Anda di halaman 1dari 10

ILMU KESEHATAN KOMUNITAS

PEMBINAAN

“Demam Berdarah Dengue”

Disusun oleh :

Oeij Henri Wijaya (42170133)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
PUSKESMAS BAMBANGLIPURO
PERIODE 21 JANUARI 2019 – 29 FEBRUARI 2019
YOGYAKARTA
2019
PEMBINAAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan hampir di seluruh belahan dunia
terutama di negara–negara tropik dan subtropik. Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah
Dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim hujan,
sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor DBD pada musim hujan yang dapat menyebabkan
terjadinya penularan.

DBD perlu dikendalikan agar jumlah kasus tidak terus meningkat. Untuk melakukan
upaya pemberantasan penyakit menular, termasuk DBD, diperlukan suatu sistem surveilans
penyakit yang mampu memberikan dukungan upaya program dalam daerah kerja Kabupaten/
Kota, Propinsi dan Nasional, dukungan kerjasama antar program dan sektor serta kerjasama
antara kabupaten/ Kota, Propinsi, Nasional dan Internasional.

Saat ini pengendalian terhadap vector adalah metode yang tersedia untuk pencegahan
demam berdarah.WHO sendiri terus mengembangkan strategi global untuk pencegahan dan
pengendalian DBD, degan prioritas utama memperkuat surveilans epidemiologi, mempercepat
pelatihan dan penerapan standar WHO terkait manajemen dan pedoman klinis DBD, promosi
perubahan perilaku pada tingkat individu, rumah tangga, dan masyarakat utukl meningkatkan
pencegahan dan pengendalian, serta penilitian pada pengenmbangan vaksin.

Pada wilayah Bambanglipuro setiap tahun dari periode 2013-2018 terdapat kasus suspek
DBD. Insidensi kasus suspek DBD mencapai jumlah tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebanyak
240 kasus. Terjadi penurunan kasus pada tahun 2018 yaitu menjadi 150 kasus. Sedangkan kasus
DBD tertinggi Selanjutnya pada tahun 2018 jumlah penemuan kasus suspek DBD mencapai 13
kasus.

1
Kasus DBD di Wilayah Puskesmas
Bambanglipuro Tahun 2013-2018
300

250

200
Jumlah

150

100

50

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kematian 0 0 0 0 0 0
Tersangka 20 127 143 217 240 150
DBD 13 29 17 105 44 13

Grafik Kasus DBD di Puskesmas Bambanglipuro


periode tahun 2013–2018

Insidensi DBD Kelurahan di


Bambanglipuro th 2013-2018
Sidomulyo Mulyodadi Sumbermulyo

40

30

20

10

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

.Grafik Kasus DBD di Bambanglipuro tiap kelurahan


periode tahun 2013 –2018

2
PROGRAM KEGIATAN

1. Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue

 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB


 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo


 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga

 Kajian:


Hasil penyelidikan pada pasien terkena demam berdarah didapatkan


informasi bahwa di sekitar lingkungan rumah pasien ada satu orang yang
mendapatkan gejala yang sama dengan pasien dengan radius 200 meter dari
rumah pasien. Pasien juga tidak bepergian dan menginap di daerah lain selama
satu bulan terakhir. Dalam satu sekolah / tempat kerja tidak ditemukan adanya
penderita/ tersangka demam berdarah. Pasien yang menjadi target penyelidikan
epidemiologi sebelum dirawat di Rumah Sakit sudah berobat ke dokter umum dan
sudah diberikan terapi tetapi tidak membaik.

2. Pengamatan jentik di sekitar rumah pasien DBD

 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB


 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo


 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga

 Kajian:


Demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini


masih banyak di jumpai di berbagai daerah di Indonesia.Demam berdarah sendiri
merupakan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit
ini dapat berakibat fatal apabila tidak diberikan terapi secara cepat dan tepat.
Pemutusan siklus hidup nyamuk aedes aegypti dilakukan dengan cara
membersihkan bak penampung air bersih minimal seminggu sekali, menutup
genangan air, mengubur sampah agar tidak menjadi sarang nyamuk, tidak
membiarkan baju kotor bertumpukan karena akan dijadikan tempat bersembunyi

3
nyamuk.

Angka Bebas Jentik pada radius 200m


ABJ AJ

43%

57%

Berdasarkan pemeriksaan jentik yang dilakukan di rumah warga lain disekitar


lingkungan tinggal pasien, didapatkan ABJ dari lingkungan sekitar adalah 57% dari hasil
pemeriksaan di bak mandi, bak WC, Tempayan, dan wadah lain, hal ini menunjukkan
bahwa masih banyak terdapat jentik nyamuk di lingkugan sekitar tempat tiggal warga
masyarakat. Target ABJ yang ingin dicapai adalah 95%. Warga sekitar mengatakan
kebiasaan menguras bak mandi memang masih jarang dilakukan sehingga berdampak
pada angka ABJ yang masih rendah.

3. Peyuluhan Demam Berdarah Dengue (Door to door)

 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB


 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo


 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga

 Kajian:


Penyakit DBD masih tinggi angka kejadiannya di Indonesia. Data WHO


SEARO tahun 2017 melaporkan terdapat 408 kematian akibat DBD (CFR 0.86%),
angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data di Puskesmas
Bambanglipuro pada tahun 2018 jumlah pasien dengan suspek Demam Berdarah

4
Dengue adalah 150 orang. Pasien yang terdiagnosa DBD sebanyak 13 orang.
Pasien tersebut 8 orang berasal dari Desa Sumbermulyo, 2 orang dari Desa
Sidomulyo dan, 3 orang dari Desa Mulyodadi. Upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit DBD bisa dilakukan melalui surveilans vektor yang diatur
dalam Kepmenkes No.581 tahun 1992, salah satunya kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara periodik oleh masyarakat.

5
6
7
8
REFLEKSI

Dari program kegiatan yang sudah dilaksanakan, kami mengamati bahwa masih banyak
masyarakat yang belum mengerti bagaimana pencegahan dan tanda gejala DBD. Banyak
masyarakat yang belum memahami apa makna dari 3M Plus. Selain itu, masyarakat mengetahui
bahwa pencegahan DBD hanya dilakukan dengan fogging. Dari penyuluhan yang sudah
dilakukan, memberi kesan bahwa masih didapatkan sikap kurang peduli terhadap lingkungan
yang sehat di masyarakat serta masih kurangnya upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah
penularan DBD lewat gigitan nyamuk. Sehingga pada kesempatan ini, kami memberikan
penekanan bahwa masalah DBD adalah masalah bersama, sebagai langkah pencegahan dan
pengendalian penularan penyakit DBD kami menitikberatkan pada usaha-usaha yang bisa
dilakukan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar mulai dari rumah tempat tinggal,
misalnya menguras air di tempat-tempat penampung air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Serta mengubah mindset masyarakat yang selalu menghadapkan adanya fogging untuk lebih
mengupayakan langkah-langkah pencegahan tersebut di atas daripada menunggu adanya kejadian
DB.

Anda mungkin juga menyukai