Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNIK PERCOBAAN, LABEL, dan PENYIMPANAN


BAHAN KIMIA

DOSEN PEMBIMBING :
MEILIANTI, S.T, M. T

DISUSUN OLEH :
ELZHA NATALINA SINAGA
INNAYAH PUTRI ANJANI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TEKNIK KIMIA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing
kami Ibu Meilianti, S.T.,M.T selaku dosen pengajar mata kuliah K3 yang
membantu dan mengarahkan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal isi yang tersirat didalamnya. Oleh karena itu kami
meminta maaf atas ketidaksempurnaan kami dan juga memohon kritik dan saran
untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri kami sendiri, teman-teman, serta orang lain

Palembang, 06 September 2019

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 Teknik Percobaan Berbahaya.......................................................................................4
2.1.1 REAKSI KIMIA.................................................................................................4
2.1.2 PEMANASAN..................................................................................................4
2.1.3 DESTRUKSI......................................................................................................4
2.1.4 DESTILASI.......................................................................................................5
2.1.5 REFLUKS ...................................................................................................5
2.1.6 PENGUKURAN VOLUME CAIRAN.................................................................5
2.1.7 PENDINGINAN................................................................................................5
2.1.8 PERLAKUAN TERHADAP SILIKA .........................................................................6
2.1.9 PERLAKUAN TERHADAP AIR RAKSA..............................................................6
2.2 Label Dan Simbol Bahan Kimia Berbahaya....................................................................7
2.2.1 EXSPLOSIVE (Bersifat Mudah Meledak) ........................................................7
2.2.2 OXIDIZING (Mudah Teroksidasi) ...... .............................................................7
2.2.3 EXTREMELY FLAMMABLE (Amat Sangat Mudah Terbakar) ...........................8
2.2.4 HIGHLY FLAMMABLE (Sangat Mudah Terbakar) ...........................................9
2.2.5 FLAMMABLE (Mudah Terbakar) ....................................................................9
2.2.6 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN...........................................10
2.2.7 BAHAN-BAHAN YANG MERUSAK JARINGAN................................................13
2.2.8 BAHAN BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN.....................................................14
2.3 Syarat-Syarat Penyimpanan Bahan Kimia...................................................................15
2.3.1 Bahan Kimia Beracun (Toxic) .......................................................................15
2.3.2 Bahan Kimia Korosif (Corrosive) ...............................................................15
2.3.3 Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) ..............................................15
2.3.4 Bahan Kimia Peledak (Explosive) .............................................................16
2.3.5 Bahan Kimia Oksidator (Oxidation) ..........................................................16
2.3.6 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)................17
2.3.7 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)...............17
2.3.8 Gas Bertekanan (Compressed Gases) ......................................................17
2.3.9 Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances) .....................................17
2.4 Bahan-Bahan Kimia Incompatible...............................................................................18
BAB 3 PENUTUP............................. ..............................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................ .................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja dilaboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada didalamnya. Karena itu diperlukan
pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya dilaboratorium. Telah banyak terjadi kecelakaan
ataupun menderita luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian
ataupun kecelakaan dilaboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman dilaboratorium.

Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan
cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya.
Keselamatan kerja dilaboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja.

Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.


Walaupun petunjuk keselamtan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun
hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan
ketika bekerja dilaboratorium.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara teknik percobaan berbahaya?
2. Apa saja symbol dan label bahan kimia yang berbahaya?
3. Apa saja syarat-syarat penyimpanan bahan kimia?
4. Bagaiman cara mengetahui campuran bahan yang incompatible?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui cara teknik percobaan berbahaya
2. Mengetahui simbol dan label bahan kimia yang berbahahaya
3. Mengetahui syarat-syarat penyimpanan bahan kimia
4. Mengetahui campuran bahan yang incompatible

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEKNIK PERCOBAAN BERBAHAYA


Percobaan-percobaan dalam laboratorium dapat meliputi beberapa jenis
pekerjaan diantaranya mereaksikan bahan-bahan kimia, destilasi, ekstraksi, memasang
peralatan, dasn sebagainya. Masing-masing teknik dapat mengandung resiko yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Tentu saja bahan tersebut sangat berkaitan dengan
penggunaan bahan dalam percobaan, sehingga susah untuk memisahkan bahaya antara teknik
dan bahan. Walaupun demikian kita dapat memperkecil dan memperkirakan bahan yang dapat
timbul dalam kaitannya dengan teknik dan bahan yang digunakan.

2.1.1 REAKSI KIMIA


Semua reaksi kimia menyangkut perubahan energi yang diwujudkan dalam bentuk
panas. Kebanyakan reaksi kimia disertai dengan reaksi eksotermis dan reaksi endotermis.
Bahaya dari suatu reaksi kimia adalah karena proses pelepasan energi (panas) yang banyak dan
dengan kecepatan yang tinggi sehingga tidak terkendali dan bersifat destruktif terhadap
lingkungan. Banyak kejadian dan kecelakaan didalam laboratorium sebagai akibat reaksi kimia
yang hebat atau eksplosif (bersifat ledakan). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kecepatan suatu reaksi kimia adalah konsentrasipreaksi, kenaikan suhu reaksi dan adanya
katalis.

2.1.2 PEMANASAN

Pemanasan digunakan untuk mempercepat reaksi, pelarutan, destilasi, maupun


ekstruksi. Untuk pemanasan pelarut organik (titik didih dibawah 100°c) seperti eter, metanhol,
alkohol, benzena, heksana, dan sebagainya maka pengunaan penagas air adalah cara termurah
dan aman. Pemanasan dengan api terbuka, meskipun dengan api sekecil apapun, akan sangat
berbahaya karena api dapat menyambar kearah uap pelarut organik. Juga pemanasan dengan
hot plate juga berbahaya, karena suhu permukaan dapat jauh melebihi titik nyala pelarut
organik.

2.1.3 DESTRUKSI
Destruksi diperlukan agar komponen-komponen yang akan dianalisis terlepas dari
matriks (senyawa-senyawa lain). Reaksi destruksi dilakukan dengan asam seperti asam sulfat
pekat, asam nitrat, dan sebagainya. Reaksi ini juga harus dipanaskan untuk mempermudah

4
proses destruksi. Oleh karena itu destruksi harus dilakukan dengan hati hati, diantaranya
sebagai berikut.
a) Pelajari dan ikuti prosedur kerja secara seksama, termasuk pengukuran jumlah
reagen secara tepat dan cara pemanasannya.
b) Percobaan dilakukan dalam almari asam. Hati hati dalam membuka dan
menutup pintu almari asam pada saat proses destruksi berlangsung.
c) Lindungi diri dengan kacamata/pelindung muka dan sarung tangan pada setiap
kali bekerja.
d) Bagi pekerja baru diperlukan supervisi atau konsultasi dengan yang lebih
berpengalaman.

2.1.4 DESTILASI
Destilasi merupakan proses gabungan antara pemanasan dan pendinginan uap
yang terbentuk sehingga diperoleh cairan kembai yang murni. Dalam pemanasan cairan
biasanya ditambahkan batu didih (boiling chips), untuk mencega pendidihan yang mendadak
(bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali.
Untuk destilasi hampa udara (vacuum destilation), aliran udara melalui kapiler kedalam bagian
bawah labu merupakan penganti batu didih.

2.1.5 REFLUKS
Refluks merupakan gabungan antara pemanasan cairan dan pendinginan uap,
tetapi kondensat yang terbentuk dikembalikan kedalam labu didih. Karna prosesnya mirip
dengan destilasi, maka bahaya teknik tersebut serta cara pencegahannya sama dengan teknik
destilasi.

2.1.6 PENGUKURAN VOLUME CAIRAN


Memakai pompa karet (rubber bulb) untuk mengisi pipet merupakan cara yang
paling aman dan praktis, meskipun memerlukan sedikit latihan. Sedangkan untuk cairan yang
korosif dapat dilakukan dengan pipet isap (hypodermic syringe).

2.1.7 PENDINGINAN
Karbondioksida dapat dipakai bersama sama dengan pelarut organic unuk
menambah pendinginan. Karena banyak terbentuk gas (penguapan) maka pelarut yang
digunakan harus nontoksik dan tidak mudah terbakar.

5
2.1.8 PERLAKUAN TERHADAP SILIKA
Percobaan-percobaan dalam kromator grafis lapis tipis, banyak memakai bubuk
halus silica gel. Hindari bubuk halus tersebut, karena dapat terjadi hamburan didalam ruang
udara terhadap pernapasan kita.

2.1.9 PERLAKUAN TERHADAP AIR RAKSA


Percobaan memakai air raksa cukup berbahaya karena sifat racunnya ( NAB=0.05
mg/m3). Tetesan air raksa dapat meloncat tanpa dapat dilihat oleh mata. Apabila tidak hati hati,
maka ruangan dimana kita praktik dapat jenuh dengan uap air raksa. Udara yang jenuh dengan
uap air raksa berarti telah jauh melebihi nilai ambang batas (NAB) uap air raksa tersebut.

6
2.2 LABEL DAN SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut
Peraturan tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang
bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan
kerja. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang orange,
kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi
dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan
untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia.

2.2.1 EXSPLOSIVE (Bersifat Mudah Meledak)


Notasi bahaya explosive dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan ,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosterik. Energi tinggi
dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan
dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for exsplosive substances. Sebagai
contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti
aseton, dietil, eter, etanol, dan sebagainya.

Huruf kode: E
2.2.2 OXIDIZING (Mudah Teroksidasi)
Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan kimia
yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab
terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas,
percikan api, atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan
bahan kimia oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko
kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini

7
misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua
bahan tersebut, hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Frase-
R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan
kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Huruf kode: O

2.2.3 EXTREMELY FLAMMABLE (Amat Sangat Mudah Terbakar)


Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “Extremely
Flammable” merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0°C) dan titik
didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35°C). Bahan amat sangat mudah terbakar
berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal. Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11. Adapun beberapa contoh bahan
bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak
bahan dengan udara.
2. Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak
bahan dengan udara dan sumber api.
3. Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari
sumber api atau loncatan bunga api.
4. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air
atau api.

Huruf kode : F+

8
2.2.4 HIGHLY FLAMMABLE (Sangat Mudah Terbakar)
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah
subyek untukself-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titiknyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar
menghasilkan gasyang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-
bahan yang dapatmenjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan
energi dan akhirnyaterbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan
sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam
natrium, yang sering digunakandi laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Huruf kode: F

2.2.5 FLAMMABLE (Mudah Terbakar)


Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan
notasi bahaya ‘Flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21°C
dan +55°C dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable). Frase-R untuk bahan
mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

9
2.2.6 BAHAN-BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut
dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan,
tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut
suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD 50
merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg/kg berat badan yang akan menyebabkan
kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah One Single Administration. Akibat desain
uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem
gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit). Disamping dua hal
tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50 pulmonary
(inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan
menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk bahan bersifat sangat beracun (very toxic
substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmfulsubstances.

 VERY TOXIC (Sangat Beracun)

Huruf kode: T+

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘Very Toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendahjika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit.Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28. Contoh bahan dengan
sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzenedan atripin.

10
 2.2.6.2 TOXIC (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkankerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendahjika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25. Bahan dan formulasi yang
memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)

Huruf kode: T

Ditandai dengan simbol bahaya ‘Toxic Substances’ dan kode huruf T. Bahan
karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke
tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) danbenzene (toksik, karsinogenik).

 HARMFUL (Berbahaya)

11
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘Harmful’ memiliki resiko
merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22. Bahan dan formulasi yang memiliki sifat:
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)

Huruf kode: Xn
Yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘Harmful
Substances’ dan kode huruf Xn.Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga
akan ditandai dengan simbol bahaya ‘Harmful Substances’ dan kode huruf Xn, bahan pemeka
(sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah
dengan simbol bahaya untuk ‘Harmful Substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol
bahaya ‘Irritant Substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik
dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion) atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya
solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol(berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai
karsinogenik).

12
2.2.7 BAHAN-BAHAN YANG MERUSAK JARINGAN

 CORROSIVE (Korosif)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan tersebut bersifat
korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa
dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran
< 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor.
Jangan menghirup uap dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata
dan kulit Anda. Mereka juga bisa menyebabkan iritasi. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34
dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4
maupunbasa seperti larutan NaOH (>2%).

 IRRITANT (Menyebabkan Iritasi)

Huruf kode: Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘Irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan
irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina,
kalsium klorida dan asam danbasa encer.

13
2.2.8 BAHAN BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN (Dangerous For
Environment)

Huruf kode: N
Simbol bahan kimia berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment) yakni
melepasnya langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme
dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh bahan dengan simbol ini misalnya
tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin. Frase-R untuk bahan berbahaya
bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut
misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan,dan petroleum hidrokarbon seperti pentana
dan petroleum bensin.

14
2.3 SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak


diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman.
Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya
seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi
dari pengaruh tersebut. Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :

2.3.1 Bahan Kimia Beracun (Toxic)


Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam
kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun
harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya
kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama
lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas

2.3.2 Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan
peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan
yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap.
Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan
dipasang label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk
tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia
pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut.

2.3.3 Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)


Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk
uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang
secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti
meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :

a) Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara

15
b) Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
c) Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d) Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan
udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
e) Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f) Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g) Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
h) Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik

2.3.4 Bahan Kimia Peledak (Explosive)


Bahan ini memiliki ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat
penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang
tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang
penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari
bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari
kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai
penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari
luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang
didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala
api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang
mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung
belukar atau hutan lebat.

2.3.5 Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)


Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas
sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam
jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar
suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus
dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api
rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan
oksidator menyediakan oksigen sendiri.

16
2.3.6 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang
mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang
tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler
otomatis di dalam ruang simpan.

2.3.7 Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)


Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan
gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar
sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala.
Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen,
maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi.
Jika konstruksi gudang terbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif
terhadap bahan asam.

2.3.8 Gas Bertekanan (Compressed Gases)


Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang
penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran
pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus tahan
api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya
dengan memasang sprinkler.

2.3.9 Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)


Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik,
efek somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai
5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal
dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah.
Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan
ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai
zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih
untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari
BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk memproteksi
radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan, packing/kemasan dari
bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan
kemasan harus dipelihara.

17
2.4 BAHAN-BAHAN KIMIA INCOMPATIBLE
Bahan-bahan kimia incompatible adalah bahan yang tidak boleh di campur dalam
penyimpanannya seperti asam dengan bahan yang beracun, bahan mudah terbakar dengan
oksidator, dan sebagainya.Bahan kimia incompatible harus di simpan secara terpisah.Seperti
contoh zat pada kolom A bila kontak dengan zat kolom B akan menghasilkan racun (kolom C).
Kolom A Kolom B Senyawa Berbahaya yang
timbul dicampur (Kolom C)
Sianida Asam Asam sianida
Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida
Asam nitrat Tembaga, logam Nitrogen dioksida
berat
Nitrit Asam Asam nitrogen oksida
Senyawa arsenic Reduktor Arsin
Sulfida Asam Hidrogen sulfida

Bahan-bahan reaktif yang bila bercampur menimbulkan reaksi hebat, kebakaran


dan atau ledakan.
Bahan Kimia Hindarkan Kontak dengan
Asam asetat Asam kromat, asam nitrat, perklorat dan peroksida
Karbon aktif Osidator (klorat, perklorat, hipoklorit)
Asam kromat Asam asetat, gliserin, alcohol, dan bahan kimia
mudah terbakar
Cairan mudah terbakar Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen
peroksida, dan asam nitrat
Hidrokarbon ( butana, Flour, klor, asam kromat, dan peroksida
benzene, benzin, terpentin)
Kalium permanganate Gliserin, etilen glikol, dan asam sulfat

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah lamanya waktu penyimpanan


untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan alefin membentuk peroksida karena kontak
dengan udara dan cahaya. Isopropileter, etil eter, dioksan, dan tetrahidro furan adalah zat-zat
yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanan.
Kaidah-kaidah penyimpanan bahan kimia berikut perlu diperhatikan :
 Simpanlah botol-botol yang berisi bahan kimia pada rak atau lemari yang di sediakan
khusus untuk itu. Botol-botol besar di simpan pada bagian bawah tempat penyimpanan.
 Jangan menyimpan botol yang berisi zat yang berbahaya atau korosif ( terutama cairan )
di tempat yang lebih tinggi dari bahu orang dewasa.
 Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
 Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi larutan basa, karena lama
kelamaan tutup itu akan melekat pada botol nya dan susah di buka.

18
 Semua wadah yang berisi bahan kimia harus di beri label yang menyatakan nama bahan
itu,. Khusus untuk wadah yang berisi larutan harus pula dinyatakan konsentrasi, dan
tanggal pembuatan larutan.
 Untuk memudahkan pencarian dan menjaga keamanan, penyimpanan, bahan kimia
hendaknya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok cairan / larutan dan kelompok
zat padat dan masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi kelompok Asam, basa,
garam, indicator atau pereaksi khusus serta senyawa organic
 Fosforus kuning harus di simpan ( direndam bersama wadahnya )
 Natrium, kalium dan litium harus di simpan dalam kerosin ( Minyak Tanah)
 Ruangan penyimpanan bahan kimia hendaknya di lengkapi dengan ventilasi yang
memadai
 Saat membeli bromin sebaiknya dibungkus dalam amplop / wadah kertas dan di
perkirakan dapat habis dalam satu percobaan.
 Semua persediaan bahan kimia secara teratur di teliti, jika ada label yang rusak harus
segera di ganti. Jika ada zat yang rusak, zat itu harus disingkirkan / dibuang dengan, hati-
hati.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Potensi bahaya ditempat kerja atau laboratorium yang berhubungan langsung
dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya yaitu
potensi bahaya kimia dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui :
inhalation (melalui pernapasan), ingestion ( melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact
( melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap,
asap, daya acuh bahan (toksisitas), cara masuk kedalam tubuh. Dan juga potensi bahaya dari
proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang ditimbulkan oleh beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi yang sangat bergantung dari; bahan dan
peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

20
DAFTAR PUSTAKA
https://rumusrumus.com/simbol-simbol-bahan-kimia/

https://www.synergysolusi.com/7-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html

https://materikimia.com/26-simbol-bahan-kimia-beserta-arti-dan-contohnya/

https://www.safetyshoe.com/cara-penyimpanan-bahan-kimia-berbahaya-di-labolatorium/

http://jayaanakjuni.blogspot.com/2012/06/identifikasi-bahan-bahan-kimia.html

21

Anda mungkin juga menyukai