Anda di halaman 1dari 9

Strategi Sanitasi Kota Jepara

Tahun 2011 - 2015

BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

6.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi


Strategi dan penerapan Monev mempunyai tujuan untuk menetapkan
kerangka kerja dalam mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,
memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan sektor sanitasi kota. Dan
juga untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran sanitasi sesuai rencana
pengembangan dan target tertentu sanitasi kota, serta kepatuhan pada standar
pelayanan minimum yang ada dan sudah dilaksanakan secara efektif. Strategi
ini adalah alat pengelolaan multi fungsi – alat pengendali yang dapat
meningkatkan pembelajaran, transparansi dan akhirnya proses pengambilan
keputusan. Strategi monev akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi sesuai Strategi Sanitasi Kota
Jepara.
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
transparan, akuntabel, efisien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di
sektor sanitasi, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sanitasi.
Dalam penyusunan program , kegiatan dan pendanaan disusun
berdasarkan :
a. Pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta
perencanaan dan penganggaran terpadu.
b. Kerangka pendanaan dan pagu indikatif.
c. Program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu
pada standar pelayanan minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah
dan kebutuhan masyarakat.
Dalam tahapan, tata cara pengendalian dan evaluasi rencana
pembangunan sanitasi Kabupaten Jepara berpedoman pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah nomor: 8 Tahun
2008 Tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan

VI - 1
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

Rencana Pembangunan Daerah. Pengendalian dan evaluasi pembangunan


dimaksudkan untuk :
1. Meningkatkan konsistensi antar kebijakan yang dilakukan berbagai
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan antara kebijakan makro
dan mikro maupun antara kebijakan dan pelaksanaan;
2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan
kebijakan dan perencanaan program.
3. Menyelaraskan perencanaan program dan penganggaran;
4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan
keuangan publik;
5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan
dan pelaksanaan sesuai RPJMD sehingga tercapai efektivitas
perencanaan.
Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan sanitasi
dilakukan pada setiap tahapan perencanaan, yaitu meliputi tahapan:
a. Penyusunan rancangan awal;
b. Pelaksanaan Musrenbang;
c. Perumusan rancangan akhir dan;
d. Penetapan rencana

Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sanitasi


dilakukan oleh Tim Anggaran, Kepala SKPD kegiatan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya serta masyarakat dapat melaporkan program dan
kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan disertai
dengan data dan informasi yang akurat. Penganggaran program kegiatan
dilakukan oleh SKPD terkait dimana pengendalian dan evaluasi dilakukan oleh
Kepala SKPD dan Tim Anggaran dengan cara menganalisa RKA yang
pelaksanaannya setelah penyusunan KUA-PPAS.

6.2. Struktur Kelembagaan untuk Monitoring dan Evaluasi


Struktur Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi Sanitasi didasarkan
pada kebutuhan peran dan tanggung jawab yang perlu diemban dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi sanitasi serta disesuaikan dengan

VI - 2
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

kedudukan institusi bersangkutan dalam struktur birokrasi Pemerintah


Kabupaten. Keberadaan Pokja Sanitasi Kabupaten yang secara formal
dilegalkan dengan Keputusan Bupati Jepara dapat berperan optimal dalam
mengkoordinir, mengkompilasi, menganalisa dan menyusun laporan hasil
monitoring dan evaluasi sektor sanitasi dengan didukung penuh oleh SKPD
terkait sektor sanitasi. Sedangkan tugas pengambilan data lapangan dapat
dilakukan masing-masing oleh SKPD pelaksana program kegiatan terkait
sanitasi. Kegiatan Pokja Sanitasi dalam monitoring dan evaluasi di bawah
tanggung jawab Wakil Bupati/Kepala Bappeda sekaligus sebagai
Ketua/Sekretaris Pokja Sanitasi. Secara lebih rinci dan lengkap dapat dilihat
pada struktur kelembagaan di bawah ;

Gambar 6.1 Struktur kelembagaan Monitoring dan Evaluasi Pokja

PENANGGUNGJAWAB
Wakil Bupati

SEKRETARIS
Kepala Bappeda

SKPD POKJA POKJA POKJA


Pengambil data Kompilasi data Pengolah data Pembuat laporan

Tugas khusus Pokja Sanitasi yang terkait monev adalah:


 Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan evaluasi kebijakan,
strategi dan program sanitasi kota untuk memastikan bahwa
instrumen yang digunakan banyak membantu pencapaian sasaran,
visi dan tujuan.
 Evaluasi kinerja sektor yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
sanitasi, untuk memastikan sejauh mana sasaran Rencana Tindak
SSK dapat tercapai.

VI - 3
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

6.3. Pemantauan Strategi Sanitasi


Pemantauan/monitoring adalah suatu cara untuk mengetahui apakah
suatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana serta menggunakan sumber
daya secara tepat. Monitoring merupakan proses proses pengumpulan data
secara rutin sebagai bagian dari kegiatan, untuk membandingkan rencana
dengan situasi nyata, sebagai bagian dari proses internal Pemerintah
Kabupaten. Manfaat monitoring sanitasi adalah sebagai umpan balik bagi
pengambil keputusan berkaitan dengan :
 Kemajuan relatif pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan
dalam kerangka kebijakan dan strategi yang telah disepakati.
 Usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas SKPD dalam usaha
pencapaian visi pembangunan sanitasi

Monitoring sanitasi yang diterapkan Pemerintah Kabupaten terdiri dari


tiga tingkatan yaitu monitoring strategi, pelaksanaan dan pengambilan
keputusan. Secara lebih rinci gambaran dari setiap tingkatan diuraikan
sebagai berikut :

a. Monitoring Strategi
Merupakan monitoring untuk melihat sejauh mana capaian strategis
sesuai dengan indikator dan target tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi
yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pelayanan yang dimonitoring
berupa pelayanan sub sektor air limbah, persampahan, drainase linkungan,
sektor air bersih dan hygiene.
Monitoring dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Jepara selama
ini dilakukan sesuai dengan proses perencanaan tahunan dalam rangka
penyusunan APBD. Tahapan monitoring perencanaan dilakukan secara umum
dalam konteks perencanaan pembangunan dengan fokus pada kegiatan
masing-masing instansi/SKPD dan pemangku kepentingan lainnya yang
terlibat dalam pembangunan dan bukan secara khusus/sektoral. Proses
monitoring dilakukan sejak penyelenggaraan penjaringan aspirasi masyarakat
melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat Rukun
Warga (RW), Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten.
Selanjutnya monitoring dilakukan dalam kerangka penyusunan Rencana Kerja

VI - 4
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), penyusunan


RAPBD dan terakhir pada saat penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).
Monitoring yang dilakukan pada saat Musrenbang adalah usulan
kegiatan yang berasal dari Desa/kelurahan, kecamatan dan SKPD. Secara
berjenjang dari bawah disampaikan usulan yang kemudian dibahas satu
tingkat diatasnya untuk ditemukan dengan usulan yang lain dan selanjutnya
dimusyawarahkan untuk menentukan urutan prioritas kegiatan dari tingkat
prioritas yang paling tinggi sampai yang rendah, untuk semua sektor
pembangunan termasuk sektor sanitasi. Proses perencanaan yang berlangsung
dimonitor kesesuaiannya dengan peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak)
dan petunjuk teknis (juknis) yang ada. Kemudian hasilnya disampaikan dalam
bentuk rekapan usulan kegiatan, rancangan usulan program dan rekaman
jalannya proses yang disampaikan dalam penjelasan atau narasi.
Monitoring saat penyusunan RKA-SKPD dilakukan pada kegiatan-
kegiatan yang ditetapkan sebagai kegiatan terpilih dari daftar prioritas yang
diajukan dalam musrenbang. Dalam hal ini monitoring ditujukan untuk
mengetahui apakah kegiatan yang dipilih sesuai dengan daftar urutan prioritas
usulan kegiatan, proporsi dan rasionalitas kegiatan dengan biaya kegiatan,
kesesuaian jenis kegiatan dengan tugas pokok dan fungsi, penetapan indikator
kinerja yang akan diwujudkan. Pada saat ini biasanya dilakukan asistensi
RKA-SKPD oleh tim asistensi kota yang terdiri dari Bappeda, Dinas
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset, dan Bagian Pembangunan.
Monitoring pada saat penyusunan RAPBD dilakukan untuk mengetahui
apakah usulan SKPD untuk RAPBD sesuai dengan RKA-SKPD beserta
penyempurnaannya, proporsi pemanfaatan plafon sementara untuk SKPD
sesuai dengan PPAS, proporsi anggaran belanja aparatur (tidak langsung/
administrasi umum/rutin) dan anggaran publik (langsung/OP dan
Modal/pembangunan) dimasing-masing SKPD sehingga dapat ditemukan
proporsi anggaran belanja daerah. Monitoring dilakukan oleh Tim Anggaran
Pemerintah Kabupaten Jepara dan Panitia Anggaran DPRD Kabupaten Jepara.

VI - 5
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

b. Monitoring Pelaksanaan
Monitoring pelaksanaan atau implementasi untuk melihat atau
memantau atau sejauh mana kesesuaian rencana awal dengan hasil atau
capaian investasi yang diberikan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat
dengan keluaran yang dihasilkan dari proses tersebut, baik berupa fisik
maupun non fisik, serta melihat masalah yang dihadapi pada saat
implementasi.
Monitoring yang dilakukan terhadap pelaksanaan rencana tindak dapat
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1. Monitoring yang dilakukan dengan metode kunjung lapang atau
biasa dikenal dengan pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh tim
pemeriksaan yang terdiri dari beberapa SKPD.
2. Monitoring yang dilakukan melalui dokumen pelaporan realisasi fisik
dan keuangan masing-masing kegiatan diselenggarakan oleh Bagian
Pembangunan Kabupaten Jepara secara periodik bulanan.
3. Monitoring yang dilakukan pada saat atau paska pelaksanaan
kegiatan oleh Inspektorat.

Monitoring yang dilakukan dengan metode kunjungan lapangan


(pemeriksaan fisik) ditujukan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan kesesuaian dan ketepatan pelaksanaan kegiatan dengan
rencana. Dalam hal ini yang dimonitor adalah apakah bangunan sesuai dengan
rencana anggaran dan biaya (RAB), baik dari segi konstruksi, bahan yang
dipergunakan sampai dengan ukuran bangunan.
Monitoring yang dilakukan melalui metode realisasi fisik dan kegiatan
dilakukan oleh Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah melalui laporan
semua SKPD tentang realisasi pencairan anggaran SKPD dan realisasi fisik dari
kegiatan yang dilaksanakan. Untuk RFK disusun oleh Pelaksana Kegiatan,
Konsultan Perencana, dan Tim Monev Kecamatan. Rekapitulasi laporan
rencana fisik dan keuangan (RFK) dibuat setiap bulan, dari rekapitulasi
tersebut dapat dilihat prosentase realisasi anggaran yang sudah dicairkan dan
prosentase pencapaian kegiatan yang dilaksanakan. Sehingga dapat dilihat
perbandingan secara proporsional antara anggaran yang telah diserap dengan
kegiatan yang telah dicapai.

VI - 6
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

c. Monitoring terkait dengan Pengambilan Keputusan


Tujuan utama sub-strategi ini adalah untuk menetapkan kerangka
penyediaan informasi yang akurat dan berkala mengenai keluaran (produk)
dan hasil (tahunan dan jangka menengah/ lima tahunan) dari Rencana Tindak
Strategi Sanitasi Kota.
Mengukur dan memahami keluaran dan hasil kegiatan, dengan interval
tahunan atau jangka menengah, penting artinya untuk menentukan apakah
kota sudah mencapai target sanitasi, yang akhirnya akan memberikan
kontribusi pada SSK; serta visi, misi, sasaran dan tujuan dari dokumen
RPJMD, RPJMN dan MDGs. Selain itu, monitoring keluaran dan hasil dalam
kurun waktu tertentu dapat memberikan indikasi keberlanjutan layanan yang
lebih baik, misalnya monitoring ini dapat mengatakan berapa banyak orang
yang terhubung dengan sarana baru dan yang akan terhubung dalam kurun
waktu tertentu.
Membandingkan keluaran dan hasil dengan biaya, juga membantu
menentukan efisiensi proyek, dan membandingkannya dengan tujuan proyek
membantu menentukan efektivitas proyek. Hasil pemeriksaan (audit) dari
Inspektorat dapat digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas keluaran
kegiatan sanitasi berdasarkan target dan biaya yang ada. Hasil monitoring
dianalisa dan disajikan dalam format khusus disampaikan kepada pengambil
kebijakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan
Pemerintah Kota jangka pendek, menengah dan panjang.

6.4. Pendokumentasian
Dokumen merupakan bukti otentik pelaksanaan suatu kegiatan,
bermanfaat sebagai pertangungjawaban pelaksanaan serta bahan referensi.
Pendokumentasian dilakukan dengan 3 (tiga) langkah yaitu :

1. Pendokumentasian laporan-laporan kegiatan sanitasi secara periodik


(semesteran) oleh SKPD pelaksana kegiatan sanitasi. Langkah ini
dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan dan mengolah data
kegiatan pembangunan sanitasi yang telah dilaksanakan secra langsung
dari masyarakat melalui teknik wawancara dengan alat bantu quesioner.

VI - 7
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

2. Menganalisa data dengan melihat indikator kinerja yang ditargetkan


terutama yang berkaitan dengan hasil kegiatan (outcome). mengolah
data yang diperoleh dalam bentuk simpulan-simpulan secara
komprehensif tentang manfaat pembangunan sanitasi.
3. Menyusun laporan dan rekomendasi tentang optimalisasi manfaat
pembangunan sanitasi baik bagi pemerintah, swasta maupun
masyarakat.

6.5. Evaluasi Strategi Sanitasi Kota


Evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan,
apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, serta
mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-faktor
pendukung yang dimiliki, untuk mencapai tujuan. Evaluasi dapat juga
diartikan sebagai proses penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain,
pelaksanaan, dan manfaat program dan kegiatan sebuah institusi.

Evaluasi berdasarkan waktu pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi :


1. Evaluasi formatif dilakukan pada waktu program/ kegiatan berjalan
dengan tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan.
2. Evaluasi sumatif dilakukan pada saat program/ kegiatan sudah
berakhir, dengan tujuan untuk mengukur dampak serta menghimpun
pelajaran/ pengalaman yang berguna.

Sedangkan evaluasi berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas :


1. Evaluasi atas Proses.
Evaluasi atas Proses berfokus pada apa yang telah dilakukan,
bagaimana melakukannya, siapa yang menjadi penerima manfaat, serta
apa respon mereka terhadap kegiatan program.
2. Evaluasi Dampak.
Evaluasi Dampak berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang
memperoleh manfaat dari program dan berapa besar manfaatnya.

Evaluasi pembangunan sanitasi meliputi :


1. Kebijakan perencanaan pembangunan sanitasi.
2. Pelaksanaan pembangunan sanitasi.

VI - 8
Strategi Sanitasi Kota Jepara
Tahun 2011 - 2015

3. Hasil rencana pembangunan sanitasi.

6.6. Pelaporan
Pelaporan monitoring dan evaluasi manfaat sanitasi umum akan
disusun secara berkala setiap semester. Laporan semester adalah kompilasi
perkembangan program selama enam bulan berjalan dilengkapi dengan hasil-
hasil monitoring dan evaluasi dan penanganan pengaduan. Laporan ini
menjelaskan status indikator seperti yang disebutkan dalam SSK, dan kaitan
status ini dengan kebijakan, strategi dan program nasional dan internasional.
Laporan ini dimaksudkan untuk pembaca umum, jadi bersifat tidak terlalu
teknis tapi lebih menekankan aspek lingkungan, sosial dan politis dari
sanitasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Jepara akan mempertimbangkan bentuk
laporannya seperti Buku Putih Sanitasi yang aktual dengan beberapa
penyesuaian atau berupa format baru Laporan Kondisi Sanitasi disajikan
dalam bentuk artikel atau bahan presentasi. Laporan hasil monitoring dan
evaluasi sanitasi diharapkan dapat bermanfaat bagi Bupati , SKPD terkait dan
DPRD dalam mengambil kebijakan dalam pembangunan sanitasi serta
bermanfaat bagi masyarakat umum, swasta dan stakeholder.
Penyampaian laporan dilakukan sesuai dengan standar birokrasi
Pemerintah Kabupaten berupa telaah staf kepada atasan secara rutin, selain
itu diupayakan adanya laporan berupa audiensi dengan pejabat terkait, siaran
pers (press release) melalui koran, radio dan televisi, serta penyampaian
langsung sebagai bahan presentasi.

VI - 9

Anda mungkin juga menyukai