Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB VII

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Disusun oleh :
Kelompok 3 K elas E – Akuntansi
1. Achmad Ihza Maulana Ibrahim (17013010027)
2. Eirene Dewi Anggraeni (17013010162)
3. Melyta Yonada (17013010188)
4. Nadia Agdevi Firdaus (17013010190)
5. Ach. Ilyas Faqih (17013010195)
6. Muhammad Ridwan (17013010286)
7. Muhamad Fadel Ardiansyah (17013010288)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya untuk memenuhi Tugas Makalah Akuntansi Sektor Publik Bab 8 dengan judul
“Laporan Keuangan Pemerintah Pusat”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kami menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga terbuka
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami sangat memerlukan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini, terutama Bapak/Ibu Dosen
untuk penyempurnaan tugas makalah ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Surabaya, 04 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...…...… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...…. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………….………………………….……...2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..……….2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat….........……………………………………..............3

2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat....……………………..………...............4

2.3 Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah


Pusat................................................................……………………………................................6

2.4 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ...................................................8

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….……...…..9

3.2 Saran……………………………………………………………………………….…..........9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....…………......10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan “cermin” yang dapat digunakan untuk melihat
kondisi keuangan pemerintah. Laporan keuangan, khususnya Neraca, memberikan gambaran
utama mengenai apa saja yang terjadi dalam keuangan pemerintahan, seperti hal-hal yang
seharusnya diperhatikan atau kurang diperhatikan. Di sisi lain, setiap rupiah uang publik harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang telah memberikan kontribusinya untuk
membiayai pembangunan dan operasional pemerintah. Di tambah lagi, era sekarang dimana
sudah memasuki era keterbukaan, masyarakat semakin mudah untuk memperoleh informasi
dengan biaya yang terjangkau. Terlebih dalam bidang pengelolaan keuangan publik, masyarakat
kian menjadi cerdas dan menuntut akan adanya transparansi. Untuk itulah, transparansi
pengelolaan keuangan pemerintah pusat merupakan tuntutan yang harus direspon secara positif,
yang mana salah satu caranya adalah dengan menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP).

LKPP menyajikan informasi keuangan yang merupakan kebutuhan bagi para pengguna,
baik itu masyarakat, para wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak terkait
donasi, investasi, atau pinjaman kepada pemerintah, manajemen pemerintah, dan lain-lain. LKPP
disajikan kepada stakeholder dalam rangka membantu pengambilan keputusan sosial, politik,
dan ekonomi sehingga keputusan yang akan diambil lebih berkualitas dan tepat sasaran. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan memaparkan makalah mengenai Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah

 Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat?


 Apa saja jenis-jenis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat?
 Siapa pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Pusat?
 Apa saja yang menjadi tujuan dan fungsi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun yang menjadi tujuan dari rumusan masalah ini
adalah :

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
 Untuk mengetahui siapa pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
 Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tujuan dan fungsi Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Laporan keuangan adalah proses pelaporan keuangan berupa catatan informasi keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan.

Pelaporan keuangan meliputi segala aspek dan penyampaian informasi keuangan yang
meliputi, lembaga terlibat, dan peraturan yang berlaku. Pedoman penyusunan laporan keuangan
bagi organisasi sector public adalah:

1. PSAK Nomor 45 Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


2. SAP dalam PP Nomor 45 Tahun 2005

Pemerintah Indonesia, sebagai pemegang amanat rakyat memiliki kewajiban untukk


mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN dan APBD dalam bentuk laporan keuangan. Hal
ini ditegaskan melalui:

Pasal 30 UU no 17 tahun 2003

(1) Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

(2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan
keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

Dan pasal 31 UU no 17 tahun 2003:

(1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang


pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh Badan Peme- riksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.

(2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan
keuangan perusahaan daerah.
Laporan keuangan yang dituntut oleh UU nomor 17 tahun 2003 merupakan laporan keuangan
jenis General Purpose financial statement atau laporan keuangan umum.

2.2 JENIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

1.Laporan realisasi anggaran

Adalah laporan yang berisi tentang informasi mengenai realisasi pendapatan dan belanja dan
pembiayaan dari suatu entitas yang dibandingkan dengan anggaran pendapatan belanja dan
pembiayaan.

Melalui laporan realisasi anggaran dapat diketahui prediksi tentang sumber daya ekonomi yang
akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah.

Selain itu laporan ini juga memberikan informasi tentang indikasi Apakah sumber daya ekonomi
yang diperoleh dan digunakan dilaksanakan sesuai dengan prinsip ekonomis, efisien, dan
efektivitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perhitungan APBN/APBD. Laporan realisasi anggaran disajikan selambat-lambatnya 6 bulan


setelah berakhirnya tahun anggaran.

Elemen-elemen yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan (basis kas) yaitu semua penerimaan kas umum negara/ kas daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah (basis kas). Sedangkan pendapatan (basis akrual) yaitu hak pemerintah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b. Belanja (basis kas) yaitu semua pengeluaran kas umum negara atau daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran angkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Sedangkan belanja (basis akrual)
yaitu kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
c. Transfer adalah penerimaan/ pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/ kepada
entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan.
d. Pembiayaan yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi, sedangkan pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
2. Neraca

Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang memberikan informasi tentang
posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menunjukkan posisi aset, kewajiban
dan ekuitas dana pemerintah pada tanggal tertentu.

Elemen-elemen yang terdapat di dalam neraca:

a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu darimana manfaat ekonomi/sosial di masa depan yang
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan untuk pemeliharaan sumber-sumber daya karena alasan sejarah dan
budaya. Aset Diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan aset nonlancar. Aset lancar meliputi kas
dam setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.

b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan terjadinya pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan
dayang.

c. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah salah satu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi
kas sehubungan dengan kegiatan operasional, investasi, pembiayaan dan transaksi non anggaran
yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah
pusat/daerah selama periode tertentu.

Elemen-elemen yang terdapat di dalam laporan arus kas terdiri dari:


a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas masuk ke bendahara umum Negara/Daerah.
b. Pengakuan kas adalah semua aliran kas keluar dari bendahara umum Negara/Daerah
4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah:

a. Informasi tentang kebihajan fiskal/keuangan, ekonomi, mikro, pencapaian target Undang-


Undang APBN/ Perda APBD, serta kendaladan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang kebijakan fiskal/ keuangan, ekonomi mikro, pencapaian target Undang-
Undang APBN/Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target.
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya.
e. Informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan
dalam laporan keuangan.
f. Informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan
basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan kas.
g. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian wajar, yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan.

2.3 PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Anthony (1999) dalam Mardiasmo (2002) mengelompokkan pengguna laporan keuangan sektor
publik menjadi lima kelompok, yaitu:

a. Lembaga Pemerintah
b. Investor dan Kreditor
c. Penyedia Sumber Daya
d. Badan Pengawas
e. Konstituen

Sedangkan Henley (1992) mengelompokkan pengguna laporan keuangan sektor publik menjadi
dua belas kelompok, yaitu:

1. Anggota terpilih
2. Masyarakat sebagai pemilih dan atau pembayar pajak
3. Pelanggan/klien
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman
10. Donor dan sponsor
11. Investor atau partner bisnis
12. Kelompok penekan lainnya.

Borgonovi dan Anessi-Pessina (1977) dalam Mardiasmo (2002) mengelompokkan laporan


keuangan sektor publik ke dalam sebelas kelompok yaitu:

1. Masyarakat pengguna jasa publik


2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan public sebagai
input atas aktivitas organisasi
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6. Investor asing dan Country Analyst
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga Negara.
9. Kelompok partai.
10. Manajer public.
11. Pegawai pemerintah.

Serikat dagang sektor publik Governmental Accounting Standars Board (GASB) (1999, p. B184)
mengidentifikasikan pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab,


2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat,
3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/ atau berpartisipasi dalam proses
pemberian pinjaman.
Menurut Bastian (2003), pemakai laporan keuangan sector public adalah:

1. Legislatif dan manajemen sector public.


2. Masyarakat.
3. Investor dan kreditor.
4. Institusi internasional.
5. Pengamat.
6. Aparat sector public.
Menurut standar akuntansi pemerintahan, terdapat beberapa kelompok pengguna laporan
keuangan yaitu:

1. Masyarakat.
2. Para wakil rakyat, lembaga, pengawas dan lembaga pemeriksa.
3. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman.
4. Pemerintah.

2.4 TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT.

Menurut Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sector public
sebagai berikut:

1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)


Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan
keuangan dan pihak otoritas penguasa agar pengelolaan sumber daya sesuai dengan ketentuan
hokum dan peraturan yang ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting)


Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen,
memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang
ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)


Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan
aktivitas dimasa dating, juga memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan
dana.

4. Kelangsungan organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mementukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) dimasa
mendatang.

5. Hubungan Masyarakat (public relation)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk


mengemukakan pernyataan atas presentasi yang dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi
karyawan dan masyarakat, juga sebagai alat komunikasi antara public dan pihak yang
berkepentingan.

6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)


Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasin kepadaberbagai kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas. Pedoman penyusunan laporan keuangan bagi sektor
publik adalah:

a. PSAK Nomor 45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba.


b. SAP yang dituangkan dalam PP Nomor 24 Tahun 2005.
Pemerintah Indonesia, sebagai pemegang amanat rakyat, mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN dan APBD dalam bentuk laporan keuangan. Hal
ini telah ditegaskan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

3.2 Saran

Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar pemerintah pusat tidak melakukan
rekayasa/memanipulasi laporan keuangan pemerintah pusat. Yang nantinya laporan keuangan
tersebut dapat di pertanggungjawabkan kepada banyak pihak
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2012. Akuntansi Sektor Publik (Teori, Konsep dan Aplikasi). Jakarta: Salemba
Empat

Priono, Hero. Dkk. 2019. AkuntansiSektorPublik. Surabaya: Program


StudiAkuntansiUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

Anda mungkin juga menyukai