Buku Panduan Berqurban PDF
Buku Panduan Berqurban PDF
Editor
Ma’ruf Muttaqien
Pewajah Isi
Apat SY
(apat_022002@yahoo.com)
Penerbit LAZISMU
Jl. Menteng Raya 62 Jakarta pusat 10340
Telp. 021 - 31 50 400
Fax. 021 - 31 432 30
E-Mail: info@lazismu.org
Website: www.lazismu.org
D
zulhijjah merupakan bulan yang sangat
istimewa dan penuh makna. Sebuah
riwayat menyatakan bahwa “Tidak ada
suatu hari yang bila beribadah di dalamnya lebih
disukai oleh Allah dibandingkan dengan sepuluh
hari pertama di bulan Dzulhijjah.” (Riwayat Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
LAZISMU n 1
Di zona nol magnetik sana, tanah suci (Mekkah),
tamu-tamu Allah berkumpul melaksanakan ibadah
haji. Kalimat talbiyah pun bergema menyambut se-
ruan Allah Swt. untuk mendekat kepadanya.
Sementara hambanya yang lain di tanah air,
mencoba mendekat, menghampiri dan meraih
cinta-Nya dengan berqurban. Qurban merupakan
salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Allah se-
bagai sarana untuk mendekat kepadanya.
Oleh karena itulah kenapa kata qurban yang be-
rasal dari qaruba yaqrubu qurban wa qurbanan ser-
ing kita maknai sebagai mendekat atau pendeka-
tan. Sementara menurut istilah qurban berarti
melakukan ibadah penyembelihan binatang dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Ibadah qurban merupakan pendidikan keikhla-
san dalam beramal. Seorang Muslim yang berqur-
ban pada setiap tahunnya berarti ia telah melaku-
kan sebuah latihan beramal yang diliputi oleh rasa
ikhlas. Ikhlas dalam beramal merupakan salah satu
kunci dalam beribadah qurban, sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Nabiullah Ibrahim a.s.
2 n LAZISMU
Apa Hukumnya Berqurban?
Sunnah Muakkad (sangat dianjurkan)
Kebanyakan Ulama mengatakan bahwa hukum
berqurban adalah sunnah muakkad (sangat di-
anjurkan). Maksudnya orang yang belum mampu
berqurban tidaklah berdosa. Tapi bagi orang yang
mampu, makruh (dibenci) hukumnya bila tidak ber-
qurban.
Wajib
Pendapat ini adalah pendapat madzhab Hanafi
berdasarkan dalil sebuah hadis yang diriwayatkan
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. ber-
LAZISMU n 3
sabda, “Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak
menyembelih qurban, janganlah mendekati tem-
pat shalat kami.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan
al-Hakim menshahihkannya).
Isyarat Qurban dari kisah Ibrahim a.s.
Al-Qur’an menegaskan hakikat Qurban, melalui
kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Isma’il tercin-
ta dalam surah ash-Shafat ayat 102-109. Kisahnya
begini; Nabi Ibrahim berkata kapada Nabi Ismail:
“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkan-
lah apa pendapatmu?” Nabi Ismail menjawab seke-
tika dengan tenang dan penuh keyakinan: “Wahai
ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan
(oleh Allah) kepadamu, kau akan mendapatkanku—
insya’allah—termasuk orang-orang yang sabar.”
Allah kemudian bercerita: “Tatkala keduanya telah
berserah diri (tunduk pada perintah Allah) dan Ibra-
him membaringkan anaknya (pelipisnya menempel
di atas tempat penyembelihan), Kami segera me-
manggil (dari arah gunung): wahai Ibrahim, Sudah
kau benarkan (dan kau laksanakan) apa yang kau
4 n LAZISMU
lihat dalam mimpimu itu, sesungguhnya demikinlah
Kami memberi balasan (kepadamu) dan juga kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sungguh (perintah
penyembelihan ini) adalah benar-benar ujian (bagi
Ibrahim, dimana dengannya terlihat dengan jelas
siapa yang ikhlas dan siapa yang tidak). Dan kami
segera menebus anak (yang akan disembelih itu)
dengan seekor sembelihan yang besar. Pun Kami
abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalan-
gan orang-orang yang datang kemudian. Salam se-
jahtera (dari Kami) buat Ibrahim, dan sebutan yang
baik baginya (dari setiap manusia).”
LAZISMU n 5
Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk
kita garis-bawahi dari kisah Ibrahim dan anaknya
Isma’il:
• Ajaran berqurban datangnya dari Allah Swt,
sebuah ajaran yang agung, yang membukti-
kan kedekatan sang hamba kepada Rab-nya,
sebuah proses pendakian yang suci menuju
Allah Yang Maha Agung
• Kepribadian Nabi Ibrahim yang demikian to-
tal menunjukkan ketaatannya kepada Allah
• Kepribadian Nabi Ismail yang memahami
keagungan perintah Allah
• Hakikat “qurban” merupakan salah satu ujian
dari Allah, yang dengannya setiap mu’min
bisa mengukur hakikat keimanannya, hakikat
ketaatannya kepada perintah Allah, hakikat
kedekatannya kepada Allah.
Pahala Bagi Orang yang Berqurban
Zaid bin Arqam bertanya kepada Rasulullah saw.
“Apakah yang kita peroleh dari berqurban? “Rasulullah men-
jawab, “Sesungguhnya pada setiap bulu yang menempel di
kulitnya terdapat kebaikan.”
(Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)
6 n LAZISMU
Fungsi Berqurban
• Merupakan realisasi takwa
• Untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada
Allah
• Untuk mengenang nabi Ibrahim a.s
• Untuk mensyukuri nikmat Allah
LAZISMU n 7
Kriteria Binatang Qurban
• Binatang hendaknya dipilih yang baik
• Nabi lebih mengutamakan kambing yang be-
sar, gemuk, dan bertanduk.
• Ada empat macam cacat pada binatang yang
menyebabkan tidak terpenuhinya syarat un-
tuk berqurban, yaitu: 1) hewan yang buta, 2)
hewan yang sakit, 3) pincang, 4) kurus kering
tidak berdaging.
• Binatang yang akan disembelih hendaknya te-
lah cukup umur (5 tahun untuk unta, 2 tahun
untuk sapi, dan 1 tahun untuk kambing)
8 n LAZISMU
Jumlah Hewan Qurban
• Seseorang telah dianggap cukup melakukan
ibadah qurban dengan menyembelih seekor
kambing
• Untuk unta, sapi atau kerbau, satu ekornya
dapat dipakai untuk tujuh orang
• Seekor unta juga boleh untuk sepuluh orang
• Satu ekor kambing juga boleh untuk satu ke-
luarga
LAZISMU n 9
Waktu Penyembalihan
• Penyembelihan dilakukan pada hari raya ‘Idul
Adha setelah selesai shalat ‘Ied (10 Dzulhij-
jah)
• Dapat juga dilakukan pada hari tasyriq (tang-
gal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
10 n LAZISMU
• Apabila shahibul qurban berhalangan untuk
menyembelih, dianjurkan untuk menyaksikan
penyembelihan
• Penyembelih itu hendaknya orang muslim
dan sudah akil baligh, baik laki-laki maupun
perempuan.
LAZISMU n 11
• Sasaran yang dipotong adalah dua urat nadi
yang ada di leher, tenggorokan dan kerong-
kongan, agar binatang yang disembelih cepat
mati
• Bila hewan itu menjadi buas atau bersembu-
nyi, maka diperbolehkan mengembelihnya
dengan benda tajam yang dapat mematikan
• Hewan yang disembelih hendaknya dihadap-
kan ke a rah kiblat
• Ketika menyembelih hewan hendaknya mem-
baca basmalah dan takbir
12 n LAZISMU
daging qurban yang baik dan mensedekah-
kan yang buruk untuk orang lain.
• Hendaknya membagikan daging qurban da-
lam keadaan mentah dan belum dimasak
• Tidak ada larangan bagi non muslim untuk
diberi daging qurban.
LAZISMU n 13
AQIQAH
Makna Aqiqah
A
qiqah adalah sembelihan untuk anak
yang baru lahir sebagai bentuk rasa syu-
kur kepada Allah Swt. Dengan niat dan
syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian ulama ia dis-
ebut dengan nasikah atau dzabihah (sembelihan).
Kata Aqiqah berasal dari kata al-Aqqu yang be-
rarti memotong (Al-Qoth’u). Al-Ashmu’i berpenda-
pat: Aqiqah asalnya adalah rambut di kepala anak
yang baru lahir. Kambing yang dipotong disebut
aqiqah karena rambut anak tersebut dipotong ke-
tika kambing itu disembelih.
14 n LAZISMU
Hukum Aqiqah
Menurut kalangan Syafii dan Hambali hukum
aqiqah adalah sunah muakkad. Dasar yang dipakai
oleh kalangan Syafii dan Hambali adalah hadis Nabi
saw. yaitu, “Anak tergadai dengan aqiqahnya. Dis-
embelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kela-
hirannya)”. (Riwayat Tirmidzi, Hasan Shahih)
LAZISMU n 15
itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah
memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana fir-
man Allah Swt.: “Allah menghendaki kemudahan
bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”.
(al-Baqarah [2]: 185)
16 n LAZISMU
hadis dan amalan Rasulullah tetangga dan kerabat
dekat disunahkan juga memakan sebahagian dari-
pada daging tersebut.
LAZISMU n 17
saw. pun hanya menyembelih satu ekor untuk cu-
cunya Hasan dan Husein.
18 n LAZISMU
Hewan untuk Aqiqah
Kambing yang layak untuk dijadian sembelihan
aqiqah adalah kambing yang sehat, baik, tidak ada
cacatnya. Semakin besar dan gemuk tentu semakin
baik.
LAZISMU n 19
melakukannya sendiri saat dewasa. Para pengikut
Imam Syafi’i juga berpendapat demikian. Menurut
mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum
diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya
untuk melakukan aqiqah sendiri.
20 n LAZISMU
Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang
sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang
baru lahir pada hari ketujuh. Rasulullah saw. Bers-
abda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada
hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi
nama, dan dicukur”. (Riwayat Tirmidzi).
LAZISMU n 21
kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja
semakin banyak rambut yang dicukur dan ditim-
bang semakin besar pula sedekahnya.
Doa Menyembelih Hewan Aqiqah
Bismillah, Allahumma taqobbal min muhamma-
din, wa aali muhammadin, wa min ummati muham-
madin.
Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban)
dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta
dari umat Muhammad.”
(Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud)
22 n LAZISMU