Anda di halaman 1dari 8

Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010

Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Rumah Bersalin Dan Balai


Pengobatan Taman Sari Pekanbaru
The Successful Implementation of Early Suckling Initiation In Taman Sari Clinical
Centre Pekanbaru
Novita Rany, Sri Desfita1*

* Staf Pengajar STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Abstrak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif adalah melalui
Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
IMD diantaranya, kurangnya informasi ibu tentang IMD, kurangnya dukungan dari keluarga dan kurangnya
motivasi dari petugas kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan IMD di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru Tahun 2010. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu nifas yang melahirkan secara normal dan
telah melaksanakan IMD, salah satu anggota keluarga ibu dan bidan. Cara pengambilan data dilakukan
dengan observasi dan wawancara mendalam. Variabel yang dianalisis adalah pengetahuan ibu, motivasi
keluarga dan motivasi petugas terhadap keberhasilan pelaksanaan IMD di Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan Taman Sari Pekanbaru Tahun 2010. Hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan IMD belum
terlaksana dengan baik dan benar dan pelaksanaan IMD belum berhasil. pengetahuan ibu tentang IMD masih
rendah sehingga ibu tidak termotivasi untuk melaksanakan IMD sampai berhasil. Kurangnya informasi
tentang IMD yang diperoleh keluarga ibu menjadi dasar motivasi dari keluarga juga rendah sehingga tidak
dapat meningkatkan percaya diri ibu saat melaksanakan IMD. Motivasi petugas masih rendah. Hal ini dapat
dilihat dari petugas tidak pernah memberikan informasi tentang IMD kepada ibu dan pelaksanaan IMD
hanya berlangsung 15 menit. Disarankan kepada bidan di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Taman Sari
Pekanbaru untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang IMD, memberikan informasi tentang IMD
kepada pasien dan memasang poster-poster tentang IMD.

Kata Kunci : Pelaksanaan IMD, keberhasilan pelaksanaan IMD, pengetahuan ibu, motivasi keluarga,
motivasi petugas.

Abstract
One of the effort to increase coverage of exclusive breastfeeding is by Early Suckling Initiation
(ESI). There are various factors affecting the success of ESI implementation, such as the lack of information
of the mother about ESI, the lack of family support, and the lack of motivation from health staff. This study
aims to know the success of ESI implementation and factors associated with the success of ESI
implementation such as mother‘s knowledge, family support and motivation from health staff toward the
success of ESI implementation in Taman Sari Clinical Centre, Pekanbaru, 2010.
Design of the study is qualitative. Subjects are women delivering their babies normally, member of
the family, and midwives. Data were collected by observation and in-depth interview. Variables are mother‘s
knowledge, family support and motivation from health staff toward the succes of ESI implementation. The
data were analyzed with content analysis.
The results of this study showed that ESI hasn’t been implemented well yet and the implementation
of ESI hasn’t succeeded yet. Mother’s knowledge about ESI are still low, so that the mother didn’t have

Alamat Korespondensi: Novita Rany, STIKes Hang Tuah Pekanbaru Prodi IKM, Jalan Mustafa Sari No 5 Tangkerang
Selatan Pekanbaru Riau, Hp : 081268552844, email : novitarany@rocketmail.com
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 31
Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

motivation to do ESI untill succeed. The lack of information about ESI from member of the family also
affecting mother’s motivation to do ESI. Motivation of health staff still low. The health staff never give
information about ESI to the mother and implementation of ESI only 15 minutes. It is suggested for midwives
in Taman Sari Clinical Center to increase mother’s knowledge about ESI and to give information about ESI
through the posters.

Key words : Implementation of ESI, the success of ESI implementation, mother’s knowledge, motivation of
family member, motivation of health staff.

Pendahuluan bayi diberi kesempatan melakukan IMD


maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari
Air Susu Ibu (ASI) merupakan
dapat diselamatkan.
makanan yang terbaik untuk bayi, namun
Penelitian menunjukkan bahwa IMD
pemberian ASI terutama ASI eksklusif
ternyata berpengaruh terhadap
masih rendah. Menurut Survei Demografi
pertumbuhan selanjutnya. Lambatnya IMD
Kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi
ternyata menghambat pertambahan berat
penurunan pemberian ASI eksklusif yaitu
badan bayi karena memberi peluang
dari 7,9% pada tahun 1997 menjadi 7,8%
pemberian makanan/minuman selain ASI
pada tahun 2002. Hasil SDKI tahun 2007
(Soekirman et al, 2006). Menurut
menunjukkan jumlah bayi yang
penelitian Lepong dan Ngadiarti (2009) di
mendapatkan ASI eksklusif hanya 7,2%.
Jakarta Timur ibu yang melaksanakan
Sementara pemberian susu formula terus
IMD hanya 31,96%. Pertumbuhan berat
meningkat, yaitu dari 16,7% pada tahun
badan bayi yang mendapatkan IMD lebih
2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007.
besar dari pada yang tidak mendapatkan
Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan,
IMD.
mengingat ASI memiliki banyak
Berdasarkan hasil survei pemberian
keunggulan dibanding susu formula.
ASI Eksklusif di wilayah kerja Dinas
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Kesehatan Provinsi Riau tahun 2008, dari
merupakan salah satu upaya untuk
133,596 bayi yang didata, hanya sekitar
meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
48,813 atau 36,5% saja yang memberikan
Berdasarkan hasil penelitian Fikawati dan
ASI Eksklusif. Selanjutnya data dari Dinas
Syafiq (2003) yang dikutip dari Roesli
Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2008,
(2008), bayi yang berkesempatan
dari 20,862 bayi yang didata, hanya 3,764
melakukan IMD pada usia enam bulan
atau 18,04% saja yang memberikan ASI
sebesar 59% masih menyusu dan bayi usia
Eksklusif.
12 bulan sebesar 38% masih menyusu.
Belum ada data konkrit tentang
Pada bayi yang tidak diberi kesempatan
pelaksanaan IMD di wilayah kerja Dinas
IMD, pada usia enam bulan hanya 19%
Kesehatan Kota Pekanbaru. Hasil survei
yang masih menyusu dan untuk bayi
yang dilakukan oleh peneliti di beberapa
berusia 12 bulan hanya 8% yang masih
rumah bersalin di Pekanbaru, Rumah
menyusu. Bayi yang diberi kesempatan
Bersalin Taman Sari merupakan rumah
menyusu dini akan delapan kali lebih
bersalin yang sudah melaksanakan
berhasil dalam menyusu eksklusif. Berarti,
program Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
bayi yang diberi kesempatan IMD akan
Berdasarkan data dari Rumah Bersalin
lebih mungkin disusui sampai usia dua
(RB) dan Balai Pengobatan (BP) Taman
tahun, bahkan lebih.
Sari Pekanbaru Tahun 2009, dari 378 Ibu
yang melahirkan secara normal yang sudah
Penelitian Edmond (2006) di Ghana,
melakukan IMD sekitar 80%. Hal ini
menunjukkan bahwa IMD berperan dalam
menunjukkan bahwa pelaksanaan IMD di
pencapaian tujuan Millennium
Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan
Development Goals (MDGs) yaitu jika
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 32
Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

Taman Sari sudah terlaksana. Namun dari 2010. Jumlah Informan pada penelitian ini
hasil wawancara awal yang telah berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari
dilakukan kepada tiga orang ibu masa nifas empat orang ibu yang melahirkan secara
yang melahirkan secara normal dan telah normal dan telah melaksanakan IMD,
melaksanakan IMD di Rumah Bersalin dan empat orang anggota keluarga ibu, dan dua
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru, orang bidan di RB dan BP Taman Sari
didapat data bahwa tidak ada ibu yang Pekanbaru.
berhasil melakukan IMD, karena bayi Kriteria Informan adalah 1) ibu
tidak berhasil menghisap puting susu ibu. melahirkan di RB dan BP Taman Sari
Banyak faktor yang dapat pekanbaru, selamat dalam proses
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan persalinan, melahirkan secara normal,
IMD diantaranya pengetahuan ibu, tidak melahirkan dengan obat-obatan
motivasi keluarga dan motivasi petugas perangsang, melahirkan bayi yang
dalam pelaksanaan IMD. Berdasarkan latar memenuhi kriteria untuk menjadi informan
belakang di atas peneliti berminat untuk dalam penelitian ini, melaksanakan IMD
melakukan penelitian yang lebih dalam 2) Bayi lahir cukup bulan, tidak cacat,
tentang ”Analisis keberhasilan dilahirkan oleh ibu yang memenuhi
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) kriteria 3) Anggota keluarga ibu yang
di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan mendampingi ibu saat memeriksakan
Taman Sari Pekanbaru”. kehamilan dan saat persalinan 4) Bidan
Tujuan Umum : Mengetahui yang bertugas di RB dan BP Taman Sari
keberhasilan pelaksanaan IMD di Rumah Pekanbaru, memeriksa kehamilan dan
Bersalin dan Balai Pengobatan Taman Sari membantu persalinan ibu yang menjadi
Pekanbaru Tahun 2010. Tujuan Khusus : responden.
a. Menganalisis pelaksanaan IMD; b. Variabel penelitian adalah pengetahuan
Menganalisis keberhasilan pelaksanaan ibu, motivasi keluarga, motivasi petugas,
IMD; c. Menganalisis pengetahuan ibu pelaksanaan IMD, keberhasilan
tentang IMD; d. Menganalisis motivasi pelaksanaan IMD. Instrumen Penelitian
keluarga dalam pelaksanaan IMD; e. terdiri dari pedoman wawancara, pedoman
Menganalisis motivasi petugas dalam observasi, alat pencatat, alat perekam
pelaksanaan IMD. berupa tape recorder, alat pengukur waktu
berupa jam serta kamera digital.
Metode Pengolahan data dilakukan dengan
membuat transkrip data hasil wawancara
Penelitian ini menggunakan jenis
mendalam dan membuat narasi hasil
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
observasi. Data dianalisis dengan
mengetahui pelaksanaan IMD,
menggunakan analisis isi (content
keberhasilan pelaksanaan IMD,
analysis).
pengetahuan ibu tentang IMD, motivasi
keluarga dan motivasi petugas dalam Hasil
pelaksanaan IMD di RB dan BP Taman
Pelaksanaan IMD
Sari Pekanbaru tahun 2010. Hasil observasi pada ke-4 ibu saat
Penelitian dilaksanakan di RB dan BP persalinan didapat bahwa saat bayi lahir
Taman Sari Pekanbaru tahun 2010 selama yang dilakukan bidan adalah memotong
bulan Januari-April 2010. Subjek utama tali pusat bayi, mengeringkan seluruh
dalam penelitian ini adalah ibu yang badan bayi tanpa terkecuali dengan
melahirkan secara normal dan telah menggunakan kain bedung diatas perut
melaksanakan IMD. Subjek pendukung ibu, dan bayi diletakkan diatas dada ibu
adalah anggota keluarga ibu dan bidan di kontak antara kulit dan kulit, bayi
RB dan BP Taman Sari Pekanbaru Tahun menggunakan topi dan diselimuti serta

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 33


Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

bayi dalam keadaan ada yang mengemut Seluruh responden sudah mengetahui
jari, ada yang membuka mulut, dan ada minuman yang terbaik untuk bayi yaitu
yang dalam keadaan menangis. Saat bayi ASI.
diatas dada ibu bidan sibuk menjahit ”Ya, ASI” (R1)
perinium, ibu hanya memegang bayi tanpa ”ASI” (R2)
memberi rangsangan apapun dan keluarga Pada umumnya responden belum
ibu hanya diam melihat. Berdasarkan hasil mengetahui dengan pasti manfaat dari
observasi didapat bahwa pelaksanaan IMD IMD, namun ada dua informan yang sudah
pada bayi 1 berlangsung 15 menit, pada mengetahui manfaat dari IMD.
bayi ke 2 berlangsung 15 menit, pada bayi
ke 3 berlangsung 15 menit dan pada bayi ”Itu ya, biar dia bisa ini ya cari..apa
ke 4 berlangsung 10 menit. Semua bayi namanya..puting susu” (R1)
dalam waktu tersebut masih dalam ” Bagus” (R2)
keadaan siaga/diam.
Berdasarkan hasil observasi saat
pelaksanaan IMD diketahui bahwa tidak Motivasi keluarga
ada satu pun bayi yang berhasil Pada saat pelaksanaan IMD ibu
menemukan dan menghisap puting susu didampingi oleh keluarga seperti suami
ibunya. Setelah 15 menit bidan dan kakak kandung. Dari hasil observasi
mengangkat bayi, ditimbang, disuntik, diketahui bahwa keluarga ibu yang
diberi salep mata, dan dibedung tanpa mendampingi ibu saat persalinan tidak ada
dikembalikan ke dada ibunya dan akhirnya satu pun yang memberi motivasi saat
bayi diberi susu formula. Untuk itu dapat pelaksanaan IMD. Mereka hanya diam
diketahui bahwa pelaksanaan IMD tidak melihat tanpa melakukan tindakan apapun.
berhasil. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa
motivasi keluarga dalam pelaksanaan IMD
Pengetahuan Ibu masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara
mendalam kepada ibu yang melahirkan mendalam kepada keluarga ibu yang telah
secara normal dan telah melaksanakan mendampingi ibu saat pelaksanaan IMD di
IMD di RB dan BP Taman Sari Pekanbaru Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan
Tahun 2010, diketahui bahwa dua Taman Sari Pekanbaru, diketahui bahwa
informan menyatakan pernah mendengar seluruh informan belum mengetahui apa
IMD dan dua informan lagi tidak itu IMD.
mengetahui apa itu IMD, seperti
pernyataan mereka berikut. ”Gak tau lah itu..” (I)
”Gak tau” (II)
” pernah denger sih..” (R1) ”Gak tau” (III)
” ndak..” (R2)
Pada umumnya informan pernah
Informan pernah mendengar IMD dari menyarankan ibu untuk membiarkan bayi
televisi dan adiknya. segera menyusu di atas dada ibu dalam
”mmm..dari adek saya” (R1) satu jam setelah lahir.
Dua orang informan mempunyai “O…pernah…” (I)
pengetahuan tentang IMD. Berikut kutipan ”Mmm...pernah” (II)
wawancaranya: ”O... itu sering..” (III)
”Gak pernah.., ya karna saya belum
”gimana ya.. jelasinnya.., anak saya tau” (IV)
diletakkan di dada saya, itu ya dek
maksudnya?’ (R1) Informan yang sudah memberikan saran
kepada ibu, menyatakan bahwa tanggapan

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 34


Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

ibu senang dan menerima saran yang Menurut JNPK-KR (2007), dalam
diberikan. mengeringkan tubuh bayi, hindari
mengeringkan tangan bayi. Bau cairan
“senenglah dia..biar tau dia..” (I)
amnion pada tangan bayi juga
”baguslah....katanya” (II)
membantunya mencari puting susu ibunya
”ya...gak apa-apa bagus aja
yang berbau sama. Roesli (2008) juga
katanya” (III)
mengatakan verniks (zat lemak putih) yang
Seluruh responden menyatakan memberi melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak
dukungan kepada ibu saat pelaksanaan dibersihkan karena zat ini membuat
IMD. nyaman kulit bayi.
“ya, memberi dukungan” (I) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
”Semangatkan aja..” (II) pelaksanaan IMD hanya berlangsung rata-
”iya” (III) rata 15 menit saja. Sebaiknya pelaksanaan
”ya, memberi dukungan lah...” (IV) IMD dilakukan sekurang-kurangnya
Motivasi petugas (Bidan) selama 1 jam, karena menurut JNPK-KR
Hasil observasi saat pelaksanaan IMD (2007), biarkan bayi tetap melakukan
diketahui bahwa bidan sudah kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
melaksanakan tahap-tahap IMD namun sedikit satu jam. Sebagian besar bayi akan
belum mengarahkan dan membimbing ibu berhasil melakukan Inisiasi Menyusu Dini
dalam pelaksanaan IMD yang benar, hal dalam waktu 30-60 menit. Roesli (2008)
ini dapat dilihat dari cara bidan juga mengemukakan dalam waktu 15-30
mengeringkan bayi, bidan mengeringkan menit bayi masih dalam stadium
badan bayi tanpa terkecuali (termasuk istirahat/diam dalam keadaan siaga.
kedua tangan bayi dan cairan verniks Saat observasi terlihat rata-rata bayi
dikeringkan) dan pelaksanaan IMD hanya dalam keadaan membuka mulut. Hal ini
berlangsung 15 menit. Oleh karena itu menandakan bayi siap untuk mencari dan
dapat diketahui bahwa motivasi petugas minum ASI ibunya, namun sayang bayi
masih rendah. tidak diberi kesempatan untuk melakukan
semua itu, padahal bayi sudah
Pembahasan menunjukkan perilaku alaminya untuk
mendapatkan sumber kehidupannya yaitu
Pelaksanaan IMD ASI.
Berdasarkan hasil observasi diketahui Berdasarkan teori dan penelitian
bahwa bidan sudah mengikuti tahap-tahap tersebut dapat disimpulkan bahwa bayi
pelaksanaan IMD seperti memotong tali belum dapat menemukan dan menghisap
pusat bayi, mengeringkan bayi, puting susu ibunya hanya dalam waktu 15
meletakkan bayi di atas dada ibunya menit.
dengan kontak kulit dan kulit, bayi diberi
topi dan diselimuti. Namun cara bidan Keberhasilan Pelaksanaan IMD
dalam mengeringkan bayi belum benar, Berdasarkan hasil observasi dapat
karena seluruh badan bayi dikeringkan diketahui bahwa tidak ada satu pun ibu
tanpa terkecuali, sebaiknya cara yang berhasil melaksanakan IMD. Hanya
mengeringkan yang benar yaitu tubuh bayi dalam waktu 15 menit bayi tidak akan bisa
dikeringkan kecuali kedua tangannya menemukan dan menghisap puting susu
karena bau ditangan bayi menyerupai bau ibunya, selanjutnya bidan tidak
ASI sehingga menuntun bayi untuk meletakkan kembali bayi di atas dada
menemukan puting susu ibunya dan ibunya, bahkan selanjutnya bayi diberi
verniks atau lemak putih yang menempel susu formula. Padahal susu formula sangat
di kulit bayi seharusnya tidak dibersihkan tidak baik diberikan pada bayi.
karena zat ini menyamankan kulit bayi.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 35


Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

IMD dikatakan berhasil apabila bayi Menurut JNPK-KR (2007) selama


dapat menemukan dan menghisap puting pelaksanaan IMD ibu dapat merangsang
susu ibunya dalam satu jam pertama bayi dengan memeluk dan membelai
kelahirannya, dan jika satu jam pertama bayinya.
bayi tidak berhasil maka dicoba lagi Ibu tidak melakukan hal tersebut dapat
diletakkan di dada ibunya dengan kontak disebabkan karena ibu tidak mengetahui
kulit dan kulit selama satu jam lagi. apa yang harus dilakukan saat pelaksanaan
Menurut JNPK-KR (2007) jika bayi belum IMD berlangsung. Hal ini disebabkan juga
berhasil melakukan inisiasi menyusu dini karena ibu kurang mendapatkan informasi
dalam waktu satu jam, posisikan bayi lebih tentang IMD, sehingga pengetahuan ibu
dekat dengan puting susu ibu dan biarkan tentang IMD masih rendah dan tidak dapat
kontak kulit dengan selama 30-60 menit untuk menerapkan pada tindakan
berikutnya. nyatanya. Roesli (2008) juga
Hasil penelitian Edmond (2006) yang mengemukakan bahwa informasi yang
dilakukan di Ghana terhadap 11.000 bayi, diperoleh ibu tentang IMD juga
didapat bahwa jika bayi berhasil mendukung dalam keberhasilan
melakukan IMD dalam satu jam pertama pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu Ibu pada dasarnya tidak pernah
(setidaknya selama satu jam) maka 22% memperoleh informasi tentang IMD dari
nyawa bayi di bawah 28 hari dapat petugas RB dan BP Taman Sari
diselamatkan. Pekanbaru, dua orang ibu yang
Hasil observasi menunjukkan saat menyatakan mengetahui tentang IMD
pelaksanaan IMD tidak berhasil bidan hanya memperoleh informasi dari televisi
langsung mengangkat bayi untuk dan orang terdekat. Hal ini mengakibatkan
mendapatkan asuhan bayi baru lahir dan informasi yang di dapat tidak banyak dan
kemudian dibedung tanpa diletakkan bahkan masih ada ibu yang belum pernah
kembali kontak kulit dan kulit di atas dada mengetahui tentang IMD dan manfaat dari
ibunya dan diberi susu formula. IMD.
Menurut Roesli (2008) makanan awal
Motivasi keluarga
nonASI mengandung zat putih telur yang Berdasarkan hasil observasi yang
bukan berasal dari susu manusia, misalnya dilakukan peneliti pada 4 orang anggota
susu hewan. Hal ini dapat mengganggu keluarga ibu yang mendampingi ibu saat
pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan persalinan di RB dan BP Taman Sari
alergi lebih awal. diperoleh bahwa, selama pelaksanaan IMD
Pengetahuan ibu berlangsung anggota keluarga ibu tidak
Berdasarkan hasil observasi yang ada yang memberi ibu dukungan atau
dilakukan peneliti saat pelaksanaan IMD motivasi.
berlangsung ibu tidak melakukan apa-apa, Hal ini dapat diketahui dari pengamatan
melainkan hanya memegang bayinya saja. peneliti, selama pelaksanaan IMD
Hal ini juga diperkuat dengan hasil berlangsung anggota keluarga ibu hanya
wawancara mendalam dimana ibu diam melihat, tanpa melakukan apapun.
menyatakan saat bayi di atas dada ibu, ibu Hal ini dapat disebabkan karena
hanya memegang bayi tanpa memberikan pengetahuan/informasi yang diperoleh
rangsangan apapun. Sebaiknya selama anggota keluarga ibu masih sangat rendah,
bayi di atas dada ibu, ibu memberikan sehingga mengakibatkan motivasi keluarga
rangsangan dengan membelai tubuh bayi dalam pelaksanaan IMD masih rendah.
dengan lembut, agar bayi merasa nyaman Berdasarkan hasil wawancara
dekat dengan ibunya dan aktif untuk mendalam yang dilakukan pada 4 orang
berusaha mencari puting susu ibunya. anggota keluarga ibu antara lain: tiga

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 36


Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

orang suami dan satu orang kakak kandung Pelaksanaan IMD oleh bidan tidak
ibu, diperoleh bahwa ke empat informan sesuai dengan tatalaksana IMD yang baik
belum mengetahui IMD, namun dari empat dan benar. Hal ini dapat dilihat dari cara
informan, tiga diantaranya mengaku mengeringkan bayi, seharusnya bayi
pernah menyarankan ibu untuk meletakkan dikeringkan kecuali kedua tangannya
bayi di dada ibu satu jam pertama setelah karena cairan yang ada di tangan bayi
lahir, sedangkan satu informan lagi mempunyai bau dan rasa yang sama
menyatakan tidak pernah menyarankan ibu dengan ASI. Hal ini akan menuntunnya
dengan alasan tidak pernah mengetahui untuk menemukan puting susu ibu. Begitu
tentang IMD. juga dengan verniks (zat lemak putih) yang
Berdasarkan hasil wawancara menempel pada bayi sebaiknya jangan di
mendalam, ke empat anggota keluarga ibu bersihkan karena zat itu menyamankan
menyatakan mendukung ibu saat kulit bayi.
pelaksanaan IMD berlangsung, namun Hal tersebut diperkuat dengan teori
pada umumnya seluruh informan menurut Roesli (2008) kedua tangan bayi
menyatakan cara mereka mendukung tidak boleh dikeringkan karena cairan
hanya dengan perasaan senang dan setuju ditangan bayi menyerupai bau ASI
tanpa ada tindakan nyata. Hal ini sesuai sehingga menuntun bayi untuk mencari
dengan hasil observasi yang dilakukan puting susu ibunya serta vernix (lemak
oleh peneliti bahwa anggota keluarga ibu putih) sebaiknya tidak dibersihkan
tidak ada yang memberi dukungan yang karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
nyata untuk meningkatkan percaya diri ibu Selain itu bidan juga tidak
selama pelaksanaan IMD berlangsung. melaksanakan prinsip IMD. Hal ini
Menurut Roesli (2008) pada dibuktikan dengan pelaksanaan IMD
pelaksanaan inisiasi menyusu dini hanya berlangsung 15 menit. Menurut
dianjurkan kepada ayah agar membantu tatalaksana IMD yang benar, pelaksanaan
ibu untuk mengenali tanda-tanda atau IMD itu berlangsung sekurang-kurangya 1
perilaku bayi sebelum menyusu. jam, karena pada umumya bayi berhasil
Dukungan ayah akan meningkatkan rasa menemukan dan menghisap puting susu
percaya diri ibu. ibu pada usia 60 menit, pada usia 15 menit
bayi masih dalam stadium istirahat
Motivasi petugas
keadaaan siaga.
Observasi yang dilakukan pada saat
Menurut JNPK-KR (2007), biarkan
bidan RB dan BP Taman Sari menolong
bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
persalinan diperoleh bahwa tahap-tahap
di dada ibu paling sedikit satu jam.
bidan dalam pelaksanaan IMD adalah bayi
Sebagian besar bayi akan berhasil
lahir langsung dilakukan pemotongan tali
melakukan IMD dalam waktu 30-60 menit.
pusat, bayi dikeringkan di atas perut ibu
Dengan waktu 30-60 menit ini kontak kulit
yang di alasi kain kering, seluruh badan
antara bayi dan ibu akan mencegah
bayi dikeringkan tanpa terkecuali.
kejadian hipotermi pada bayi baru lahir.
Selanjutnya bayi diletakkan oleh bidan di
Berdasarkan hasil observasi di atas
atas dada ibu tanpa dialasi kain yaitu
dapat disimpulkan bahwa bidan belum
kontak kulit bayi dan kulit ibu, bayi di beri
mengarahkan dan membimbing dalam
topi dan di selimuti. Selama bayi di atas
pelaksanaan IMD yang benar. Hal ini
dada ibu bidan sibuk menjahit perinium,
dapat sebabkan karena bidan ingin cepat
dan IMD hanya berlangsung 15 menit saja.
selesai sehingga pelaksanaan IMD yang
Kemudian bayi diangkat, dibersihkan,
dilakukan hanya sebagai syarat tanpa
disuntik, diberi salep mata, ditimbang lalu
melakukan tahap-tahap yang benar dan
di bedung dan diberi susu formula.
tepat, sehingga akibatnya pelaksanaan
IMD pun tidak berhasil dilakukan.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 37


Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan 2010
Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

Kesimpulan Dan Saran Budiasih, S, K. 2008. Handbook ibu


menyusui. PT. Karya kita. Bandung.
Pelaksanaan IMD di RB dan BP Taman
Sari Pekanbaru belum terlaksana dengan Edmond, M, K. 2006. Delayed
baik dan benar. Hal ini dapat disebabkan breastfeeding initiation increases risk of
karena masih rendahnya motivasi dari neonatal mortality. Pediatric.
petugas dan keluarga dalam pelaksanaan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
IMD serta masih kurangnya pengetahuan Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). 2007.
ibu tentang IMD. Pelatihan asuhan persalinan normal bahan
Saran Bagi bidan RB dan BP Taman tambahan inisiasi menyusu dini. Jakarta.
Sari Pekanbaru perlu memberikan
motivasi untuk keberhasilan pelaksanaan Lepong, M.P., and Ngadiarti, I. 2009. The
IMD dengan cara memberikan informasi influence of early suckling initiation to the
tentang IMD kepada ibu yang growth and health of 2 months infants in
memeriksakan kehamilannya beserta east Jakarta. The emerging of double
anggota keluarganya dan mengarahkan burden, nutrition problem in Indonesia.
tahap-tahap pelaksanaan IMD yang benar, International Dietetic Update., Yogyakarta.
memasang poster-poster tentang IMD, dan Notoatmodjo, S. 2005. Promosi kesehatan
pelatihan-pelatihan untuk petugas teori dan aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.
penolong persalinan.
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini
Ucapan Terima Kasih plus ASI eksklusif. Pustaka Bunda.
Ucapan terima kasih kami sampaikan Jakarta.
kepada Direktur Rumah Bersalin dan Balai Soekirman & Susana, H. (Eds). 2006.
Pengobatan Taman Sari Pekanbaru, bidan, Hidup sehat. PT. Primamedia Pustaka.
dan responden, serta semua pihak yang Jakarta.
telah membantu penelitian ini.
Survei Demografi kesehatan Indonesia
(SDKI). 1997.
Survei Demografi kesehatan Indonesia
(SDKI). 2002.
Daftar Pustaka Survei Demografi kesehatan Indonesia
(SDKI). 2007

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1, November 2010 38

Anda mungkin juga menyukai