Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Indonesia
Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Indonesia
MAKALAH
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN DI INDONESIA
NIM : 21703011
KELAS : AGRIBISNIS B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di Indonesia, pembangunan pertanian berekalanjutan dalam kebijakan pembangunan
pertanian telah tercantum dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) 1993 sebagai
kebijakan pemerintah dalam pembanguan selama Repelita VI. Pertanian berkelanjutan
sebagai kebijakan, prinsip dan teknologi juga tercantum pada Undang-Undang No. 12 Tahun
1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
Meskipun pertanian berkelanjutan telah merupakan kebijakan pembangunan nasional,
tetapi dalam pelaksanaannya di tingkat lapangan masih dijumpai berbagai kontroversi antar
beberapa implementor. Banyak pula berkembang perbedaan persepsi di antara para pakar,
pengambil keputusan, petugas lapangan, dunia usaha, LSM, serta masyarakat tentang
pertanian berkelanjutan. Ada kalangan yang berpendapat bahwa pertanian berkelanjutan
adalah identik dengan pertanian primitif, tradisional, dan subsisten yang memiliki
produktivitas rendah. Pandangan ini tidak sejalan dengan prinsip pembangunan pertanian
berkelanjutan sebagai suatu inovasi dalam pembangunan pertanian. Beberapa contoh
teknologi pertanian yang menganut prinsip pertanian berkelanjutan, seperti: (1) pertanian
alternatif (alternative agriculture), (2) pengendalian hama terpadu (PHT), (3) bioteknologi
pertanian, (4) pertanian bersih (clean agriculture), (5) wana-tani (agro-forestry), (6) pertanian
alami model Fukuoka, (7) pertanian akrap lingkungan mengembangkan EM4 (bogasi), (8)
masukan eksternal rendah dan pertanian berkelanjutan (LEISA – low external input and
sustainable agriculture), dan (9) pertanian organik.
Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berada dipedesaan dan kehidupan
mereka terutama dari usaha pertanian, maka setiap kegiatan pembangunan pertanian
seharusnya dapat mencapai berbagai tujuan berikut ini, secara simultan yaitu: (a) peningkatan
produksi, (b) peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat setempat serta
pengentasan kemiskinan, (c) peningkatan pemerataan dan keadilan, (d) penciptaan lapangan
kerja bagi masyarakat tani, (e) penggunaan sumber daya setempat yang meliputi termasuk
sumber genetik, fisik dan manusia, (f) peningkatan dan pelestarian kualitas lingkungan hidup,
dan (g) pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan dan pengetahuan masyarakat
tradisional/lokal. Prinsip dan tujuan simultan tersebut dapat dicapai melalui penerapan
pertanian berwawasan lingkungan atau pertanian berkelanjutan.
Tulisan ini menguraikan keuntungan pengembangan pertanian berkelanjutan dengan
pendekatan teoritis dan praktis, sebagai salah satu wacana yang dapat menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya pengembangan pertanian berkelanjutan yang memiliki
keunggulan komparatif dan/atau kompetitif dalam perdagangan bebas.
Sejalan dengan hal tersebut, kementerian pertanian Republik indonesia mencanangkan 4
sukses yang harus dicapai sebagai prioritas pembangunan pertanian, antara lain.
2. Diversifikasi pangan
Untuk mendukung program tersebut di atas, Pemerintah Provinsi sulawesi Selatan sejak
aluasi sehingga diharapkan bahwa setiap program pembangunan dapat terwujud dengan
baik. Konditahun 2008 telah mencanagkan program surplus beras 2 juta ton dan 1,5 juta ton
jagung, yang di tinjak lanjuti masing-masing kabupaten sesuai potensi dan kompetensi yang
dimiliki. Namun tantanagn dan permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya tingkat
produktivitas usahatani sebagaia akibat dari rendahnya adopsi dan penerapan teknologi
pertanian.
Sabagai antisipasi dari berbagai permasalahan yang di hadapi serta untuk mendukung
program pemerintah pusat dan provinsi sulawesi selatan tersebut diatas. Pemerintah
kabupaten Gowa melalui Dinas pertanian bersama seluruh komponen masyarakat mampu
menciptakan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya pembangunan daerah sejak dari
perencanaan hingga proses monitoring dan evsi ini sejalan dengan Undang-undang No. 25
( RENSTRA )
3. Mengetahui bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian/ Dinas Perkabunan
dan kehutanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi strategi
Perencanaan Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9 1989). Atau proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
B. Pendapat ahli tentang kebijakan
Istilah kebijakan publik dalam beberapa literatur disebut juga dengan istilah kebijaksanaan
publik. Hingga saat ini belum ada kesatuan terkait dengan definisi kebijakan publik
dikalangan para ahli. Beberapa ahli mendefinisikan kebijakan publik yaitu
a. Harold D. Laswell
Kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek
yang terarah.
b. Thomas R. Dye
Kebijakan publik adalah apa saja yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pemerintah.
(“public policy is whatever governmentchoose to do or not to do”).
Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan, dan
kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahuan 2008 telah mencanankan program surplus beras 2 juta
ton dan 1,5 ton jagung , yang dindak lanjuti masing-masing kabupaten sesuai potensi
dankompetensi yang dimiliki. Namun tantangan dan permasalahan yang dihadapi
adalahrendahnya tingkat produktivitas usaha tani sebagai akibat dari rendahnya adopsi dan
penerapan teknologi pertanian, Ini di sebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia
serta minimnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan pembangunan pertanian
sehingga petanisulitmengakses informasi teknologi dan pasar. Di samping itu indikasi
semakin sempitnya areal intensifikasi padi dan palawija horticultural sebagai akibat
pergeseran alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman, industri , dan pembagunan fasilitas
umum merupakan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan pembagunan di sector
pertanian.
1.2.2.Iklim
a. Curah Hujan
b.Suhu
Suhu udara di Kabupaten Gowa di pengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut:
Pada dataran rendah antara 26,4 s/d 22,7 C meliputi Kecamatan Somba Opu,
bontomarennu, pattalassang. Pallangga, bajeng, barombong, parangloe, bontonompo,
mamuju,bontonompo selatan.
Pada dataran tinggi antara 21,4 s/d 18,4 C meliputi kecamatan tinggimoncong,
tombolopao, tompobulu, biringbulu,bungaya dan bontolempangan.
1.2.3.Topografi
Kabupaten Gowa di tinjau dari segi keadaan wilayah berada pada ketinggian antara 5 sampai
2.800 meter di atas permukaan laut yang bervariasi dari daerah datar, berbukit,
bergelombang, dan bergunung, terdapat pula rawa-rawa dan sungai
Sasaran yang di ingin capai melalui kebijakan peningkatan produktivitas dan kualitas produk
pertanian adalah:
Kebijakan ini di harapkan untuk menghidupkan dan memperkuat lembaga petani di pedesaan
sehingga posisi tawar petani lebih kuat. Meningkatnya askes petani terhadapan sarana
produksi dan pasar
Menigkatkan produksi beras, agar kebutuhan akan pangan tetap terjaga meningkatkan
ketersediaan potensi unyuk mendukung peningkatan kualitas SDM.
1.5. Pe ningkatan produktivitas, dan kualitas produk pertanian dengan kegiatan
PEMBAHASAN
Visi adalah cara pandang jauh kedepan agar instansi pemerintah dapat eksis, antisipasi
dan inovatif guna mempertahankan eksistensi dan keunggulan dalam era persaingan yang
semakin ketat dan perubahan yang sangat cepat dengan tahapan yang konsisten dan
berkelanjutan.
Tahapan dalam rangkah perubahan yang dimaksud di mulai dengan perumusan Visi
c. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam
Organisasi
d. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus berperan dalam
Dengan acuan sebagaimana tersebut di atas, dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi serta
Sejahterh”
Meningkatkan produk dan mutu hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura
B. TUJUAN
Mengacu para Visi dan Misi Dinas, maka dirumuskan tujuan untuk meningkatkan produksi
dan mutu hasil pertanian guna memenuhi kabutuhan daerah serta ketahanan pangan
C. SRATEGI
Strategi pelaksanana program kerja Dines Pertanian adalah sebagai berikut:
2. Jagung : 40.400 Ha
2. Buah-buahan : 105.134 ha
4. Biofarmaka : 165.630 M2
VI. Peningkatan Produksi Hortikultural
1. Sayuran : 350 Ha
2. Buah-buahan : 2.000 Ton
3. Tanaman hias : 10.00Anakan
4. Biofarmaka : 10 Ha
VII. Pengembangan Sentra Produksi Hortikultural
1. Markisa : 250 Ha
2. Kentang : 300 Ha
3. Anggrek : 0,59 Ha
4. Jahe : 10 Ha
VIII. Pengadaan Benih/bibit horticultural
1. Penangkaran benih
a. Sayuran : 33 Kel
b. Buah-buahan :3 Kel
2. Penyaluran benih/bibit melalui kel tani
a. Sayuran : 33 Kel
b. Buah-buahan :3 Kel
Tugas pokok dan fungsi Dines Pertanian Kab. Gowa berdasaarkan peraturan Bupati Gowa
Nomor 36 Thun 2008 di uraikan ssebagai berikut:
A. KEPALA DINAS
- Kepala Dines Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan daerah
dalam bidang pertanian serta tugas pembantuan yang di berikan oleh pemerintah dan
b. Pemberian perizinan
d. Pengamanan dan pengendalian tugas pokok dines sesuai dengan kebijaksanaan yang di
B. SEKERTARIS
- Sekertaris mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga dines
- Sekertaris mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan penyusunan rencana
b. Penyiapan bahan penyusunan anggaran
c. Pengolahan hsil kepegawaian
d. Penyiapan data dalam rangka penyelenggaraan evaluasi dan hubungan masyarakat serta
penyelenggaraan inventarisasi
e. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pemimpin
C. BIDANG TANAMAN PANGAN
- Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dines pada urusan produksi
tanaman pangan
- Bidang tanaman pangan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaaan penyusunan
b. Penyiapan pengembangan teknologi produksi tanaman pangan
c. Pengaturan pola pengadaan
d. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pemimpin
D. BIDANG HORTIKULTURAL
- Mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas dines dalam bidang produksi
horticultural
- Bidang horticultural mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program
b. Melaksanakan bimbingan terhadap petani
c. Pengembangan komoditi horticultural
d. Mengadakan evaluasi monitoring
e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pemimpin
A. KESIMPULAN
Bahwa kebijakan pembangunan pertanian yang di lakukan instansi pemerintahan sangat
berpengaruh pada perkembangan pertanian itu sendiri . Dengan Renstra (perencana strategi
)Pemerintah dapat merencanakan program apa saja yang betul-betul di butuh dalam pertanian
sehingga sasaran dan tujuan program yang akan di tuju tepat sasaran. Dengan demikian akan
menjamin pengelolaan sumber daya yang ideal dan tentunya ada jaminan terwujudnya
pertanian berkelanjutan. Dengan demikian maka terjadi pula perubahan paradigma dalam
pembangunan pertanian modern yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi,
tetapi juga mempertimbangkan pada upaya pelestarian sumber daya pertanian,
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis memintah saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyusunan
laporan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Uchjana Effendy, Onong ,2004
,KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA Teori
dan Praktek,Bandung:Remaja Rosdakarya
Nasution ,Zulkarimen , 2002,PEMBANGUNAN PERTANIAN
,Jakarta:Raja Grafindo Persada
S. Susanto, Phil. Astrid, 1974IILMU PERTANIAN teori dan
praktek,Bandung:Bina cipta