Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR YANG DOMINAN MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERAPAN

ATRAUMATIC CARE DI RS PKU MUHAMMADIYAH DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NURITA FEBRIANI

20130320075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
2
Dominan Factors that Affecting the Successful Implementation of Atraumatic Care in
PKU Muhammadiyah in Special Region of Yogyakarta
Faktor yang Do,minan Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Atraumatic Care di RS
PKU Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta

Nurita Febriani1, Romdzati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY
E-mail : nuritafebrian118@gmail.com

ABSTRACT

Background : Atraumatic care is used to reduce the stress experience of children and
parents related to health services in hospitals, child care, child specialists and other health
workers. Whithout atraumatic care, it can lead to stress of children due to hospitalization so
that it can cause disruption to child development. Purpose: This study aims to analyze the
factors that influence the success of atraumatic care in RS PKU Muhammadiyah in Special
Region of Yogyakarta. Methods: This type of research is non experimental with quantitative
methods and used a descriptive correlational design. The approach used is cross sectional
approach. Respondents in this study is 40 respondents by using total sampling technique.
Data analysis using frequency test, chi-square test and continued with logistic regression test.
Result: There is a relationship of parent support (p = 0,001), perception of parent with nurse
(p = 0,001) with application of atraumatic care. The factors that most influence the success
of atraumatic care is the parent's perception of the nurse (OR = 0,045). Conclusion ; Parent's
perception of the nurse are the most dominant factors affecting the implementation of
atraumatic care.
Keywords: Atraumatic Care, Nurses

ABSTRAK

Latar Belakang : Atraumatic care digunakan untuk mengurangi pengalaman stres yang
dialami anak dan orang tua yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
perawat anak, spesialis anak, dan tenaga kesehatan lainnya. Apabila atraumatic care tidak
diterapkan, maka dapat menyebabkan meningkatnya stres anak akibat hospitalisasi sehingga
dapat menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Tujuan : Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan atraumatic
care di RS PKU Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode : Jenis penelitian
ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain deskriptif
korelasional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 40 responden dengan menggunakan tehnik total sampling.
Analisis data menggunakan uji frequencies, uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji regresi
logistik. Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan orang tua (p = 0,001),
persepsi orang tua terhadap perawat (p = 0,001) dengan penerapan atraumatic care. Faktor
yang paling mempengaruhi keberhasilan penerapan atraumatic care adalah persepsi orang
tua terhadap perawat (OR = 0,045). Kesimpulan: Faktor persepsi orang tua terhadap perawat
adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi penerapan atraumatic care .

Kata kunci : Atraumatic Care, Perawat

1
PENDAHULUAN (Supartini, 2012). Penerapan

Hospitalisasi pada anak atraumatic care mampu menurunkan

merupakan stresor yang dialami stres akibat prosedur invasif pada

selama menjalani perawatan di anak selama menjalani hospitalisasi

rumah sakit (Wong, 2009). Selama sehingga mempercepat proses

proses tersebut, anak akan penyembuhan anak (Lory Huff et al.,

mengalami berbagai kejadian 2009 dalam Breving, Ismanto, &

traumatis dan penuh dengan stres Onibala, 2015). Oleh karena itu,

(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, perawat anak dituntut untuk

2013). Dampak dari stres yang memberikan pelayanan keperawatan

dirasakan anak tergantung pada yang berkualitas dengan menerapkan

persepsi anak terhadap hospitalisasi. atraumatic care sehingga dapat

Apabila stres hospitalisasi tidak meminimalkan stres yang dialami

ditangani, maka dapat mempengaruhi anak selama menjalani hospitalisasi

proses pertumbuhan dan (Hidayat, 2008).

perkembangan anak, seperti adanya


Berdasarkan penelitian yang
gangguan emosional jangka panjang
dilakukan Breving, Ismanto, &
dan gangguan perkembangan
Onibala (2015), sebanyak 34 anak
motorik kasar (Utami, 2014;
berusia 1-14 tahun yang terdiri dari
Murtutik & Wahyuni, 2013).
17 anak kelompok intervensi yang

Tindakan untuk menurunkan diberikan kompres es batu dan

stres hospitalisasi anak yaitu dengan pemberian mainan dan 17 anak

melakukan atraumatic care kelompok kontrol atau tanpa

2
intervensi. Terdapat penurunan skor Care di RS PKU Muhammadiyah di

rata-rata kecemasan setelah Daerah Istimewa Yogyakarta”.

penerapan atraumatic care pada


METODE
kelompok intervensi dari 39,82
Penelitian ini merupakan
menjadi 29,59. Sedangkan pada
penelitian non eksperiment dengan
kelompok kontrol mengalami
metode kuantitatif dan menggunakan
peningkatan dari 37,24 menjadi
desain penelitian deskriptif
39,71. Hal tersebut menunjukkan
korelasional. Pendekatan yang
bahwa terdapat pengaruh penerapan
digunakan adalah pendekatan cross
atraumatic care berupa pemberian
sectional yaitu pengambilan sampel
kompres es batu dan pemberian
dilakukan sekali terhadap variabel
mainan ketika dilakukan pemasangan
independen dan dependen
infus.
(Sulistyaningsih, 2011).

Apabila atraumatic care tidak Populasi adalah subjek atau objek

diterapkan, maka dapat yang memenuhi kriteria yang telah

menyebabkan meningkatnya stres ditentukan sebelumnya (Nursalam,

anak akibat hospitalisasi sehingga 2016). Populasi dalam penelitian ini

dapat menyebabkan gangguan pada adalah keseluruhan jumlah perawat

tumbuh kembang anak. Oleh karena anak di ruang rawat anak RS PKU

itu, peneliti tertarik untuk melakukan Muhammadiyah Bantul, RS PKU

penelitian dengan judul “Faktor- Muhammadiyah Gamping dan RS

Faktor yang Mempengaruhi PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Keberhasilan Penerapan Atraumatic yaitu 41 perawat.

3
Sampel dari penelitian ini adalah dependen yaitu penerapan

perawat anak yang bekerja di ruang atraumatic care.

rawat anak RS PKU Muhammadiyah


HASIL
Bantul, RS PKU Muhammadiyah
1. Hubungan faktor-faktor yang
Gamping dan RS PKU mempengaruh Penerapan
Atraumatic Care
Muhammadiyah Yogyakarta. Teknik
Analisis bivariat dilakukan
pengambilan sampel pada penelitian
untuk mengetahui hubungan
ini secara total sampling yaitu
variabel independen yaitu
jumlah sampel sama dengan populasi
faktor-faktor yang
(Dahlan, 2009). Sampel yang diambil
mempengaruhi keberhasilan
pada penelitian ini adalah 40
penerapan atraumatic care
responden, 1 responden tidak
dengan variabel dependen yaitu
mengisi kuesioner dikarenakan
penerapan atraumatic care.
sedang cuti melahirkan.
Analisis bivariat juga
Variabel independen pada
dilakukan untuk menyeleksi
penelitian ini, yaitu fasilitas ruangan,
variabel yang dapat
dukungan birokrasi, dukungan orang
dimasukkan ke dalam analisis
tua dan keluarga, pengalaman kerja
multivariat. Hasil analisis
perawat, dan persepsi orang tua dan
bivariat ditampilkan pada tabel
keluarga terhadap perawat. Variabel
7 berikut ini.

4
Tabel 1. Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Penerapan Atraumatic Care (N = 41)

Penerapan Atraumatic
Care IK95%
No P OR
Baik Buruk
N % N % Min Maks
1 Fasilitas Ruangan
Baik 8 19,5 11 26,8 0, 495 1,558 0,434 5,596
Buruk 7 17,1 15 36,6
2 Dukungan
birokrasi
Baik 7 17,1 12 29,3
0,975 1,021 0,285 3,650
Buruk 8 19,5 14 34,1
3 Dukungan orang
tua
Baik 12 29,3 5 12,2 82,99
0,001 16,800 3,401
Buruk 3 7,3 21 51,2 9
4 Pengalaman
Kerja Perawat
Tinggi 10 24,4 10 24,4 12,13
0,082 3,200 0,844
Rendah 5 12,2 16 39,0 5
5 Persepsi Orang
Tua dengan
Perawat
Baik 12 29,3 4 9,8 115,0
0,001 22,000 4,208
Buruk 3 7,3 22 53,7 08
Total 15 36,6 26 63,4
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasrkan tabel 3, buruk dan penerapan

hubungan antara dukungan atraumatic care buruk

orang tua dengan penerapan sebanyak 21 responden

atraumatic care diperoleh data (51,2%), selanjutnya nilai p

bahwa responden didominasi menunjukkan 0,001 yang

oleh dukungan orang tua yang berarti terdapat hubungan yang

5
signifikan antara dukungan 2. Faktor yang paling dominan
mempengaruhi Penerapan
orang tua dengan penerapan Atraumatic Care
atraumatic care dan diperoleh Analisis multivariat
OR = 16,800. Hubungan antara dilakukan untuk mengetahui
persepsi orang tua terhadap faktor yang paling dominan
perawat dengan penerapan mempengaruhi penerapan
atraumatic care didominasi atraumatic care dengan
oleh persepsi orang tua menggunakan uji regresi
terhadap perawat yang buruk logistik. Variabel yang
dan penerapan atraumatic care dimasukkan dalam analisis
buruk sebanyak 22 responden multivariat adalah variabel
(53,7%), selanjutnya nilai p yang mempunyai p<0,25 pada
menunjukkan 0,001 yang analisis bivariat (Dahlan,
berarti terdapat hubungan yang 2012). Hasil analisis
signifikan antara persepsi multivariat ditampilkan dalam
orang tua dengan perawat tabel 6 berikut ini.
dengan penerapan atraumatic

care dan diperoleh OR =

22,000.

6
Tabel 2. Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Penerapan Atraumatic Care (N = 41)

Variabel Koefisien P OR
Langkah Dukungan
-1,168 0,408 0,311
1 Orang Tua
Pengalaman
Kerja 0,192 0,848 1,212
Perawat
Persepsi
Orang Tua
-2,229 0,094 0,108
dengan
Perawat
Konstanta 2,067 0,003 7,900
Langkah Dukungan
-1,081 0,419 0,339
2 Orang Tua
Persepsi
Orang Tua
-2,214 0,097 0,109
dengan
Perawat
Konstanta 2,115 0,001 8,292
Langkah Persepsi
3 Orang Tua
-3,091 0,000 0,045
dengan
Perawat
Konstanta 1,992 0,001 7,333
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan tabel 4, adalah persepsi orang tua

diperoleh faktor yang paling dengan perawat dengan

dominan mempengaruhi kekuatan hubungan dapat

penerapan atraumatic care dilihat dari nilai OR = 0,045.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4, didapatkan persepsi orang tua dengan perawat

hasil analisis multivariat bahwa adalah faktor yang paling dominan

7
mempengaruhi penerapan atraumatic kecemasan orang tua akibat anaknya

care dengan OR yaitu 0,045, maka menjalani hospitalisasi.

probabilitasnya mempengaruhi
Upaya menurunkan kecemasan
penerapan atraumatic care 4,5%.
orang tua akibat anaknya yang

Persepsi yang baik antara orang menjalani hospitalisasi akan

tua dengan perawat terkait edukasi berpengaruh pada penurunan

maupun tindakan yang akan kecemasan anak. Oleh karena itu,

dilakukan terhadap anak peran perawat sebagai gatekeeper

menyebabkan menurunnya sangat dipertimbangkan dalam

kecemasan orang tua yang anaknya menyampaikan informasi kepada

menjalani hospitalisasi (Hamilton, orang tua. Dengan adanya

Lerner, & Presson, 2012). Hal penyampaian informasi yang baik

tersebut sesuai dengan pernyaataan kepada orang tua sehingga akan

yang diungkapkan oleh Indrayani & merasa lebih diberdayakan dalam

Santoso (2012) bahwa tingkat membuat keputusan untuk merawat

kecemasan seseorang dapat anak (Baier, 2012). Hal tersebut

berkurang dengan adanya pemberian sesuai dengan pendapat dari Melo,

informasi tentang pelayanan Ferreira, Lima, & Mello (2014) yang

keperawatan yang dilakukan. Dengan menyatakan bahwa perawat memiliki

informasi dan pengetahuan yang tanggung jawab untuk memberikan

diberikan oleh perawat, diharapkan informasi secara terus-menerus

akan mempengaruhi tingkat dalam upaya membantu orang tua

memahami keadaan anaknya.

8
Hasil penelitian Lestari & pasien yang anaknya dirawat dengan

Saparwati (2016) menunjukkan P value = 0,000.

bahwa komunikasi perawat dalam


Informasi yang disampaikan oleh
kategori baik (63,6%) dengan tingkat
perawat kepada orang tua juga
kecemasan orang tua dalam kategori
berkaitan dengan kemampuan orang
ringan (51,5%). Dalam penelitian
tua dalam menerima dan memahami
tersebut menyatakan bahwa terdapat
informasi yang siampaikan.
hubungan yang signifikan antara
Kemampuan orang tua dalam
komunikasi terapetik dengan tingkat
menerima suatu informasi
kecemasan orang tua yang anaknya
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
menjalani hospitalisasi dengan P
dimana semakin tinggi pendidikan
value = 0,002 dan nilai kolerasi = -
orang tua maka diharapkan semakin
0,514 menunjukkan kolerasi negatif
mudah orang tua menerima dan
dan hubungan yang cukup kuat, yang
memahami informasi dari perawat
berarti semakin baik komunikasi
(Yeni, Novayelinda, & Karim, 2013).
terapetik perawat maka semakin
Hal tersebut sesuai dengan
menurun tingkat kecemasan orang
pernyataan dari Kartika (2013) yang
tua dengan anak yang menjalani
menyatakan bahwa komunikasi
hospitalisasi. Penelitian lainnya
terapetik akan berhasil apabila
dilakukan oleh (Slamet, 2014) yang
didukung oleh pengetahuan dan
mengungkapkan bahwa komunikasi
kemampuan perawat serta tingkat
terapetik memberikan pengaruh
pengetahuan orang tua, sehingga
terhadap tingkat kecemsan keluarga
perawat dapat berinteraksi dengan

9
baik dan akhirnya dapat memberikan kurangnya interaksi positif dengan

informasi yang tepat dan sesuai anak (Helgeson, Becker, Escobar, &

dengan kebutuhan orang tua serta Siminerio, 2012).

anak selama menjalani hospitalisasi.


KESIMPULAN

Adanya informasi yang diberikan 1. Terdapat hubungan yang

oleh perawat kepada orang tua terkait bermakna antara dukungan

keadaaan anak dan tindakan yang orang tua dan persepsi orang

akan dilakukan terhadap anak, akan tua dengan perawat dengan

mempengaruhi kecemasan yang penerapan atraumatic care.

dialami orang tua akibat anaknya 2. Tidak terdapat hubungan yang

menjalani hospitalisasi (Rinaldi, bermakna antara fasilitas

Oped, & Pali, 2013). Kecemasan ruangan, dukungan birokrasi,

yang dialami orang tua tidak hanya dan pengalaman kerja perawat

berdampak pada psikologi orang tua dengan penerapan atraumatic

tetapi juga pada kesehatan anak. care.

Orang tua yang mengalami 3. Faktor yang paling dominan

kecemasan akibat anaknya menjalani mempengaruhi penerapan

hospitalisasi dapat mempengaruhi atraumatic care adalah

pada bagaimana orang tua persepsi orang tua dengan

berinteraksi dengan anak tersebut. perawat.

Dengan kata lain, adanya stres yang


DAFTAR PUSTAKA
terjadi pada orang tua menyebabkan

dampak negatif bagi anak dan Baier, R. (2012). Parents’ and


Nurses’ Perceptions of

10
Patient-and-Family Centered Semarang: KTI Stikes Ngudi
Care and the Impact of the Waluyo Ungaran.
Nurse-Patient Relationship.
Victoria: University of Melo, E., Ferreira, P., Lima, R., &
Victoria. Mello, D. (2014). The
involvement Parent in the
Hamilton, L., Lerner, C., & Presson, healthcare provided to
A. (2012). Effects of a hospitalzed children. Revista
Medical Home Program for latino-americana de
Children with Special Health enfermagem, 432-439 .
Care Needs on Parental
Perceptions of Care in an Murtutik, L., & Wahyuni. (2013).
Ethnically Diverse Patient Hubungan Frekuensi
Care in an Ethnically Diverse Hospitalisasi Anak dengan
Patient Population. Matern Perkembangan Motorik Kasar
Child Health Journal;17, pada Anak Pre-Schoo
463–469. Penderita Leukimia di RSUD
Dr. Moewardil. Jurnal Ilmu
Helgeson, V. S., Becker, D., Keperawatan Indonesia Vol.
Escobar, O., & Siminerio, L. 6 No. 3.
(2012). Families with
Children with Diabetes : Rinaldi, P. A., Oped, H., & Pali, C.
Implications of Parents Stress (2013). Hubungan
for Parent and Child Health. Pengetahuan dengan Tingkat
Journal of Pediatric, Vol. 37 Kecemasan Ibu yang
No.4, 467-478. Anaknya di Rawat di RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Manado. Jurnal e-Biomedik
Ilmu Keperawatan Anak. (e-BM) Volume 1 Nomor 3,
Jakarta: Salemba Medika. 1101-1105.
Kartika, I. D. (2013). Komunikasi Slamet, S. P. (2014). Pengaruh
Antarpribadi Perawat dan Komunikasi Terapeutik
tingkat kepuasan Pasien Dengan Tingkat Kecemasan
PSIA Pertiwi Makasar. Keluarga Yang Memiliki
Makasar: Skripsi Universitas Anaka Dirawat Di Ruang
Hasanuddin. PICU RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Yogyakarta:
Lestari, P., & Saparwati, M. (2016). Skripsi Stikes „AISYIYAH.
Hubungan Komunikasi
Terapeutik Dengan Tingkat Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kecemasan Orang Tua Yang pedidikan pendekatan
Memiliki Anak Hospitalisasi kuantitatif, kualitatif, dan
Dengan Terapi Infus Di R&D. Bandung: Alfabeta.
Rumah Sakit Tentara
Dr.Soedjono Magelang. Sulistyaningsih. (2011). Metodologi
Penelitian Kebidanan

11
Kuantitatif-Kualitatif. Ilmiah WIDYA 9 Volume 2
Yogyakarta: Graha Ilmu. Nomor 2 ISSN 2337-6686
ISSN-L 2338-3321, 9-20.
Supartini, Y. (2012). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan Wong, D. L. (2009). Buku Ajar
Anak. Jakarta: EGC. Keperawatan Pediatrik
volume 2. Jakarta: EGC.
Susilaningrum, R., Nursalam, &
Utami, S. (2013). Asuhan Yeni, S., Novayelinda, R., & Karim,
Keperawatan Bayi dan Anak D. (2013). Faktor-Faktor
untuk Perawat dan Bidan. yang Berhubungan dengan
Jakarta: Salemba Medika. Tingkat Stres Orang Tua
pada Anak yang Dirawat di
Utami, Y. (2014). Dampak Ruangan Perinatologi.
Hospitalisasi terhadap Pekanbaru: KTI tidak
Perkembangan Anak. Jurnal dipublikasikan.

12

Anda mungkin juga menyukai