Anda di halaman 1dari 14

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

BAB VII
SISTEM TATA UDARA INDUSTRIAL

Juli Sardi, S.Pd., M.T.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB VII
SISTEM TATA UDARA INDUSTRIAL

A. Kompentensi Inti
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
B. Kelompok Kompetensi Dasar
Merencanakan sistem dan instalasi tata udara untuk keperluan industrial
C. Uraian Materi
1. Sistem Tata udara Industrial
Sistem Tata Udara atau yang lebih sering dikenal dengan AHU (Air handling
Unit) atau HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning), memegang peran
penting dalam industri. Hal ini antara lain disebabkan karena:
a. Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk,
b. Memastikan produksi barang yang bermutu,
c. Memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil,
d. Memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan
berbahaya melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan
aman dari bahan tersebut.

Sistem tata udara adalah suatu sistem yang mengkondisikan lingkungan


melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu
udara, termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di
udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’). Sistem tata udara disebut “sistem” karena
AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem
tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat
kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara di ruang produksi
sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.

2
Gambar 107. HVAC dengan sistem Chilled Water
Tujuan dari desain Sistem Tata Udara adalah untuk menyediakan sistem
sesuai dengan ketentuan untuk memenuhi kebutuhan perlindungan produk dan
proses sejalan dengan persyaratan GEP (Good Engineering Practices), seperti
keandalan, perawatan, keberlanjutan, fleksibilitas, dan keamanan. Desain Sistem
Tata Udara mempengaruhi tata letak ruang berkaitan dengan hal seperti posisi
ruang penyangga udara (airlock) dan pintu. Tata letak ruang memberikan efek
pada kaskade perbedaan tekanan udara ruangan dan pengendalian kontaminasi
silang. Pencegahan kontaminasi dan kontaminasi silang merupakan suatu
pertimbangan desain yang esensial dari sistem Tata Udara. Mengingat aspek kritis
ini, desain Sistem Tata Udara harus dipertimbangkan pada tahap desain konsep
industri. Ada 3 kategori dasar untuk Sistem Tata Udara:
a. Sistem udara segar 100% (sekali lewat) /full fresh-air (once-through);
Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga memenuhi
persyaratan kondisi suatu ruang, kemudian diekstrak dan dibuang ke atmosfer.
Sistem ini biasanya digunakan pada fasilitas yang menangani produk/ pelarut
beracun untuk mencegah udara tercemar disirkulasikan kembali.

3
Gambar 108. Sistem full fresh-air (once-through) udara segar 100%

Gambar 109. Full Fresh Air (Single Pass)

b. Sistem resirkulasi
Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi
silang (termasuk uap dan bahan yang mudah menguap). Kemungkinan
penggunaan udara resirkulasi ini dapat diterima, bergantung pada jenis
kontaminan udara pada sistem udara balik. Hal ini dapat diterima bila filter HEPA
dipasang pada aliran udara pasokan (atau aliran udara balik) untuk
menghilangkan kontaminan sehingga mencegah kontaminasi silang.

4
Gambar 110. Sistem Resirkulasi

Gambar 111. Sistem Tata Udara Resirkulasi

c. Sistem ekstraksi/exhaust.
Bila dimungkinkan, debu atau cemaran uap hendaklah dihilangkan dari
sumbernya. Titik tempat ekstraksi hendaklah sedekat mungkin dengan sumber
keluarnya debu. Dapat digunakan ventilasi setempat atau tudung penangkap
debu yang sesuai. Contoh aplikasi sistem adalah Area: Ruangan, Glove boxes,
atau Lemari yang dilengkapi dengan tudung buangan.

5
Gambar 112. Sistem Ekstraksi/Exhaust

Untuk menangani kebutuhan ruang yang dikondisi pada bangunan besar dan
bertingkat biasanya lebih ekonomis bila menggunakan Central Station. Suatu
central station dapat dibangun baik dengan sistem langsung (direct expansion
refrigerant) atau dengan sistem tak langsung (chilled water) untuk memenuhi
kebutuhan operasi cooling-nya. Pada sistem ini biasanya dilengkapi pula dengan
boiler yang memproduksi uap untuk keperluan heating ataupun untuk keperluan
humidifying. Operasi cooling dan heating dapat dikontrol secara manual ataupun
otomatik bahkan full automatic, terprogram yang berbasis komputer. Air
Handling Unit (AHU) yang mengatur distribusi udara ke ruang dilengkapi dengan
damper untuk mengatur jumlah aliran udara, baik udara kembali atau udara luar
dan dilengkapi pula dengan berbagi katub untuk mengatur chilled water atau
uap.
Damper dan katub dikontrol oleh alat deteksi suhu yang terletak di dalam
ruang atau di dalam duct. Biasanya kompresornya dilengkapi dengan sistem
pengontrol kapasitas yang berupa sistem auto Unloader atau dengan sistem Hot
Gas Bypass. Semua peralatan kontrolnya bekerja secara interlock untuk
menghasilkan operasi otomatik. Biasanya peralatan kontrolnya dipilihkan dari
sistem pneumatik yang menggunakan udara tekan sebagai tenaga penggeraknya.
Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan
kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya. Keberadaan
sistem tata udara sangat menunjang aktifitas dan produktifitas manusia.
Beberapa jenis sistem tata udara juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan

6
khusus, dengan kondisi perancangan tertentu, selain untuk tempat hunian
manusia. Untuk mencapai tujuan diatas perlu diketahui beban pendinginan dan
karakteristik ruangan serta sistem tata udara yang diperlukan.

2. Komponen Tata Udara Industri (AHU/HVAC)


Salah satu faktor yang menentukan kualitas produk adalah kondisi
lingkungan tempat di mana produk tersebut dibuat/diproduksi. Kondisi
lingkungan yang kritis terhadap kualitas produk, antara lain adalah :
 Cahaya,
 Suhu,
 Kelembabab relatif (RH),
 Kontaminasi Mikroba, dan
 Kontaminasi partikel.

Sebagai upaya untuk mengendalikan kondisi lingkungan tersebut, maka


setiap industri farmasi diwajibkan untuk memiliki Sistem Tata Udara (Air Handling
System/AHS). Seluruh regulatory code (WHO TRS 902/2002; WHO TRS 908/2003
dan PIC/S 2006) mensyaratkan Sistem Tata Udara (Air Handling System/AHS)
harus dikendalikan dan dikualifikasi. AHS sering juga disebut dengan HVAC
(Heating, Ventilating and Air Conditioning). Sistem Tata Udara tidak hanya
mengontrol suhu ruangan (seperti halnya AC konvensional) melainkan juga
kelembaban, tingkat kebersihan (sesuai dengan kelas ruangan yang
dipersyaratkan), tekanan udara, dan sebagainya. Sistem tata udara yang
digunakan tergantung dari jenis produk yang dibuat dan tingkat kelas ruang yang
digunakan, misalnya ruang produksi sterile, beta-laktam, non sterile,
sefalosporine dan sebagainya.
Sesuai dengan fungsinya, AHU merupakan seperangkat alat yang dapat
mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan (jumlah
partikel/mikroba), pola aliran udara, jumlah pergantian udara dan sebagainya, di
ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.
Unit/sistem yang mengatur tata udara ini disebut AHU (Air Handling Unit). Di

7
sebut “unit”, karena AHU terdiri dari beberapa alat yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda.
Pada dasarnya AHU terdiri dari :

a. Cooling coil. Cooling coil (sering pula disebut dengan istilah evaporator)
berfungsi untuk mengontrol suhu (temperature/t) dan kelembaban relatif
(Relative Humidity/RH) udara yang akan didistribusikan ke ruangan produksi.
Hal ini dimaksudkan agar dapat dihasilkan output udara, sesuai dengan
spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan. Proses pendinginan udara sendiri
dilakukan dengan mengalirkan udara yang berasal dari campuran udara balik
(return air) dan udara luar (fresh air) melalui kisi-kisi (coil) evaporator yang
bersuhu rendah. Proses tersebut menyebabkan terjadinya kontak antara
udara dan permukaan kisi evaporator yang akan menghasilkan udara dengan
suhu yang lebih rendah. Proses ini juga akan menyebabkan kalor yang berada
dalam uap air yang yang terdapat di dalam udara ikut berpindah ke
kisi evaporator, sehingga uap air akan mengalami kondensasi. Hal ini
menyebabkan kelembaban udara yang keluar dari evaporator juga akan
berkurang. Evaporator harus dirancang sedemikian rupa sehingga kisi-kisinya
memiliki luas permukaan kontak yang luas, sehingga proses penyerapan panas
dari udara di dalam evaporator dapat berlangsung dengan efektif.
b. Static Pressure Fan (blower). Blower adalah bagian dari AHU yang berfungsi
untuk menggerakkan udara di sepanjang sistem distribusi udara yang
terhubung dengannya. Blower yang digunakan dalam AHU
berupa blower radial yang memiliki kisi-kisi penggerak udara yang terhubung
dengan motor penggerak blower. Motor ini berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi gerak. Energi gerak inilah yang kemudian disalurkan ke
kisi-kisi penggerak udara hingga kemudian dapat menggerakkan
udara. Blower ini dapat di atur agar selalu menghasilkan frekuensi perputaran
yang tetap, hingga akan selalu menghasilkan output udara dengan debit yang
tetap. Dengan adanyadebit udara yang tetap tersebut maka tekanan dan pola
aliraran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dapat dikontrol.

8
c. Filter. Filter merupakan bagian dari AHU yang berfungsi untuk mengendalikan
dan mengontrol jumlah partikel dan mikroorganisme (partikel asing) yang
mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang produksi. Filter, biasanya
ditempatkan di dalam rumah filter(filter house) yang didesain sedemikian rupa
agar mudah untuk dibersihkan dan/atau diganti. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah penempatan
posisi filter harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat “memaksa” seluruh
udara yang akan didistribusikan tersebut melewati filter terlebih
dahulu. Filteryang digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa jenis/tipe,
tergantung efisiensinya, yaitu (a) pre-filter (efisiensi penyaringan: 35%);
(b) medium filter (efisiensi penyaringan: 95%); dan (c) High Efficiency
Particulate Air (HEPA) filter (efisiensi penyaringan: 99,997%). Hal penting yang
perlu diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah posisi
penempatan filter harus diatur berdasarkan jenis dan efisiensi
penyaringan filter yang akan menentukan kualitas udara yang dihasilkan.
d. Ducting. Ducting adalah bagian dari AHU yang berfungsi sebagai saluran
tertutup tempat mengalirnya udara. Secara umum, ductingmerupakan sebuah
sistem saluran udara tertutup yang menghubungkan blower dengan ruangan
produksi, yang terdiri dari saluran udara yang masuk (ducting supply) dan
saluran udara yang keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU
(ducting return). Ducting harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mendistribusikan udara ke seluruh ruangan produksi yang membutuhkan,
dengan hambatan udara yang sekecil mungkin. Desainducting yang tidak
tepat akan mengakibatkan hambatan udara yang besar sehingga akan
menyebabkan inefisiensi energi yang cukup besar. Ducting juga harus didesain
agar memiliki insulator di sekeliling permukaannya, yang berfungsi untuk
menahan penetrasi panas dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan suhu di dalam ducting.
e. Dumper. Dumper adalah bagian dari ducting AHU yang berfungsi untuk
mengatur jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi.
Besar kecilnya debit udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai dengan

9
pengaturan tertentu pada dumper. Hal ini amat berguna terutama untuk
mengatur besarnya debit udara yang sesuai dengan ukuran ruangan yang
akan menerima distribusi udara tersebut.
3. Rancangan Instalasi Tata Udara Industrial (HVAC/AHU)
Poin penting untuk dipertimbangkan saat merancang sebuah penanganan
udara dan Unit filtrasi meliputi:
 Desain Casing AHU dan material yang digunakan

 Filtrasi Primer untuk penyaringan udara

 Pemilihan Fan dan Motor sebaiknya dikontrol dengan Inverter untuk


memudahkan di dalam pengontrolan udara yang dibutuhkan.

 Persyaratan kebersihan.

 Lokasi peralatan, filtrasi yang harus mudah dibersihkan.

 Jika peralatan akan dipasang pada atap atau permukaan tanah yang
berdekatan, perawatan harus dilakukan untuk memastikan area inlet udara
berventilasi luar ("air fresh"), bebas dari udara yang keluar dari exhaust
pabrik.

Gambar 113. Tipikal AHU


Untuk aplikasi di mana tidak ada kontak produk langsung, seperti kantor dan
ruang toko, penyaringan akhir dapat ditempatkan sebelum fan, yang
memungkinkan untuk sistem suplai udara lebih kompak dan ekonomis. Spesifikasi
desain juga dapat dimodifikasi untuk memberikan penggunaan yang lebih luas
dari perlengkapan standar. Apapun desain peralatan penanganan udara yang
dipilih, perawatan harus dilakukan untuk memastikan praktek manufaktur yang
baik dengan pertimbangan HACCP.

10
Sistem ducting dari unit penanganan udara harus dibuat dari bahan yang
tahan lama dalam bentuk persegi atau bulat dengan interior halus. Stainless steel
304 grade dapat ditentukan untuk "perawatan tinggi / berisiko tinggi" proses
kerja makanan, namun, kualitas galvanis finish yang baik umumnya diterima.
Sistem ducting harus dapat diakses untuk pemeriksaan berkala dengan panel
akses secara berkala sesuai dengan desain ducting (standar SMACNA). Dimana
standar yang tinggi dari penyaringan udara telah ditetapkan dan dipelihara,
permukaan ducting internal yang akan tetap bersih selama bertahun-tahun
beroperasi. Bahan lain seperti kelas 316 stainless steel mungkin diperlukan untuk
beberapa proses pengembalian area basah atau aplikasi pembuangan udara.
Sebuah uap uap exhaust adalah contoh yang baik agar tidak berkarat.
Air meninggalkan penanganan udara dan Unit filtrasi berada di bawah
tekanan dan sistem ducting harus dirancang dan dibangun untuk menghindari
hilangnya udara (standar DW144). Isolasi Duct untuk mencegah kondensasi
membentuk pada permukaan dingin mungkin diperlukan. Ini adalah praktek
desain yang baik untuk menginstal sebuah penghalang termal pada ducting yang
terkena unsur-unsur dan terletak di rongga langit-langit. Sebuah kualitas
permukaan luar isolasi tinggi diperlukan untuk ducting eksternal untuk mencegah
air atau kontaminasi lainnya memasuki isolasi. Hindari penggunaan ducting
terisolasi dalam lingkungan proses makanan.
Ada beberapa situasi di mana desain modifikasi dari inlet ducting diperlukan,
dan contoh adalah di mana unit penanganan udara ini terletak agak jauh dari
suplai udara luar. Dalam kasus seperti pra-filtrasi harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan kontrol layar inlet mungkin, sehingga mencegah debu sarat
udara memasuki sistem. Sistem ducting Inlet harus dioperasikan dalam kondisi
bersih dan kering menawarkan minimal pemeliharaan. Udara Layar louvre inlet
harus ditempatkan untuk akses mudah dan pembersihan secara berkala. Layar
melekat pada bagian belakang kisi cuaca seringkali sulit untuk memeriksa dan
membersihkan. Sebuah diblokir zona inlet udara akan mempengaruhi kinerja dari
suplai udara dan sistem kontrol kualitas udara

11
Sebisa mungkin ducting harus dipasang di luar ruang pengolahan makanan,
dengan langit-langit disesuaikan diffusers dipasang untuk pengiriman udara yang
efisien ke ruang dikontrol. Sebuah kualitas yang baik diffuser dapat diatur untuk
menghindari draft saat udara dingin dikirim ke ruang. Perhatian diperlukan bila
posisi ekstrak plafon / kisi-kisi dinding, untuk memastikan mereka tidak terletak
di atas pengolahan makanan terbuka. Inti Removable jenis kisi-kisi ekstrak akan
memungkinkan untuk membersihkan luar ruang yang terkontrol. Ekstrak
membutuhkan ducting udara harus mendapat perhatian khusus dengan akses
inspeksi terutama jika proses pembuatan makanan kering dan partikulat
dilepaskan ke atmosfer dalam kondisi proses normal. Ekstrak dari proses
memasak akan membutuhkan perhatian yang cermat untuk memastikan bahwa
akses yang sesuai dan cepat untuk inspeksi dan pembersihan tersedia.

Gambar 114. Rancangan Sistem HVAC


Contoh Soal:
Secara garis besar, komponen dari HVAC merupakan AC split, dimana mempunyai
kondensor dan blower, dan AHU. blower digunakan untuk menghisab udara,.
Setelah itu Bagaimana HVAC bisa menyaring udara sehingga partikel udara
dengan ukuran tersebut dapat tersaring? Dan Mengapa digunakan tiga
penyaring?

12
Penyelesaian :
Alat penyaringnya disebut filter, unitnya disebut AHU (Air Handling unit). Setelah
udara masuk ke penyedot maka udara yang kaya akan partikel tersebut disaring.
Komponen filter yang terdapat di AHU terdiri dari prefilter, medium filter, dan
HEPA. prefilter memiliki efisiensi penyaringan 30-40 %, medium filter 99,5 %, dan
HEPA ada beberapa effisiensi, salah satunya HEPA H13 (99,95%) yang biasanya
digunakan untuk produk non steril dan HEPA H14 (99,995 %) produk steril. Pre
filter menjebak partikel dengan ukuran lebih besar dari 300 mikro meterkubik.
analoginya bahwa apabila langsung digunakan HEPA, maka saringan akan mudah
jebol akibat partikel – partikel besar langsung menekan filter yang ukurannya
lembut sekali.

13
D. Referensi
Althouse, Turnquist, Bracciano. (2003). Modern Refrigeration & Air Conditioning,
Instructor Manual with answer Key. USA: The Goodheard-Willcox
Company.

Hasan Samsuri, Dkk. (2008). Sistem Refigerasi dan Tata Udara Jilid 2. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.

......................... (2013). Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK.

......................... (2013). Sistem dan Instalasi Tata Udara Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK.

http://nirwan-hendrajat.blogspot.co.id/2010/08/air-handling-system-ahu.html

http://hvac4food.blogspot.co.id/2013/05/sistem-tata-udara-pada-pabrik-
makanan.html.

14

Anda mungkin juga menyukai