Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PELAYANAN DARAH

DI BANK DARAH RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM INDAH


BAGAN BATU
2019
BAB I
DEFINISI

A. Definisi Transfusi Darah

Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima
(resipien). Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern.
Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan menigkatkan
derajat kesehatan . Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi
kondisi yang menyebabakan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan
cara lain.

Terselenggaranya pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat tergantung pada upaya
perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit atau unit transfusi darah secara terus menerus.
WHO dalam Guidelines for Quality Assurance Programmes for Blood Transfusion Services
(1993) memberikan definisi mutu sebagai pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan
dapat dipercaya serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. WHO telah mengembangkan
strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan resiko transfusi. Strategi tersebut
terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah
hanya dari donor sukarela dari populasi resiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap semua
darah donor dari penyebab infeksi serta pelayanan laboratorium yang baik disemua aspek,
termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen darah, mengurangi transfusi
darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tepat.

B. Definisi Bank Darah Rumah Sakit

Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung
jawab atas tersedianya darah transfuse yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup
untuk transfuse yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan transfusi yang aman tergantung pada penyediaan produk darah yang aman, kecocokan
antara darah yang akan diberikan dan pasien yang menrima transfusi, serta ketepatan indikasi
pemberian transfusi. Semua hal tersebut membutuhkan dukungan faktor-faktor berikut :

- Ketersediaan dan ketaatan terhadap pedoman klinis transfusi


- SOP
- Checklist
- Keaktifan komite transfusi darah Rumah Sakit
- Sumber daya manusia yang berkualitas
- Dukungan teknologi yang menjamin mutu dan kemanan produk darah.

a. Ruang Lingkup Pelayanan


(1) Administrasi
(2) Melayani permintaan darah
(3) Menyimpan persediaan darah
(4) Uji Cocok Serasi (cross match)
(5) Pemeriksaan Serologi Gol.Darah (blood typing)
(6) Uji Saring ( blood screening).
BAB III
TATA LAKSANA

A. Waktu pelayanan
Bank Darah Rumah Sakit Umum Indah melakukan pelayanan
selama 24 jam secara terus menerus.
B. Pendaftaran dan pencatatan
C. Permintaan darah dan/atau komponen darah dari Ruang Perawatan

No Kegiatan persyaratan
1. Instruksi permintaan darah - Setiap permintaan darah harus disertai
dengan formulir permintaan darah yang
telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh
dokter penanggung jawab
pelayanan(DPJP) disertai sampel darah
pasien.
- Untuk permintaan darah persiapan harus
dibuat maksial tiga hari sebelum rencana
pelaksanaan tranfusi
- Untuk permntaan darurat harus dilengkapi
dengan alasan permintaan darurat
menggunakan formulir khusus yang
ditentukan rumah sakit
2. Pengisian formulir permintaan darah yang Harus diisi dengan informasi :
disediakan rumah sakit - Identitas pasien terdiri dari : nama
lengkap(minimal nama depan dan
belakang),tanggal lahir,nomor rekam
medis, jenis kelamin.
- Ruang perawatan
- Tanggal permintaan dan tanggal rencana
transfuse
- Diagnosis klinis
- Indikasi tranfusi
- Jenis permintaan (elektif, rutin dan
darurat)
- Kadar hemoglobin dan trombosit pasien
- Golongan darah pasien
- Riwayat tranfusi sebelumnya
- Jenis dan volume komponen darah yang
diminta
- Nama dokter DPJP, dilengkapi
tandatangan atau dokter yang meminta
- Nama dan tandatangan personil yang
mengambil sampel
3. Pengambilan sampel darah Sampel darah pasien untuk pemerisaan
pratransfusi diambil lansung dari pembuluh
darah pasien dan harusn ditampung didalam
tabung tersendiri
4. Penyerahan formulir permintaan darah ke Formulir permintaan darah diserahkan secara
BDRS bersamaan dengan sampel darah pasien ke
BDRS oleh petugas rumah sakit yang telah
dilatih
5. Penyerahan darah dari BDRS ke ruang - Pada tanggal rencana transfuse, perawat
perawatan atau dokter mengkonfirmasi apakah
tranfusi tetap berlangsung atau ditunda.
- Bila transfuse ditunda lebih dari 3 x 24
jam, darah dapat diberikan kepada pasien
yang lebih membutuhkan.
6. Dokumentasi Harus ada system dokmentasi permintaan
darah diruang perawatan yang disimpan
didalam folder rekam medis pasien

D. Penerima permintaan darah dan/atau komponen darah serta sampel darah

No kegiatan Persyaratan
1. Pengecekan identitas pasien Petugas BDRS harus memeriksa identitas pasien pada
formulir permintaan dan pada label sampel darah
2. Pengecekan sampel darah pasien - Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sampel.
- Jika kondisi pasien tidak layak (lisis, menggumpal,
volume kurang, label tidak sesuai dengan formulir
permintaan darah atau sampel tanpa label) sampel
darah dibuangdan harusnm dimintakan sampel
darah yang baru
3. Pengecekan formulir permintaan Apabila formulir permintaan darah tidak lengkap atau
darah tidak terbaca, formulir permintaan darah dikembalikan
ke ruangan
4. Pengecekan usia sampel darah Pengecekan usia sampel darah
Jenis sampel Suhu simpan Max usia
0
sampel
Darah EDTA 18-25 C 24 jam
Darah EDTA 40 0C 3 hari
Serum/Plasma 40 0C 1 minggu
5. Penyerahan darah ke BDRS ke - Pada tanggal rencana transfuse, perawat atau dokter
ruang perawatan menkonfirmasi apakah transfuse tetap berlangsung
atau ditunda
- Bila transfuse ditunda dari 3 x 24 jam, darah dapat
diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan
6. Harus ada system dokumentasi permintaan darah
diruang perawata yang disimpan didalam folder rekam
medis.

E. Penyimpanan darah dan komponen darah


1. Penyimpanan darah dan komponen darah dilakukan dalam tempat dan suhu

optimal yaitu :

Jenis Darah Suhu Lama Tempat


Penyimpanan Penyimpan Penyimpanan
(0C ) an
WB ( Whole Blood ) 2-6 35 hari Blood Bank
(antikoagul Refrigerator
an CPDA)
PRC ( Packed Red Cell 2-6 35 hari Blood Bank
) (antikoagul Refrigerator
an CPDA)
TC ( Trombocyte 20-24 5 hari Platelet
Concentrate) Agitator
Trombocyte Apheresis 20-24 5 hari Platelet
Agitator
FFP ( Fresh Frozen -30 1 tahun Freezer
Plasma )
AHF ( Anti Hemofili -30 1 tahun Freezer
Faktor)/Cryopresipitat
e
WE ( Wash 2-6 24 jam Blood Bank
Eritrosit)/PRC cuci Refrigerator
2. Penyimpanan darah dengan system First In First Out (FIFO)
3. Tersedia SPO penyimpanan darah.
F. Penyerahan darah yang diminta pasien
1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter dengan formulir
permintaan.
2. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch dengan hasil
compatible
3. Petugas BDRS Sentra Medika Cibinong mencocokan dan
meneliti identitas pada formulir permintaan darah transfuse/pengeluaran darah
dengan label kantong darah.
4. Petugas ruangan/perawat meneliti kembali Sentra Medika Cibinong
mencocokan dan meneliti kembali identitas pada formulir permintaan darah
transfuse/pengeluaran darah dengan label kantong darah.

5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan ditransfusikan dari BDRS


ke Ruangan dengan Coolbox yang disertai ice pack.

6. Kantong darah yang dikeluarkan satu per satu kantong dari Bank Darah kecuali

atas permintaan dokter.

G. Prosedur Transfusi darah yang Aman


Proses yang terjadi di rumah sakit adalah dimulai dari diagnose penentuan indikasi
yang tepat oleh dokter, serta penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan.
Dokter akan mengisi formulir
permintaan darah yang disiapkan oleh rumah sakit dengan format standar UTD, ke
BDRS disertai dengan sampel darah resipien yang terbaru, selanjutnya petugas
BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rhesus) resipien
dan pemeriksaan konfirmasi darah donor yang ada dalam stock. Selanjutnya
dilakukan uji silang serasi antara darah resipien dan dari dari kantong darah yang
akan diberikan. Kantong darah uyang kompatibel diserahkan oleh petugas BDRS
kepada perawat ruangan dengan memperhatikan prinsip rantai dingin darah (darah
dijaga selalu berada pada suhu 2-60C) diserrtai formulir lapaoran yang harus
dikembalikan ke BDRS setelah tindakan medis selesai dilakukan.

Kantong darah yang telah dinyatakan kompatibel tersebut diserahkan kepada


perawat yang diberikan kewenangan melakukan tindakan transfuse darah pada
resipien dibawah pengawasan dokter. Perawat ruangan harus melakukan
pemantauan reaksi transfuse, minimal 15 menit pertama pada setiap pemberian
kantong darah yang ditransfusikan. Bila terjadi reaksi transfuse darah maka harus
segera dilakukan penanganannya sesuai dengan SPO dan pelaporan kepada BDRS
sebagai feedback. Selanjutnya secara berkala unit Bank Darah RS melaporkan
kejadian reaksi transfuse ke UTD pengirim sebagai feedback.

H. Kualitas dan keamanan darah


Pelayanan darah yang berkualitas adalah pelayanan darah dengan sistem distribusi
tertutup dengan metode rantai dingin sesuai standart, yaitu pelayanan yang
dilakukan seluruhnya oleh petugas kesehatan dan UTD dengan memperhatikan
suhu penyimpanan darah saat didistribusikan. Pada sistem tertutup ini
keluarga pasien tidak lagi dilibatkan sebagai pelaksana distribusi Salah satunya
yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
darah adalah sistem distribusi atau transportasi tertutup. Dalam
sistem distribusi / transportasi tertutup ini darah mulai proses penyadapan dari
pendonor baik sukarela maupun pengganti, skrening di UTD, pengiriman ke Bank
Darah Rumah Sakit, pengiriman ke ruang perawatan serta proses transfusi
dilakukan oleh petugas. Dalam sistem distribusi / transportasi darah tertutup ini
tidak melibatkan keluarga pasien sebagai pelaksanan distribusi / transportasi.

Di Rumah Sakit yang bertanggung jawab untuk menjaga agar darah tidak
dikeluarkan dari Bank Darah sebelum siap untuk di transfusikan ada pada staf
Bank Darah. Untuk distribusi / pengiriman darah suhu harus terjaga tetap pada
suhu 2⁰ - 6⁰ C dan harus menggunakan Cool Box

Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:

a. Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai
donor darah resiko rendah (low risk donor)
terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi darah.
b. Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan peynimpanan
serta kualitas bahan habis pakai sesuai standar.
c. Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang
serta mengikuti standar prosedur operasional (sistem
distribusi tertutup).
d. Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan

analisa medis yang tepat.

I. Cross matching dan tes kecocokan


Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah
donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak
menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa
mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan
untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi
pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan
walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah
hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum
penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor
dicampur dengan sel penerima.
A. CARA KERJA CROSS MATCH DENGAN BIORAD/DIAMED GEL
TES
I. Buat Sspensi sel pasien dan donor 0.8 - 1%.
1. Masukkan 0,5 ml Dil 2 dengan Dispenser ke dalam tabung
2. Ambil 5 ul (mikroliter) PRC atau 10 ul WB, masukkan tabung
3. Campur dan homogenkan Suspensi 0,8 – 1%
II. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien / Donor, buka
penutup alumunium. Dengan bantuan mikropipet, masukkan :
• MAYOR : 50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum
Pasien
• MINOR : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor
• AUTO KONTROL : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum
Pasien
III. Masukkan kartu ke Inkubator.
Inkubasi 37º C, 15 menit ( tekan tombol timer 1 / 2 / 3 )
IV. Pindahkan kartu ke Centrifuge
Tekan tombol Start ( Centrifuge selama 10 menit )
V. Baca Reaksi secara makroskopis

B. CARA KERJA DIRECT COOMBS TES


1. Buat Suspensi Os 0,8 – 1% ( cara sama seperti diatas )
2. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
3. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
4. Putar di Centrifuge ( tekan tombol Start )
5. Baca Reaksi
C. CARA POOLING UNTUK INTER CROSS DONOR ( AUTO
POOL )
Maksimum pooling untuk 3 kantong darah
Cara Pooling :
a. Potong selang pada kantong donor yang akan di PoolinG b. Teteskan
pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah
merah
donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor yang akan di-pool dengan
jumlah yang sama .
c. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling sel
darah merah donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2 dengan cara
seperti di atas.
d. Lakukan Cross Match seperti biasa
INTER CROSS : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool serum Donor
D. INTEPRETASI HASIL CROSS MATCH

No Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan


1 - - - Darah keluar
2 + - - Ganti darah donor/rujuk
3 - + - Berikan PRC/Ganti
Darah Donor
4 - + + Beri PRC bila minor
lebih kecil atau sama
dengan AC/DCT
5 + + + Lihat Ket. No. 5

Keterangan :
1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif Darah
pasien kompatibel dengan darah donor Darah boleh
dikeluarkan
2. Crossmtacth Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negatif
Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama dengan donor, apabila
gol. Darah sudah sama : Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os
Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif
pada mayor dan minor
Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor
telah diganti maka harus dilakukan Screening dan Identifikasi Antibody pada
Serum Os, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif Artinya ada
Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah
donor yang lain, lakukan crossmatch lagi

4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif Lakukan


Direct Coombs Test pada OS
Apabila DCT = positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal dari
autoantibody
Apabila derajad positif pada Minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajad

positif pada AC / DCT, darah boleh dikeluarkan

Apabila derajad positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada
AC / DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan crossmatch
lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding AC /
DCT
5. Mayor, Minor, AC = positif :
Periksa ulang golongan darah Os maupun donor, baik dengan cell grouping

maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan gol. Darah

Lakukan DCT pada Os, apabila positif, bandingkan derajat positif DCT dg Minor,
apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada
Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari autoantibody.
Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular Anti Body pada
Serum Os, ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif

J. Pengembalian darah yang tidak terpakai


Pengembalian darah ke UTD sesuai kesepakatan dan tertuang dalam IKS/MOU

antara BDRS Sentra Medika Cibinong dengan UTD.

K. Screening darah terhadap beberapa penyakit tertentu Screening darah adalah


pemeriksaan terhadap darah yang akan ditransfusikan kepada resipien terhadap
penyakit menular melalui darah seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV dan syphilis
yang sebelumnya darah tersebut telah diperiksa di UTD PMI.
Untuk skrining darah donor yang aman
a. Pemeriksaan harus dilakukan secara individual (setiap individual bag atau satu
unit plasma) dan tidak boleh dilakukan secara pooled plasma

b. Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standar WHO, dalam hal ini

meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV

c. melakukan uji saring darah terhadap Infeksi Menular Lewat


Transfusi Darah (IMLTD) dengan metode Nucleic Acid Amplification
Technology (NAT), Chemiluminescence Immuno Assay (ChLIA)/Enzyme-
Linked Immunosorbent Assay (ELISA), Rapid Test, dan slide test malaria untuk
daerah endemis;
Bank Darah Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong tidak melakukan screening
ulang terhadap darah donor, melakukan screening jika ada permintaan langsung
dari pasien.
L. Pencatatan dan pelaporan dari reaksi yang timbul dari transfusi darah
Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi
transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat, sedang,
dan lambat. Standar angka kejadian reaksi transfusi adalah <0,01%. Reaksi
transfusi dipengaruhi oleh fasilitas Skrining Pretransfusi dan uji Cocok serasi yang
berkualitas, SDM yang trampil dan kondisi pasien yang ditransfusi.
1. Semua kejadian reaksi transfuse harus dilaporkan ke Bank Darah Rumah Sakit
2. Semua kejadian reaksi transfuse dilaporkan ke kepala BDRS yang selanjutnya
dilanjutkan ke UTD PMI
3. Setiap kejadian reaksi transfuse dilaporkan dalam laporan bulanan kepada
direktur Rumah Sakit
4. Adanya SPO Penanganan, Pencatatan dan Pelaporan Kejadian reaksi

transfuse.

M. Pengadaan darah rutin dan darurat.


a. Permintaan Darah Rutin
1. Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang
dalam Ikatan Kerja Sama (IKS)
2. Tersedia SPO
3. Transportasi distribusi darah dengan menggunakan coolbox transportasi
darah yang disertai icepack.
b. Permintaan Darah Dalam Keadaan Khusus
Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam keadaan keadaan darurat, jika
persediaan darah di BDRS sudah habis sesuai kesepakatan dengan UTD dan
tertuang dalam IKS
1. Permintaan darah diluar perencanaaan rutin, misalanya permintaan dalam
bentuk komponen darah, Rhesus negatif, darah langka dan pada kejadian luar
biasa (KLB)
2. Formulir permintaan darah diisi lengkapa dan ditandatangani oleh kepala BDRS
atau petugas yang diberi wewenang oleh kepala BDRS.

3. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus.

N. Pengelolaan limbah

Labaratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu

sumber penghasil limbah cair, padat dan gas


yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar penanganan dan
penampungan limbah terdiri dari :
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai,
diletakan pada tempat yang tepat, aman dan hygienis.
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenai berbagai jenis limbah
yang akan dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode
warna).
3. Pengelolaan limbah infektif dengan desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau

insinerasi.

Pemusnahan Darah

1. Darah yang akan dimusnakan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit
adalah darah yang kadaluarsa atau rusak.
2. Tersedia SPO pemusnahan darah.
O. Laporan
1. Permintaan rutin dan darurat
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah (kantong/unit/cc).
2. Stok darah per bulan/minggu.
3. Pengembalian darah yang tidak terpakai
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah
 nomor kantong/unit.
4. Jumlah darah rusak/expired.
5. Jumlah pemakaian darah
 golongan darah
 jenis darah (komponen)
 jumlah kantong/unit/cc.
6. Jumlah pemeriksaan
 golongan darah
 cross match
 uji saring (screening).
7. Kejadian reaksi transfusi darah
 Jumlah
 nomor kantong/unit darah
 tanggal
8. Response time (penyerahan) permintaan
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan pelayanan darah transfuse di BDRS Sentra Medika Cibinong harus di
dokumentasikan di dalam SPO. Pencatatan harus dibuat dan disimpan sebagai bukti bahwa
persyaratan mutu pelayanan darah di BDRS Sentra Medika Cibinong telah dipenuhi. Petugas
BDRS harus mengerti bahwa semua kegiatan harus dilakukan dengan ketat sesuai prosedur. SPO
yang ada diantaranya yaitu :

SPO Perencanaan Kebutuhan Darah SPO


Permintaan Darah ke UTD
SPO Penyimpanan Darah/komponen darah
SPO Monitoring suhu alat penyimpanan darah SPO
Validasi reagen
SPO Perawatan alat
SPO Cara pemakaian alat
SPO Persiapan sampel pemeriksaan
SPO Pemeriksaan golongan darah ABO/Rhesus SPO Uji
silang serasi
SPO penerimaan sampel dan formulir darah
SPO darah titip yang telah dilakukan pemeriksaan uji silang serasi SPO
Pengeluaran darah
SPO Pengembalian darah
SPO Pelacakan reaksi transfusi SPO
Pencatatan
SPO Pelaporan
SPO Rujukan
SPO Permintaan darah CITO
SPO Kualitas dan Keamanan Darah SPO
Darah Incompatible
SPO Penanganan limbah infeksius SPO
Kewaspadaan universal

Pencatatan di BDRS meliputi :


permintaan darah rutin dan khusus ke UTD penerimaan
darah rutin dan khusus dari UTD Berita acara
penerimaan darah dari UTD
Dokumentasi permintaan darah dari para klinisi lengkap dengan
indikasi, jenis dan jumlah darah beserta identitas paasien Stok darah di
Bank Darah,
permintaan darah dari ruangan,
pemeriksaan golongan darah (ABO/Rhesus) dan uji silang serasi, pengeluaran
darah,
Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah Darah yang
harus dikembalikan ke UTD
Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi Hasil
monitoring dan evaluasi
Validasi reagen , kalibrasi alat, pencatatan suhu tempat penyimpanan
darah,
Kejadian reaksi transfuse

Anda mungkin juga menyukai