1. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang melemahkan kekebalan
tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency Sindrome (AIDS) merupakan berbagai
gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh sehingga
menyebabkan kematian. Menurut United Nations Programme on HIV dan AIDS (UNAIDS) tahun
2012, terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, diantaranya 2,1 juta orang berusia
kurang dari 15 tahun. Pada tahun 2010 di regional Asia Tenggara, jumlah anak berusia kurang
dari 15 tahun yang terinfeksi HIV sebanyak 87.000 orang dengan kasus baru sebanyak 48.000
orang. Data UNAIDS (2009), menunjukkan sebanyak 22.000 anak terinfeksi HIV di wilayah Asia-
Pasifik (Kemenkes, 2013). Menurut data WHO (World Health Organization) (2014), tahun 2013
sebanyak 37,2 juta orang menderita HIV, diperkirakan 0,8% dari kelompok umur 15-49 tahun di
seluruh dunia hidup dengan HIV.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Republik
Indonesia (PP dan PL Kemenkes RI) tahun 2011, kasus baru HIV dan AIDS menunjukkan adanya
peningkatan setiap tahunnya. Padatahun 2009 ditemukan kasus baru HIV dan AIDS sebanyak
3.863 kasus, kemudian pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebanyak 4.917 dan
sebanyak 1.805 kasus. Dilihat dari data umur kasus HIV dan AIDS terbanyak terjadi pada umur
25-29 tahun sebesar 45,9%, menunjukkan bahwa kelompok
usia 25-29 tahun merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap penularan HIV/AIDS.
2.Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang cara pencegahan HIV dan Aids
selama 30 menit, diharapkan ibu ibu PKK di Desa Purwosari dapat mengerti dan
memahami tentang pencegahan HIV dan Aids pada anak.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 30 menit, ibu-ibu PKK di Desa
Purwosari diharapkan:
Mampu menjelaskan pengertian HIV dan Aids
Mampu menyebutkan cara penularan HIV dan Aids pada anak anak
Mampu menyebutkan cara pencegahan HIV Aids pada anak
Mampu menyebutkan tanda yang terkena HIV pada anak
3. Pokok Materi
( Terlampir )
4. Kegiatan Belajar Mengajar
A Metode :
1.Ceramah
2.Tanya jawab
B.Pengorganisasian :
Kegiatan Penyuluhan :
Menjelaskan tujuan
Kontrak waktu
Tes awal/Apersepsi
Setting Tempat
A : penyaji B
B : Peserta Penyuluhan
Sumber :
(Terlampir)
A.Perngertian
Kebanyakan infeksi HIV pada anak adalah diturunkan melalui ibu ke anak selama
kehamilan, persalinan, dan menyusui. Namun, rejimen pengobatan bisa
mencegahnya, sehingga insidensi penularan dari ibu ke anak untuk HIV menurun.
Sejak pertengahan 1990, tes HIV dan rejimen obat pencegahan memberikan hasil 90
persen penurunan jumlah anak yang terinfeksi HIV di Amerika Serikat. Kebanyakan
kasus anak HIV/AIDS terkonsentrasi di kawasan Afriksa Sub-Sahara.
Selain itu, oleh karena virus HIV dapat ditularkan melalui ASI, maka sebaiknya ASI
diganti dengan susu formula, dan tidak menggabungkan pemberian keduanya.
Ada beberapa imunisasi yang dapat dilakukan pada bayi dan anak yang terinfeksi
HIV. Ada baiknya melakukan konsultasi dengan dokter anak sebelum memberikan
imunisasi
Kebanyakan anak dengan HIV tidak bertambah berat badannya tetapi dapat juga
tumbuh dengan normal. Kemampuan motorik dan perkembangan mental mereka
seringkali tertinggal dibanding anak normal seperti merangkak, berjalan dan
berbicara. Seiring dengan perkembangan penyakitnya, banyak anak mengalami
masalah sistem saraf seperti sulit berjalan, performa sekolah yang buruk, kejang,
dan gejala ensefalopati HIV (kelainan pada otak). Seperti juga orang dewasa
yang telah terinfeksi HIV, anak-anak dengan HIV juga dapat terkena infeksi oleh
kuman lain yang mengancam jiwa, meskipun angka kejadiannya berbeda dengan
orang dewasa. Di antaranya:
1 Toksoplasmosis (penyakit akibat parasit), lebih sering terjadi pada anak daripada
orang dewasa.
2 carinii pneumonia (PCP), yang merupakan penyebab utama kematian pada anak
yang terinfeksi HIV atau AIDS
3. Penyakit paru yang disebut lymphocytic interstitial pneumonitis (LIP). Jarang pada
orang dewasa, lebih sering pada anak. Penyakit ini dapat menyebabkan sulit
bernapas secara progresif seperti PCP dan biasanya harus dirawat.
4. Kandidiasis berat (infeksi jamur) yang dapat menyebabkan diaper rash (ruam
popok) dan infeksi pada mulut dan tenggorokan yang menyebabkan kesulitan
makan
5. Bila sudah bertambah parah, anak yang terinfeksi HIV dapat mengalami diare
kronik karena infeksi oportunistik/kuman lain.
6. Anak-anak dengan HIV menderita penyakit infeksi yang umum terjadi pada anak
lebih sering dan lebih parah dibanding anak yang tidak terinfeksi. Infeksi
tersebut dapat menyebabkan kejang, pneumonia, pilek berulang, diare, dehidrasi
dan masalah-masalah lain yang dapat menyebabkan anak harus dirawat di rumah
sakit lebih lama dan adanya masalah nutrisi.