses dalam mengkaji bahan pustaka atau
literatur menurut Tuckman (1988) dipersentasikan sebagai bagan berikut ini:
Bagan. Proses dalam mengkaji bahan pustaka
Identifikasi deskriptor yang relevan dan kata kunci

Identivikasi judul yang relevan dengan cara menelusuri melalui tinjauan


artikel,ERIC,CIJE,DATRIX,dan sebagainya.

22
Memilih sumber-sumber yang paling relevan melalui kajian abstrak, misal:
disertas, tesis, skripsi, laporan hasil penelitian.

Menentukan dan mendapatkan kopi dokumen yang paling relevan, misalnya:


jurnal, ERIC, laporan penelitian, dan sebagainya.

Menulis bagian kajian literatur

Menyiapkan data referensi

Sebelum memulai suatu kajian pustaka, dalam penelitian biasanya diawali dengan
rumusan masalah. Setelah rumusan masalah penelitian diajukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian pustaka. Langkah-langkah tersebut, menurut Gall, Gall & Brog (2003)
mencakup empat langkah utama. Keempat langkah tersebut sebagai berikut:
a) Mencari sumber-sumber dari penelitian pendahuluan;
b) Menggunakan sumber-sumber sekunder;
c) Memahami sumber-sumber utama;dan
d) Menyintesis literatur.

Mencari sumber penelitian pendahuluan. Kegiatan ini yaitu dilakukandengan


mengidentifikasi buku, artikel, makalah profesional, dan hasil penerbitan-penerbitan lain yang
relevan dengan ungkapan masalah. Sumber-sumber sebelumnya, yang berupa indeks dari
khazanah literatur, merupakan suatu sarana yang sangat penting (an essential aid) dalam
kegiatan ini. Dengan melihat indeks subjek untuk topik tertentu (misalnya, teknologi
pembelajaran), kita dapat menemukan buku-buku yang ada diperpustakaan yang mendukung
topik penelitian tersebut.

23
Menggunakan sumber sekunder. Dalam kaitannya dengan sumber penelitian terdahulu,
kita dapat menggunakan hasil temuan peneliti, misalnya berupa bahan kajian tertulis (laporan
atau jurnal) yang relevan dengan rumusan masalah kita. Sumber sekunder itu berupa suatu
dokumen tertulis yang dihasilkan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam penelitian,
mengembangkan teori, atau mengungkap pandangan-pandangan yang disintesis atau diramu
dalam suatu kajian literatur.

Memahami sumber primer. Sumber primer dan sekunder atau hasil kajian pustaka dan
seterusnya disusun dalam indeks atau reviu kajian penelitian, tetapi tidak mendalam. Untuk itu,
kita perlu menemukan dan mengkaji laporan penelitian yang lebih lengkap (aslinya), atau
setidaknya kajian yang menjadi pusat perhatian kita. Laporan asli itu kita sebut sebagai sumber
primer. Suatu sumber primer adalah suatu dokumen (artikel jurnal atau disertasi, tesis, skripsi)
yang ditulis oleh seseorang yang melakukan penelitian, atau yang telah memformulasikan
teorinya atau pandangan-pandangannya dan dipaparkan dalam suatu dokumen.

Menyintesis kajian literatur. Setelah kita membaca sumber-sumber primer dan sekunder,
kita kemudian menuliskan atau menyintesiskan dalam suatu kajian. Tujuan ini adalah ingin
menginformasikan kepada pembaca tentang hal yang telah diketahui berkenaan dengan masalah
atau pertanyaan yang ingin kita kaji. Disamping itu, kita ingin menjelaskan bagaimana penelitian
yang kita ajukan itu berkaitan dengan sumber-sumber tersebut, dan mendasarkan pengetahuan
yang telah ada sebelumnya sebagaimana yang disajikan dalam kajian pustaka.

2.4 Pengertian Hipotesis

Kegiatan penelitian selanjutnya setelah merumuskan masalah penelitian dan mengkaji


teori-teori yang ada yaitu merumuskan hipotesis. Hipotesis dirumuskan sebelum peneliti
melakukan kegiatan pengumpualan data. Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan teori-teori
yang telah ada. Oleh sebab itu, peneliti merumuskan hipotesis selalu didasari oleh teori-teori
yang ada yang digunakan dalam penelitiannya. Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ini
disebut juga sebagai hipotesis apriori atau disebut juga hipotesis deduktif.

Hipotesis dalam penelitian merupakan suatu alat atau wahana yang sangat penting artinya
dalam suatu kajian atau penelitian. Pengertian atau definisi hipotesis seperti yang dikemukakan
oleh Ary, Jacobs & Sorensen (2010) sebagai berikut,” A research hypothesis states the

24
relationship one expect to find as a result of the research.” Hipotesis penelitian itu menyatakan
hubungan antara yang diharapkan dalam penelitian. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan
antara dua variabel atau lebih variabel penelitian. Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan
masalah atau pertanyaan yang diajukan dalam penelitian dan bisa didasarkan pula pada kajian
literatur. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih mudah menemukan jawaban atas masalah
penelitian yang kita ajukan.

Hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang diharapkan dan dilandasi oleh
generalisasi, dan biasnya menyangkut hubungan di antara variabel penelitian. Berdasarkan
dengan pengertian hipotesis, Tuckman (1988,1999) menjelaskan, “ A hypothesis is an
expectation about events, based on generalizations of the assumed relationship between
variables.” Menurut Tuckman bahwa, hipotesis penelitian itu adalah suatu harapan berkenaan
dengan peristiwa-peristiwa yang didasarkan pada generalisasi dari hubungan antara variabel
yang diasumsikan terjadi. Batasan hipotesis penelitian tersebut sejalan dengan pengertian atau
batasan sebagaimana yang dikemukakan oleh Asher & Vockell (1995), yang menyatakan bahwa
hipotesis penelitian adalah jawaban yang diharapkan atas permasalahn penelitian. Masalah dan
hipotesis penelitian inilah yang memberikan arah dan fokus, struktur, dan organisasi
pengumpulan data, analisis serta interpretasi data yang kita kumpulkan melalui penelitian yang
kita lakukan.

Hipotesis menurut Kerlinger (1986; Kerlinger & Lee,2000) memiliki pengertian sebagai
pernyataan yang bersifat dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pernyataan ini selalu diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan (declarative statement), dan
menghubungkan baik secara umum maupun secara khusus tentang variabel yang satu dengan
variabel lain. Dalam kaitannya dengan langkah-langkah proses penelitian sebagaimana yang
akan dijelaskan kali ini, hipotesis penelitian dapat dianggap sevagai rangkuman dari kesimpulan
secara teoritis yang diperoleh berdasarkan kajian keperpustakaan.

Secara umum, pengertian hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap


masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Hipotesis dalam
penelitian merupakan jawaban yang paling mungkin diberikan dan memiliki tingkat kebenaran
lebih tinggi dari pada opini ( yang tidak mungkin dilakukan dalam penelitian). Hipotesis itu

25
diajukan hanya sebagai saran pemecahan maslah, artinya hasil penelitianlah yang memberikan
diterima atau ditolaknya.

Secara teknis, hipotesis dapat didefinisiakan sebagai pernyataan mengenai keadaan


populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Secara statistik, hipotesis merupakan suatu pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan
diuji melalui statistika sampel. Hipotesis secara implisit juga menyatakan prediksi tentang hal
yang akan terjadi. Misalnya, dalam rumusan masalah penelitian yang diungkapkan sebagai
berikut,” Apakah ada hubungan positif antara nilai ujian masuk perguruan tinggi dan indeks
prestasi belajar mahasiswa?” Artinya, nilai ujian masuk tersebut diprediksi berhubungan dengan
indeks prestasi yang akan dicapai oleh mahasiswa. Pernyataan hipotesis penelitian yang
mendukung prediksi demikian ini dapat kita lihat pada rumusan hipotesis yang menyatakan,

“ Ada hubungan positif antara nilai ujian masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi blajar
mahasiswa.”

Rumusan hipotesis yang menyatakan prediksi (ramalan) dapat kita jumpai, jika penelitian
merumuskan masalahnya sebagaiberikut “ Apakah para siswa yang diajar dengan metode diskusi
memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yag diajar dengan metode ceramah?”
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka rumusan hipotesis yang dinyatakan:

“ Para siswa yang diajar dengan menggunakan metodr diskusi memperoleh prestasi belajar lebih
tingi daripada siswa yang diajar dengan metode ceramah.”

Singkatnya hipotesis itu adalah suatu pernyataan yang menyatakan hubungan antara
variabel satu dengan variabel yang lain, dimana hubungan tersebut berupa permasalahan yang
dapat menyatakan keterkaitan dari variabel sebelumnya. Hipotesis yang menyatakan ada
hubungan atau perbedaan variabel satu dengan yang lainnya diidentifikasi sebagai hipotesis
penelitian atau hipotesis alternatif atau hipotesis kerja. Sebaliknya hipotesis yang menyangkal
atau meniadakan hubungan atau perbedaan antara satu dan lainnya diidentifikasi sebagai
hipotesis nol atau hipotesis statistik.

26
2.5 Cara merumuskan hipotesis

Pada umumnya, peneliti bekerja dengan 2 hipotesis yang secara eksplisit rumusan itu
juga menyatakan arah perbedaan khusus atau kecenderungan yang terjadi . kedua hipotesis yaitu:

1. Hipotesis kerja adalah suatu hipotesis yang dirumuskan harapan dalam menyatakan
hubungan atau perbedaan yang terjadi antara kedua variabel. Biasanya pernyataan
hipotesis dengan ungkapan ‘‘ada hubungan atau ada perbedaan “
Contoh :
Dalam jurnal PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI
HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
ALALAK
Ha : terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan dan tanpa
media kartu isomer bergambar.

2. Hipotesis nol adalah adalah suatu hipotesis yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan
atau perbedaan variabel antara variabel masalah tersebut. Hipotesis nol diformulasikam
dengan H0 (Setyosari,2013).
Contoh :
Dalam jurnal PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI
HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
ALALAK
H0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan dan
tanpa media kartu isomer bergambar.

2.6 Karakteristik Hipotesis


Berdasarkan pendapat Yatim Riyanto (1996), sebenarnya nilai atau harga suatu hipotesis
tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam
merumuskan hipotesis yang akan diuji dapat dilakukan semau peneliti. Ada beberapa kriteria
tertentu yang memberikan ciri hipotesis yang baik. Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah sebagai
berikut :
a) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang seharusnya
dijelaskan atau diterangkan.
b) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara dua variabel. Suatu
hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua variabel atau lebih.
c) Hipotesis harus dapat diuji

27
Hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability, artinya terdapat kemampuan untuk
diuji.
d) Hipotesis harus konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada
Hipotesis hendaknya tidak bertentangan dengan teori-teori atau hukum-hukum yang
sebelumnya sudah ada.
e) Hipotesis hendaknya sederhana, singkat, padat dan jelas
Berdasarkan kriteria ini, hipotesis tidak boleh menggunakan kata kiasan yang tidak atau
kurang bermakna. Hipotsis merupakan pernyataan tentang suatu kebenaran. Agar kebenaran
tersebut dapat dipahami maka sudah selayaknya jika rumusannya singkat dan padat ataupun
tidak memberi peluang untuk diberi penafsiran lain atau bermakna ganda.

2.7 Hubungan antara hipotesis dengan kajian teori

Jadi hubungan antara hipotesis dengan kajian teori yaitu bahwa untuk membuat hipotesis
(dugaan sementara) terhadap jurnsuatu masalah penelitian tentu adanya literatur yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Karena nantinya hipotesis yang dibuat oleh peneliti akan diuji dengan
data empiris . dalam tahap pengujian hipotesis yang diturunkan dari teori.agar teori sebagai dasar
penyusunan hipotesis tersebut dapat diukur atau diamati dalam kenyataan empiris, maka teori
tersebut harus konkret yang dapat diukur atau diamati dengan cara operasionalisasi.

28
Dengan demikian didalam suatu penelitian ilmiah , perumusan konsep penyusunan
prosisi dan teori , identifikasi dan klasifikasi variabel adalah proses teoritis. Hipotesis statistic
merupakan proses empiris . hubungan antara hipotesis dengan teori dapat disajikan dalam bentuk
skema sebagai berikut ;

Teori
konsep konsep

Hipotesis
Variabel Variabel

Definisi Definisi
operasional operasional

Jadi didalam skema diatas proposisi yang menunjukkan hubungan antarkonsep (dalam tingkat
abstrak),sedangkan hipotesis merupakan proposisi yang menunjukkan antar variabel (dalam
tingkat konkret atau enpiris) . teori adalah sebagai dasar penyusunan yang reliable dan dapat
diuji sedangkan tingkat ketepatan hipotesis dalam memprediksi suatu fenomena atau hubungan
antara fenomena ditentukan oleh tingkat kebenaran teori yang digunakan dan disusun dalam
kerangka teori (sialen,2013).

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.kajian pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmia, tesis dan disertasi,
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber
tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

2. Dalam kaitan dengan kajian pustaka ini, Hart ( dalam Randolph,2009) memberikan pandangan
lebih jauh tentang alasan-alasanperlunya melakukan kajian pustaka, yaitu:

A. Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan;
B. Menentukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik;
C. Mensintesiskan dan memperoleh suatu perspektif baru;
D. Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik;
E. Menentukan konteks topik atau permasalahan;
F. Mersionalisasikan pentingnya masalah;
G. Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek;
H. Memahami struktur isi;
I. Mengaitkan ide dan teori permasalahan

3. Melakukan penelusuran kajian pustaka, sebagaimana ditemukan di depan menjadi hal sangat
penting. Penelusuran suatu pustaka meliputi:

a) Memilih bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat;


b) Menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan
c) Menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.

4.Hipotesis penelitian itu menyatakan hubungan antara yang diharapkan dalam penelitian.
Hubungan yang dimagsud adalah hubungan antar adua variabel atau lebih variabel penelitian.
Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan masalah atau pertanyaan yang diajukan dalam
penelitian dan bisa didasarkan pula pada kajian literatur.

5. dalam merumuskan hipotesis ada hipotesis kerja dan hipotesis nol

30
6. Jadi hubungan antara hipotesis dengan kajian teori yaitu bahwa untuk membuat hipotesis
(dugaan sementara) terhadap jurnsuatu masalah penelitian tentu adanya literatur yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Karena nantinya hipotesis yang dibuat oleh peneliti akan diuji dengan
data empiris . dalam tahap pengujian hipotesis yang diturunkan dari teori.agar teori sebagai dasar
penyusunan hipotesis tersebut dapat diukur atau diamati dalam kenyataan empiris, maka teori
tersebut harus konkret yang dapat diukur atau diamati dengan cara operasionalisasi.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam mengupas materi didalam
makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematik maupun teknik
penulisannya.oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penulis harapkan,sebagai
masukan yang berharga demi kesempurnaan penyajian makalah ini dimasa medatang

31
DAFTAR PUSTAKA

Karuru,p. 2017. Pentingnya kajian pustaka dalam penelitian. Jurnal keguruan dan ilmu
pendidikan.Vol 2.No 1: 1-9.

Karolina,H,dkk. 2018. Pengaruh media kartu isomer bergambar pada materi hidrokarbon
terhadap hasil belajar siswa kelas x SMA negeri 1 alalak. Jurnal pendidikan dan ilmu
kimia.Vol 1. No 2: 23-29.

Silaen. 2013. Metodologi penelitian social untuk penulisan skripsi dan tesis. jakarta. In Media.

Setyosari. 2013. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Malang. Prenamedia Grup.

32

Anda mungkin juga menyukai