PDF Green ICT PDF
PDF Green ICT PDF
2.07-71
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Februari 2014
72
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Februari 2014
komponen yaitu procurement dan energy audit dan an besar di Australia, New Zealand dan Amerika
monitor. melalui tes validitas dan reabilitas pengembang -
4) Green IT Technology an model dan instrumen. Survei dilakukan pada
Green IT juga terkait dengan teknologi dan 143 responden. Terdiri dari 32 item dan 10
lingkungan yang lebih ramah lingkungan. Kunci subkomponen dengan skala likert 1-7. Nilai
sukses G-readiness di bidang teknologi adalah maxsimum dari lima komponen tersebut 35 dan
membangun infrastruktur teknologi ramah skala pengukurannya tiap komponennya 1-7.
lingkungan. Green IT technology memiliki empat sub Dalam studi ini dari 143 responden menghasil -
komponen di dalamnya yaitu : IT technical kan nilai G-Readiness 19,3 dari nilai maksimal
infrastruktur, air flow management, cooling system, 35 [8].
dan power delivery. 2. Penelitian mengenai konsep dan pengukuran
5) Green IT Governance Green IT Readiness pada perusahaan di
Tata kelola (Governance) mengacu pada manajemen Finlandia, penelitian tersebut dilakukan oleh
infrastruktur untuk mengimplementasikan Green IT. Maija Tenhunen pada tahun 2012. Green IT
Model ini mendefinisikan tata kelola yang ramah Readiness di Finlandia modifikasi dari G-
lingkungan. Sebuah Green IT membutuhkan Readiness yang dikembangkan oleh Molla et al.
infrastruktur yang baik untuk memahami dampak, G-readiness Finlandia terdiri dari empat kom-
tindakan, dan pengelolaan perusahaan. Green IT ponen yaitu Attitude, Management, Paperless
governance terdiri dari dua sub komponen yaitu office dan Virtualization. Modikfikasi G-
strategic foresight dan resources and metrics. Readiness disesuaikan dengan pasar Finlandia
berdasarkan studi khusus negara sebelumnya.
Model baru meliputi Green IT melalui perspektif
yang agak sempit. Hal ini karena implementasi
Green IT di Finlandia pada umumnya dan saat
ini tidak seperti yang dikembangkan sebagai
kasus yaitu dengan studi literatur dan studi kasus
yang digunakan sebagai dasar dari model
sebelumnya. Fokus di Finlandia adalah efisiensi
energi dan efisiensi penggunaan peralatan, yang
mengapa aspek-aspek ini memimpin pengem-
bangan teori. Pengembangan juga memper-
hitungkan fokus pada proses administrasi
keuangan, faktur pada khususnya. Hasil survei di
Finlandia dari 143 responden, nilai Attitude
memperoleh skor 5.1, Paperless office 4.7,
Virtualization 4.2 dan Management memperoleh
skor terendah yaitu dibawah angka empat, hal ini
menunjukkan bahwa Green IT tidak dikelola
dengan baik dan terstruktur [17].
73
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Februari 2014
e. Perusahaan ini peduli terhadap kontribusi TI l. Relokasi pusat data dengan sumber energi
pada emisi gas rumah kaca m. Mendaur ulang alat-alat yang dapat dipakai
f. Perusahaan ini peduli terhadap dampak kembali (baterai, catridge tinta, dan kertas)
lingkungan yang ditimbulkan oleh organisasi n. Membuang alat-alat IT dengan kesadaran
kami ramah lingkungan
g. Perusahaan ini peduli terhadap dampak o. Menggunakan sumber listrik dari penyedia
lingkungan yang ditimbulkan oleh suppliers energi yang ramah lingungan
h. Perusahaan ini peduli terhadap dampak p. Bekerjasama dengan dengan perusahaan
lingkungan yang ditimbulkan oleh client Green IT professional
i. Perusahaan ini peduli terhadap dampak q. Lebih memilih vendor yang menawarkan
lingkungan yang ditimbulkan dari “take-back”
pembuangan limbah IT 4. Instrumen Technology
2. Instrumen Policy (Kebijakan) a. Konsolidasi dan virtualisasi server
a. Perusahaan memiliki Kebijakan tentang b. Virtualisasi desktop
Corporate social responsibility (CSR) c. Virtualisasi harddisk
terhadap lingkungan sekitar d. Menduplikasi data
b. Perusahaan memiliki kebijakan manajemen e. Menyusun hardisk secara bertingkat
rantai distribusi yang ramah lingkungan f. Optimasi print
c. Perusahaan memiliki kebijakan kelestarian g. Memilih peralatan yang hemat tempat
lingkungan h. Manajemen alur data center
d. Perusahaan memiliki kebijakan beralih i. Mengurangi pendingin ruangan (AC) untuk
sumber energi yang ramah lingkungan data center yang berskala besar
e. Perusahaan memiliki kebijakan untuk j. Adanya pendingin rungan menggunakan air
membeli infrastruktur TI yang ramah dengan pompa dan kipas
lingkungan k. Adanya lorong ventilasi udara panas/dingin
f. Perusahaan memiliki kebijakan tentang data pada layout data center
center yang ramah lingkungan l. Mengupgrade UPS yang lebih hemat energi
g. Perusahaan memiliki kebiijakan untuk m. Penghematan udara dan air
pengunaan IT untuk mengurangi limbah n. Cairan pendingin untuk alat-alat IT
karbon o. Memasang lampu yang lebih hemat energi
h. Perusahaan memiliki kebijakan untuk para p. High voltage AC power
pegawai menggunakan IT yang hemat energi q. Perlatan IT yang memakai DC
i. Perusahaan memiliki kebijakan mengenai r. Peralatan yang memiliki mode stand by yang
manajemen limbah IT hemat energi
j. Perusahaan memiliki kebijakan teknologi s. Mengganti peralatan yang tidak hemat energi
informasi yang ramah lingkungan t. Mematikan komputer jika tidak digunakan
3. Instrumen Practice (praktek)
a. Perusahaan memilih supplier yang memiliki 5. Instrumen Governance
track record yang ramah lingkungan a. Perusahaan ini bertujuan untuk mengurang
b. Perusahaan menitik beratkan pada pengadaan limbah karbon
IT yang ramah lingkungan b. Mendefinisikan peran untuk berkoordinasi
c. Perusahaan mempersingkat periode dalam bisnis Green IT
pengantian peralatan IT untuk menuju c. Top management mendiskusikan Green IT
peralatan yang lebih hemat energi sebagai isu utama
d. Perusahaan mempertimbangkan faktor d. Tanggung jawab yang jelas terhadap IT yang
lingkungan yaitu desain infrastruktur tempat ramah lingkungan
(pencahayaan, power delivery, cooling e. CIO memainkan peran dalam inisiatif Green
system) dan infrastruktur IT IT dan non IT
e. Perusahaan mengaudit sistem IT dan f. Mengalokasikan anggaran dan sumber daya
teknologi yang hemat energi lainnya untuk Green IT.
f. Mematikan daya data center dan peralatannya g. Memperkirakan dampak dari inisiatif Green
jika tidak diperlukan IT
g. Mengoperasikan sistem IT dengan perilaku h. Memiliki mekanisme untuk memantau kinerja
yang hemat energi supplier Green IT
h. Menekan konsumsi daya pada PC i. IT bertanggung jawab terhadap biaya listrik
i. Mengimplementasikan proyek IT untuk j. Perusahaan menunjukkan kesiapan yang
memonitor limbah karbon perusahaan memadai untuk Green IT
j. Mencetak bolak-balik pada kertas
k. Menganalisis biaya IT secara terpisah dari Dari penjabaran di atas dapat diketahui bahwa Green IT
dana keseluruhan perusahaan readiness dapat digunakan sebagai salah satu indikator
74
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Februari 2014
pengukuran untuk menentukan kesuksesan implementasi [7] Surat edaran Menkominfo No.
Green IT. Komponen-komponen G-Readiness tersebut 01/SE/M.KOMINFO/4/2012, “Pemanfaatan TIK
dapat diimplementasikan pada organisasi maupun ramah lingkungan (Green ICT) di Lingkungan
instansi yang memanfaatkan it sebagai salah satu sarana Instansi Negara, tanggal 9 april 2012.
penunjang proses bisnis perusahaan dalam mengukur [8] Molla, A., Cooper, V.A. and Pittayachawan, S.
tingkat kesiapan dan kesuksesan Green IT. Diharapkan (2009) IT and eco-sustainability: Developing and
Green IT dapat meningkatkan awareness dari validating a green IT readiness model. In
perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan IT tersebut, International Conference of Information Systems,
sehingga dapat menciptakan lingkungan IT yang ramah Phoenix, AZ, December 15–18.
lingkungan. [9] Gholamreza Nazari, H. K. (2011). Mission
Possible: Becoming Green and Sustainable An
3. Kesimpulan empirical study on Green IT Adoption and
underlying. Sweden: Västerås Stad and Mälardalen
Pemanasan global merupakan salah satu permasalahan University.
pelik yang dihadapi bumi saat ini. Menurut beberapa [10] Philipson, G. (2010). A Green ICT Framework:
penelitian, sektor IT turut berkontribusi terhadap Understanding and Measuring Green ICT. New
peningkatan pemasan global. Konsep Green IT
South Wales: Connection Research.
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
[11] Molla, Alemayehu; Cooper, Vanessa; and
permasalahan tersebut. Salah satu framework yang dapat Pittayachawan, Siddhi (2011) "The Green IT
digunakan untuk mengukur kesiapan Green IT di suatu Readiness (G-Readiness) of Organizations: An
organisasi atau instansi yaitu G-Readiness. G-Readiness Exploratory Analysis of a Construct and
merupakan teknik untuk mengukur kesuksesan Green IT
Instrument," Communications of the Association
dengan melibatkan beberapa instrumen pengukuran, for Information Systems: Vol. 29, Article 4.
yaitu: sikap (attitude), kebijakan (policy), praktik [12] Galtung, J. (1986) ―The Green Movement: A
(practice), teknologi (technology), dan tata kelola Socio-Historical Exploration‖, International
(governance). Pengukuran Green IT dapat digunakan
Sociology (1)1, p. 75.
sebagai bahan evaluasi bagi suatu perusahaan dalam
[13] Ningsih. Nunung Isnaini Dwi, Usulan Model
menerapkan tata kelola infrastruktur ti dan non-ti yang Penerapan Green IT Perguruan Tinggi Islam,
ramah lingkungan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2012 (SNATI 2012) Yogyakarta, Juni 2012.
[14] CFO (2009) The Next Wave of Green IT: IT’s Role
Daftar Pustaka in the Future of Enterprise Sustainability,
[1] Handayani, Ida dan Rolanda, ivo (2012) Analisis
www.CFO.com.
Peran Eco-Industrial Park pada Industri
[15] Accenture (2008) Data Centre Energy Forecast
Telekomunikasi di Indonesia untuk mewujudkan Final Report, www.accenture.com.
Green ICT yang Efektif dan Efisien. Majalah Ilmiah [16] Velte, T.J., Velte, A.T. and Elsenpeter, R. (2008)
UNIKOM Vol.10, No.2. Green IT: Reduce Your Information System’s
[2] Yefta, Saron Kurniawati dan Muljadi Asley Yvonne
Environmental Impact While Adding to the Bottom
Eyeni, Pengukuran tingkat implementasi Green Line, McGraw-Hill, New York.
Computing pada departemen network dan [17] Tenhunen, Maija (2011) Conceptualizing and
departemen facilities management PT XL Axiata, Measuring Green IT Readiness in Finnish
Tbk. Cabang Bandung, Unversitas Kristen Companies. Application Area: Electronic Invoice.
Maranatha, Bandung.
Department of Information and Service Economy
[3] Murugesan, San. dan Gangadharan, G.R.,
Aalto University School of Economics.
“Harnessing Green IT Principles and Practices”.
United Kingdom: John and Sons, Ltd., Publication,
2012.
Biodata Penulis
[4] Undang Undang No. 6 Tahun 1994, Tentang :
Pengesahan United Nations Framework Convention Mei Purweni, memperoleh gelar Sarjana Komputer
On Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja (S.Kom), Prodi Teknik Informatika Universitas Islam
Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai Perubahan Indonesia, lulus tahun 2011. Sekarang sedang
Iklim), 1994. menempuh Program Pasca Sarjana Magister Teknologi
[5] Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun Informasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
2004, Tentang : Pengesahan Kyoto Protokol To The
Wing Wahyu Winarno, memperoleh gelar Sarjana
United Nations Framework Convention On Climate
Ekonomi (S.E), Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah
Change (Protokol Kyoto atas konvensi kerangka
Mada Yogyakarta, lulus tahun 1987. Memperoleh gelar
kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa), 2004.
Master of Accountancy and Financial Information
[6] Green ICT Indonesia, The UNFCCC (United Nations
System (MAFIS) College of Business, Cleveland State
Framework Convention On Climate Change)
University, Ohio U.S.A., lulus tahun 1994. Memperoleh
Copenhagen, 2009.
gelar Doktor pada Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi
75
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Februari 2014
76