Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Konsep kultur dan struktur, sebagaimana telah ditunjukkan dalam bab-bab


sebelumnya, memang merupakan konsep yang sangat penting dalam memahami
perilaku orang dalam masyarakat. Namun bagaimana bentuk atau sifat pengaruh
kultur dan atruktur itu terhadap perilaku orang secara konkrit sangatlah sulit untuk
ditandai dan dilihat.Baik kebudayaan maupun struktur tersebut hakekatnya sangat
abstrak. Maka pengaruhnya terhadap perilaku seseorang juga sangat subtil, dan
oleh karenanya sangat sulit untuk ditandai dengan sangat konkrit. Bagaimana
kebudayaan dan struktur mempengaruhi manusia adaalah merupakan proses yang
panjang. Proses yang panjang itu disebut proses inkulturasi (untuk
kebudayaannya) dan proses intrukturisasi (untuk strukturnya). Proses ini dialami
manusia dari semenjak lahir higga akhir hayatnya. Dalam proses yang panjang itu,
baik kultur maupun struktur diinternalisasikan (didarah-dagingkan) ke dalam diri
orang seorang.

Lembaga sosial (social institution) yang secara ringkas diartikan sebagai


kompleks norma-norma atau kebiasaan-kebiasaan untuk mempertahankan nilai-
nilai yang dipandang sangat penting dalam masyarakat, merupakan wadah dan
perujudan yang lebih konkrit dari kultur dan struktur. Dalam suatu lembaga,
setiap orang yang termasuk di dalamnya pasti memiliki status dan peran tertentu.
Status merupakan refleksi struktur, sedangkan peran merupakan refleksi kultur.
Dalam suatu keluarga, status suami dilekati oleh peran tertentu yang sinkron
dengan struktur maupun kultur denagan masyarakat di mana keluarga itu berada.
Misalnya, suami harus berperan sebagai kepala keluarga dan berkewajiban
memenuhi kebutuhan keluarga, sedangkan isteri mengelola rumah tangga dan
peran-peran domestik lainnya.

1
Lembaga merupakan fenomena yang sangat penting daalam kehidupan
masyarakat, bukan saja karena fungsinya untuk menjaga dan mempertahankan
nilai-nila yang sangat tinggi dalam masyarakat, melainkan juga berkaitan erat
dengan pencapaian pelbagai kebutuhan manusia. Maka ada yang memahami
lembaga sebagai sarana untuk mencapai kebutuhan manusia. Terlepas dari
ketepatan artinya (yang akan diuraikan tersendiri dalam bagian berikutnya),
lembaga sosial memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat,
termasuk desa. Secara umum dalam suatu masyarakat, khususnya negara,
lembaga-lembaga yang sangat penting perannya dalam kehidupan masyarakat
tersebut adalah lembaga pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, dan
keluarga. Namun, untuk buku Sosiologi Pedesaan dan Pertanian ini, kupasan
lembaga sosial ini akan lebih banyak ditujukan pada lembaga pemerintahan
(pimpinan) desa serta yang terkait dengan itu. Sebab, untuk masyarakat desa di
Indonesia umumnya, lembaga pemerintahan ini memiliki peranan yang penting.

2. Tujuan

· Mengetahui pengertian lembaga pemerintahan Desa

· Mengetahui peranan dan fungsi lembaga pemerintahan Desa

2
BAB II

ISI

1. Pembinaan Kesejahteraan keluarga ( PKK )

Diantara sekian lembaga atau kegiatan kelembagaan baru yang terhitung


menonjol kegiatannya adalah PKK. Kegiatan kelembagaan ini berkaitan erat
dengan LKMD. Salah satu fungsi dan progaram utama LKMD adalah
meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkan keluarga sejahtera melalui
gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dalam Keputusan Mentri
Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 1984. PKK merupakan salah satu dari sepuluh
seksi yang ada dalam LKMD. Ketua Penggerak PKK Desa/Kelurahan adalah
Ketua II LKMD.

Mengingat pentingnya PKK dalam strategi pembangunan masyarakat desa,


maka ditetapkanlah peraturan perundangan tersendiri bagi ekstensinya, yakni
Keputusan Mentri Dalam Negeri 28 Tahun 1984. Dalam Kepmen ini dinyatakan
bahwa yang dimaksud PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang
tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya untuk
membangun keluaraga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat
guna menumbuhkan, mengarahkan, dan membina keluarga guna mewujudkan
keluarga sejahtera.

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang mampu menciptakan keselarasan,


keserasian dan keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah
berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar.

Tim penggerak PKK mempunyai tugas (1) mengerakkan dan membina


pelaksanaan Program PKK, dan (2) mengkoordinasikan gerakan masyarakat dari
bawah dalam pelaksanaan program PKK. Untuk melaksanaan tugas tersebut, Tim
Penggerak PKK mempunyai fungsi :

3
1. Merencanakan, melaksanakan dan membina program PKK;

2. Menghimpun, menggerakan dan membina potensi masyarakat khususnya


keluarga untuk terlaksananya program PKK;

3. Memberikan bimbingan, motivasi dan petunjuk kepada penggerak PKK


setingkat dibawahnya;

4. Menyampaikan laporan tentang pelaksaan tugas kepada Pembina PKK pada


tingkat yang sama dan kepada Tim Penggerak PKK setingkat lebih atas.

PKK secara setruktural memiliki landasan yang kuat bagi kegiatanya,


yakni dengan mendudukan istri Mentri Dalam Negeri sebagai Ketua Umum Tim
Pengerak di tingkat nasional, dan istri Kepala Desa/Kelurahan sebagai Ketua
Pengerak PKK di tingkat desa/kelurahan. Kegiatan PKK, karena sangat aktif dan
berkembang pesat,sering dilihat sebagai gerakan tersendiri seolah terpisah dari
LKMD. Salah satu sebab mengapa kegiatan kelembagaan ini lebih berkembang
dibanding dengan lembaga – lembaga baru lainnya selain ditunjang oleh posisi
struktural tersebut, juga tidak terlepas dari pengaruh gerakan emansipai kaum
wanita umumnya.

Dalam kegiatannya untuk meningkatkan kesejaheraan keluarga itu, PKK


terkenal dengan 10 program pokoknya, yakni:

- Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

- Gotong royong

- Sandang

- Pangan

- Perumahan dan tata laksana rumah tangga

- Pendidikan dan ketrampilan

- Kesehatan

4
- Mengembangan kehidupan berkoperasi

- Kelestarian hidup

- Perencanaan sehat.

Kasus yang sering terjadi dalam kegiatan PKK :

- PKK tidak lagi berjalan dengan baik, karena kurang bimbingan

- Pada saat pertemuan lebih sering diadakan hanya utuk bergosip dan cerita-
cerita saja.

- Dalam PKK sering terjadi tidak kesehatian.

2. Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP)

Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) adalah usaha


pengkoordinasianpelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan. Dengan
demikaian UDKP merupakan sistim perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
maupun evaluasinya. UDKP merupakan salah satu mekanisme kerja Direktorat
Pembangunan Desa (Bangdes) setelah badan ini terbentuk berdasarkan Keputusan
Mentri Dalam Negeri Nomor 135 Tahun 1978 menggantikan Direktorat PMD.

Disimak dari kecamatan yang berkait dengan program – program


pembangunanDirjen Bang des, keberadaan UDKP didasarkan atas pertimbangan
berikut :

1. Wilayah kecamatan tidak dipandang terlalu sempit sebagai suatu basis


pengembangan dibanding desa. Kecamatan memiliki potensi penduduk,
prasarana dan sarana – sarana yang memenuhi persyaratan untuk berkembang.

2. Kota kecamatan direncanakan sebagai pusat fasilitas dan pusat pengembangan


bagi desa – desa disekitarnya. Sebagai pusatfasilitas, kota kecamatan akan

5
berfungsi dalam pengadaan sarana – sarana produksi, disamping sebagai
daerah pemasaraan hasil – hasil produksi pedesaan.

3. Dibanding dengan desa, kecamatan memiliki sarana pemerintahan yang lebih


lengkap, seragam dan dengan organisasi yang telah distandardisasi, sehingga
mampu melakukan pembinaan wilayah pembangunan tersebut.

4. Camat, baik selaku kepala wilayah ditingkat kecamatan maupun sebagai alat
dekosentrasi mwnurut undang – undang nomer 5 tahun 1974, memeliki
wewenang koordinasi terhadap istansi - istansi ditinmgkat kecamatan.

Sekalipun pada prinsipnya tanpa terkecuali semua kecamatan di Indonesia


menjadi UDKP, namun dalam kenyataannya tidak semuanya telah menjdi UDKP.
Sebab, untuk menjadi UDKP harus memiliki kemampuan untuk menyiapkan
sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan pembangunan. Maka
pelaksanaan kecamatan sebagai UDKP dilakukan dengan prioritas bagi kecamatan
– kecamatan yang telah memenuhi persyaratan berikut :

1. Terpenuhnya prakondisi yang diperlukan seperti adanya perangkat


pemerintahan dikecamatan serta unsur – unsur teknis, administratif dan
sarana – sarana penunjang.

2. Masyarakat di wilayah tersebut memiliki tingkat partisipasi yang aktif lewat


swadaya gotong royong yang menujang terlaksananya UDKP.

3. Wilayah tersebut memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai sumber


hidup pokok masyarakat akan tetapi masyarakatnya kurang mampu untuk
mewujudkannya.

4. Adanya proyek nasional yang dapat menunjang perekonomian masyarakat


setempat dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

5. Daerah tersebut merupakan daerah kritis/minus dilihat dari kepadatan


penduduk, potensi ekonomi dan keadaan alamnya.

6
6. Daerah khusus/rawan, baik oleh sebab – sebab sosial politik maupun
bencana alam, yang oleh karena itu memerlukan pembinaan.

7. Daerah penempatan penduduk baru seperti daerah transmigrasi yang


penduduknya masih memerlukan pembinaan yang intensif.

Untuk mencapai tujuan atau misi yang di embannya, UDKP malakukan fungsi –
fungsi srbagaiberikut :

1. Mempertemukan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa dengan berbagai


program atau kegiatan pembangunan Pemerintahan.

2. Menginformasikann data dan masalah – masalah desa – desa dalam suatu


wilayah kecamatan yang akan menadapatkan penanganan baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang.

3. Menkoordinasikan bebagai kegiatan pembangunan sektoral dan regional,


inpres dan swadaya masyarakat.

4. Mengadakan diversifikasi usaha dan kegiatan masyarakat untuk meningkatkan


pendapatan masyarakat desa

5. Mengupayakan percepatan pembangunan seraya memeratakan hasil-hasilnya


bagi seluruh masyarakat desa

Sejauh mana misi dan tujuan yang diemban UDKP itu mencapai sasarannya
selama ini telah ada sejulah pengkajian, yang banyak diantaranya menilai belum
berhasilnya misi UDKP tersebut.

Kasus yang sering terjadi dalam UDKP

- Pembangunan desa yang kurang merata

- Kurang diperhatikannya desa-desa kecil

- Keterlamabatan dalam hal pembangunan

- Kekurangan dana dalam pembangunan daerah

7
3. Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan Koperasi Unit Desa (KUD)

Lembaga baru lain yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan
masyarakat desa kita disamping LKMD adalah BUUD dan KUD. Sekalipun
dalam kenyataannya saat ini yang masih eksis dan berfungsi hanya KUD saja,
namun untuk memahaminya secara lengkap dan proposional BUUD juga harus
dibahas.

Besarnya peranan dan arti BUUD/KUD berkait dengan fungsi dan


kontribusinya dalam bidang pertanian.sebagaimana diketahui, sektor pertanian
merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi masyarakat desa kita
umumnya. Maka lembaga atau badan apapun yang mengupayakan perkembangan,
kemajuan, maupun kelestarian usaha-usaha pertanian akan dengan sendirinya
memiliki peranan yang sangat penting. Berbagai upaya seperti: peningkatan
produksi, penjagaan dan penyelamatan hasil-hasil produksi dari berbagai ancaman
yang merugikan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dari hasil
pertanian tersebut, adalah be erapa kegiatan yang tercakup dalam fungsi-fungsi
utama yang diemban oleh BUUD/ KUD.

Sebelum terbentuk BUUD maupun KUD, telah diciptakan terlebih dahulu


apa itu unit desa. Unit desa ini adalah kesatuan agro ekonomis dalam masyarakat
desa dalam suatu wilayah. Adapun tujuan pokok dari unit desa ini adalah:

1. Menjamin terlaksananya program peningkatan produksi pertanian, khususnya


produksi pangan,

2. Memberikan kepastiaan masyarakat desa bahwa mereka dapat meningkatkan


kesejahteraan hidup mereka. Dengan demikian unit desa mengemban fungsi-
fungsi penyuluhan pertanian(modern), pengolahan dan peningkatan produksi
pertanian, serta juga harus juga dapat menjamin perkembangan ekonomis
wilayahnya.

8
Unit desa memiliki wilayah kerja, dengan ketentuan sebaiknya tidak lebih
luas dari satu kecamatan ( berdasarkan pedoman mengenai pengaturan dan
pembinaan unit desa,intruksi presiden indonesia,no 4 tahun 1973 ).tiap desa
secara menyeluruh harus termasuk dalam satu wilayah unit desa(WILUD
).Pembentukan unit desa ini berkaitan erat dengan pelaksanaan BIMAS /
INMAS.BIMAS (bimbingan masal) ,sebagaimana tercantum dalam keputusan
mentri pertanian no .546/KPTS/12/OLG/1969,adalah : suatu kegiatan penyuluhan
pertanian secara massal bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian dengan
secara intensifikasi,dalam tahap pertama khusus padi/beras,yang sekaligus
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat desa pada
umumnya.penekanan pada intensifikasi menyebabkan BIMAS selalu di lekati
INMAS(intensifikasi massal).

Agaknya,pembentukan WILUD saja belum cukup melaksanakan BIMAS /


INMAS tersebut.maka untuk merealisasikan secara operasional di bentuklah
BUUD/KUD.dalam kaitan fungsi BUUD/KUD.PASAL 5 intruksi presiden n0
4tahun 1973 menyebutkan :

a. Penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas melaksanakan fungsi


penyuluhan.
b. BRI unit desa yang bertugas mengurus fungsi perkreditan.
c. Pengecer/kios/warung unit desa yang bertugs melaksanakan penyaluran
sarana produksi ,pestisida,benih,serta alat2 pertanian.
d. Badan usaha unit desa / koperasi yang bertugas melaksanakan fungsi
pengolahan atau pemasaran hasil produksi hasil pertanian.

Di setiap WILUD pada dasarnya di bentuk badan usaha unit


desa(BUUD).BUUD ini pada awal pertumbuhannya dapat merupakan gabungan
antara berbagai koperasi pertanian yang ada di suatu desa.dalam jangka waktu
tertentu, sesuai dengan perkembangan,BUUD-BUUD di lebur dan di satukan
dalam koperasiunit desa(KUD).

9
Sesuai dengan perkembangan yang terjadi di Indonesia, dengan tingginya
mobilitas masyarakat sebagai akibat lancarnya trasportasi dan komunikasi, desa-
desa menjadi semakin terbuka (trasparan, akibatnya wilayah desa tidak lagi
merupakan basis kegiatan ekonomi yang efektif. sisi lain dari akibat ini adalah
bahwa keberadaan BUUD dengan fungsinya yang semula di batasi di tingkat
wilayah (administratif) desa juga menjadi kurang efektif.maka dalam
perkembangan lebih lanjut ,serta sejalan dengan dikembangkannya unit kerja
daerah pembangunan (UDKP) yang setingkat dengan wilayah kecamatan ,KUD
menggantikan fungsi yang semula di emban oleh BUUD.

Kasus dalam KUD:

- Dana dari KUD yang kurang mencukupi.

- Kurangnya minat petani bergabung dalam KUD.

- Tenaga penyuluh dari pemerintah masih kurang.

4. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )

Lembaga – lembaga baru yang tumbuh dan berkembang di desa bukan hanya
bentuk pemerintahan, melainkan juga ada yang berasal dari badan – badan non
pemerintahan. Lembaga – lembaga non pemerintahan ini yang terkenal dengan
sebutan LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) semakin harus diperhitungkan
keberadannya, karena peran – peranannya yang semakin besar ditengah – tengah
perkembangan yang terjadi.

Dilihat dari latar belakangnya, LSM merupakan istilah Indonesia untuk non –
government organization ( NGO ). Terjemahan langsung dari non – government
organization ini, yakni Organisasi Non Pemerintah ( ORNOP ) dihindari karena
terkesan bermusuhan dengan pemerintah. Sekalipun diciptakan sebutan yang
terkesan tidak memusuhi Pemerintah, namun ekstensinya memang tidak terlepas
dari semangat NGO, yakni tujuannya untuk memebangun keswadayaan yang
tidak tergantung pada pemerintah. Di Indonesia kemunculan lembaga yang
bersemangat NGO ini diawali oleh kondisi yang tercipta lewat keberhasilan

10
program pembangunan nasional berencana semenjak tahun ’70- an. Pendekatan
pembangunan nasional kita waktu itu, yakni yang bersifat (1) teknokratis dengan
birokrasi yang dominan, (2) sangat menekan arus top – down, serta (3) hanya
sedikit memberikan peluang kepada partisipasi masyarakat, megakibatkan
semakin terasanya kebutuhan untuk adanyap pendekatan yang berada diluar
kerangka Negara. Tuntutan dari kondisi inilah yang kemudian menjadi peluang
bagi ekstensinya LSM.

LSM kemudian berkembang dengan pesat.LSM tidak hanya berkaitan


dengan pedesaan.ada LSM yang bergerak dan memusatkan diri pada kelestarian
lingkungan,yakni wahana lingkungan hidup (WALHI).adaLSM yang memusatkan
kegiatannya pada bidang kependudukan,yakni forum indonesia untuk ke
swadayaan penduduk (FISKA).ada LSM yang mengembangkan koperasi ,yakni
forum kerja sama pengembangan koperasi(FORMASI).ada yang lebih luas
lagi,yakni forim pengembangan ke swadayaan (participatory development forum
– PDF).PDF ini mewakili interaksi antara berbagai LSM,pemerintah,dunia
usaha,serta badan –badan internasional dalam suatu forum untuk mengembangkan
peran serta berbagai faktor dalam pembangunan.

Sekretariat bina desa(SBD)yang berdiri pada tahun 1974 adalah merupakan


forum bagi LSM yang bergerak di kawasan pedesaan.kegiatan pembangunan era
ORBA telah menciptakan sejumlah kesenjangan ,antara lain kesenjangan antara
kota dan desa ,serta kesenjangan yang ada pada masyarakat desa
sendiri.kesenjangan desa sebagaimanatelah di jelaskan di atas adalah merupakan
dampak dari modernisasi pertanian (revolusi hijau)yang diterapkan dalam bidang
pertanian.sekalipun modernisasi pertanioan ini telah meningkatkan produksi
pangan secara besar-besaran di tingkat nasional ,namun di tingkat desa sering di
nilai lebih menguntungkan sekelompok kecil petani kaya.petani kecil yang
semakin besar jumlahnya sering dengan pesatnya pertambahan penduduk
,semakin terlihat jelas sosoknya sebagai kelompok masyarakat lapis
bawah.mereka ini tidak memiliki kemampuan untuk maju dan
berkembang.mereka terperangkap dalam perangkap kemiskinan .dalam situasi

11
semacam ini LSM mencoba berbagai upaya untuk ikut serta dalam kegiatan
pembangunan masyarakat desa.

Mengutip Salamon dan Anheier, Hadiwinata mendefinisikan LSM mempunyai


ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Formal, artinya secara organisasi bersifat permanen, mempunyai kantor


dengan seperangkat aturan dan prosedur;
(2) Swasta, artinya kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari
pemerintah
(3) Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan keuntungan (profit)
kepada direktur atau pengurusnya;
(4) Menjalankan organisasinya sendiri (self-governing), yaitu tidak dikontrol
oleh pihak luar;
(5) Sukarela (voluntary), yaitu menjalankan derajat kesukarelaan tertentu;
(6) Nonreligius, artinya tidak mempromosikan ajaran agama; dan
(7) Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di pemilu (hal 5).

Kasus yang sering terjadi dalam LSM :

 LSM saat ini semakin kurang aktif dalam pembangunan desa


 LSM sulit mencari suntikan dana.
 LSM saat ini semakin banyak yang menjadi alat politik.

12
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jadi dengan adanya lembaga, turut mengambil peran penting dalam


perkembangan dan kemajuan kehidupan didesa. Karena lembaga adalah salah satu
penggerak masyarakat didesa untuk melakukan setiap kegiatan didesa tersebut.
Dengan lembaga juga warga desa bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang penting
dalam cara bertani, sehingga dapat menghindari lemungkinan terjadinya
kegagalan panen.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://oktarianda.blogspot.com/2010/11/pengertian-koperasi-menurut-para-
ahli.html

http://sopianbeni.blogspot.com/2010/12/kud.html

babbie,earl R. “sociology, an introduction”, wdsworth publishing company,


belmont, california, 1983.

Koentajaraningrat “masyarakat desa masa ini”, badan penerbit fakulta ekonomi


UI, jakarta,1964.

14

Anda mungkin juga menyukai