Anda di halaman 1dari 17

DESKRIPSI, PERTELAAN, PENEMUAN KEMBALI,

PENYUSUTAN, PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN


ARSIP
Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah

”Manajemen Arsip”

Dosen Pengampu: Lilik Huriyah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nidda Mar’atul Adzkiya’ (D03217027)
Nurul Wahidatul Majidah (D03217030)
Rima Wafi A.N (D93217070)
Ubaidillah Zuhri (D93217079)
Irma Erviyana Ningrum (D93217099)
Miftahush Shurur (D93217107)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karena berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Arsip” yang di bimbing oleh Ibu Lilik Huriyah, M. Pd.I, selaku
dosen mata kuliah tersebut. Di dalam makalah ini saya menjelaskan tentang
Deskripsi, Pertelaan, Penemuan Kembali, Penyusutan, Perlindungan Dan
Pemeliharaan Arsip.
Selain itu, saya juga berterima kasih kepada pihak yang telah membantu
merampungkan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi wawasan,
pengetahuan dan acuan bagi pembaca supaya selalu menyebarkan ilmu agama dan
menegakkan kebaikan kepada kita semua. Saya sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Surabaya, 15 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2


A. Deskripsi dan Pertelaan Arsip .................................................................2
B. Penemuan Kembali dan Penyusutan Arsip .............................................5
C. Perlindungan dan Pemeliharaan Arsip ....................................................7

BAB III PENUTUP ...........................................................................................13


A. Kesimpulan .............................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat sangat
berpengaruh terhadap kemajuan organisasi baik sektor pemerintah maupun
swasta. Semua kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh suatu
organisasi pasti memerlukan data dan informasi. Salah satu informasi yang
sangat penting suatu organisasi adalah rekaman dari kegiatan itu sendiri.
Rekaman itu terdapat dalam arsip.
Arsip adalah salah satu aset organisasi yang paling berharga. Arsip
merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu
dipelihara dan dilestarikan. Arsip selalu dikelola dengan baik dalam
sebuah kerangkan sistem yang benar. Arsip yang tercipta dan dimiliki
suatu organisasi akan terus bertambah volumenya seiring dengan
eksistensi dan perkembangan kegiatan organisasi. Penataan arsip pun
sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kantor.
Arsip sebagai salah satu sumber informasi memiliki fungsi yang
sangat penting untuk menunjang proses kegiatan administrasi. Arsip perlu
dikelola dengan baik dan benar agar arsip dapat berperan sebagaimana
fungsinya, artinya ditata secara sistematis sehingga jika sewaktu-waktu
diperlukan dapat dengan cepat dan tepat disajikan. Semua itu perlu
diimbangi dengan kegiatan pertelaan, penemuan kembali, penyusutan,
perlindungan dan pemeliharaan arsip yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Deskripsi dan Pertelaan Arsip?
2. Bagaimana Penemuan Kembali dan Penyusutan Arsip?
3. Bagaimana Perlindungan dan Pemeliharaan Arsip?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Deskripsi dan Pertelaan Arsip
2. Menjelaskan Penemuan Kembali dan Penyusutan Arsip
3. Menjelaskan Perlindungan dan Pemeliharaan Arsip

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Arsip dan Daftar Pertelaan Arsip
1. Deskripsi Arsip
Deskripsi arsip sesuai dengan Arsip Nasional Republik Indonesia
nomor 21 tahun 2011 adalah pembuatan representasi yang akurat dari
suatu unit deskripsi dan bagian-bagiannya, jika ada, dengan cara
menjaring, menganalisis, mengorganisasi dan merekam informasi yang
berperan untuk mengidentifikasi, mengelola, menemukan, menjelaskan
arsip yang bersangkutan serta konteks dan sistem pengelolaan arsip
yang menciptakannya.1
Pendeksripsian arsip juga diartikan sebagai kegiatan menguraikan
informasi setiap seri arsip/berkas/naskah yang disatukan dalam
susunan kesamaan urusan (dorsir), kesamaan masalah (rubrik) dan
kesamaan jenis (seri). Dalam hal seri arsip tersusun dalam kesamaan
jenis, maka deskripsi arsip minimal memuat 6 unsur yaitu: isi
informasi, kurun waktu, bentuk redaksi, tingkat perkembangan,
kondisi arsip dan jumlah arsip.2
Jadi, deskripsi arsip merupakan proses menganalisis,
mengorganisasi dan menguraikan informasi untuk mengelola,
menemukan, menjelaskan tentang arsip yang bersangkutan.
Terdapat 6 unsur dalam deskripsi arsip, yaitu:
a. Isi informasi : isi ringkas yang terkandung dalam seri arsip. Unsur
ini ditulis dalam uraian yang singkat dan jelas yang dapat
menggambarkan informasi arsip yang tersusun dalam satu
seri/berkas.

1
ANRI, Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang Standar Elemen Data
Arsip Dinamis dan Statis Untuk Penyelenggaraan Sistem Kearsipan Nasional (SIKN). BAB 1
Poin D No. 7.
2
ANRI, Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan
Arsip pada Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan. BAB 2 Poin B No. 2

2
b. Kurun waktu arsip : cakupan waktu yang terkandung dalam setiap
seri/berkas, dapat ditulis lengkap yaitu tanggal, bulan dan tahun /
bulan dan atau tahun saja.
c. Bentuk redaksi arsip: bentuk atauformat naskah arsip tersebut.
Misalnya; laporan, surat-surat, risalah rapat, memorandum, dan
sebagainya.
d. Tingkat perkembangan arsip : karakteristik fisik yang
mencerminkan tingkat keabsahan (sah secara hukum) dan
kesahihan (keterpercayaan) arsip yang bersangkutan. Misalnya;
asli, salinan, tembusan copy, dan sebagainya.
e. Kondisi fisik arsip : keterangan tentang tingkat kerusakan arsip
berkaitan dengan karakteristik fisik atau keadaan lainnya.
Misalnya; arsip robek, kertasrapuh, berlobang, dan sebagainya.
f. Bentuk luar : informasi tentang wadah pengelompokan arsip yang
dideskripsikan dalam seri arsip. Misalnya; 1 folder, 2 sampul, 2
boks, 2 bungkus, dan sebagainya.3
2. Daftar Pertelaan Arsip
Pengertian dari daftar pertelaan arsip adalah suatu daftar berupa
catatan susunan berkas yang akan dipindahkan, dimusnahkan,
diserahkan kepada ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia).4 Selain
itu, menurut keputusan Kepala ANRI nomor 9 tahun 2000,
menyatakan daftar pertelaan arsip adalah sebagaimana dimaksud
dalam Surat Edaran Kepala ANRI Nomor: 01/SE/1981 tentang
Penanganan Arsip Inaktif pada prinsipnya adalah daftar yang berisi
susunan teratur butir-butir berkas sesuai dengan seri arsip yang harus
disimpan sementara, dimusnahkan atau diserahkan ke Arsip Nasional
Republik Indonesia sebagai arsip statis.5

3
ANRI, Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan
Arsip pada Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan. BAB 2 Poin B No. 2
4
BPKP, Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No. KEP-918/K/1995
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusutan Arsip. BAB 1 Poin C No. 7
5
ANRI, Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 09 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan
Arsip pada Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan. BAB 1 Poin D No.8.

3
Jadi, dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daftar
pertelaan arsip adalah daftar yang berisi susunan berkas yang akan
dipindahkan, dimusnahkan atau diserahkan kepada ANRI.
Berikut ini adalah contoh daftar pertelaan arsip:

DAFTAR PERTELAAN ARSIP


YANG DIPINDAHKAN/DIMUSNAHKAN/DISERAHKAN*)

UNIT PENGOLAH/KEARSIPAN :
ALAMAT :
TELEPON :
NO. ISI TAHUN JUMLAH KETERANGAN
1 2 3 4 5

TANGGAL,
KEPALA UNIT PENGELOLAH KEPALA UNIT KEARSIPAN

NIP NIP
*) coret yang tidak perlu

4
B. Penemuan Kembali dan Penyusutan Arsip
1. Penemuan Kembali Arsip
Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana
sesuatu dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan dalam
waktu yang cepat dan tepat. Sistem penemuan kembali dokumen atau
arsip sangat erat hubungan dengan system penataan dan penyimpanan
dokumen atau arsip.6
Langkah – langkah penemuan arsip kembali berdasarkan:
a. Sistem Nomor Dewey
1) Carilah kartu indeks dalam kotak kartu sesuai dengan pokok
masalah yang kita inginkan.
2) Lihatlah kode surat pada kartu indeks tersebut.
3) Dengan kode surat, carilah tempat penyimpanan arsip.
Misalnya, pokok masalahnya adalah cuti kawin dengan nomor
kode 264.1.. Surat tersebut berada pada laci bernomor 200,
dibelakang guide berkode 260, di dalam folder berkode 264,
dengan urutan surat pertama.
4) Jika tempatnya sudah ditemukan, carilah dan ambilah surat
yang kita perlukan.
b. Sistem Nomor Terminal Digit
1) Carilah perihal surat pada buku arsip. Lihatlah nomor kodenya.
2) Dengan nomor kode, carilah tempat penyimpanan sesuai
nomor kode tersebut dan carilah surat sesuai dengan
urutannya.
3) Bila sudah ditemukan, ambilah surat yang kita perlukan.
c. Sistem Tanggal / Chronological Filling System
Langkah-langkah penemuan kembali arsip pada sistem tanggal

6
Rusdawati, Ardoni, “ Sistem Penyimpanan dan Prosedur Temu Kembali Arsip Dinamis Aktif
Dikantor Sekretariat Sprd Provinsi Sumatra Barat ”, Program Studi Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan, vol.2 no 2, Maret 2014

5
1) Tentukan identitas surat, berupa tanggal berapa surat tersebut
dibuat. Contoh Arip ingin meminjam arsip lamaran kerja
Retno Ismaningsih tertanggal 5 Februari 2012. Berarti identitas
arsip tersebut adalah 5 Februari 2012.
2) Cari arsip tersebut dalam laci berkode 2012, dibelakang guide
februari didalam hanging folder 5.
3) Lihat arsip tersebut apakah benar sesuai yang dicari. Jika ya,
ambil arsip tersebut dan tukar dengan lembar pinjam arsip
(lembar 1).
4) Berikan arsip tersebut kepada peminjam berikut dengan lembar
pinjaman arsip (lembar 2)
5) Simpan lembar pinjam arsip (lembar 3) ke dalam tickler file
d. Sistem Wilayah / Geographical Filling System
Langkah-langkah penemuan kembali surat sistem wilayah
1) Tentukan judul surat yang ingin dicari
2) Cocokkan dengan daftar klasifikasi masalah
3) Cari asrip pada laci yang berkode wilayah dan cocokan dengan
daftar klasifikasinya.
4) Ambil arsip dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
5) Berikan pada peminjam arsip, berikut lembar pinjam arsip
(lembar 2)
e. Sistem Subjek / Subjectical Filling System
Prosedur Penemuan kembali arsip dengan sistem subyek
1) Lihat daftar klasifikasi dan carilah kartu indeks
2) Lihat kode penyimpanan kartu indeks
3) Berdasarkan kode pada kartu indeks, carilah surat/arsip pada
laci, guide, dan folder sesuai dengan kodenya.
2. Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip
dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit
kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan

6
penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan (UU No.43 tahun
2009). Penyusutan arsip dilakukan oleh pencipta arsip berdasarkan
Jadwal Retensi Arsip (JRA). Dengan demikian, penyusutan arsip
dilakukan ketika arsi sudah habis masa retensinya (cut off).7
a. Tujuan Penyusutan Arsip
Mary Robek, dkk dalam Winata dan Wahidin menyebutkan tujuan
penyusutan arsip, yaitu:
1) Memusnahkan arsip yang tidak berguna
2) Mempertahankan arsip legal, bisnis, dan bernilai historis.
3) Meminimalkan kebutuhan peralatan dan ruang penyimpanan
4) Mengamankan disk dan tape magnetic computer untuk penggunaan
kembali secepat mungkin.
b. Cara Penyusutan Arsip
Dalam Perka ANRI No. 37 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusutan Arsip, penyusutan arsip meliputi kegiatan:
1) Pemindahan Arsip Inaktif dari Unit Pengolah Ke Unit Kearsipan
2) Pemusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki
nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Penyerahan Arsip oleh Pencipta Arsip kepada Lembaga Kearsipan.

Penyusutan dilakukan oleh Pencipta Arsip berdasarkan Jadwal Retensi


Arsip (JRA).

C. Perlindungan dan Pemeliharaan Arsip


1. Pemeliharaan arsip
Usaha kegiatan untuk melindungi, merawat, melestarikan,
mengawasi, dan mengambil langkah agar arsip tetap terjamin

7
Rulli Susfa Ramanda, Sri Indrahti, “ Analisis Pengolahan Arsip Inaktif Terhadap Temu Kembali
Arsip di Pusat Arsip (RECORD CENTER) Politeknik Negeri Semarang ”, Jurnal Ilmu
Perpustakaan. Vol.4, No.3 2015

7
keselamatannya baik secara fisik maupun informasi yang terkandung
di dalamnya.8 Pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan usaha-usaha
sebagai berikut.
a. Pengaturan Ruangan9
1) Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab. Suhu
ruangan sekitar 65oF sampai 75oF dan kelembapan udara sekitar
50% dan 65%
2) Ruangan harus terang dan sebaiknya menggunakan penerangan
alami seperti sinar matahari.
3) Ruangan harus diberi ventilasi secukupnya, sehingga ruangan
tidak terlalu lembab.
4) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan api.
5) Ruangan harus terhindar dari serangan air (banjir).
6) Ruangan terhndar dari serangan hama/serangga
perusak/pemakan kertas arsip.
7) Gedung penyimpanan arsip harus terhindar dari pencemaran
udara.
8) Ruangan arsip sebaiknya terpisah dengan ruangan kantor lain.
9) Ruangan arsip disesuaikan dengan betuk arsip.
b. Kebersihan10
1) Kebersihan Ruangan
Membersihkan ruangan dapat dilakukan dengan cara seminggu
sekali dibersihkan dengan penyedot debu atau vacuum cleaner,
selain itu dilarang merokok dan makan didalam ruangan
penyimpanan arsip.
2) Kebersihan Arsip

8
Hamdani Fajri dan Syahyuman, “Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan”, Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 1, No. 1. 2012, 409.
9
Ig. Wursanto, Kearsipan. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2000), 221-223.
10
Ibid, 223-224.

8
Menjaga kebersihan arsip dengan cara sebagai berikut :
a) Arsip dibersihkan dengan vacuum cleaner,
b) Apabila menemukan arsip yang dimakan rayap maka
segera dipisahkan dengan yang lain,
c) Apabila menemukan arsip yang rusak segera dipindahkan
di tempat lain dan segera memperbaiki ditempat yang
berwenang memperbaiki arsip,
d) Arsip harus bersih dari karat.
c. Pemeliharaan Tempat Penyimpanan Arsip11
1) Rak Arsip
Rak arsip sebaiknya terbuat dari logam, jarak antara
bawah rak arsip dengan lantai kurang lebih 6 inci, apabila
rak arsip terbuat dari kayu maka sebaiknya diolesi dengan
diel-drin.
2) Almari Arsip
Almari arsip harus sering dibuka untuk menjaga
kelembabannya, saat menyusun arsip jarak antara arsip
satu dengan yang lain diberi jarak agak renggang, dan agar
kelembabanya tetap terjamin maka ditaruh kapur barus di
dalam almari arsip
Faktor yang menyebabkan kerusakan arsip dalam
Bulletin Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1
tahun 1972 tentang Pemeliharaan dan Penjagaan Arsip
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu dari kertas arsip, tinta dan lem.
Faktor eksternal yaitu kelembaban udara, udara yang
terlalu kering, sinar matahari, kekotoran udara, debu,
jamur dan sejenisnya, rayap dan gegat12.

11
Ibid, 224-226.
12
Ibid, 226-228.

9
Menurut Ria ada berbagai faktor yang menyebabkan
kerusakan arsip dibedakan menjadi 5 yaitu faktor fisika,
faktor kimia, faktor manusia, faktor biota, dan faktor
geografis. Faktor fisika seperti cahaya, partikel debu, suhu
da kelembaban. Fator kimia seperti asam dalam kertas,
polusi udara, dan tinta. Faktor manusia seperti peperangan,
sabotase, pencurian, penyadapan dan kelalaian manusia.
Faktor biota seperti rayab, kutu buku dan binatang pengerat
(tikus). Faktor geografi seperti bencana alam (gempa bumi,
banjir, tsunami, longsor, kebakaran, gunung meletus, dan
lain-lain13.
2. Perlindungan Arsip
Perlindungan arsip dan penyelamatan arsip yang dilakukan
dengan menyelenggarakan pemeliharaan dari kemungkinan
kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, apalagi
faktor bencan alam yang tidak dapat diprediksi. Dalam
melakukan perlindungan arsip suatu institusi/organisasi dapat
membuat kesiapsiagaan menghadapi bencana14. Menurut
Graham Mattews dan John Feather ada 4 tahapan kesiapsiagaan
menghadapi masalah.
a. Tahap pencegahan
Tahap pencegahan dapat dilakukan dengan
pemeliharaan rutin pada bangunan penyimpanan arsip.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pengamatan secara
langsung terhadap penyimpanan arsib. Karena bencana
alam dapat terjadi kapan saja.
b. Tahap kesiapsiagaan

13
Ria, Diklat Kearsipan Inaktif, (Jakarta : Kantor Arsip Pemprof DKI Jakarta, 2006). 65.
14
Rizky Rifai Akbar, ”Perlindungan Arsip : Studi Kasus di BPAD Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta”, Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol. 1 No. 1. 2013. 2-4.

10
Tahap kesiapsiagaan merupakan perencanaan
penyelamatan bencana pada arsip. Membuat perencanaan
adalah langkah yang penting. Ada elemen dasar yang perlu
dilakukan.
1) Pembuatan prosedur penanganan bencana
2) Pembentukan komite penanganan bencana
3) Melakukan pelatihan untuk tim pemulihan bencana
4) Membuat daftar kontak yang dapat dihubungi
5) Menyiapkan alat untuk perbaikan
c. Tahap Reaksi
Tahap reaksi merupakan kegiatan sebelum, sesudah,
atau langsung setelah kejadian bencana. Tahap reaksi yang
dilakukan
1) Menghubungi komite penanganan bencana
2) Melakukan tindakan jangka pendek
3) Melakukan tindakan jangka panjang
d. Tahap Pemulihan
Tahap pemulihan merupakan upaya yang dilakukan
untuk mengembalikan arsip agar dapat digunakan kembali.
Pemulihan yang dilakukan :
1) Memperbaiki tempat penyimpanan arsip yang rusak.
2) Mengevaluasi teknik penyelamatan arsip.

Selain itu arsip dapat diamankan dari segi


informasinya dan dari segi fisiknya.15
a. Dari segi informasinya
Telah diatur dalam UU No 7 Tahun 1971 pasal 11
tentang pokok kersipan. Mengenai ketentuan pidana yang
menyangkut pengamanan arsip dari segi informasinya.
b. Dari segi fisiknya

15
Ig. Wursanto, Kearsipan. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2000). 229-231.

11
Pengamanan fisiknya yaitu pada kerusakan kertas
arsip dengan cara restorasi, laminasi, dan microfilm.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Deskripsi arsip merupakan kegiatan menguraikan informasi setiap seri
arsip/berkas/naskah yang disatukan dalam susunan kesamaan urusan
(dorsir), kesamaan masalah (rubrik) dan kesamaan jenis (seri).
Sedangkan daftar pertelaan arsip merupakan suatu daftar berupa
catatan susunan berkas yang akan dipindahkan, dimusnahkan,
diserahkan kepada ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia).
2. Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana sesuatu
dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan dalam waktu
yang cepat dan tepat, serta terdapat beberapa langkah-langkah dalam
menemukan kembali arsip tersebut. Sedangkan Penyusutan arsip
adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan
arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip
yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada
lembaga kearsipan.
3. Pemeliharaan Arsip merupakan kegiatan untuk melindungi, merawat,
melestarikan, mengawasi, dan mengambil langkah agar arsip tetap
terjamin keselamatannya baik secara fisik maupun informasi yang
terkandung di dalamnya. Sedangkan Perlindungan arsip dan
penyelamatan arsip yang dilakukan dengan menyelenggarakan
pemeliharaan dari kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh
faktor-faktor tersebut, apalagi faktor bencan alam yang tidak dapat
diprediksi.
B. Saran
Demikian penjelasan dari makalah kami tentang Deskripsi,
Pertelaan, Penemuan kembali, Penyusutan, Pemeliharaan dan
Perlindungan Arsip. Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun atas makalah tersebut, agar kedepannya kami dapat
menulis makalah lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ria. 2006. Diklat Kearsipan Inaktif. Jakarta : Kantor Arsip Pemprof DKI Jakarta.
Wursanto, Ig. 2000. Kearsipan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Akbar, Rizky Rifai. 2013. Perlindungan Arsip : Studi Kasus di BPAD Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol. 1 No.1
ANRI. Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Standar Elemen Data Arsip Dinamis dan Statis Untuk Penyelenggaraan Sistem
Kearsipan Nasional (SIKN).
ANRI. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 09 Tahun 2000 tentang
Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-
Badan Pemerintahan.
Ardoni, Rusdawati. 2014. Sistem Penyimpanan dan Prosedur Temu Kembali
Arsip Dinamis Aktif Dikantor Sekretariat Sprd Provinsi Sumatra Barat.
Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, vol.2 no 2, Maret
BPKP. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.
KEP-918/K/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusutan Arsip.
Syahyuman dan Hamdani Fajri. 2012. Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di
Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 1, No. 1.
Sri Indrahti, dan Rulli Susfa Ramanda. 2015. Analisis Pengolahan Arsip Inaktif
Terhadap Temu Kembali Arsip di Pusat Arsip (RECORD CENTER) Politeknik
Negeri Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol.4, No.3

14

Anda mungkin juga menyukai