Anda di halaman 1dari 19

Filsafat

Ilmu
Prosedur Penelitian
Ilmiah

M Irwan Pernando N

270110159

Geologi D

Fakultas Teknik Geologi

Universitas Padjadjaran
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan berkat
rahmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan makalah filsafat ilmu ini. Makalah
ini penulis buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai UTS pada mata kuliah filsafat ilmu
yang langsung diberikan oleh dosen mata kuliah tersebut. Makalah ini membahas tentang
prosedur penelitian ilmiah. Manfaat yang diharapkan adalah agar makalah ini dapat menjadi
sarana penambah ilmu baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Dalam pembuatan
makalah ini penulis masih banyak mengalami kesulitan seperti susahnya mencari sumber
terpercaya, menerjemahkan buku yang berbahasa inggris sekaigus kesulitan memahami
kosakata-kosakata yang masih “baru” bagi penulis. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar penulis bisa mengkoreksi
kembali kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya dilain kesempatan.

Jatinangor, 9 november 2012

M Irwan Pernando N
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Dalam pembuktian ilmu pengetahuan tersebut dilakukan penelitian ilmiah dimana
penelitian ilmiah tersebut memiliki prosedur-prosedur tertentu yang harus diikuti
agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu sangat penting untuk
memahami dan mempelajari prosedur dari penelitian ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja dan bagaimana prosedur metode ilmiah?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah filsafat ilmu
1.4 Manfaat yang diharapkan
Menambah pengetahuan pembaca maupun penulis
BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah diartikan sebagai suatu upaya menguji kebenaran tentang suatu
teori/fenomena dengan menggunakan metode ilimiah. Penelitian ilmiah bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menurut
jenisnya penelitian ilmiah terbagi dua yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Penelitian Kualitatif bertujuan untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif,
menemukan teori baru, menggambarkan realitas yang kompleks, dan memperoleh
pemahaman makna. Penelitian Kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar
variabel, menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

Dalam penelitian terdapat istilah variabel. Variabel adalah besaran yang besarnya
berubah-ubah, bervariasi membentuk sekumpulan data dan informasi. Berdasarkan
fungsinya variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi oleh veriabel lain. Langkah-langkah kerja penelitian ilmiah
berturut-turut adalah menemukan masalah, membuat hipotesis, melakukan
percobaan/mengumpulkan fakta, dan menulis kesimpulan. Seorang peneliti dapat
melakukan wawancara, memberikan angket, ataupun pengamatan terhadap objek
penelitian.

Setelah melakukan sejumlah penelitian ilmiah, maka perlu dibuat suatu laporan
berupa karya ilmiah. Karya ilmiah didefinisikan sebagai tulisan mengenai hasil penelitian
seseorang atau suatu tim, ditulis dengan aturan tertentu, memenuhi etika keilmuan,
dikukuhkan, dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karya ilmiah dapat berupa laporan
penelitian, laporan praktikum, makalah, artikel pada jurnal, skripsi, tesis, atau desertasi.
Penulisan karya ilmiah bertujuan sebagai wahana transformasi pengetahuan atau untuk
memperoleh suatu gelar akademik.
Manfaat menulis karya ilmiah diantaranya adalah mengembangkan keterampilan membaca,
melatih menuliskan isi pikiran dalam bahasa tulisan, melatih berpikir dan bekerja secara
sistematis, dan memperluas pengetahuan. Tahap penulisan karya ilmiah adalah persiapan,
pengumpulan data, pengonsepan, penyuntingan Konsep, dan penyajian.

2.2 Prosedur Penelitian Ilmiah

Saperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian ilmiah memiliki


prosedur-prosedur tertentu yang harus diikuti agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Prosedur itu mulai dari tahap persiapan, pengerjaan hingga ke tahap penyusunan laporan
ilmiah.

Penelitian dilakukan umumnya didasarkan pada adanya masalah, tujuan yang ingin
dicapai, teori yang digunakan dalam melihat masalah, serta metode yang digunakan untuk
menjawab masalah. Apa yang disebut sebagai masalah penelitian ialah segala sesuatu yang
bertentangan atau berbeda antara keinginan dengan kenyataan yang dihadapi (problem is
any discrepancy between an actual state of affairs and some ideal state). Dikatakan ada
masalah berarti ada kenyataan yang berbeda bahkan bertolakbelakang antara apa yang
seharusnya terjadi (das sollen) dengan kenyataan yang dihadapi (das sein). Adanya
perbedaan kenyataan tersebut mempengaruhi atau menyebabkan munculnya kerugian bagi
banyak orang (masyarakat) atau lembaga atau aturan-aturan yang telah disepakati,
sehingga menurut akal sehat masalah tersebut perlu dicarikan jalan keluar pemecahannya.

Dalam batasan yang sederhana, masalah bisa diartikan sebagai

a) sesuatu yang belum diketahui (karena sifat kebaruannya) dan menimbulkan rasa
ingin tahu.
b) segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya.
c) segala sesuatu yang dipertanyakan
d) segala bentuk hambatan, rintangan, atau kesulitan yang muncul pada sesuatu
bidang yang perlu dihindari dan disingkirkan.

Untuk menemukan masalah penelitian, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di


antara cara-cara itu ialah dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan manusia
secara cermat. Dari pengamatan tersebut, lantas kita tanyakan kembali yakni apakah
ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang ditemui? Lihatlah
bagaimana seorang teknisi mobil di bengkel bekerja. Dengan menghidupkan mesin
mobil, mereka cepat tahu apa yang tidak beres pada mesin mobil tersebut. Begitu
pulalah dengan dokter. Dengan mengamati pasien ditambah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan singkat, dokter akan tahu kemungkinan penyakit yang diderita
pasien. Jika kurang yakin atau untuk lebih meyakinkan diri, seorang teknisi mobil atau
seorang dokter akan mengetes (mendiagnosis) dengan memakai alat-alat yang dimiliki.
Untuk mempertajam pemahaman atas jawaban yang diajukan sendiri, perlu dibantu
dengan membaca sumber-sumber bacaan sesuai dengan bidang pengetahuan yang
digeluti. Semakin kita kuasai bidang keilmuan, akan semakin peka untuk melihat adanya
masalah. Sumber-sumber bacaan itu bisa dicari misalnya dari laporan-laporan penelitian.
Bisa jadi, akan kita temukan adanya ketidakajegan hasil-hasil penelitian tentang
sesuatu hal. Ini mungkin bisa dilihat dari arah pendekatan teori atau metodologi yang
dipakai. Jika perlu, bisa juga dilanjutkan dengan mendiskusikan kepada peer-group atau
kepada pihak-pihak yang terkait, sehingga menambhak keyakinan kita adanya masalah
penelitian yang menarik dikaji. Namun demikian, tidak semua masalah menjadi penting
untuk diangkat sebagai permasalahan yang membutuhkan penelitian. Dalam hal ini,
diperlukan sejumlah pertimbangan, di antaranya:

a) Apakah penelitian terhadap masalah yang kita angkat itu akan memberikan
sumbangan untuk pemecahan masalah-masalah praktis, pengembangan
teori, atau memiliki daya tarik karena kebaruannya?
b) Kalau kita meneliti terhadap masalah yang akan kita ajukan itu, apakah dari
segi biaya, waktu, fasilitas, kemampuan, dan metodologi, terkuasai?

Apabila sudah “mencukupi”, maka langkah berikutnya adalah “merumuskan


permasalahan ke dalam susunan kalimat yang jelas. Ingat, dapat merumuskan dengan baik
masalah penelitian yang akan dilakukan, sudah merupakan separoh dari berhasilnya
penelitian itu sendiri”. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, hendaknya
masalah yang diajukan dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang jelas, dan padat. Kedua,
hendaknya, di dalam susunan permasalahan itu memberi petunjuk tentang mungkinnya
melakukan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam perumusannya itu.
Kajian kepustakaan adalah kegiatan otak berupa memilih, membaca, dan
memanfaatkannya untuk memperoleh informasi maupun wawasan teoritik yang ditulis oleh
peneliti sebelumnya, terutama yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan
dilakukan. Karena itu kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat
dihindarkan oleh seorang peneliti.

Perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu or-ganisasi atau badan yang


mengumpulkan koleksi buku, majalah, bahan tertulis atau cetakan dalam sebuah gedung
(bangunan). Pengelolaan bahan-bahan bacaan yang ada, disusun dan diolah sesuai dengan
sistem yang dipergunakan. Secara fisik, penyusunan bahan bacaan didasarkan pada tiga
kategori ruang, yaitu:

a) ruang referens.
b) ruang buku.
c) ruang majalah.

Ruang reference berisi bahan-bahan penerangan yang bersifat luas dan umum, seperti:

a) ensiklopedia.
b) Kamus.
c) Atlas.
d) Indeks.
e) Almanak.
f) Buku-buku petunjuk.
g) Kamus-kamus seperti kamus psikologi, kamus ilmu politik, dsb.

Ruang buku, berisi segala jenis buku yang bisa dipinjam, dan ruang majalah, merupakan
ruang bacaan umum.

Sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh dari perpustakaan bisa berupa:

a. Indeks, cumulative book index.


b. Abstraks, disertation abstract.
c. Bibliografi, bibliographic index.
d. Katalogus.
e. Microfilm, dst.

Keseluruhan bahan bacaan yang dimiliki, akan diklasifikasi sesuai dengan system yang
digunakan, yaitu apakah dipakai Sistem Dewey Decimal Atau Sistem Library of Congress
(Amerika Serikat).

Sistem Dewey adalah sistem penggolongan semua cabang ilmu pengetahuan


yang dibagi ke dalam sembilan golongan, ditambah gol ke-10 untuk hasil-hasil yang bersifat
umum, dan mencakup beberapa golongan. Golongan ini pun dipecah-pecah lagi dalam
bagian yang lebih kecil.

Kajian kepustakaan sangat penting karena masalah yang akan kita teliti, umumnya
bukanlah sama sekali masalah baru. Bisa jadi, ada peneliti lain yang pernah menulis artikel
atau laporan penelitian dalam topic yang mirip atau sama hanya saja berbeda lokus atau
metodologinya. Kalau kita membaca tulisan mereka berarti kita bisa membandingkan,
mengkritisi, atau mengembangkan. Hasil dari pembacaan demikian, tentu saja akan
mempertajam pemahaman informasi awal, konsep-konsep maupun teori yang digunakan,
atau membantu memberi ide-ide atau pendekatan baru. Atau paling tidak, untuk
menghindari terjadinya pengulangan dari suatu penelitian.

Dengan kata lain, melakukan kajian kepustakaan bermanfaat untuk hal-hal berikut:

a) Menggali teori-teori dan konsep yang telah diketemukan oleh para ahli terdahulu.
b) Mengikuti perkembangan penelitian da-lam bidang. yang akan diteliti.
c) Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
d) Memanfaatkan data sekunder.
e) Menghindari duplikasi penelitian.
f) Menambah ketrampilan bagai-mana cara mengungkapkan buah pikiran secara
sistematis kritis dan ekonomis.

Banyak versi mengenai langkah-langkah penelitian ilmiah, beberapa ahli membuat


poin-poin yang harus diikuti dalam penelitian ilmiah diantaranya:
1. Schluter (1926)
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan
metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
b) Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.
c) Membangun sebuah bibliografi.
d) Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
e) Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
f) Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
g) Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.
h) Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
i) Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
j) Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
k) Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
l) Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
m) Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
n) Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
o) Menulis laporan penelitian.

2. Abclson (1933)

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5 langkah


berikut:

a) Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.
b) Pemilihan masalah
c) Dalam pemilihan masalah ini harus:
 Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
 Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
 Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
 Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan
hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
d) Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
 Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis.
Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
 Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
 Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
 Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang
digunakan.
 Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
 Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase
penelitian.
e) Kesimpulan
 Berikan kesimpulan dari hipotesa.
 Nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh.
 Berikan implikasi dari kesimpulan.
 Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa
inferensi.
f) Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan
dengan masalah

Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi


yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.

3. Suryabrata (1989)

Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11 langkah,


yaitu :

a) Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian


 Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi Masalah Penelitian yang dapat bersumber dari :

- Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian

- Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah

- Pernyataan pemegang otoritas

- Pengamatan selintas

- Pengalaman pribadi

- Perasaan intuitif

 Pemilihan masalah penelitian

Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan


pertimbangan yaitu:

- Pertimbangan dari arah masalahnya

- Pertimbangan dari arah calon peneliti

 Perumusan masalah penelitian

- Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

- Rumusan hendaklah padat dan jelas

- Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya


mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung
dalam rumusan itu.

b) Penelaahan Kepustakaan
 Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku

Pemilihan berdasarkan pada prinsip:

- Relevansi

- Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )


 Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian. Penilikan
berdasarkan atas prinsip :

- Relevansi

- Kemutakhiran

- Bobot

c) Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:

 Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih


 Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
 Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
 Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.
d) Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
 Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti
 Mengklarifikasi variabel

Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:

- Variabel nominal

- Variabel ordinal

- Variabel interval

- Variabel rasio
Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:

- Variabel tergantung

- Variabel bebas

- Variabel moderator

- Variabel kendali

- Variabel rambang

 Merumuskan definisi operasional variabel-variabel

Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang


didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)

- Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar


yang didefinisikan itu terjadi

- Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya


(seringkali menunjuk kepada alat pengambil datanya)

e) Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data

Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:

 Validitas
 Reliabilitas
 Penyusunan rancangan penelitian
 Penentuan sampel
 Pengumpulan data
 Pengolahan dan analisis data
 Interpretasi hasil analisis
 Penyusunan laporan
Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian
dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:

 Merumuskan serta mcndefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas.
Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci
(key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah
Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan
definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.

 Mengadakan studi kepustakaan

Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang
tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal
yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah
dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

 Memformulasikan hipotesa

Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-
pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti
memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari
kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena
dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara
sementara sebelum diuji.

 Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara


untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang.
scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa
(analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat
untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam
hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa
menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa
saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

 Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan
fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan
masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik
pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode
percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh
peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan
mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun
dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung
terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok
orang-orang yang diselidikinya.

 Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi

Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum
analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa
dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau
interpretasi terhadap data tersebut.

 Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-


penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan
generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk
diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.
 Membuat laporan ilmiah

Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang
hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai
teknik tersendiri.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari beberapa pendapat para ahli yang dipaparkan, dapat disimpulkan
prosedur dari penelitian ilmiah adalah :
 Langkah pertama adalah memilih bidang, topik kajian atau judul penelitian.
Bidang kajian atau subjek ilmu. Subjek ilmu dalam arti sebagai pokok
persoalan yang dipelajari. Sedang judul, menjelaskan mengenai fokus atau
ruanglingkup masalah yang dipelajari. Langkah pertama ini tidak datang
dengan sendirinya, sebab timbulnya gagasan untuk meneliti biasanya karena
telah didahului oleh serangkaian aktivitas lainnya seperti melakukan
mengamatan awal atau membaca sekian banyak referensi sehingga diperoleh
sejumlah informasi. Dengan demikian, gagasan untuk melakukan penelitian
ilmiah bisa karena ingin membuktikan atau mempelajari lebih lanjut
mengenai hal-hal atau informasi-informasi yang telah didapat sebelumnya
yang dianggap belum cukup.
 Langkah kedua adalah melakukan kegiatan penelitian itu sendiri. Jika
penelitian lapangan, maka aktivitas yang dilakukan ialah mengumpulkan data
lapangan. Di dalam proses pengumpulan data lapangan itu, sejumlah hal
harus dijalani, seperti masalah apa saja harus ditanyakan kepada siapa saja
(informan), di mana dan kapan serta bagaimana melakukan wawancara.
Ketika wawancara itu berlangsung, dalam suasana seperti apa sehingga
informasi yang diberikan dapat terandalkan kebenarannya. Bagaimana pula
mencatatnya, dan sebagainya.
 Langkah ketiga ialah menganalisis terhadap informasi, dalam arti memahami
makna dari sekumpulan informasi yang telah didapatkan.
 Langkah keempat ialah menyusun laporan penelitiannya.
 Langkah kelima adalah menyebar-luaskan hasil temuan.
3.2 Saran
Dalam penelitian ilmiah, sebaiknya mengikuti apa yang telah di tentukan oleh
para ahli, agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai