Anda di halaman 1dari 9

PRAKATA

Salam sejahtera, ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan seizinNya sajalah tugas ini dapat dibuat dan terselesaikan.

Berterima kasih pula kepada Ir. R. Darmono, MT., selaku dosen PTSB V karena dengan bimbingan beliau tugas ini dapat dikerjakan dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dari tugas ini. Oleh karena itu, kami mempersilahkan pembaca untuk memberikan kritik
atau pun saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Terima kasih dan semoga tugas ini dapat menyumbangkan hal yang positif bagi pembaca.

Semarang, 20 Oktober 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

PRAKATA..............................................................................................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................................................................................................3

BAB III IMPLEMENTASI........................................................................................................................................................................................7

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................................................................................................8

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................................................................9

LAMPIRAN PRESENTASI.....................................................................................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam merencanakan sebuah bangunan diperlukan suatu sistem struktur yang benar – benar tepat dalam penerapannya.
Sebab sistem struktur sangatlah berpengaruh pada kekokohan bangunan dan bisa juga berperan sebagai estetika. Seiring
perkembangan jaman, teknologi yang digunakan semakin canggih dan terdapat bermacam – macam system struktur pada
bangunan.

Di dalam kesempatan ini, penulis akan membahas mengenai salah satu sistem struktur yaitu sistem struktur Flat Slab.
Bagaimana pendetailan rincian mengenai Flat Slab, apa saja kelebihan serta kekurangannya apabila menggunakan sistem struktur
tersebut. Dalam pembahasan ini juga akan penulis lampirkan contoh-contoh bangunan yang menggunakan sistem struktur Flat Slab.

BAB II
KAJIAN TEORI

Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua arah. Pelat
yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah. Jika pelat dipikul oleh
kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi dalam dua-arah, pelat disebut
pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-panel beton bertulang yang perbandingan
antara panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah dapat diperkuat dengan
menambahkan balok di antara kolom, dengan mempertebal pelat di sekeliling kolom (drop
panel), dan dengan penebalan kolom di bawah pelat (kepala kolom / capital).

3
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang mentransfer beban secara langsung ke kolom
pendukung tanpa bantuan balok atau kepala kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting dan
susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan dan
memberikan fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan sedikit penghalang untuk pencahayaan
dan ketahanan api yang tinggi karena hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat plate
mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk hotel beton bertulang bertingkat banyak, motel,
apartemen, rumah sakit, dan asrama.

Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser disekeliling kolom. Dengan kata lain , ada bahaya
dimana kolom akan menembus pelat. Oleh karena itu seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan pelat atau
menggunakan shear head. Shear head terbuat dari baja I atau kanal yang ditempatkan dalam pelat melintasi kolom. Meskipun
prosedur ini tampak mahal, bekisting sederhana yang digunakan untuk flat plate biasanya menghasilkan konstruksi yang ekonomis
sehingga biaya ekstra untuk shearhead tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat atau bentang yang panjang diperlukan beberapa
jenis sistem lantai lain.

Flat slab (pelat slab) termasuk pelat beton dua-arah dengan kapital, drop panel, atau
keduanya. Pelat ini sangat sesuai untuk beban berat dan bentang panjang. Meskipun
bekisting lebih mahal dibandingkan untuk flat plate (pelat datar), flat slab akan memerlukan
beton dan tulangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan flat plate untuk beban dan
bentang yang sama. Flat slab biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik,
dan bangunan sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka diizinkan.

4
Pada gambar di samping, diperlihatkan pelat dua-arah dengan balok. Sistem lantai seperti
ini digunakan karena lebih murah dibandingkan dengan flat plate atau flat slab. Dengan kata lain,
jika beban atau bentang atau keduanya sangat besar, ketebalan pelat dan ukuran kolom yang
diperlukan untuk flat plate dan flat slab menjadi besar dan lebih ekonomis jika digunakan pelat
dua-arah dengan balok, meskipun biaya bekisting lebih mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yang contohnya pada gambar di samping. Lantai
dibuat dengan menyusun fiberglass persegi atau cetakan logam dengan sisi-sisi mengecil dan
jarak diantaranya, ketika beton dicor di dalam dan diantara cetakan akan terbentuk waffle. Jarak
antar cetakan akan membentuk web balok. Web ini agak tinggi dan memberikan lengan momen
besar untuk tulangan. Dengan waffle slab, berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak
merubah tahanan momen dari sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser dapat menjadi
masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuat solid didekat kolom untuk
meningkatkan tahanan geser.

Analisa Struktur Flat Slab

Perilaku struktural flat slab bisa diidealis dengan menganggap plat ini berlaku sebagai pelat menerus yang bertumpu pada
barisan kolom yang kekakuan lenturnya bisa diabaikan, selain itu kita bisa menganggap bahwa reaksi kolom tersebar merata pada
suatu luas yang kecil. Jika dimensi suatu flat slab yang memikul beban merata relatif besar dibandingkan dengan jarak antar

5
kolomnya, sifat simetri pada konfigurasi struktur dan pembebanan bisa dimanfaatkan untuk mereduksi masalahnya ke analisis satu
panel dalam.

Keuntungan yang didapat bila menggunakan flat slab sangat banyak, adapun keuntungan flat slab menurut Darsono (2002)
yaitu fleksibilitasnya terhadap tata ruang; waktu pengerjaannya relatif lebih pendek, hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan
bekisting pelat yang langsung dapat dibuat merata secara keseluruhan tanpa harus membuat bekisting balok baloknya terlebih
dahulu; kemudahan dalam pemasangan instalasi mekanikal dan elektrikal; menghemat tinggi bangunan (tinggi ruang bebas lebih
besar dikarenakan tidak adanya pengurangan ketinggian akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya); pemakaian
tulangan pelat bisa dengan tulangan fabrikasi (wire mesh). Dengan berbagai keuntungan di atas diharapkan penggunaan metode
flat slab banyak digunakan pada pembangunan infrstruktur di Indonesia.
Kerugian yang didapat jika menggunakan konstruksi Flat Slab antara lain, batasan kemampuan bentang yang relatif pendek (15-
25 kaki bahkan hingga 35 kaki) yang dapat digunakan pada jenis bangunan dengan susunan partisi yang sering (padat), contohnya
apartment ; selain itu rasio kedalaman bentang yang besar dapat menyebabkan munculnya defleksi atau pembengkokan berlebihan
dari platnya.

BAB III

6
IMPLEMENTASI

Gedung Bank Central Asia Cabang Kayun merupakan gedung dengan 5


lantai yang dibangun di kota Surabaya berada dalam zonasi daerah gempa
menengah. Gedung tersebut dibangun dengan menggunakan beton bertulang biasa
dengan sistem cor di tempat. Ditinjau dari lokasinya Indonesia adalah negara yang
terletak di antara dua lempengan gempa tektonik yang rawan untuk terjadi gempa.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur sekarang ini harus memenuhi syarat
ketahanan terhadap gempa. Struktur yang tahan terhadap gempa dapat
meminimalisir terjadinya kerusakan yang timbul akibat gempa.

Dalam perencanaannya, gedung akan dibangun dengan menggunakan metode flat slab. Metode flat slab sendiri sebenarnya
kurang cocok bahkan tidak diperbolehkan untuk dibangun pada daerah gempa kuat. Untuk itu gedung tersebut direncanakan dengan
memadukan metode flat slab dan sistem rangka gedung, dimana seluruh beban gempa akan dipikul oleh dinding geser (shear wall)
sehingga metode flat slab dapat digunakan pada daerah gempa kuat.

BAB IV

7
KESIMPULAN

Flat slab merupakan sistem pelat lantai dua arah yang memikul beban gravitasi langsung ke kolom tanpa terdistribusi ke arah
tributari dari balok panelnya. Flat slab dicirikan dengan adanya drop panel. Drop Panel merupakan pertambahan tebal pelat di
daerah kolom yang berfungsi dalam mengurangi tegangan geser pons yang ditimbulkan oleh kolom terhadap pelat. Penebalan ini
juga dapat meningkatkan besarnya momen lawanan di tempat-tempat daerah momen negatif bekerja.

8
PENUTUP

Demikian penjelasan pada paper kami tentang jenis – jenis plat dan pembahasan khusus mengenai flat slab, keuntungan serta
kerugiannya dalam penerapan pada bangunan tinggi.
Semoga penjelasan - penjelasan di atas dapat dimengerti dengan baik dan dapat menghasilkan suatu manfaat bagi pembaca.
Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam perkataan atau pemaparan pada paper kami. Sekian yang dapat kami jelaskan.
Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDYQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fdigilib.its.ac.id%2Fpublic%2FITS-Undergraduate-15952-Paper-
pdf.pdf&ei=yk16Uv2wCoGFrgfZ7oDABA&usg=AFQjCNGeIVzsLbgsRUkmg27Zf3jvfeL6iw&bvm=bv.55980276,d.bmk

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F
%2Fftp.gunadarma.ac.id%2FPresentasi-Sidang%2FFTSP-
10307061.pptx&ei=yk16Uv2wCoGFrgfZ7oDABA&usg=AFQjCNHQzkPilqU2GCySE9v8KzNh08iMwg

Anda mungkin juga menyukai