Anda di halaman 1dari 2

Strategi Indonesia Menghadapi Trade War

Dina Nur Cholidin – 1606911074


Seiring berkembang pesatnya teknologi dan informasi, membuat kemudahan banyak negara dalam
melakukan kerjasama diberbagai bidang khususnya ekonomi dan komunikasi yang kemudian
fenomena kerjasama ini dikenal dengan globalisasi. Secara umum, globalisasi merupakan proses
terintegrasinya pandangan dan pemikiran secara mendunia yang membuat garis pembatas
antarnegara menjadi kabur sehingga sekat geografis, sosial, dan budaya tidak begitu terlihat.
Globalisasi bisa mengubah kehidupan masyarakat secara universal dan memberikan banyak
dampak positif seperti kemajuan dalam komunikasi dan bertransaksi, serta dampak negatif seperti
masuknya paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara dan membuat masyarakat menjadi
lebih individual.
Selama dua dekade terakhir proses globaliasasi terjadi, banyak isu baru terus bermunculan. Jika
pada masa Perang Dingin, isu-isu global terkonsentrasi pada masalah keamanan negara dan hanya
terbatasi pada konflik antara blok Barat dan blok Timur, kini isu-isu itu beralih menjadi persoalan
ketimpangan ekonomi, eksistensi budaya lokal, daya tahan identitas kultural, dan jaminan
keamanan dan pekerjaan rakyat. Hal inilah yang juga dikhawatirkan Presiden Amerika Serikat,
Donal Trump. Sehingga melalui slogannya “America First”, Trump melakukan proteksionisme
dalam mengetatkan kebijakan perdagang internasional Amerika Serikat yang bertujuan untuk
melindungi perekonomian rakyatnya. Kebijakan Proteksionisme Trump menimbulkan Perang
dagang (Trade War) yang tentunya berdampak pada perekonmian Global sehingga kebijakan ini
banyak mendapat kritikan dan menjadi pembahasan dalam KTT G20 yang dilaksanakan pada 30
November - 1 Desember 2018 di Buenos Aires, Argentina.
Dalam KTT G20 di Argentina, para pemimpin Negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika
Selatan) meminta adanya keterbukaan perdagangan internasional dan penguatan World Trade
Organisation (WTO). Wakil Perdana Menteri China, Hu Chunhua berpendapat dalam World
Economic Forum (WEF) bahwa proteksionis dapat melemahkan perdagangan multilateral dan
memutarbalikan sistem perdagangan global yang kedepannya dapat membahayakan ekonomi
dunia secara global. Senada dengan Hu Chunhua, Perdana Menteri Malaysia yaitu Mahathir
Mohamad juga berpendapat bahwa proteksionisme dapat merusak manfaat perdagangan dan
integrasi ekonomi yang bebas dan adil.
Tidak terkecuali dengan Indonesia. Pada 2018 silam Indonesia terkena dampak dari kebijakan
Proteksionisme Amerika seperti melemahnya rupiah dan kebanjiran barang impor sehingga
berpotensi defisitnya neraca perdagangan. Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar lagi,
pemerintah mengadakan rapat bersama menteri ekonomi yang menghasilkan 4 langkah, yaitu
Ekspor produk prioritas, mencari produk baru yang lebih laku, Membentuk working group untuk
membahas upaya memperkecil defisit perdagangan, dan mengirim tim khusus ke Amerika Serikat
untuk mempertahankan fasilitas GSP (Generalized System of Preference) yang berguna dalam
meringankan bea masuk.
Selain itu, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman
Pambagyo, mengatakan Indonesia akan melakukan pendekatan positif dengan meningkatkan daya
saing ekspor dan menjaga akses ekspor, melakukan pengelolaan impor yang lebih baik karena
ada trade diversion dari China dan AS serta memanfaatkan FTA [free trade agreement]. Dalam
meningkatkan ekspor, ada beberapa langkah yang diambil Indonesia diantaranya memberikan
insentif untuk mendorong ekspor yang diberikan kepada pelaku pelaku industri seperti subsidi
untuk Sistem Verifikasi Legalitas Kayu, yang diiringi dengan menjamin ketersediaan bahan
bakunya dan melakukan optimilisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar dan masuk agar
industry punya daya saing. Pemerintah juga memaksimalkan pemanfaatan alam Indonesia dengan
memaksimalkan potensi wisata dengan mengembangkan maskapai berbiaya rendah.

Daftar Pustaka
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180912160904-4-32780/china-proteksionisme-bahaya-serius-
bagi-pertumbuhan-global

https://ekonomi.bisnis.com/read/20181201/9/865307/ktt-g20-isu-proteksionisme-kembali-jadi-sasaran

https://ekonomi.bisnis.com/read/20181117/9/860821/isu-globalisasi-dan-proteksionisme-jadi-
perhatian-di-ktt-apec

https://www.cnbcindonesia.com/news/20180918111251-4-33602/ini-strategi-ri-menghadapi-perang-
dagang-yang-memanas

https://www.merdeka.com/uang/4-strategi-pemerintah-hadapi-perang-dagang-amerika-serikat.html

Anda mungkin juga menyukai