ABSTRAK
Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami suatu masalah kesehatan pasti dapat
mempengaruhi sistem dalam keluarga tersebut. Family Center Empoworement Modelion
Nutrition Children adalah salah satu intervensi berupa komunikasi terapeutik keluarga yang
dibangun oleh anggota keluarga yang lain dengan anggota keluarga yang memiliki masalah
kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaruh Family Health
Conversation terhadap peningkatan status gizi pada balita di Desa Panti, Jember. Desain
penelitian ini adalah preeksperimental one grup, pre-post test dengan jumlah 9 keluarga
sesuai dengan kriteria sampel sebagai keluarga mandiri tingkat 1. Hasil penelitian terdapat
peningkatan tingkat kemandirian klien yaitu dari tingkat 1 ke tingkat 4. Perlakuan selama 2
minggu secara intensif melakukan kunjungan 2 kali dalam seminggu, diketahui adanya
pengaruh intervensi terhadap status gizi anak, yang dapat dilihat dari peningkatan berat
badan. Komunikasi keterlibatan keluarga merupakan tehnik yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kemauan keluarga dalam mengupayakan adanya perubahan perilaku yang
dapat menyelesaikan masalah kesehatan. Perlu dilaksbalita an sosialisasi pada perawat
perkesmas dalam melakukan salah satu alternatif intervensi keperawatan keluarga dengan
bentuk pengaruh Family Health Conversation
Kata kunci : Family Health Conversation, keperawatan keluarga
ABSTRACT
Families with family members who experience a health problem can definitely affect the
system within the family. Family Center Empoworement Modelion Nutrition Children is one
of the interventions of family therapeutic communication built by other family members with
family members who have health problems. This study was conducted to determine the effect
of Family Health Conversation on the improvement of nutritional status in toddlers in Panti
Village, Jember. The design of this study is pre-experimental one group, pre-post test with 9
families in accordance with sample criteria as self-reliant level 1 families. Result of research
there is increasing level of client independence that is from level 1 to level 4. Treatment
during 2 weeks intensive visit 2 times in a week, the influence of intervention on the
nutritional status of children, which can be seen from the increase in body weight. Family
involvement communication is a necessary technique to increase the willingness of families in
seeking behavioral change that can solve health problems. Need dilaksbalita an socialization
on the nurse perkesmas in doing one alternative family nursing interventions with the form of
influence Family Health Conversation
Keywords : Family Health Conversation, family nursing
109
PENDAHULUAN pengasuhan orang tua yang terkait satu
Keluarga merupakan unit sama lain [2]. Pola asuh anak merupakan
pemeliharaan yang dapat menimbulkan, praktek pengasuhan yang diterapkan
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki kepada anak balita dan pemeliharaan
masalah-masalah dalam kelompoknya. kesehatan. Pada masa balita anak belum
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga dapat dilepas sendiri maka segala
saling berkaitan dan apabila salah satu kebutuhan anak tergantung kepada orang
angota keluarganya mempunyai masalah tuanya.Tahun pertama kehidupan anak
kesehatan akan berpengaruh terhadap meru pakan dasar untuk menentukan
anggota keluarga yang lain [1]. kebiasaan di tahun berikutnya termasuk
Dalam keluarga, ibu memiliki peran kebiasaan makan.
penting dalam kesehatan balitanya. Masa Menurut Soekirman (2000), pola
balita merupakan fase terpenting dalam asuhgizi merupakan perubahan sikap dan
membangun fondasi pertumbuhan dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
perkembangan manusia. Pada masa balita, memberi makan, kebersihan, memberi
status gizi secara langsung berpengaruh kasih sayang dan sebagainya dan semuanya
pada imunitas, perkembangan kognitif, berhubungandengan keadaan ibu dalam hal
pertumbuhan, dan stamina tubuh. Status kesehatan fisikdan mental. Pola asuh yang
gizi balita balita erat kaitannya dengan baik dari ibu akan memberikan kontribusi
sistem imunitas tubuh dan status kesehatan. yang besar pada pertumbunhan dan
Status kesehatan balita ditentukan oleh perkembangan balita sehingga akan
perilaku sehat keluarga dan keadaan menurunkan angka kejadian gangguan gizi.
sanitasi rumah serta lingkungan sekitar. Ibu harus memahami cara memberikan
Makin rendah status gizi seseorang perawatan dan perlindungan terhadap
semakin rentan terhadap penyakit dan anaknya agar anak menjadi nyaman,
semakin tinggi tingkat morbiditas meningkat nafsu makannya, terhindar dari
(Hardinsyah 2007). cedera dan penyakit yang akan
Hasil Riset Kesehatan Dasar menghambat pertumbuhan. Apabila
(Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2010, pengasuhan anak baik makan status gizi
35,7 persen anak Indonesia pertumbuhan anak juga akan baik. Peran ibu dalam
tingginya tidak sesuai dengan umur atau merawat sehari-hari mempunyai kontribusi
dalam kategori pendek. Riskesdas 2010 yang besar dalam pertumbuhan anak karena
juga menemukan tingkat prevalensi gizi dengan pola asuh yang baik anak
kurang pa da balita sebesar 17, 9 persen akan terawat dengan baik dan gizi
atau diperkirakan sekitar 3,7 juta balita terpenuhi.
mengalami
kekurangan gizi kurang dan gizi buruk METODE
(Yoedi, 2011). Dari hasil wawancara Penelitian ini menggunakan desain
dengan Bidan Wilayah didapatkan data pre eksperimental dengan pre-post test.
bahwa dari ketiga dusun yaitu dusun Subyek penelitian ini adalah keluarga klien
Mencek, Badean Kulon, dan Badean Wetan kelolaan di Desa Serut Kecamatan Panti,
terdapat 5 balita di bawah garis merah Jember. Teknik sampel yang digunakan
(BGM). Selain itu juga terdapat balita adalah keluarga kelolaan dari pengumpul
dengan stunting dengan jumlah 60 balita. data yang dilakukan oleh 2 mahasiswa
Hal ini membuktikan bahwa masih program profesi ners Program Studi Ilmu
rendahnya pengetahuan ibu mengenai Keperawatan Universitas Jember yang
pentingnya pemenuhan gizi pada balita. terdiri dari 3 Keluarga yang diasuh oleh
Faktor utama keberhasilan tumbuh setiap mahasiswa keperawatan, sehingga
kembang pada masa balita dipengaruhi terdapat 7 keluarga yang menjadi informan.
oleh faktor gizi, kesehatan dan gaya Pengambilan data dalam penelitian ini
110
dilaksbalita an di Desa Serut Kecamatan Hasil analisis pada tabel 1 menunjukan
Panti pada bulan Mei – awal Juni tahun bahwa sebagian besar responden berjenis
2018 dengan cara perawat mendatangi kelamin perempuan dengan jumlah
rumah informan sebagai perawat keluarga responden sebanyak 7 orang balita dimana
dan menggunakan wawancara semi- orangtua memiliki pekerjaaan petani atau
terstruktur dilakukan secara individu buruh.
dengan masing-masing dari 7 anggota
keluarga, kemudian dilakukan pengukuran Tabel 2. Distribusi tingkat Kemandirian
terkait tentang pengalaman positif maupun Keluarga
pengalaman negatif merawat anggota Tingkat Pretest Postest
keluarga yang sakit. Seluruh informan Kemandirian
mendapatkan intervensi yang sama yaitu Pra mandiri 0 0
berupa Family Center Empoworement Mandiri 1 7 0
Modelion Nutrition Children yang Mandiri 2 0 0
dilakukan oleh anggota keluarga yang sehat Mandiri 3 0 7
selama satu jam setiap kegiatan dan Mandiri 4 0 0
dilakukan sebanyak 4 sesi selama 2 minggu Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2018)
yang dipimpin oleh 2 perawat keluarga
yang datang ke masing-masing rumah Tabel 3. Distrubusi berat badan
keluarga, selanjutnya dilakukan evaluasi di Sebelum dan Sesudah
akhir minggu setelah dilakukan intervensi Nama Pre Post
Family Center Empoworement Modelion (Kg) (Kg)
Nutrition Children. Etika penelitian pada A 18 20
penelitian ini meliputi informed consent, B 15 15
keadilan, kemanfaatan, keanoniman, dan C 7 9
kerahasiaan. D 10,3 10
E 11 11
HASIL
F 12 12
Tabel 1. Distribusi Responden, Berat
G 8 15
Badan, Tinggi Badan, dan Lila
Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2018)
Usia
Family (bln) BB TB Lila
Berdasarkan tabel diatas, terdapat
Jenis (Kg) (cm) (cm)
perbedaan yang signifikan berat badan
Kelamin
seluruh partisipan setelah pemberian
48 (P)
intervensi.
A 18 92 14
PEMBAHASAN
B 36 (L) 15 85 13
Penelitian ini menggunakan 7
12 (L)
keluarga informan dan terbagi menjadi
C 7 84 14 kelompok intervensi. Wawancara evaluatif
semi terstruktur dilakukan secara individu
D 29 (P) 10,3 86 14 dengan masing-masing dari 7 anggota
keluarga dua minggu setelah mendapat
E 29 (P) 11 90 15 pelatihan selama empat minggu dari
perawat keluarga (pengumpul data). Dalam
F 31 (L) 12 88 13 penelitian ini dimana seorang anggota
keluarga dewasa yang mengalami masalah
G 10 (P) 8 83 14 kesehatan ikut berpartisipasi dalam proses
Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2018) komunikasi terapeutik keluarga yang di
pimpin oleh perawat keluarga (pengumpul
111
data). Proses komunikasi terapeutik perawatan pada anggota keluarga yang
dilakukan selama 4 minggu di setiap mengalami masalah kesehatan, adanya
keluarga. Terdapat 2 mahasiswa keperatan keterampilan untuk melakukan pencegahan
universitas Jember yang memimpin proses masalah kesehatan atau menghindari
komunikasi terapeutik keluarga. adanya penularan penyakit dan adanya
Pertemuan dilakukan 3 sesi dalam 6 upaya keluarga untuk meningkatkan status
minggu yang terdiri dari 2 perawat yaitu kesehatan pada anggota keluarga. Bukti
sebagai observer dan co participan dalam lain keberhasilan intervensi yaitu adanya
keluarga. Kegiatan ini fokus pada sebuah peningkatan berat badan atau
proses dari ketidaknyamanan peranan mempertahankan berat badan pada ke tujuh
keluarga. Fungsi kegaiatan ini memberikan responden.
ruang untuk kepercayaan atau saling
memberikan sebuah kepercayaan pada SIMPULAN
anggkota keluarga masing-masing, Berdasarkan hasil penelitian terdapat
memberikan ruang untuk narasi yaitu kesimpulan bahwa ada peningkatan
memberikan kesempatan anggota keluarga kemandiran keluarga dari pemberian terapi
untuk menyampaikan suatu pernyataan Family Center Empoworement Modelion
kepada anggota keluarga, memberikan Nutrition Children dengan peningkatan
kesempatan untuk mengutarakan kendala status gizi pada balita di Desa Serut
dalam perannya atau sesuatu yang lebih Kecamatan Panti, Jember.
mendalam, memberikan kesempatan untuk
keluarga mengkonfirmasi antar keluarga SARAN
atas apa yang sudah diungkapkan Saran yang direkomendasikan
sebelumnya. Kategori selanjutnya yaitu adalah diharapkan bahwa ada perawat
kesempatan untuk perubahan dalam khusus keluarga yang dapat mengelola
keluarga dengan sub kategori memberikan keluarga terutama pada keluarga dengan
waktu untuk refleksi yaitu mempersamakan masalah kesehatan dengan tujuan untuk
persepsi nyata dari pernyataan yang sudah meningkatkan status kesehatan dan
disampaikan oleh masing-masing keluarga. kesejahteraan keluarga,
Sub kategori yang terakhir yaitu
memberikan kesempatan untuk keluarga UCAPAN TERIMA KASIH
dalam menceritakan kendala atau masalah Peneliti mengucapkan terimakasih
dalam perannya dan keluarga bersedia kepada pihak Puskesmas Panti Kecamatan
menerima keluhan tersebut. Panti Kabupaten Jember, khususnya pada
Tingkat kemandirian pada awal bidan tiap-tiap wilayah yang telah
sebelum adanya intervensi adalah tingkat membantu dalam pelaksanaan penelitian
kemandirian I, yaitu keluarga sudah ini.
mengakses pelayanan kesehatan tetapi
keluarga belum terlibat dalam perawatan KEPUSTAKA AN
pada anggota keluarga yang mengalami [1] Notoatmodjo S. Promosi kesehatan
masalah kesehatan. Selama 6 minggu teori dan aplikasinya. Jakarta: Rineka
dilakukan kunjungan dengan melakukan Cipta; 2010.
diskusi dan simulasi atau contoh perilaku [2] Briawan D, Herawati T. Peran anggota
yang dapat dilaksanakan keluarga dalam rumahtangga di dalam pengasuhan
memberikan bantuan perawatan pada pertumbuhan dan perkembangan balita
anggota keluarga yang mengalami masalah balita. Laporan Akhir Penelitian Studi
kesehatan keluarga didapatkan hasil bahwa Kajian Wanita. Bogor: Fakultas
100% terdapat peningkatan kemandirian , Pertanian, Institut Pertanian
menjadi keluarga mandiri III yaitu keluarga Bogor.2005.
yang dapat terlibat aktif dalam melakukan
112
[3] Diasmarani. Karakteristik dan
Perkembangan Bahasa Balita Balita
Stunted di Desa Sukawening
Kabupaten Bogor.2010; [diunduh 2015
Feb 15]. Tersedia pada
http://repository.ipb.ac.id
[4] [Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar.
2013. Laporan hasil Riset Kesehatan
Dasar Nasional 2013. [Internet].
[diunduh 2014 Okt 20]. Tersedia pada
http//www.riskesdas.litbang.depkes.go.
id.
113