BAB 1
PENDAHULUAN
Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali
menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok
di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya
tersebut.
masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada
kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar
karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah
hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi.
Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan
sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka
penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat
membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok
juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya
(perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif
memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-
penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat
penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang
mendorong kami untuk menyusun makalah ini tentang Bahaya Merokok Dikalangan
Remaja. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar dapat
LANDASAN TEORI
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil
alkohol.
6. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
mayat.
9. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut.
Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
11. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
1. Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi
2. Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling
atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu
batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin
pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan
benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik.
Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa
dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-
buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara,
Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur
seperti dikafe-kafe.
BAB 3
Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yaitu melalui observasi dan melalui
langsung pada remaja yang merokok dan wawancara dengan bertanya langsung
objek dalam penelitian ini diharaokan dapat memberikan informasi tentang pertanyaan
yang terdapat dalam rumusan masalah. Adapun objek penilitian nya yaitu para remaja
yang merokok.
1. pena
2. Buku / kertas
Dengan menyebarkan angket untuk lebih mengetahui informasi lebih jelas tentang
BAB 4
HASIL PENELITIAN
a. Pengaruh keluarga
Seorang yang berasal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang menjaga dan
memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat dengan rokok. Sedangkan
orang yang berasal dari keluarga yang permisif ( keluarga yang tidak terlalu menjaga
anaknya dan menerima perilaku anak) cenderung akan mudah untuk terlibat dengan
rokok.
Dalam Journal of Consumer Affairs (Aliyah, 2011) menyebutkan bahwa orang tua
perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak mereka menjadi perokok pemula di
usia dini. Secara psikologis, toleransi orang tua terhadap asap rokok di rumah akan
membentuk nilai bagi anak bahwa merokok adalah hal yang boleh dilakukan dan
mereka merasa bebas untuk merokok karena tidak ada sangsi moral yang diberikan
anak berasal dari keluarga yang broken home, diantaranya dipicu dengan perceraian
orang tua. Anak tersebut melakukan aktivitas merokok sebagai bentuk protes dan
(Suryaningrat, 2007).
b. Pengaruh Teman
dibanding orang yang tidak punya teman perokok. Banyak orang terdorong menjadi
perokok pemula untuk menyusaikan diri pada komunitas pergaulan. Rokok membuat
mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang (Mu’tadin, 2002). Dari fakta tersebut
c. Faktor Kepribadian
Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu, atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun
seperti stres, gelisah, takut, kecewa dan putus asa sering mendorong orang menghisap
rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa sulit setelah
d. Pengaruh Iklan
Dalam media visual seperti televisi, baliho dan majalah tampak tampilan-tampilan
seseorang akan lebih macho. Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong
Banyak iklan rokok di media cetak, dan elektronik telah mendorong rasa ingin
merangsang mereka untuk merokok dengan bujukan yang berbeda. Meskipun dalam
iklan tidak digambarkan orang merokok akan tetapi adegan-adegan yang identik
rokok.
Tema iklan rokok selalu menampilkan pesan positif seperti macho, bergaya,
peduli, setia kawan, dan inspiratif. Berdasarkan penelitian Universitas Prof. Dr. Hamka
(Uhamka) dan komisi nasional perlindungan anak (2007), iklan rokok merupakan salah
Ogden (2000), perilaku mempunyai dua dampak, yaitu positif dan dampak negatif.
a. Dampak Positif
Merokok memiliki dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Graham
dalam ogden (2000) menyatakan bahwa perokok dengan merokok dapat menghasilkan
mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.
b. Dampak Negatif
kesehatan (Sumartono, 2009). Perokok bukan penyebab penyakit tetapi dapat memicu
suatu jenis penyakit. Rokok juga tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi
penyakit yang picu karena merokok dimulai dari penyakit kepala sampai dengan
penyakit di telapak kaki. Penyakit tersebut antara lain : penyakit jantung, kanker,
(Suryaningrat, 2007)
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa
yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh
karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi
tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok. Selain itu juga melakukan
peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak
melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peringatan dari
keluarga juga menjadi salah satu cara mengatasi kecanduan rokok. Berbicara atau
berkomunikasi dengan orang lain, menyibukkan diri, rajin berolahraga, dan memberikan
merokok tersebut.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan:
1. Banyak remaja yang merokok, hal tersebut terjadi karena faktor keluarga,
2. Banyak sekali upaya yang bisa diatasi agar perokok dapat berhenti merokok,
5.2 Saran
Setelah membaca tulisan ini, semoga para remaja dan masyarakat dapat tersadarkan
akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan
merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh
mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka