Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pada sebagian besar bayi baru lahir, kadar bilirubin darah secara normal meningkat
sementara dalam beberapa hari pertama setelah lahir, menyebabkan kulit berwarna kuning
(jaundice).
Pada orang dewasa, bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di dalam usus akan
memecahkan bilirubin. Pada bayi baru lahir, bakteri ini sangat sedikit sehingga banyak bilirubin
yang dibuang melalui tinja yang menyebabkan tinjanya berwarna kuning terang. Tetapi bayi baru
lahir juga memiliki suatu enzim di dalam ususnya yang dapat merubah sebagian bilirubin
dan menyerapnya kembali ke dalam darah, sehingga terjadi jaundice (sakit kuning).
Karena kadar bilirubin darah semakin meningkat, maka jaundice menjadi semakin jelas. Mula-
mula wajah bayi tampak kuning, lalu dada, tungkai dan kakinya juga
menjadi kuning. Biasanya hiperbilirubinemia dan sakit kuning akan menghilang setelah minggu
pertama.
Kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa disebabkan oleh pembentukan yang berlebihan
atau gangguan pembuangan bilirubin. Kadang pada bayi cukup umur yang diberi susu ASI,
kadar bilirubin meningkat secara progresif pada minggu pertama; keadaan ini disebut jaundice
ASI. Penyebabnya tidak diketahui dan hal ini tidak berbahaya. Jika kadar bilirubin sangat tinggi
mungkin perlu dilakukan terapi cahaya bilirubin.
BAB II
JURNAL PENELITIAN
BAB III
ANALISA JURNAL
A. Latar Belakang
Hiperbilirubinemia adalah kondisi dimana terdapat kadar bilirubin yang tinggi dalam
darah. Biasanya terjadi pada bayi baru lahir. Sesungguhnya hiperbilirubinemia merupakan
keadaan normal pada bayi baru lahir selama minggu pertama, karena belum sempurnanya
metabolisme bilirubin bayi. Ditemukan sekitar 25-50% bayi normal dengan kedaan
hiperbilirubinemia.

Penyebab dari hiperbilirubin ialah Sel-sel darah merah yang telah tua dan rusak akan
dipecah/dihidrolisis menjadi bilirubin (pigmen warna kuning), yang oleh hati akan
dimetabolisme dan dibuang melalui feses. Di dalam usus juga terdapat banyak bakteri yang
mampu mengubah bilirubin sehingga mudah dikeluarkan bersama feses.Hal ini terjadi secara
normal pada orang dewasa. Pada bayi baru lahir, jumlah bakteri pemetabolisme bilirubin ini
masih belum mencukupi sehingga ditemukan bilirubin yang masih beredar dalam tubuh tidak
dibuang bersama feses. Begitu pula dalam usus bayi terdapat enzim glukoronil transferase yang
mampu mengubah bilirubin dan menyerap kembali bilirubin ke dalam darah sehingga makin
memperparah akumulasi bilirubin dalam badannya. Akibatnya pigmen tersebut akan disimpan di
bawah kulit, sehingga jadilah kulit bayi kuning. Biasanya dimulai dari wajah, dada, tungkai dan
kaki menjadi kuning.

Pada orang dewasa, bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di dalam usus akan
memecahkan bilirubin. Pada bayi baru lahir, bakteri ini sangat sedikit sehingga banyak bilirubin
yang dibuang melalui tinja yang menyebabkan tinjanya berwarna kuning terang. Tetapi bayi baru
lahir juga memiliki suatu enzim di dalam ususnya yang dapat merubah sebagian bilirubin dan
menyerapnya kembali ke dalam darah, sehingga terjadi jaundice (sakit kuning).
Karena kadar bilirubin darah semakin meningkat, maka jaundice menjadi semakin jelas. Mula-
mula wajah bayi tampak kuning, lalu dada, tungkai dan kakinya juga menjadi kuning.
Biasanya hiperbilirubinemia dan sakit kuning akan menghilang setelah minggu pertama.
Kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa disebabkan oleh pembentukan yang berlebihan
atau gangguan pembuangan bilirubin. Kadang pada bayi cukup umur yang diberi susu ASI,
kadar bilirubin meningkat secara progresif pada minggu pertama; keadaan ini disebut jaundice
ASI. Penyebabnya tidak diketahui dan hal ini tidak berbahaya. Jika kadar bilirubin sangat tinggi
mungkin perlu dilakukan terapi cahaya bilirubin.

Sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak berbahaya, tetapi kadang kadar bilirubin
yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak (keadaannya disebut kern ikterus).
Kern ikterus adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan bilirubin di dalam otak, sehingga
terjadi kerusakan otak. Biasanya terjadi pada bayi yang sangat prematur atau bayi yang sakit
berat.
Gejalanya berupa:
- rasa mengantuk
- tidak kuat menghisap
- muntah
- opistotonus (posisi tubuh melengkung, leher mendekati punggung)
- mata berputar-putar ke atas
- kejang
- bisa diikuti dengan kematian.
Efek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral
(pengontrolan otot yang abnormal, cerebral palsy), tuli dan mata tidak dapat digerakkan ke atas.

Hiperbilirubinemia ringan tidak memerlukan pengobatan. Lebih sering menyusui bayi,


akan mempercepat pembuangan isi usus sehingga mengurangi penyerapan kembali bilirubin dari
usus dan menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Jika kadar bilirubin lebih tinggi, bisa
dilakukan fototerapi, dimana bayi disinari dengan cahaya bilirubin.Cahaya yang diarahkan ke
kulit bayi menyebabkan suatu perubahan kimia pada molekul bilirubin di dalam jaringan bawah
kulit. Dengan adanya perubahan ini, maka bilirubin bisa segera dibuang tanpa harus diubah
terlebih dahulu oleh hati. Jika kadar bilirubin sangat tinggi, dilakukan terapi ganti, dimana darah
bayi dibuang untuk membuang bilirubin dan diganti dengan darah segar. Pada jaundice ASI,
kadang pemberian ASI harus dihentikan selama 1-2 hari. Segera setelah kadar bilirubin mulai
menurun, ASI boleh kembali diberikan.

Anda mungkin juga menyukai