S2 2017 388244 Introduction
S2 2017 388244 Introduction
BAB I
PENDAHULUAN
3% 1%
4%
3%
4%
Essential (Primary) hypetension
5%
Low Back Pain
Dyspepsia
7% Stiffness Of Joint Not Elsewhere Classified
52% Necrosis Of Pulp
10%
Impacted Cerumen
Myopia
11% Presbyopia
Impacted Teeth
Conjuntivitis
kesehatan yang sesuai dan tanpa ada biaya yang tidak perlu, fasilitas RS
digunakan secara optimal dan cost effectively, pasien yang memang benar-
benar membutuhkan layanan spesialis bisa mengakses layanan tersebut
sesuai waktunya, dan peningkatan utilasi serta reputasi dari fasilitias
pelayanan kesehatan primer.
Penelitian yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan & KPMAK UGM
(2016), diketahui bahwa jumlah peserta BPJS Kesehatan di DIY sampai
dengan bulan September 2015 mencapai 2.476.575 orang, dimana 37.147
orang menderita penyakit kronis dan dari jumlah tersebut hanya terdapat
14.893 orang (40 %) yang terdaftar sebagai peserta PRB. Hal tersebut
menunjukkan bahwa PRB belum berjalan optimal dikarenakan 60%
penderita penyakit kronis masih melakukan kunjungan pelayanan kesehatan
di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di Kab.Bantul, diketahui bahwa pasien
hipertensi yang dirujuk balik untuk berobat ke tiga Puskesmas Kab.Bantul
selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Umum
Mengeksplorasi pelaksanaan PRB pasien penderita hipertensi bagi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional dari RS ke Puskesmas Bambanglipuro dan
Puskesmas Pandak II di Kab.Bantul
Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
2 Asri 2012 Faktor-faktor Mengidentifikasi Desain penelitian Faktor yang menghambat dokter spesialis
deskriptif kualitatif melakukan rujukan adalah beban kerja
Wulandari yang faktor-faktor yang
Teknik pengumpulan yang berlebih dan waktu yang tidak
mempengaruhi mempengaruhi PRB data wawancara mencukupi, anggapan dokter keluarga
mendalam, observasi kurang kompeten dalam penanganan DM
rujukan balik pasien penderita DM.
dan diskusi kelompok tipe II, Hubungan dan komunikasi antara
pasien terarah terhadap 8 dokter keluarga dan dokter spesialis
dokter spesialis kurang harmonis
penderita DM
penyakit dalam di 3 Pasien merasakan bahwa saat ini akses ke
tipe 2 peserta RS Kab.Kudus dokter spesialis menjadi lebih sulit
askes sosial Diskusi kelompok karena dokter keluarga membatasi
terarah terhadap pemberian rujukan, serta pelayanan dan
dari rumah kelompok pasien DM pengelolaan penyakit di dokter keluarga
sakit ke dokter tipe II yang berobat ke Askes lebih baik dibandingkan di RS
dokter keluarga terutama di RS Pemerintah, sehingga
keluarga di apabila pasien membutuhkan konsultasi
Kab.Kudus. spesialistik maka mereka lebih memilih
untuk datang ke tempat praktek pribadi
dokter spesialis dengan konsekuensi
adanya biaya tambahan.
3 BPJS 2016 Kajian Mengidentifikasi Desain penelitian Hasil kuantitatif: jumlah peserta BPJS
gambaran deskriptif metode Kesehatan di DIY sampai dengan bulan
Kesehatan Pelaksanaan
pelaksanaan PRB campuran. September 2015 mencapai 2.476.575
dan Program Rujuk Menjelaskan Data sekunder diambil orang, dimana 37.147 orang menderita
persepsi dokter dari data laporan PRB penyakit kronis dan dari jumlah tersebut
KPMAK Balik
spesialis di dari BPJS Kesehatan. hanya terdapat 14.893 orang (40 %) yang
fasilitas kesehatan terdaftar sebagai peserta PRB
9