8070 23081 2 PB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Budaya Lokal “Suku Bugis”

Terkait Aksesibilitas Pembiayaan


(Perception of beef cattle breeders to local culture of buginese tribe related financing
accessibility)

Aslina Asnawi1, Andi Amidah Amrawaty1 dan Nirwana2


1
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK Pembiayaan pada peternak sapi potong mayoritas suku Bugis. Jumlah peternak yang
masih merupakan determinan berkembangnya diwawancarai sebanyak 70 orang. Penelitian ini
usaha peternakan. Salah satu yang menjadi merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan
penilaian bagi kreditur terutama lembaga formal analisis statistik deskriptif. Persepsi peternak
adalah karakter yang baik. Artikel ini menganalisis terhadap nilai-nilai budaya seperti: kejujuran
persepsi peternak sapi potong terhadap budaya lokal (alempureng), kecendekiaan (amaccang), kepatutan
suku Bugis dan dikaitkan dengan aksesibilitas (asitinajang), keteguhan (agettengeng), usaha (reso)
pembiayaannya. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh dan harga diri (siri’) adalah sangat positif dan setuju
masyarakat sangat menentukan pembentukan bahwa keenam hal tersebut dianggap sangat
karakter seseorang. Karakter perlu diperkuat karena menentukan kemampuannya dalam mengakses
dipertimbangkan oleh kreditur untuk menilai pembiayaan. Budaya lokal tersebut perlu dijaga,
kelayakan calon debitur. Sementara persyaratan dibina dan diperkuat untuk meningkatkan
lainnya agak sulit dipenuhi oleh peternak seperti: kepercayaan pemberi pinjaman baik lembaga
collateral, capacity, dan capital. Penelitian ini formal maupun informal sehingga akses
dilakukan di kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang pembiayaan dapat meningkat.
Kata kunci: Budaya lokal, persepsi, peternak sapi potong, aksesibilitas pembiayaan

ABSTRACT Financing on beef cattle farmers is collateral, capacity, and capital. This research was
still a determinant of the development of livestock conducted in Bone Bugis district of South Sulawesi.
business. One of the assessments for creditors, The number of farmers interviewed as many as 70
especially formal institutions is a good character. people. This research is descriptive research and use
This article analyzes the perception of beef cattle descriptive statistical analysis. Farmers 'perception
ranchers to the local culture of the Bugis tribe and of cultural values such as: honesty, intellect,
associated with the accessibility of its financing. propriety, perseverance, business and self-esteem
Cultural values adopted by the community are very positive and agree that these six things are
determine the formation of a person's character. The considered determine its ability to access financing.
character needs to be strengthened because it is The local culture needs to be maintained, nurtured
considered by creditors to assess the feasibility of and strengthened to increase the trust of both formal
prospective borrowers. While other requirements and informal lenders so that access to finance can
are rather difficult to be met by breeders such as: increase.
Keywords: Local culture, perception, accessibility financing

2017 Agripet : Vol (17) No. 2 : 132-138

PENDAHULUAN1 di beberapa daerah termasuk usaha peternakan


Pembiayaan merupakan salah satu faktor sapi potong. Namun aksesibilitas pembiayaan
yang menunjang kemampuan usaha peternakan peternak sangat beragam tergantung dari
beberapa faktor. Khusus untuk lembaga
pembiayaan formal dipengaruhi oleh
Corresponding author : aslinaasnawi@unhas.ac.id kemampuannya dalam mencari informasi
DOI : https://doi.org/10.17969/agripet.v17i2.8070

Agripet Vol 17, No. 2, Oktober 2017


132
pembiayaan, tingkat relationship yang terbina Karakter peternak sangat terkait dan
antara peternak dan lembaga pembiayaan dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya lokal yang
formal, ketersediaan collateral, dan lokasi dimiliki secara individu oleh peternak di
peternak yang relatif jauh dari sumber Sulawesi Selatan khususnya masyarakat suku
pembiayaan (Asnawi, 2013; Hyz, 2011; Akram Bugis. Nilai-nilai kejujuran, kecendekiaan,
et al., 2008). Penilaian peternak sebagai calon kepatutan, keteguhan, usaha dan harga diri
debitur juga ditentukan oleh penilaian merupakan modal budaya yang telah diteliti
perbankan dengan menerapkan beberapa sebelumnya oleh (Nirwana, 2015) dan
penilaian sesuai dengan konsep 5C yaitu: mempengaruhi kondisi keuangan daerah. Nilai-
character, capacitiy, collateral, capital, nilai tersebut tentunya akan berbeda
condition of economy and constraint (Rivai et penerapannya tergantung pada bagaimana
al., 2007). Kriteria tersebut khususnya masyarakat tersebut mempersepsikan dan
collateral menjadi determinan bagi sebagian menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
besar peternak sehingga tidak bisa mengakses
pembiayaan dengan mudah karena kondisi MATERI DAN METODE
peternak yang rata-rata tidak memiliki agunan
tersebut. Sementara disisi lain, pembiayaan Penelitian ini dilakukan di salah satu
informal menjadi alternatif pembiayaan karena daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu
lebih mudah prosedurnya, tidak mensyaratkan Kabupaten Bone. Daerah ini mayoritas
collateral namun cukup dengan modal masyarakatnya merupakan suku Bugis,
kepercayaan (Krisna, 2005). Pembiayaan memiliki jumlah penduduk yang sangat besar
informal ini bisa berupa uang tunai namun bisa yaitu 742.910 jiwa, salah satu sentra
pula berupa sistem pemeliharaan bagi hasil pengembangan sapi potong di Sulawesi Selatan
dimana pemilik modal memberikan ternak dan memiliki populasi ternak sapi terbesar dan
sapinya kepada peternak untuk dipelihara dan cenderung meningkat yaitu 325.432 ekor
hasilnya berupa bagi hasil. Meskipun (2014), 362.819 ekor (2015) dan 395.308 ekor
demikian, dari sisi kreditur pembiayaan (2016). Daerah ini juga masih memegang
informal relatif berisiko karena tidak adanya teguh nilai-nilai budaya lokal yang diterapkan
agunan tersebut sehingga jika terjadi hal-hal dalam banyak hal di kehidupan sehari-hari.
yang tidak diinginkan maka tidak ada aset yang Peternak yang digunakan sebagai
bisa menjadi pertanggungan risiko. responden dalam penelitian ini adalah 70 orang
Menyadari hal tersebut maka karakter yang terdiri dari 35 orang penerima KKPE dan
(character) yang merupakan salah satu kriteria 35 orang penerima pinjaman dari pembiayaan
dalam penilaian 5C pada lembaga formal harus informal seperti dari keluarga, sesama peternak
diperkuat. Karakter debitur menyangkut dan Lembaga Keuangan Mikro di daerah
tentang watak, sikap dan nilai-nilai yang dianut tersebut.
oleh calon peternak. Karakter yang baik akan Untuk mengetahui persepsi peternak
menentukan iktikad atau kemauan serta sapi potong terhadap budaya lokal, maka
kepatuhan untuk memenuhi kewajibannya dilakukan klasifikasi atau pengelompokan
(willingness to pay) sesuai dengan perjanjian menurut Sugiyono (2000), dengan langkah-
yang telah ditetapkan. Hal ini sangat langkah sebagai berikut: (a) jawaban sangat
menentukan karena dengan karakter yang baik setuju diberi skor 5; (b) jawaban setuju diberi
bisa mempengaruhi calon kreditur untuk skor 4; (c) jawaban netral diberi skor 3; (d)
memberikan pinjaman maupun jawaban tidak setuju diberi skor 2; dan (e)
memperpanjang masa kredit bagi debiturnya. jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1.
Jika hal tersebut dapat dikembangkan dan Berdasarkan nilai skor tersebut maka :
dijaga, maka akan menentukan kemampuan Skor tertinggi = angka tertinggi × jumlah responden
peternak untuk meningkatkan aksesibilitasnya × jumlah pertanyaan = 5 × 70 × 24 = 8.400
terhadap kredit baik yang bersumber dari Skor terendah = angka terendah x jumlah responden
pembiayaan informal maupun formal. × jumlah pertanyaan = 1 × 70 × 43 = 1.680

Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Budaya Lokal “Suku Bugis” Terkait Aksesibilitas Pembiayaan (Aslina Asnawi, et al)
133
Angka-angka tersebut dijadikan dasar untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menentukan rentang/interval kelas sebagai
Persepsi dan Nilai-nilai Budaya Lokal pada
berikut:
Masyarakat Peternak
Nilai-nilai budaya yang dianut
masyarakat peternak di daerah pedesaan
melekat di dalam dirinya dan mempengaruhi
karakternya masing-masing baik untuk dirinya
maupun yang berkaitan dengan interaksinya
dengan orang lain. Budaya lokal yang
Berdasarkan acuan nilai tersebut, maka
diidentifikasi dalam penelitian ini dikaitkan
penilaian untuk semua nilai budaya dapat
dengan aksesibilitas pembiayaan baik
dibuat suatu kategori jawaban sebagai berikut :
pembiayaan formal maupun informal. Hal ini
1.680-3.024 = kategori jawaban sangat tidak setuju menjadi penting karena beberapa persyaratan
3.024,1-4.368,1= kategori jawaban tidak setuju perbankan sulit dipenuhi terkait dengan
4.368,2-5.712,2 = kategori jawaban netral penilaian sesuai konsep 5C menurut Rivai et
5.712,3-7.056,3 = kategori jawaban setuju al., (2007) terutama ketersediaan collateral
7.056,4-8.400 = kategori jawaban sangat setuju.
sebagai agunan, kapasitas usahanya (capacity)
dan modal yang dimiliki(capital), sehingga
Untuk masing-masing enam nilai budaya
peternak perlu memperkuat karakter
yaitu kejujuran (allempureng), kecendekiaan
(character) yang sangat ditentukan nilai-nilai
(amaccang), kepatutan (asitinajang),
budaya lokal sebagai berikut:
keteguhan (agettengeng), usaha (reso) dan
harga diri (siri’) juga dilakukan penilaian skor.
Kejujuran (allempureng)
Oleh karena angka tertinggi, angka terendah
Kejujuran dalam bahasa Bugis disebut
jumlah pertanyaan, dan jumlah responden
dengan allempureng dan dianggap sangat
untuk enam nilai budaya tersebut maka
penting bagi masyarakat Bugis. Dalam bahasa
penentuan nilainya juga sama yaitu sebagai
Bugis, allempureng berasal dari kata lempu;
berikut:
“....lempu sama dengan lurus” dan merupakan
Skor tertinggi = angka tertinggi × jumlah responden “lawan dari bengkok”. Secara umum, lempu
× jumlah pertanyaan = 5 × 70 x 4 = 1.400 dapat juga berarti ikhlas, benar, baik atau adil
Skor terendah = angka terendah × jumlah responden sehingga kata lempu ini lawan katanya adalah
× jumlah pertanyaan = 1 × 70 × 4 = 280 culas, curang, dusta, khianat, seleweng, buruk,
tipu, aniaya dan semacamnya.
Namun penerapan kejujuran dalam
kehidupan sehari-hari tergantung bagaimana
seseorang mempersepsikan dan menerapkan
untuk dirinya. Nilai-nilai kejujuran ini juga
menjadi salah satu yang menentukan karakter
bagi peternak yang mana hal ini akan
maka penilaian untuk masing-masing nilai menentukan bagaimana kemauan dan
budaya sesuai kategori jawaban sebagai kemampuan seseorang dalam berperilaku.
berikut: Adapun persepsi peternak terhadap kejujuran
280-1,400 = kategori jawaban sangat tidak setuju ini tertera dalam Tabel 1.
1.400,1-2.520,1 = kategori jawaban tidak setuju Nilai-nilai kejujuran bagi peternak
2.520,2-3.640,2 = kategori jawaban netral dianggap sesuatu yang harus dijunjung tinggi
3.640,3-4.760,3 = kategori jawaban setuju karena hal ini sangat menentukan seseorang
4.760,4-5.880 = kategori jawaban sangat setuju.
untuk dapat dipercaya atau tidak (Nirwana,
2015).Pernyataan dengan memberikan data
yang sebenarnya sesuai dengan kondisi usaha
peternakan dianggap sebagai hal yang paling

Agripet Vol 17, No. 2, Oktober 2017


134
Tabel 2. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Kecendekiaan (amaccang)
menentukan karena bobotnya yang paling
Skor Jawaban
tinggi yaitu 287. No Pernyataan Bobot
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan teknis 0 5 10 20 35 295
Tabel 1. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Kejujuran (allempureng)
pemeliharaan perlu dimiliki.
Skor Jawaban 2. Anda mampu mengatasi 5 10 25 14 16 236
No Pernyataan Bobot sendiri masalah yang pernah
1 2 3 4 5
dihadapi.
1. Data yang diberikan kepada 0 1 0 0 29 287 3. Anda mampu menghitung 8 12 30 15 5 207
pemberi pinjaman sesuai penghasilan dan biaya yang
dengan yang sebenarnya. dikeluarkan.
2. Memperlakukan orang lain 0 3 24 20 23 273 4. Dapat menilai jumlah utang 0 10 23 18 9 216
dengan adil yang dibutuhkan sesuai
dan baik. dengan kemampuan
3. Penghasilan yang diperoleh 0 4 10 41 15 277 membayarnya.
senantiasa disampaikan dengan
Jumlah 954
sebenarnya kepada pemberi
pinjaman.
4. Menggunakan utang sesuai 0 0 8 8 44 276
dengan peruntukannya. Kecendekiaan merupakan salah satu
Jumlah 1.113 faktor yang perlu dimiliki oleh peternak.
Pengetahuan teknis seperti teknik pemberian
pakan, pembuatan kandang yang baik dan
Dengan dasar inilah pemberi pinjaman mencegah terserangnya penyakit merupakan
akan menilai kelayakan usulan kredit yang hal yang harus dikuasai dengan bobot paling
diajukan. Disusul oleh kemampuan tinggi yaitu 295. Pengetahuan teknis
memberikan informasi penghasilan dan peternakan sangat ditentukan oleh karakteristik
bagaimana penggunaan utang sesuai dengan peternak seperti: umur, pendidikan dan
peruntukannya. Hal ini penting karena pengalaman beternak.
penggunaan utang yang tidak sesuai akan Penilaian yang paling rendah adalah
menghilangkan kepercayaan pemberi pinjaman kemampuan untuk menghitung jumlah
baik dari pembiayaan formal maupun informal penghasilan dan biaya yang dikeluarkan yaitu
kepada peternak. 207. Kondisi ini tentunya akan menyulitkan
peternak untuk menentukan jumlah pendapatan
Kecendekiaan (amaccang) (penghasilan bersih) yang diperoleh. Hal ini
Amaccang berasal dari kata “acca” disebabkan karena rata-rata peternak belum
maknanya kurang lebih sama dengan “pintar mampu membuat recording usaha peternakan
atau pandai”. Pintar atau cerdas bukan sesuatu sapi potong yang dijalankan. Recording dalam
yang terjadi begitu saja, melainkan melalui penelitian ini terkait dengan pembukuan
proses pembelajaran baik secara formal tentang keluar masuknya uang yang diterima
maupun non formal. Kata acca dapat diartikan oleh peternak. Oleh karena itu, ke depannya
juga sebagai cendekia dan amaccang sebagai perlu diberikan pelatihan bagi peternak sapi
kecendekiaan. Nilai kecendekiaan dengan nilai potong tentang penyusunan recording usaha
kejujuran senantiasa diletakkan secara peternakan sapi potong.
berpasangan karena kedua-duanya saling
melengkapi. Kepatutan (asitinajang)
Cendekia atau cerdas dimaknai sebagai Asitinajang berasal dari kata tinaja, yang
perilaku yang selalu berusaha memahami berarti “cocok, sesuai atau patut”. Sehingga
persoalan mulai dari penyebab hingga asitinajang dapat diartikan sebagai “kepatutan,
akibatnya, selalu berhati-hati menghadapi kepantasan atau kelayakan” yang pada
persoalan-persoalan hidup dan bertindak hakikatnya mengatur agar segala sesuatu
bijaksana, senantiasa menghargai orang lain. berada pada tempatnya, mengambil sesuatu
Selain itu cendekia dapat juga diartikan bahwa dari tempatnya dan meletakkan sesuatu pada
tidak ada yang sulit dilaksanakan. Deskripsi tempatnya. Kewajiban yang dilakukan dan
penilaian peternak terhadap kecendekiaan memperoleh hak yang sepadan adalah suatu
tertera dalam Tabel 2. perlakukan yang patut. Deskripsi tentang
penilaian kepatutan terlihat pada Tabel 3.

Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Budaya Lokal “Suku Bugis” Terkait Aksesibilitas Pembiayaan (Aslina Asnawi, et al)
135
Tabel 3. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Kepatutan (asitinajang)
semakin mahir dan terampil dalam
Skor Jawaban Bobo
No Pernyataan
t
menjalankan usahanya termasuk usaha
1 2 3 4 5
1. Anda konsisten dalam 0 5 20 1 24
peternakan sapi potong.
menjalankan usaha 274
Peternakan. Tabel 4. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Keteguhan (agettengeng)
2. Anda pantas diberikan 0 0 14 21 35
301 Skor Jawaban
pinjaman. No Pernyataan Bobot
3. Anda termasuk orang 0 2 19 20 29 1 2 3 4 5
286
yang amanah. 1. Anda konsisten 1 6 17 28 18 266
4. Anda dapat menjadi 0 5 28 28 9 menjalankan usaha
251
contoh/teladen. Peternakan.
Jumlah 1.112 2. Tidak konsumtif dalam 3 22 11 28 6 222
penggunaan dana.
3. Jika mendapat 0 5 20 35 10 260
Persepsi peternak terhadap nilai-nilai pinjaman maka
pembayaran dilakukan
kepatutan rata-rata menyatakan setuju bahwa sesuai dengan
kesepakatan.
hal ini penting untuk dimiliki. Nilai yang 4. Setiap pekerjaan yang 0 3 3 21 33 264
paling tinggi adalah kepatutan peternak dalam dilakukan tidak akan
berhenti sebelum
memperoleh pinjaman. Keterbatasan modal selesai.
yang dimiliki oleh peternak tentunya Jumlah 1.012
mendorong peternak untuk memberikan
penilaian dan perhatian pada faktor ini sangat Selanjutnya disusul oleh pernyataan
tinggi. Kelayakan dan kepantasan sebagai bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan, maka
calon debitur sangat diharapkan karena dengan tidak akan berhenti sebelum diselesaikan serta
demikian maka akses pembiayaan akan tidak konsumtif dalam menggunakan dana
terbuka. Penggunaan utang sesuai dengan yang dimiliki. Ketiga hal ini sangat terkait dan
peruntukannya salah satu perilaku yang jika dapat dipertahankan maka peternak bisa
menunjukkan bahwa seseorang dianggap sukses serta mampu menjaga kepercayaan
amanah atau tidak dan bisa menjadi teladan pemberi pinjaman.
bagi peternak yang lainnya. Dalam kehidupan
sehari-hari peternak, hal ini merupakan godaan Usaha (reso)
yang cukup besar namun jika mampu Usaha merupakan nilai kunci bagi
dikendalikan dengan baik maka tetap bisa pelaksanaan nilai-nilai kejujuran,
dihindari. kecendekiaan, kepatutan dan keteguhan. Nilai-
nilai tersebut akan berperan secara tepat guna
Keteguhan (agettengeng) dan berdaya guna apabila didukung oleh nilai
Agettengeng dalam bahasa Bugis berarti usaha. Ada empat hal yang perlu diperhatikan
“keteguhan” yang berasal dari kata “getteng” dalam menerapkan nilai usaha yakni kejujuran
yang selain berarti teguh juga “tetap-asas, atau yang dapat menimbulkan kepercayaan,
setia pada keyakinan, atau kuat dan tangguh pergaulan yang akan membentuk jaringan
dalam pendirian, erat memegang sesuatu”. untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,
Dalam tindakan nyata, diwujudkan dalam keilmuan yang digunakan sebagai bekal untuk
bentuk tindakan “tak mengingkari janji; tak memperbaiki pengelolaan dan ketatalaksanaan
menghianati kesepakatan; tak membatalkan dalam menjalankan aktivitas serta modal yang
keputusan; tak mengubah kesepakatan, dan jika menggerakkan atau memotivasi aktivitas.
berbicara dan berbuat, tak terhenti sebelum Deskripsi penilaian peternak terhadap budaya
rampung”. Deskripsi tentang persepsi peternak reso’ (usaha) dapat dilihat pada Tabel 5.
pada nilai kepatutan tertera dalam Tabel 4. Kesungguhan dan keuletan peternak
Konsisten dalam menjalankan usaha dalam menjalankan usaha peternakan sapi
merupakan hal yang paling dinilai oleh potong perlu didukung oleh usaha untuk terus
peternak sebagai hal yang harus dipertahankan. meningkatkan pengetahuan dan menerima
Penilaian ini tentunya akan mendukung inovasi teknologi. Selain itu, aksesibilitas
keberhasilannya karena semakin lama terhadap pembiayaan sangat ditentukan oleh
seseorang menggeluti usahanya maka akan kemampuan dan kemauan yang keras untuk

Agripet Vol 17, No. 2, Oktober 2017


136
mencari informasi tentang sumber-sumber
Tabel 6. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Harga Diri (siri’)
pembiayaan. Hal ini menjadi penting
Skor jawaban
mengingat bahwa salah satu faktor penghambat No Pernyataan Bobot
1 2 3 4 5
peternak sapi potong dalam mengakses 1. Ada rasa malu jika
pembiayaan adalah informasi tentang mengerjakan sesuatu
yang bertentangan
pembiayaan yang relatif kurang (Asnawi, dengan kebiasaan
2014). masyarakat. 0 4 19 21 26 279
2. Ada rasa malu jika
harus berutang. 9 23 6 16 16 217
Tabel 5. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Usaha (reso) 3. Merasa malu jika
Skor jawaban tidak membayar utang
No Pernyataan Bobot tepat waktunya. 2 8 15 12 33 276
1 2 3 4 5
4. Keberhasilan beternak
1. Anda bersungguh-sungguh dan terkait dengan status
ulet dalam beternak sapi. 0 6 21 16 27 274 sosial di masyarakat. 7 16 10 17 20 203
2. Anda selalu berusaha mencari Jumlah 975
informasi tentang sumber-
sumber pembiayaan. 13 3 12 11 31 254
3. Senantiasa mencari informasi
tentang teknis pemeliharaan Rata-rata peternak memberikan
sapi. 5 12 11 21 21 251 penilaian setuju dan sangat setuju pada
4. Keberhasilan usaha Peternakan
sapi tergantung dari keuletan penilaian yang menyangkut tentang harga diri
dan kerja keras. 3 10 11 21 25 265 (siri’).Adanya rasa malu jika melaksanakan
Jumlah 1.044
sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan
masyarakat di daerah Bone dan malu jika tidak
Hal ini pun tidak terlepas dari umur membayar utang tentunya hal ini menjadi
peternak sebagian besar tergolong usia pendorong positif dan mencegah peternak
produktif yaitu rata-rata 44 tahun dan lama melakukan hal-hal yang kurang baik. Hal ini
pendidikan formal peternak rata-rata 11 tahun sangat berdasar karena apabila seseorang
atau setara dengan SMA serta pengalaman melakukan hal-hal yang kurang terpuji
beternak yaitu 16 tahun. misalnya terlilit utang maka ada sanksi sosial
yang mana orang tersebut akan merasa
Harga diri (siri’) terkucilkan akibat perbincangan dari
Siri’ adalah sesuatu hal yang abstrak dan masyarakat yang kurang baik.
berada di alam pikiran manusia. Pengertiannya
hanya dapat diketahui melalui pengamatan Tabel 7. Deskripsi Persepsi Peternak terhadap Nilai-nilai Budaya
Masyarakat Bugis yang Terkait dengan Aksesibilitas
observasi dengan melihat akibat nyata yang Pembiayaan
ditimbulkannya, yaitu berupa tindakan- No Nilai-nilai Budaya Skor Bobot
tindakan. Siri’ dapat pula diartikan yaitu: malu, 1. Kejujuran (allempureng) 1113
merupakan daya pendorong untuk 2. Kecendekian (amaccang) 954
3. Kepatutan (asitinajang) 1112
melenyapkan, mengasingkan, mengusir dan 4. Keteguhan(agettengeng) 1012
5. Usaha(reso) 1044
sebagainya terhadap apa atau siapa saja 6. Harga Diri(siri’) 975
memberikan semangat agar dapat bekerja keras Total 6210
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau
melakukan suatu usaha (Rahim 2011; Nirwana,
2015).
Secara umum siri’ bagi orang Bugis dan
masyarakat Sulawesi Selatan merupakan
sebuah adat kebiasaan yang melembaga dan Gambar 1. Grafik Skala Interval Persepsi Peternak terhadap Nilai-nilai
konsep yang bertujuan untuk membangun Budaya

ketertiban, keharmonisan, dan keamanan Jika nilai-nilai budaya tersebut


kehidupan sosial sehingga harga diri dan digabungkan maka persepsi peternak secara
martabat manusia menjadi bernilai. Penilaian umum dapat dinilai seperti pada Tabel 7. Total
persepsi peternak terhadap nilai-nilai harga diri skor bobot dari keenam komponen itu yaitu
(siri’) dapat dilihat pada Tabel 6. 6210 (Gambar 1).Total skor bobot penilaian

Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Budaya Lokal “Suku Bugis” Terkait Aksesibilitas Pembiayaan (Aslina Asnawi, et al)
137
nilai-nilai budaya berada pada daerah D yaitu pendorong kemajuan usaha peternakan ke
setuju. Artinya bahwa interaksi dari keenam depannya.
nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat
Bugis yaitu kejujuran (allempureng),
DAFTAR PUSTAKA
kecendekiaan (amaccang), kepatutuan
(asitinajang), keteguhan (agettengeng), usaha Akram, W., Hussain, Z., Sial, M.H., Hussain,
(reso) dan harga diri (siri’) dipersepsikan I., 2008. Agricultural Credit Constraints
sebagai hal yang harus dijunjung tinggi dan and Borrowing Behavior of Farmer in
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai- Rural Punjab. European Journal of
nilai budaya tersebut tergolong sebagai Scientific Research, 23, 2: 294-304.
kearifan lokal masyarakat Bugis yang Asnawi, A., 2013. Determinant of Funding
diperoleh melalui ajaran langsung dari orang Accessibility and its Impacts to The
tua maupun leluhurnya. Kearifan lokal Performance of Beef-Cow Breeding
diharapkan akan menjadi penuntun dalam tata Enterprises in South Sulawesi Province,
nilai dan penyelamat hidup sehari-hari. Indonesia. European Journal of Business
Pada dasarnya masing-masing and Management. ISSN 2222-1905
penilaiannya tidak menunjukkan nilai yang (Paper) ISSN 2222-2839 (Online).Vol.5,
ekstrim sehingga memberikan gambaran No.29, 2013.
bahwa peternak secara umum setuju bahwa
keberhasilan usaha Peternakan sapi potong Asnawi, A., Sirajuddin, S.N., Lestari, V.S.
khususnya dalam membangun kepercayaan 2014. How do Lending Relationship
kepada pemberi pinjaman apakah lembaga Affect to Credit Accessibility in Cattle
pembiayaan formal maupun informal, maka Farm in Indonesia?.European Journal of
nilai-nilai tersebut harus dikuatkan karena akan Sustainable Development. Vol 3 No. 4.
mempengaruhi pembentukan karakter yang Hyz, A.B., 2011. Small and Medium
merupakan salah satu penilaian bagi debitur. Enterprises (SMEs) in Greece-Buried in
Kepercayaan yang meningkat dapat Access to Banking Services, An
mendorong hubungan yang terbina antara Empirical Investigation. International
peternak dan pemberi pinjaman pun meningkat Journal of Business and Social Science.
yang mana hal ini menurut Asnawi et al. Vol. 2.No. 2.
(2014) bahwa, lending relationship yang
meningkat akan meningkatkan pula Krisna, M. B. 2005.Pengembangan Keuangan
aksesibilitas pembiayaan pada peternak. Mikro Bagi Pembangunan Indonesia.
Media Informasi Bank Perkreditan
Rakyat, Edisi IV Maret 2005.
KESIMPULAN
Nirwana. 2015. Analisis Kondisi Keuangan
Nilai-nilai budaya dalam masyarakat Pemerintah daerah di Sulawesi Selatan.
Bugis yaitu kejujuran (allempureng), Disertasi. Program Doktor Ilmu
kecendekiaan (amaccang), kepatutan Ekonomi/ Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
(asitinajang), keteguhan (agettengneg), usaha Universitas Hasanuddin, Makassar.
(reso), dan haga diri (siri’) merupakan nilai-
nilai yang perlu dipertahankan untuk Rahim, R.A. 2011. Nilai-Nilai Utama
menciptakan karakter peternak yang kuat dan Kebudayaan Bugis. Penerbit Ombak,
terpuji. Yogyakarta.
Peternak mempersepsikan bahwa nilai- Rivai, V., Veithzal, A.P., Idroes, F.N. 2007.
nilai budaya tersebut perlu dibina karena Bank and Financial Institution
sangat menentukan keberhasilan dalam Management. PT. Raja Grafindo,
menjalankan usaha peternakan khususnya Jakarta.
dalam mengakses pembiayaan, sehingga pada
akhirnya budaya lokal tersebut menjadi faktor Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian,
Bandung : Alfabet.

Agripet Vol 17, No. 2, Oktober 2017


138

Anda mungkin juga menyukai