Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS


BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI
KEPULAUAN TALAUD
Maria M. M. Pade
E. J. Kumaat, H. Tanudjaja, R. Pandaleke
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email : MariaUjuNizpa@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki kendala dalam pembangunan fisik yaitu dalam
pembangunannya masih menggunakan agregat yang didatangkan dari luar daerah, sedangkan di
Kepulauan ini terdapat batu Ape yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bangunan,
serta mudah ditemukan hampir di semua aliran sungai Kabupaten Kepulauan Talaud.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai penggunaan batu Ape sebagai
agregat kasar dalam campuran beton.
Bahan–bahan yang digunakan pada pembuatan beton adalah agregat kasar batu Ape berukuran
10 – 20 mm, agregat halus pasir dari sungai Bunne Kabupaten Kepulauan Talaud, Pasir dari
sungai Girian Kota Bitung, semen Portland Type I dan air bersih. Nilai FAS ditetapkan
sebesar 0.61 sesuai dengan kuat tekan rencana 30 MPa. Masing – masing variasi tersebut
dibuat sebanyak empat buah silinder ukuran standar (diameter 10 cm dan tinggi 20 cm).
Pengujian slump dilakukan untuk mengetahui sifat workability beton segar, pengujian dan
pengukuran silinder beton pada umur 28 hari meliputi kuat tekan dan modulus elastisitas.
Sifat – sifat mekanik beton non pasir pada umur 28 hari adalah, kuat tekan berkisar antara 7.0
MPa sampai 16.49 MPa, dimana pada variasi beton menggunakan pasir dari sungai Girian
memiliki kuat tekan tertinggi. Nilai modulus elastisitas bervariasi antara 18527 MPa
sampai 31119 MPa. Berat volume beton berkisar antara 1993 Kg/m3 sampai 2092 Kg/m3.
Berdasarkan klasifikasi berat volume beton, beton beragregat kasar batu Ape tergolong pada
beton normal.
Kata kunci : Agregat batu Ape, proporsi campuran, beton normal.

PENDAHULUAN sedangkan di Kabupaten Kepulauan Talaud


banyak terdapat batu alam yang dapat
Latar Belakang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, salah
Seiring dengan meningkatnya pembangun- satunya adalah batu “Ape” dan akan digunakan
an di daerah-daerah yang baru berkembang, dalam penelitian ini.
peranan beton pun semakin bertambah, karena Batu Ape merupakan hasil dari
beton merupakan bahan yang paling banyak pembentukan sedimen berupa pengendapan
dipakai pada pembangunan dalam bidang pasir dan tanah. Sebelumnya telah dilakukan
teknik sipil, baik pada bangunan gedung, penelitian terhadap batu Ape (Gerson dkk,
jembatan, bendung, maupun konstruksi yang 2008), dalam penelitian tersebut didapat kuat
lain. tekan batu Ape mula-mula sebesar 6.05 MPa
Pemekaran Kabupaten Kepulauan Talaud setelah dilakukan proses pemanasan dan
diiringi dengan pembangunan disegala bidang pengujian, kuat tekan tertinggi batu Ape pada
termasuk pembangunan konstruksi meng- keseluruhan variasi suhu dan lama pemanasan
gunakan batu alam, masyarakat Kepulauan dicapai pada suhu 400oC selama 120 menit
Talaud masih menggunakan batu alam yang di sebesar 37.43 MPa.
datangkan dari luar pulau untuk pembangunan,

479
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis Kepulauan Talaud untuk memanfaatkan batu
ingin melakukan penelitian lanjutan terhadap Ape sebagai agregat kasar pada bahan
batu Ape sebagai agregat kasar dalam konstruksi karena mudah pengambilannya dan
campuran beton sesuai dengan persyaratan lebih ekonomis karena tidak membutuhkan
beton. Dengan judul penelitian “Pemeriksaan biaya pengiriman.
Kuat Tekan & Modulus Elastisitas Beton
Beragregat Kasar Batu Ringan Ape Dari TINJAUAN PUSTAKA
Kepulauan Talaud”
Beton adalah suatu campuran yang terdiri
Rumusan Masalah dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat lain
Mengacu pada latar belakang masalah maka yang dicampur menjadi satu dengan suatu
hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini pasta yang terbuat dari semen dan air
adalah meninjau karakteristik beton membentuk suatu massa mirip batuan.
menggunakan batu Ape sebagai agregat kasar, Terkadang satu atau lebih bahan aditif
melalui pengujian kuat tekan dan modulus ditambahkan untuk menghasilkan beton
elastisitas beton. dengan karakteristik tertentu, seperti
kemudahan pengerjaan (workability),
Batasan Masalah durabilitas, dan lamanya pengerasan.
1. Pemeriksaan sifat fisik agregat.
2. Komposisi campuran berdasarkan metode Berat Volume Beton
ACI. Berdasarkan kerapatannya (berat
3. Pengujian kuat tekan dan modulus volume), beton dapat diklasifikasikan
elastisitas pada beton. sebagai berikut :
4. Umur pengujian masing-masing 7, 14, 21,
Tabel 1 Klasifikasi Berat Volume Beton Menurut
dan 28 hari.
Standar Nasional Indonesia
5. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran
Berat Volume Beton
(10/20) cm. Jenis Beton
[Kg/m3]
6. Bahan dasar pembentuk beton :
Beton Berbobot Ringan < 2200
 Semen portland tipe 1.
Beton Berbobot Normal > 2200 - 2500
 Agregat halus pasir sungai dari
Kepulauan Talaud dan Girian Bitung. Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 2005)
 Agregat kasar batu Ape dari Kepulauan Tabel 2 Klasifikasi Berat Volume Beton
Talaud. Menurut American Concrete Institute
 Air dari sumur Fakultas Teknik Berat Volume Beton
Jenis Beton
UNSRAT. [Kg/m3]

Tujuan Penelitian Beton Ultra Ringan 300 – 1100


Beton Ringan 1100 – 1600
1. Memperoleh berat volume, kuat tekan, dan
Beton Ringan Struktural 1450 – 1900
modulus elastisitas beton beragregat kasar Beton Normal 2100 – 2550
batu Ape.
2. Membandingkan nilai kuat tekan beton Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 2005)
yang menggunakan pasir dari Girian
Tabel 3 Klasifikasi Berat Volume Beton Menurut
Bitung, pasir dari Kepulauan Talaud, dan
Fed eration Internationale de la
Blending kedua pasir tersebut. Prècontrainte
3. Membandingkan nilai modulus elastisitas Berat Volume Beton
yang menggunakan pasir dari Girian Jenis Beton
[Kg/m3]
Bitung, pasir dari Kepulauan Talaud, dan
blending kedua pasir tersebut. Beton Berbobot Ringan < 2000
Manfaat Penelitian Beton Berbobot Normal 2000 – 3000
Beton Berbobot Berat <3000
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi masyarakat yang ada di Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 2005)

480
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

Berat volume beton atau kerapatan dari beton saat σ2 [m3]


adalah pembagian antara berat dari beton dan ε1 = Regangan sebesar 0.00005 [m3]
volume dari beton tersebut.
Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03
c = Wc / Vc (1) digunakan rumus nilai modulus elastisitas
beton dengan mempertimbangkan unsur berat
Dimana : isi beton, untuk Wc diantara 1500 dan 2500
c = Berat volume [kg/m ] 3 kg/m3 rumus yang digunakan adalah :
Wc = Berat beton [kg]
Vc = Volume beton [m3] EC = (Wc)1,5 x 0.043 fc ' (4)

Kuat Tekan Beton sedang untuk beton normal adalah :


Beton merupakan suatu bahan konstruksi
yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang EC  4700 fc ' (5)
khas, yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah
besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar Dalam ACI 363-92 “State of The Art Report
sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. on High Strength Concrete” adalah sebagai
Berdasarkan beban runtuh yang dapat berikut :
diterima oleh benda uji, maka nilai kuat tekan
beton ringan struktural dapat dihitung dengan EC  3320 fc '  6900 (6)
menggunakan rumus dibawah ini :
P Perencanaan Komposisi Campuran Beton
fc  (2) Metode Aci 211.1-91
A
dimana : 1. Penetapan nilai slump
fc = Kuat tekan [kg/cm2] Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi
P = Beban runtuh yang dapat diterima oleh pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton
benda uji [kg] yang mudah dikerjakan. Jika nilai slump
A = Luas bidang tekan [cm2] tidak ditentukan dalam spesifikasi, dapat
dipilih berdasarkan kuat tekan rencana
Modulus Elastisitas menurut ACI 211.1-91.
Modulus elastisitas adalah rasio dari 2. Penetapan ukuran maksimum butiran
tegangan normal tarik atau tekan terhadap agregat
regangan. Modulus elastisitas tergantung pada Ukuran maksimum agregat dihitung dari
1
umur beton, sifat-sifat agregat dan semen, /3 tebal pelat atau 3/4 jarak bersih antara
kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dari baja tulangan, atau 1/5 jarak terkecil bidang
benda uji. bekisting .
Dari pengujian tekan silinder beton 15/30 3. Penetapan kebutuhan air dan kandungan
dihitung besarnya modulus elastisitas beton udara
dengan menggunakan rumus ASTM C 469-02 Penetapan kebutuhan air dan kandungan
sebagai berikut : udara bergantung pada nilai slump dan
ukuran butiran agregat.
4. Penetapan nilai faktor air semen (w/c)
Ec = (3)
– Jumlah air yang terlalu banyak dalam
dimana : suatu campuran beton akan menempati
Ec = Modulus elastisitas beton [kg/m3] ruang dimana pada waktu beton sudah
σ2 = Tegangan pada 40% teg. runtuh [kg] mengeras dan terjadi penguapan, ruang
σ1 = Tegangan pada saat nilai kurva tersebut akan menjadi pori, sehingga dapat
regangan ε1 [m3] berpengaruh pada kekuatan beton. Untuk
Ec = Modulus elastisitas beton [kg/m3] mencegah hal tersebut diperlukan penetapan
ε2 = Nilai kurva regangan yang terjadi pada

481
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

faktor air semen berdasarkan kuat tekan  Pembuatan benda uji.


rencana.  Perawatan benda uji.
Banyaknya semen yang akan digunakan  Pemeriksaan benda uji.
dalam campuran beton dapat dihitung  Menganalisa data hasil pemeriksaan dan
melalui perbandingan antara jumlah air pengujian yang telah dilakukan.
dengan faktor air semen.
5. Penetapan volume agregat kasar HASIL PENELITIAN
Menetapkan volume agregat kasar
berdasarkan ukuran butiran agregat mak- Sifat fisik Batu Ringan Ape
simum dan modulus kehalusan sehingga Berat jenis kering sebesar 1.39, berat jenis
didapat persentase agregat kasar. jenuh kering permukaan sebesar 1.86, dan
6. Estimasi jumlah agregat halus penyerapan maksimum sebesar 33.32 %. Berat
Volume agregat halus bisa didapatkan volume padat sebesar 0.98 gr/cm3 dan berat
melalui perhitungan berat atau dari volume volume gembur sebesar 0.89 gr/cm3. Kadar air
absolute yaitu volume satuan beton sebesar 7.96 % dan keausan sebesar 69.25 %,
dikurangi dengan voume total. Volume total modulus kehalusan butir sebesar 6.85 (Gbr. 1).
meliputi volume air, semen, agregat kasar,
dan volume udara. Sifat fisik pasir Sungai Bunne
Selanjutnya berat agregat halus adalah Berat jenis kering sebesar 2.52, berat jenis
volume agregat halus dikalikan dengan jenuh kering permukaan sebesar 2.60, dan
berat SSD agregat halus. penyerapan maksimum sebesar 3.19% Berat
7. Koreksi kelengasan agregat volume padat sebesar 1.43 gr/cm3 dan berat
Karena kondisi agregat di lapangan volume gembur sebesar 1.32 gr/cm3. Kadar air
belum diketahui kering oven ataupun SSD sebesar 1.53% dan kadar lumpur sebesar
maka perlu dikoreksi berat agregat dengan 4.79%, modulus kehalusan butir sebesar 1.03
jumlah air di dalam agregat. (Gbr. 2)

METODOLOGI PENELITIAN Sifat fisik pasir Sungai Girian


Berat jenis kering sebesar 2.00, berat jenis
Langkah-langkah yang harus dilakukan jenuh kering permukaan sebesar 2.22, dan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : penyerapan maksimum sebesar 11.10% Berat
 Pengambilan bahan, agregat kasar dan volume padat sebesar 1.25 gr/cm3 dan berat
agregat halus. volume gembur sebesar 1.16 gr/cm3. Kadar air
 Persiapan bahan. sebesar 5.54% dan kadar lumpur sebesar
 Pemeriksaan sifat fisik agregat. 2.33%, modulus kehalusan butir sebesar 3.27
 Perencanaan campuran berdasarkan (Gbr. 3)
metode ACI.

100 Hasil
Persentase Lolos ayakan

80 penelitian
60
Batas atas
40
ASTM
20
0 Batas
bawah
#8
#4
3/8"
1/2"
3/4"
#50
#30
#16
#200
#100

1"

ASTM
Ukuran Saringan
Gambar 1. Grafik Lengkung Gradasi Batu Ape
Sumber: Hasil Penelitian

482
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

100

Persentase Lolos ayakan


Hasil
80 penelitian
60
Batas atas
40
ASTM
20

0 Batas

#8
#4
#50
#30
#16

3/8"
#200
#100

1/2"
3/4"
1"
bawah
ASTM
Ukuran Saringan

Gambar 2. Grafik Lengkung Gradasi Pasir Bunne


Sumber: Hasil Penelitian

100
Hasil
Persentase lolos ayakan

90
80 penelitian
70
60
50 Batas atas
40 ASTM
30
20
10 Batas
0 bawah
#8

#4
#30

3/8"

1/2"

3/4"
#50

#16
#200

#100

1"

ASTM
Ukuran Saringan
Gambar 3. Grafik Lengkung Gradasi Pasir Girian
Sumber: Hasil Penelitian

Sifat Mekanik beton 3. Kuat tekan beton


Tabel 4. Kuat Tekan Rata-Rata pada Umur Beton
1. Nilai slump 7, 14, 21, dan 28 Hari
Nilai slump untuk beton meng-gunakan Umur 7 14 21 28
campuran pasir Bunne sebesar 87 mm, Beton hari hari hari hari
untuk beton menggunakan campuran pasir
Girian sebesar 90 mm, dan untuk beton Agr. Halus Kuat Tekan [MPa]
menggunakan campuran pasir Blending
Pasir Bunne 7.7 8.6 12.3 12.7
sebesar 92 mm.
2. Berat volume beton Pasir Girian 9.5 11.3 15.4 16.5
Berat volume beton untuk campuran Pasir Blending 9.3 11.3 14.3 15.1
pasir Bunne sebesar 2061 kg, untuk Sumber : Hasil Penelitian
campuran pasir Girian sebesar 2025 kg, dan
untuk campuran pasir Blending sebesar Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
2032 kg. Gambar 4. Berikut.

483
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

20

Kuat Tekan Beton [MPa]


18

Modulus Elastiisitas [MPa]


16 35000
Beton
30000 Pasir
14 menggunak
an pasir Bune
12 Bune 25000
10 Beton 20000 Pasir
8 menggunak
an pasir
15000 Girian
6 Girian 10000 Pasir
4 Beton 5000 Blending
menggunak
2 an pasir 0
Blending Metode Metode Metode
0 ASTM ACI SNI

7 14 21 28 Metode Perhitungan
Umur Beton [hari]
Gambar 4. Grafik Kuat Tekan Rata-Rata Beton Gambar 5. Grafik Modulus Elastisitas
Sumber : Hasil Penelitian Sumber : Hasil Penelitian

4. Modulus Elastisitas PENUTUP


Tabel 5 Modulus Elastisitas Rata-Rata pada Umur Kesimpulan
Beton 28 Hari Metode ASTM Melalui hasil penelitian beton beragregat
Modulus kasar batu Ape dan menggunakan variasi pasir
Agregat Halus Elastisitas dari Sungai Bunne, Sungai Girian, dan pasir
[MPa] Blending di Laboratorium, dapat diambil
Pasir Bunne 18527 kesimpulan sebagai berikut:
Pasir Girian 32523 1. Beton menggunakan agregat kasar batu
Ape memiliki berat volume berkisar antara
Pasir Blending 31119 2025.2 Kg/m3 sampai 2061.2 Kg/m3 untuk
Sumber : Hasil Penelitian semua variasi pasir, hal ini menjadikan
beton tergolong pada kategori beton
Tabel 6 Modulus Elastisitas Rata-Rata pada Umur normal.
Beton 28 Hari Metode ACI
2. Hasil rata-rata kuat tekan pada umur 28
Modulus
Agregat Halus hari dengan kuat tekan rencana 30 MPa
Elastisitas [MPa] yang didapat dalam penelitian ini yaitu
Pasir Bunne 18278 12,67 MPa untuk beton menggunakan pasir
Pasir Girian 19907 Bunne, 16,49 MPa untuk beton
Pasir Blending 19193 menggunakan pasir Girian, dan 15,09 MPa
Sumber : Hasil Penelitian untuk beton menggunakan pasir Blending.
dengan demikian dapat dilihat bahwa
Tabel 7 Modulus Elastisitas Rata-Rata Pada Umur penggunaan pasir dapat mempengaruhi
Beton 28 Hari Metode SNI kekuatan beton.
Modulus 3. Hasil rata-rata Modulus Elastisitas pada
Agregat Halus
Elastisitas [MPa] umur 28 hari dengan kuat tekan rencana 30
Pasir Bunne 18278 MPa adalah 18527 MPa untuk beton
Pasir Girian 19907 menggunakan campuran pasir Bunne,
32523 MPa untuk pasir Girian, dan 31119
Pasir Blending 19193 MPa untuk pasir Blending,
Sumber : Hasil Penelitian 4. Dibandingkan dengan Modulus Elastisitas
ACI untuk kuat tekan 30 MPa sebesar
Untuk lebih jelasnya akan disajikan Nilai 25084 MPa hasil Modulus Elastistas beton
Modulus Elastisitas Menggunakan Metode menggunakan pasir Girian dan blending
ASTM, ACI, dan SNI dalam grafik sebagai nilainya lebih besar, sedangkan untuk beton
berikut (Gbr.5).

484
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 2013 (479-485) ISSN: 2337-6732

menggunakan pasir Bunne nilainya lebih 2. Untuk memperoleh hasil pengujian yang
kecil. baik agregat halus yang digunakan
5. Karena kekuatan tekan < 20 MPa maka sebaiknya dicuci terlebih dahulu.
beton menggunakan agregat kasar batu Ape 3. Untuk mendapat berat volume beton yang
hanya bisa digunakan pada bangunan non lebih ringan, dapat dilakukan subtitusi
struktural. parsial agregat kasar antara batu Ape
dengan agregat kasar ringan lainnya,
Saran misalnya batu Apung.
Melalui hasil penelitian beton meng- 4. Untuk mendapat kuat tekan beton yang
gunakan agregat kasar batu ape, hal-hal yang lebih tinggi, campuran dapat diberikan
dapat disarankan untuk penelitian lanjutan bahan tambahan.
yaitu: 5. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kandu-
1. Sebaiknya pada campuran beton meng- ngan kimia lanjutan terhadap batu Ape,
gunakan agregat halus yang sifat fisik untuk memperoleh mutu beton yang baik.
agregatnya baik karena sangat mempe-
ngaruhi kuat tekan pada beton.

DAFTAR PUSTAKA

ACI Committee 211.1 – 91, 1993, Standard Practice For Selecting Proportions For Normal
Heavy Weight And Mass Concrete. Detroit: ACI, page 2.

ACI Committee 363R – 92. 1997 State of the Art Report on High Strength Concrete.
Detroitt: ACI, page 23.
American Society For Testing Material (ASTM). 1993. Concrete and Aggregate., Philadelphia.
Volume 04.02, page 65-89.

Mulyono Tri., 2005. Teknologi Beton, Andi, Jogyakarta, hal. 159-165.

Gerson, Iman, Kardiyono, 2008 “Pemanfaatan Batu Ape dari Sungai Lua Kabupaten Kepulauan
Talaud Sebagai Alternatif Bahan Bangunan”, Skripsi UGM Jogyakarta: hal. 832, 835.

485

Anda mungkin juga menyukai