DOSEN PEMBIMBING :
MEILIANTI, S.T, M. T
DISUSUN OLEH :
ELZHA NATALINA SINAGA
INNAYAH PUTRI ANJANI
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 Teknik Percobaan Berbahaya.......................................................................................4
2.1.1 REAKSI KIMIA.................................................................................................4
2.1.2 PEMANASAN..................................................................................................4
2.1.3 DESTRUKSI......................................................................................................4
2.1.4 DESTILASI.......................................................................................................5
2.1.5 REFLUKS ...................................................................................................5
2.1.6 PENGUKURAN VOLUME CAIRAN.................................................................5
2.1.7 PENDINGINAN................................................................................................5
2.1.8 PERLAKUAN TERHADAP SILIKA .........................................................................6
2.1.9 PERLAKUAN TERHADAP AIR RAKSA..............................................................6
2.2 Label Dan Simbol Bahan Kimia Berbahaya....................................................................7
2.2.1 EXSPLOSIVE (Bersifat Mudah Meledak) ........................................................7
2.2.2 OXIDIZING (Mudah Teroksidasi) ...... .............................................................7
2.2.3 EXTREMELY FLAMMABLE (Amat Sangat Mudah Terbakar) ...........................8
2.2.4 HIGHLY FLAMMABLE (Sangat Mudah Terbakar) ...........................................9
2.2.5 FLAMMABLE (Mudah Terbakar) ....................................................................9
2.2.6 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN...........................................10
2.2.7 BAHAN-BAHAN YANG MERUSAK JARINGAN................................................13
2.2.8 BAHAN BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN.....................................................14
2.3 Syarat-Syarat Penyimpanan Bahan Kimia...................................................................15
2.3.1 Bahan Kimia Beracun (Toxic) .......................................................................15
2.3.2 Bahan Kimia Korosif (Corrosive) ...............................................................15
2.3.3 Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) ..............................................15
2.3.4 Bahan Kimia Peledak (Explosive) .............................................................16
2.3.5 Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) ..........................................................16
2.3.6 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)................17
2.3.7 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)...............17
2.3.8 Gas Bertekanan (Compressed Gases) ......................................................17
2.3.9 Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances) .....................................17
2.4 Bahan-Bahan Kimia Incompatible...............................................................................18
BAB 3 PENUTUP............................. ..............................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................ .................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan
cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya.
Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 PEMANASAN
2.1.3 DESTRUKSI
Destruksi diperlukan agar komponen-komponen yang akan dianalisis terlepas dari
matriks (senyawa-senyawa lain). Reaksi destruksi dilakukan dengan asam seperti asam sulfat
pekat, asam nitrat, dan sebagainya. Reaksi ini juga harus dipanaskan untuk mempermudah
4
proses destruksi. Oleh karena itu destruksi harus dilakukan dengan hati hati, diantaranya
sebagai berikut.
a) Pelajari dan ikuti prosedur kerja secara seksama, termasuk pengukuran jumlah
reagen secara tepat dan cara pemanasannya.
b) Percobaan dilakukan dalam almari asam. Hati hati dalam membuka dan
menutup pintu almari asam pada saat proses destruksi berlangsung.
c) Lindungi diri dengan kacamata/pelindung muka dan sarung tangan pada setiap
kali bekerja.
d) Bagi pekerja baru diperlukan supervisi atau konsultasi dengan yang lebih
berpengalaman.
2.1.4 DESTILASI
Destilasi merupakan proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan uap
yang terbentuk sehingga diperoleh cairan kembai yang murni. Dalam pemanasan cairan
biasanya ditambahkan batu didih (boiling chips), untuk mencega pendidihan yang mendadak
(bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali.
Untuk destilasi hampa udara (vacuum destilation), aliran udara melalui kapiler kedalam bagian
bawah labu merupakan penganti batu didih.
2.1.5 REFLUKS
Refluks merupakan gabungan antara pemanasan cairan dan pendinginan uap,
tetapi kondensat yang terbentuk dikembalikan kedalam labu didih. Karna prosesnya mirip
dengan destilasi, maka bahaya teknik tersebut serta cara pencegahannya sama dengan teknik
destilasi.
2.1.7 PENDINGINAN
Karbondioksida dapat dipakai bersama sama dengan pelarut organic unuk
menambah pendinginan. Karena banyak terbentuk gas (penguapan) maka pelarut yang
digunakan harus nontoksik dan tidak mudah terbakar.
5
2.1.8 PERLAKUAN TERHADAP SILIKA
Percobaan-percobaan dalam kromator grafis lapis tipis, banyak memakai bubuk
halus silica gel. Hindari bubuk halus tersebut, karena dapat terjadi hamburan didalam ruang
udara terhadap pernapasan kita.
6
2.2 LABEL DAN SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut
Peraturan tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang
bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan
kerja. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang orange,
kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi
dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan
untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia.
Huruf kode: E
2.2.2 OXIDIZING (Mudah Teroksidasi)
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan kimia
yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab
terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas,
percikan api, atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan
bahan kimia oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko
kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini
7
misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua
bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Frase-
R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan
kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
Huruf kode: O
Huruf kode : F+
8
2.2.4 HIGHLY FLAMMABLE (Sangat Mudah Terbakar)
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah
subyek untukself-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titiknyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar
menghasilkan gasyang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-
bahan yang dapatmenjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan
energi dan akhirnyaterbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan
sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam
natrium, yang sering digunakandi laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
Huruf kode: F
9
2.2.6 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut
dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan,
tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut
suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD 50
merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg/kg berat badan yang akan menyebabkan
kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah One Single Administration. Akibat desain
uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem
gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit). Disamping dua hal
tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50 pulmonary
(inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan
menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk bahan bersifat sangat beracun (very toxic
substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmfulsubstances.
Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘Very Toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendahjika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit.Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28. Contoh bahan dengan
sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzenedan atripin.
10
2.2.6.2 TOXIC (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkankerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendahjika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25. Bahan dan formulasi yang
memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)
Huruf kode: T
Ditandai dengan simbol bahaya ‘Toxic Substances’ dan kode huruf T. Bahan
karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke
tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) danbenzene (toksik, karsinogenik).
HARMFUL (Berbahaya)
11
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘Harmful’ memiliki resiko
merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22. Bahan dan formulasi yang memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)
Huruf kode: Xn
Yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘Harmful
Substances’ dan kode huruf Xn.Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga
akan ditandai dengan simbol bahaya ‘Harmful Substances’ dan kode huruf Xn, bahan pemeka
(sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah
dengan simbol bahaya untuk ‘Harmful Substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol
bahaya ‘Irritant Substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik
dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion) atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya
solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol(berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai
karsinogenik).
12
2.2.7 BAHAN-BAHAN YANG MERUSAK JARINGAN
CORROSIVE (Korosif)
Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan tersebut bersifat
korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa
dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran
< 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor.
Jangan menghirup uap dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata
dan kulit Anda. Mereka juga bisa menyebabkan iritasi. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34
dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4
maupunbasa seperti larutan NaOH (>2%).
Huruf kode: Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘Irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan
irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina,
kalsium klorida dan asam danbasa encer.
13
2.2.8 BAHAN BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN (Dangerous For
Environment)
Huruf kode: N
Simbol bahan kimia berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment) yakni
melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme
dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya
tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin. Frase-R untuk bahan berbahaya
bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut
misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan,dan petroleum hidrokarbon seperti pentana
dan petroleum bensin.
14
2.3 SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
a) Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
15
b) Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
c) Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan
udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
e) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f) Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
16
2.3.6 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang
mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang
tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler
otomatis di dalam ruang simpan.
17
2.4 BAHAN-BAHAN KIMIA INCOMPATIBLE
Bahan-bahan kimia incompatible adalah bahan yang tidak boleh di campur dalam
penyimpanannya seperti asam dengan bahan yang beracun, bahan mudah terbakar dengan
oksidator, dan sebagainya.Bahan kimia incompatible harus di simpan secara terpisah.Seperti
contoh zat pada kolom A bila kontak dengan zat kolom B akan menghasilkan racun (kolom C).
Kolom A Kolom B Senyawa Berbahaya yang
timbul dicampur (Kolom C)
Sianida Asam Asam sianida
Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida
Asam nitrat Tembaga, logam Nitrogen dioksida
berat
Nitrit Asam Asam nitrogen oksida
Senyawa arsenic Reduktor Arsin
Sulfida Asam Hidrogen sulfida
18
Semua wadah yang berisi bahan kimia harus di beri label yang menyatakan nama bahan
itu,. Khusus untuk wadah yang berisi larutan harus pula dinyatakan konsentrasi, dan
tanggal pembuatan larutan.
Untuk memudahkan pencarian dan menjaga keamanan, penyimpanan, bahan kimia
hendaknya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok cairan / larutan dan kelompok
zat padat dan masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi kelompok Asam, basa,
garam, indicator atau pereaksi khusus serta senyawa organic
Fosforus kuning harus di simpan ( direndam bersama wadahnya )
Natrium, kalium dan litium harus di simpan dalam kerosin ( Minyak Tanah)
Ruangan penyimpanan bahan kimia hendaknya di lengkapi dengan ventilasi yang
memadai
Saat membeli bromin sebaiknya dibungkus dalam amplop / wadah kertas dan di
perkirakan dapat habis dalam satu percobaan.
Semua persediaan bahan kimia secara teratur di teliti, jika ada label yang rusak harus
segera di ganti. Jika ada zat yang rusak, zat itu harus disingkirkan / dibuang dengan, hati-
hati.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Potensi bahaya ditempat kerja atau laboratorium yang berhubungan langsung
dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya yaitu
potensi bahaya kimia dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui :
inhalation (melalui pernapasan), ingestion ( melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact
( melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap,
asap, daya acuh bahan (toksisitas), cara masuk kedalam tubuh. Dan juga potensi bahaya dari
proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang ditimbulkan oleh beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi yang sangat bergantung dari; bahan dan
peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://rumusrumus.com/simbol-simbol-bahan-kimia/
https://www.synergysolusi.com/7-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html
https://materikimia.com/26-simbol-bahan-kimia-beserta-arti-dan-contohnya/
https://www.safetyshoe.com/cara-penyimpanan-bahan-kimia-berbahaya-di-labolatorium/
http://jayaanakjuni.blogspot.com/2012/06/identifikasi-bahan-bahan-kimia.html
21