Anda di halaman 1dari 22

www.serpihanilmuku.blogspot.

com
Program Studi Ilmu Keperawatan B
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
2011
www.serpihanilmuku.blogspot.com
ULKUS PEPTIKUM
-----Nasrullah-----

DEFINISI

Istilah ulkus peptikum (peptic ulcer) digunakan untuk erosi lapisan mukosa
di bagian mana saja di saluran GI, tetapi biasanya di lambung atau duodenum.
Ulkus gaster atau tukak lambung adalah istilah untuk ulkus di lambung (Corwin,
2010)
Ulkus peptikum adalah suatu daerah ekskoriasi mukosa lambung atau usus
yang terutama disebabkan oleh kerja pencernaan getah lambung atau sekresi
usus halus bagian atas (Guyton & Hall, 2008)
Penyakit ulkus peptikum mengacu kepada ulserasi yang dapat terjadi
pada lambung, pylorus, duodenum atau esophagus (Chang, 2010)

ETIOLOGI
- Produksi mukus yang terlalu sedikit (penurunan produksi mukus)
- Produksi asam yang berlebihan di lambung atau yang disalurkan ke usus
- Infeksi Helicobacter pylori
- Merokok
- Alkohol
- Aspirin dan NSAID

PATOFISIOLOGI
Kebanyakan ulkus terjadi apabila sel-sel mukosa usus tidak menghasilkan
produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung.
Penyebab penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang
menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan
cedera atau kematian sel-sel penghasil mukus.
Penurunan produksi mukus di duodenum juga dapat terjadi akibat
penghambat kelenjar penghasil mukus di duodenum, yang disebut kelenjar
Brunner. Aktivitas kelenjar Brunner dihambat oleh stimulasi simpatis. Stimulasi
simpatis menigkat pada keadaan stress kronis sehingga terdapat hubungan
antara stress kronis dan pembentukan ulkus.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan dengan infeksi
bacterium H. pylori yang membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di
lambung dan duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi
mukus.
Penggunaan beberapa obat terutama obat anti-inflamasi non-steroid
NSAID, juga dihubungkan dengan peningkatan risiko berkembangnya ulkus.
Aspirin menyebabkan iritasi dinding mukosa, demikian juga dengan NSAID lain
dan glukokortikosteroid. Obat-obat ini menyebabkan ulkus dengan menghambat
perlindungan prostaglandin secara sistemik atau di dinding usus. Sekitar 10%
pasien pengguna NSAID mengalami ulkus aktif dengan presentase yang tinggi
untuk mengalami erosi yang kurang serius. Perdarahan lambung atau usus dapat
terjadi akibat NSAID. Obat lain atau makanan yang dihubungkan dengan
perkembangan ulkus termasuk kafein, alkohol dan nikotin. Obat-obatan ini
tampaknya juga mencederai perlindungan lapisan mukosa.
Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim
pencernaan lambung. Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal
sebagai respon terhadap makanan tertentu, obat, hormon (termasuk gastrin),
hitamin dan stimulasi parasimpatis. Mekanan dan obat seperti kafein dan alkohol
menstimulasi sel-sel parietal untuk menghasilkan asam. Sebagian individu
memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel parietalnya terhadap makanan
atau zat-zat tersebut, atau mungkin mereka memiliki jumlah sel parietal yang
lebih banyak dari normal sehingga menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin
bersifat asam, yang dapat langsung mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Luka Bakar Syok Stress kronis
Infeksi H. pylori
Aliran darah Stimuli saraf
terganggu Enzim pencerna
simpatis
sawar mukosa

Hipoksia lapisan Aktifasi kelenjar


mukosa Brunner terhambat

Cedera/kematian
sel-sel penghasil
mukus
Merangsan sel - Hormon
parietal - Histamin
Produksi mukus - Makanan
tidak adekuat - Kafein
Aspirin Pengeluaran asam
- Alkohol
lambung
Perllindungan - Nikotin
Bersifat asam berlebihan
terhadap sawar
mukosa menurun

Iritasi dinding
mukosa

Kerusakan sel-sel
yang semakin
meluas

Kerusakan jaringan

Pelepasan mediator nyeri Ulkus peptikum


(histamin, bradikinin,
prostaglandin, serotonin)
Erosi vena/arteri
Ujung saraf bebas usus
serabut tipe C
Perdarahan Hematemesis
Medula spinalis
Berlanjut (massif) Anoreksia
tidak tertangani
Korteks Somatosensorik
Ketidakseimbangan
Syok Hipovolemik nutrisi
Nyeri
Gangguan
keseimbangan cairan

www.serpihanilmuku.blogspot.com
MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri abdomen seperti terbakar (dyspepsia) sering terjadi di malam hari.
Nyeri biasanya terletak di area tengah epigastrium dan sering bersifat ritmik.
- Nyeri yang terjadi ketika lambung kososng (sebagai contoh di malam hari)
sering menjadi tanda ulkus duodenum dan kondisi ini adalah yang paling
sering terjadi.
- Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama malam hari adalah ulkus gaster.
Kadang nyeri dapat menyebar ke punggung atau bahu.
- Nyeri sering hilang-timbul, nyeri sering terjadi setiap hari selama beberapa
minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan selanjutnya.
- Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus gaster.
- Penambahan berat badan dapat terjadi bersamaan dengan ulkus duodenum
karena makanan dapat meredakan rasa tidak nyaman.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Diagnosis ulkus terutama berdasarkan pengkajian riwayat kesehatan dan
endoskopi. Dengan endoskopi, tidak hanya lapisan usus yang dapat terlihat,
tetapi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk biopsi dan dapat
menentukan ada atau tidaknya H. pylori.
- Infeksi H. pylori juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan darah untuk
antibodi dan pemeriksaan napas yang mengukur produksi sampah metabolik.
- Hitung darah lengkap dapat memperlihatkan anemia yang terjadi sekunder
karena perdarahan ullkus.

KOMPLIKASI
- Kadang-kadang ulkus menembus semua lapisan mukosa sehingga terjadi
perforasi usus. Karena isi usus tidak steril, hal ini dapat menyebabkan infeksi
rongga abdomen. Nyeri pada perforasi sangat hebat dan menyebar. Nyeri ini
tidak hilang dengan makan atau antasid.
- Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat episode cedera, inflamasi dan
pembentukan jaringan parut yang berulang. Obstruksi paling sering terjadi di
saluran sempit antara lambung dan usus halus dan di pilorus. Obstruksi

www.serpihanilmuku.blogspot.com
menyebabkan perasaan distensi lambung dan epigastrium, perasaan penuh,
mual dan muntah.
- Dapat terjadi perdarahan jika ulkus menyebabkan erosi arteri atau vena di
usus. Hal ini dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah), atau melena
(BAB darah). Apabila perdarahannya hebat dan mendadak, dapat terjadi
anemia hipokromik-mikrosistik.

PENATALAKSANAAN
- Identifikasi dan anjurkan pasien menghindari makanan yang menyebabkan
sekresi HCL meningkat (Berlebihan).
- Pendidikan kesehatan tentang menghindari alkohol dan kafein dapat
meredakan gejala dan meningkatkan proses penyembuhan ulkus yang sudah
ada.
- Menghentikan atau mengurangi penggunaaan obat NSAID, seringkali dapat
mengurangi gejala pada kasus ringan.
- Beri motivasi kepada individu untuk berhenti merokok. Rokok dapat
mengiritasi usus dan memperlambat penyembuhan.
- Peresepan antihistamin atau penghambat pompa proton untuk menetralisir
asam lambung dan untuk meredakan gejala usus.
- Individu yang dilaporkan menderita ulkus akibat H. pylori kebanyakan pasien
ditangani dengan penambahan antibiotik selain terapi antasid standar yang
telah digunakan. Biasanya pasien diberi satu atau dua antibiotik, plus
antijamur, atau antibiotik dan penghambat pompa proton. Penambahan
antibiotik selain strategi penurunan kadar asam yang digunakan sebelumnya
pada banyak pasien benar-benar dapat menyembuhkan ulkus bukan sekedar
memperbaiki gejala sementara.
- Penatalaksanaan stress, teknik relaksasi atau sedative dapat digunakan untuk
mengatasi pengaruh psikologis.

Obat-Obatan
- Antasid
Contoh antasid yang sering digunakan meliputi aluminium hidroksida,
kalsium karbonat, dan natrium bikarbonat yang dapat diberikan dengan

www.serpihanilmuku.blogspot.com
beragam kombinasi. Antasid memberikan sejumlah fungsi penting untuk
meredakan nyeri pada pasien ulkus peptikum. Kerja antasid yang paling
signifikan adalah menetralkan asam lambung dan mengurangi aktivitas
pepsin.
- Antagonis reseptor H2
Contoh antagonis reseptor H2 adalah ranitidin, simetidin, famotidin dan
nizatidin. Kelompok obat ini mengurangi sekresi asam lambung melalui
kompetisi yang reversible dengan histamin untuk mengikat reseptor H2 pada
membran basolateral sel parietal. Reseptor H2 terutama terdapat pada sel
parietal lambung, tetapi juga dapat ditemukan di dalam system saraf pusat
dan otot jantung. Stimulasi reseptor ini biasanya mengakibatkan pelepasan
asam hidroklorida
Implikasi keperawatan obat ini adalah karena antagonis resseptor H2
dapat mengganggu fungsi ginjal dan hati, pemberian obat ini harus dipantau
dengan seksama. Efek samping yang sering ditemukan pada pemberian
antagonis reseptor H2 meliputi sakit kepala, penglihatan kabur, bingung,
bradikardi, hipotensi dan aritmia. Sejumlah obat dapat berinteraksi dengan
antagonis reseptor H2, khususnya simetidin yang dapat mengakibatkan kadar
preparat toksik. Obat lain meliputi warfarin, fenitoin, penyekat beta-
adrenergik, quinidin, teofilin, nifedipin, karbamazepin dan antidepresan
trisiklik.
- Inhibitor pompa proton
Obat ini dapat menguranig sekresi asam lambung dengan cara
menghambat sistem enzim lambung hydrogen-potasium adenosin trifosfatase
yang mengatalisis tahap akhir produksi asam. Contoh dari inhibitor pompa
proton adalah omeprazol, pantoprazol, lansoprazol, esomeprazol dan
rabeprazol.
Inhibitor pompa proton dapat memperlambat absorbsi sejumlah obat
seperti zat besi, digoksin dan ampisilin. Penggunaannya juga berkaitan
dengan infeksi saluran napas atas yang mungkin terjadi karena migrasi
organisme hingga ke esophagus. Keadaan ini merupakan masalah bagi pasien
yang menggunakan NGT.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
- Preparat pelindung mukosa
Contoh dari obat ini adalah sukralfat dan misoprostol. Obat ini
melengkapi perlindungan yang diberikan oleh mukosa lambung dengan
memberi barier gel yang secara fisik menutupi ulkus. Misoprostol juga
memiliki sifat antisekresi.
Implikasi keperawatannya adalah pemberian obat oral lainnya harus
dilakukan dua jam sebelum atau sesudah pemberian sukralfat karena sukralfat
dapat mengurangi absorbsi dan bioavaibilitas obat tersebut. Karena
kandungan aluminium, sukralfat harus diberikan dengan hati-hati kepada
pasien gagal ginjal kronis karena terdapat risiko toksisitas aluminium. Dengan
demikian preparat lain yang mengandung aluminium, seperti beberapa jenis
antasid juga harus dihindari. Efek samping misoprostol yang penting adalah
diare, nyeri abdomen dan menoragia.
- Antibiotik
Terapi yang lazim diberikan meliputi salah satu dari ketiga regimen
berikut: inhibitor pompa proton, klaritromisin dan amoksilin/inhibitor pompa
proton, klaritromisin dan metronidazol/ranitidine bismuth sitrat, klaritromisin
dan amoksilin. Strain H. Pylori yang resisten terhadap metronidazol kini sering
ditemukan sehingga metronidazol tidak lagi direkomendasikan sebagai
preparat baris pertama.
Implikasi keperawatannya adalah seperti semua terapi antibiotk, pasien
harus paham mengenai pentingnya menjalani terapi sampai selesai. Hal ini
sangat penting mengingat eradikasi H. pylori amat sulit dilakukan, sebagian
terjadi karena kuman terebut terlindung di balik dinding lambung.
Ketidakpatuhan pasien terhadap terapi menjadi masalah penting jika terapi
dilaksanakan selama 10 hari atau lebih. Karena itu, pasien harus mendapatkan
penjelasan tentang pentingnya mematuhi program pengobatan yang
diberikan.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

TaHAPAN PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengumpulan data

Validasi data

Identifikasi masalah

Diagnosis Keperawatan

Perencanaan
(Intervensi)

Prioritas masalah

Penetapan tujuan dan kriteria hasil

Penetapan rencana tindakan

Pelaksanaan
(Implementasi)

Tindakan mandiri keperawatan

Tindakan kolaborasi keperawatan

Evaluasi

Proses

Hasil

www.serpihanilmuku.blogspot.com
PENGKAJIAN
- Anamnesis
Identitas Pasien
 Nama :
 Tempat tanggal lahir :
 Status perkawinan :
 Agama :
 Pendidikan :
 Alamat :
 Keluarga yang dapat dihubungi :

Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Dapatkan data mengenai keluhan utama (gejala yang paling
dirasakan) atau gejala yang menyebabkan pasien datang ke tempat
pelayanan kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang


Dapatkan data mengenai kronologis kejadian sehingga muncul
keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan.
- Bagaimana gejalanya? (mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus,
serangan hilang timbul, berubah-ubah dalam waktu tertentu)
- Tempat dan sifat gejala (menjalar, menyebar, berpindah-pindah, atau
menetap)
- Berat ringannya keluhan dan perkembangannya (menetap, cenderung
bertambah, atau berkurang)
- Berapa lama keluhan berlangsung?
- Kapan dimulainya?
- Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meringankan gejala?

www.serpihanilmuku.blogspot.com
 Riwayat kesehatan masa lalu
Dapatkan data mengenai
a. Riwayat pemakaian obat-obatan : jenis obat, dosis yang dikonsumsi,
cara pemakaian dll
b. Pengalaman masa lalu tentang kesehatan : riwayat sakit dengan gejala
yang sama, pengalaman perawatan di rumah sakit, pengalaman
tindakan bedah (operasi), pengalaman kecelakaan, dll

 Riwayat kesehatan keluarga


Dapatkan data mengenai penyakit menular atau menurun yang
dimiliki keluarga. Seperti TBC, Diabetes, Hipertensi dll. Apakah terdapat
keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien? dll

 Riwayat kesehatan lingkungan


Dapatkan data mengenai lingkungan rumah tempat tinggal pasien
sekarang. Apakah sedang terjadi wabah penyakit di lingkungan rumah
tempat tinggal pasien? Apakah merupakan daerah industri (rawan polusi)?
lingkungan yang kurang sehat? Kondisi rumah(ventilasi, jendela, kamar
mandi/MCK) yang memadai? Dll

 Riwayat psikososial
Dapatkan data mengenai masalah-masalah psikologis yang dialami
pasien. Seperti beban pekerjaan, hubungan dengan lingkungan sosial
(keluarga dan masyarakat), segalah hal yang menyebabkan stress psikis
pada pasien yang berhubungan dengan kontak sosial.

 Riwayat tumbuh kembang (khusu pasien anak)


a. Riwayat pertumbuhan
Dapatkan data mengenai status pertumbuhan pada anak.
Pertumbuhan didefinisakan sebagai pertambahan ukuran tubuh anak
baik berat, tinggi badan, pertambahan panjang dll. Apakah pernah
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan terjadi pada usia
berapa?. Lihat catatan kesehatan seperti KMS gali data mengenai

www.serpihanilmuku.blogspot.com
riwayat berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada,
lingkar kepala dll
b. Riwayat perkembangan
Dapatkan data mengenai status perkembangan pada anak.
Perkembangan didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan yang
dimiliki anak. Gali data mengenai kemampuan berbahasa, motorik
kasar dan halus, interaksi sosial. DDST II (Denver Development Screning
Test II) dapat digunakan untuk menggali data perkembangan anak.

 Riwayat imunisasi (khusus pasien anak)


Dapatkan data mengenai riwayat pemberian imunisasi pada anak,
apakah anak mendapatkan imunisasi dengan lengkap atau tidak?. Imunisasi
dasar yang diberikan pada anak adalah BCG, DPT, Polio, Hepatitis,
Campak, dan imunisasi ulang (Booster)

 Riwayat kebidanan (Maternitas)


Dapatkan data mengenai
a. Riwayat haid: pertama kali haid (menarche), siklus haid teratur atau
tidak, kapan terakhir haid dll
b. Riwayat kehamilan: apakah pernah hamil kembar?, persalingan dengan
penyulit, persalinan dengan pembedahan (SC), keguguran, hamil
anggur, kehamilan dengan penyakit penyerta seperti eklamsia dll
c. Riwayat perkawinan: apakah pernah menikah lebih dari 1 kali dll.

Fungsi Kesehatan
 Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Data yang dikaji antara lain persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap
arti kesehatan, persepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan.

 Aktivitas fisik
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian aktivitas fisik adalah
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan ADL
0 = mandiri

www.serpihanilmuku.blogspot.com
1 = menggunakan alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan peralatan
4 = ketergantungan atau tidak mampu
Yang dimaksud ADL antara lain seperti makan, berpakaian, mandi,
toileting, mobilitas ditempat tidur, berbelanja, memasak, berpindah,
berjalan, ROM dll

 Nutrisi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian nutrisi meliputi diet
khusus atau suplemen yang dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu
makan, jumlah makanan atau minuman serta cairan yang dikonsumsi setiap
hari, fluktuasi BB, gangguan pada pencernaan, komposisi makanan yang
dikonsumsi (termasuk didalamnya pemenuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dll)

 Eliminasi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian eliminasi meliputi pola
kebiasaan defekasi setiap hari, ada/tidaknya konstipasi, diare,
inkontinensia, disuria, nocturia, hematuria, retensi, inkontinensia.

 Istirahat dan tidur


Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian istirahat tidur
meliputi jumlah tidur pada malam hari, pagi dan siang. Masalah tidur
seperti insomnia, mimpi buruk, mudah terbangun dll

 Kognitif dan persepsi


Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian kognitif persepsi
adalah kondisi mental seperti gangguan orientasi, kacau mental,
menyerang, apatis, cara bicara normal atau tidak, bicara berputar-putar
atau juga afasia, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengerti,
gangguan pendengaran, penglihatan, adanya persepsi sensorik (nyeri),
penciuman dll.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
 Koping terhadap stress
Data yang perlu dikumpulkan termasuk mekanisme koping yang
digunakan pada saat terjadinya masalah atau kebiasaan menggunakan
mekanisme koping serta tingkat toleransi terhadap masalah.

 Konsep diri
Data yang perlu dikumpulkan adalah persepsi tentang dirinya dari
masalah-masalah yang ada, seperti perasaan cemas, ketakutan atau
penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsp diri, gambaran
diri dan identitas tentang dirinya.

 Pola seksual dan reproduksi


Data yang perlu dikumpulkan mengenai masalah menstruasi, pap
smear, pemeriksaan payudara atau testis sendiri tiap bulan, dan masalah
seksual yang berhubungan dengan penyakit.

 Hubungan dan peran sosial


Data yang perlu dikumpulkan adalah pekerjaan, status pekerjaan,
kemampuan bekerja, hubungan dengan klien atau keluarga, dan gangguan
terhadap peran yang dilakukan.

 Nilai dan keyakinan


Data yang perlu dikumpulkan adalah keyakinan yang dimiliki klien
yang berhubungan dengan kesehatan atau kesakitannya. Keyakinan akan
kesembuhan atau kematian. Dan nilai-nilai yang dianut yang berhubungan
dengan spiritual dan budaya.

- PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Pengkajian keadaan umum meliputi kesan secara umum pada
keadaan sakit termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas) dan posisi
pasien. Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis,

www.serpihanilmuku.blogspot.com
apatis, somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat juga menggunakan GCS.
Lihat juga keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat
badan)

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah,
nadi(frekwensi,kualitas, irama), pernapasan (frekwensi, kedalaman, irama,
pola penapasan), suhu tubuh, skala nyeri

Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening


Kulit meliputi warna (adanya pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat,
eritema), turgor, kelembaban, edema, bekas luka dll
Rambut dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi, bau, keadaan
kusut dan kering dll.
Kelenjar getah bening dapat dinilai dari bentuknya serta tanda-tanda
radang yang ada di daerah sevikal anteritor, inguinal oksipital dan
retroaurikular

Pemeriksaan kepala dan leher


Periksa bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kulit kepala, ubun-
ubun (fontanel), struktur wajah (simetris atau tidak), ada tidaknya
pembengkakan.dll
Pada mata dapat dilihat dari visus, palpebra, alis bulu mata,
konjungtiva, sklera, kornea, pupil dan lensa. dll
Pada telinga dapat dilihat dari daun telinga, liang telinga, membran
timpani, mastoid, ketajaman pendengaran.dll
Hidung dan mulut, ada atau tidaknya trismus (kesukaran membuka
mulut), bibir, gusi ada atau tidaknya tanda radang, perdarahan lidah, salvias,
faring, larring dll.
Periksa ada atau tidaknya kaku kuduk, massa di leher (jika ada
periksa ukuran, bentuk, posisi, konsistensi) dan ada atau tidaknya nyeri telan
dll.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Pemeriksaan dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum
periksa bentuk dada dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan
napas, ada atau tidaknya fremitus suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk
menentukan batas kelainan, dan auskultasi untuk menentukan abnormalitas
sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung, periksa denyut apeks
(dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran bising (thrill)
bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.

Pemeriksaan abdomen
Data yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk perut,
dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya
nyeri tekan. Selanjutnya lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal,
kandung kencing untuk memeriksa ada atau tidaknya nyeri dan pembesaran
pada organ tersebut. Kemudian periksa daerah anus, rektum dan genetalia.

Pemeriksaan ekstrimitas dan neurologis


Pemeriksaan anggota gerak ini meliputi adanya rentang gerak,
keseimbangan dan gaya berjalan, genggam tangan, dan otot kaki. Periksa
apakah ada kontraktur atau tidak dll
Kemudian, pada pemeriksaan neurologis periksa tanda-tanda
gangguan neurologis seperti kejang, tremor, parese dan paralisis,
pemeriksaan reflek superficial, reflex tendon dalam, refleks patologis, tanda
rangsang meningeal, kaku kuduk, pemeriksaan brudzinzki, dan tanda kerning
(hambatan atau rasa sakit daerah ekstrimitas bawah ketika dilakukan flesksi),
uji kekuatan otot tonus, pemeriksaan saraf otak dll.

Pengkajian keperawatan yang disajikan


merupakan pengkajian secara umum,
pengkajian terfokus InsyaAllah akan
dijabarkan dilain kesempatan

www.serpihanilmuku.blogspot.com
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan (mukosa lambung)


2. Ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
anoreksia

Diagnosa Keperawatan yang muncul dapat


berubah atau bertambah sesuai data yang
didapatkan dari pengkajian

www.serpihanilmuku.blogspot.com
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Nyeri Tujuan: 1. Pantau tingkat dan 1. Tingkat dan intensitas nyeri merupakan
Setelah dilakukan intensitas nyeri data dasar yang dibutuhkan perawat
perawatan , klien 2. Ajarkan teknik relaksasi sebagai pedoman pengambilan
melaporkan nyeri (nafas dalam dan masase) intervensi, sehingga setiap perubahan
berkurang atau hilang. 3. Beri kompres hangat yang terjadi harus terus dipantau.
Klien dapat 4. Beri posisi yang nyaman 2. Teknik relaksasi (nafas dalam) dapat
mengkompensasi nyeri 5. Kondisikan lingkungan membantu menurunkan ketegangan
dengan baik yang tenang di sekitar klien otot, menurunkan mediator stress
6. Edukasi klien untuk banyak seperti katekolamin dan menigkatkan
Kriteria Hasil: istirahat endorphin yang dapat membantu untuk
- Skala nyeri 0-4 7. Edukasi klien untuk mengurangi rasa nyeri.
- Grimace (-) melakukan distraksi 3. Kompres hangat dapat memberikan
- Gerakan melokalisir dengan melakukan aktivitas efek vasodilator dan relaksasi otot
nyeri (-) hobby, membaca, atau sehingga dapat digunakan sebagai
- Gerakan bertahan berinteraksi sosial dengan terapi penurun ketegangan yang dapat
(defensife) pada klien lain berpengaruh terhadap penurunan
daerah nyeri (-) 8. Kolaborasi pemberian nyeri. Namun harus diperhatikan
- Klien tenang analgesik sesuai program penggunaannya pada pasien dengan
terapi perdarahan.
4. Posisi yang nyaman membantu
menurunkan ketegangan otot. Posisi
tidur yang salah dapat mencetuskan
kekakuan otot yang mengakibatkan
rasa nyaman terganggu
5. Kondisi lingkungan yang tenang dapat
membantu menurunkan tingkat stress
klien sehingga dapat mempengaruhi
respon klien terhadap nyeri.
6. Istirahat yang tidak adekuat

www.serpihanilmuku.blogspot.com
menurunkan kemampuan seseorang
untuk menoleransi nyeri dan
menghabiskan energi yang dibutuhkan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas
sosial. Aktivitas sosial dapat membantu
klien untuk mengalihkan perhatian dari
nyeri yang dirasakan.
7. Distraksi merupakan salah satu
alternatif penurun nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian dari sumber
nyeri. Diharapkan klien dapat
melupakan nyeri ketika melakukan
aktifitas yang disenanginya.
8. Analgesik berfungsi untuk melakukan
hambatan pada sensor nyeri sehingga
sensasi nyeri pada klien berkurang.
2 Ketidakseimbangan Tujuan: 1. Berikan perawatan oral 1. Perawatan oral dapat mencegah
Nutrisi Klien memenuhi teratur ketidaknyamanan karena mulut kering,
kebutuhan nutrisi 2. Catat berat badan saat bibir pecah dan bau tidak sedap yang
harian sesuai dengan masuk dan bandingken dapat menurunkan nafsu makan klien
tingkat aktivitas dan dengan saat berikutnya 2. Berat badan merupakan data yang
kebutuhan metabolik 3. Pemeriksaan diperlukan perawat untuk
laboratorium/Hb-Ht- mengevaluasi perkembangan terapi
Kriteria hasil: elektrolit-Albumin nutrisi klien sehingga perawat dapat
-Klien dapat 4. Jelaskan tentang perlunya menyesuaikan terhadap kebutuhan
menjelaskan tentang konsumsi karbohidrat, intervensi
pentingnya nutrisi bagi lemak, protein, vitamin, 3. Nilai laboratorium merupakan data
klien mineral dan cairan yang yang diperlukan perawat untuk
-Bebas dari tanda adekuat mengevaluasi keberhasilah atau
malnutrisi 5. Konsultasikan dengan ahli keefektifan intervensi sehingga
-Mempertahankan berat gizi untuk menetapkan perawat dapat menentukan intervensi
badan stabil kebutuhan kalori harian dan yang sesuai bagi klien
-Nilai laboratorium jenis makanan yang sesuai 4. Pendidikan pada klien perlu dilakukan
normal (Hb, Albumin) bagi klien agar klien mengerti dan paham tentang

www.serpihanilmuku.blogspot.com
6. Anjurkan klien istirahat intervensi yang dilakukan perawat
sebelum makan sehingga diharapkan klien dapat
7. Tawarkan Makan sedikit bersikap adaptif.
namun sering 5. Ahli gizi dapat menghitung kalori yang
8. Batasi asupan cairan saat dibutuhkan klien menurut aktivitas
makan yang dilakukan klien, sehingga
9. Sajikan makanan dalam diharapakan jumlah asupan kalori yang
keadaan hangat dikonsumsi klien dapat memenuhi
10. Kolaborasi cairan. IV kebutuhan harian, tidak kekurangan
dan tidak berlebihan.
6. Kondisi tegang dapat menurunkan
nafsu makan klien, istirahat dapat
mengurangi ketegangan klien sehingga
dapat membantu klien dalam
meningkatkan nafsu makan
7. Makan terlalu banyak dalam satu waktu
dapat menyebabkan distensi lambung
yang berakibat ketidaknyamanan bagi
klien sehingga nafsu makan klien
makin menurun
8. Asupan cairan berlebih saat makan
menyebabkan distensi lambung yang
mengakibatkan ketidaknyamanan.
9. Makanan yang sudah dingin
menyebabkan rasa yang kurang
Intervensi keperawatan dapat disesuaikan menyenangkan bagi klien sehingga
dengan kondisi lingkungan (budaya, nilai, menurunkan nafsu makan klien
sumberdaya dll) setempat 10. Cairan glukosa IV dapat diberikan
apabila pasien benar-benar tidak
mendapatkan asupan per-oral, cairan
Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi
glukosa IV juga dapat menyediakan
tidak disajikan dikarenakan tidak kalori bagi klien sehingga klien tidak
dilakukannya intervensi yang dibuat mengalami kekurangan nutrisi yang
ekstrim.

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Daftar pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis.
Jakarta: EGC
Chang, Ester. 2010. Patofisiologi: Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi
KOnsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Nurjannah, Intansari. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC. Yogyakarta:
Moco Media
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Setiawati, Santun. 2008. Panduan Praktis Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media

KUNJUNGI

www.serpihanilmuku.blogspot.com
Dapatkan Dokumen-Dokumen Keperawatan Yang Lebih
Lengkap

“G R A T I S”

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai