Anda di halaman 1dari 8

RMK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PERILAKU ORGANISASI

EVELINE CLEARY ZANETA


(A031171521)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang
dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi
yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem
pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki
tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk
meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.

Keselarasan Tujuan

Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi


mencapai tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasi
perusahaan tersebut mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang
cenderung tidak sama dengan kepentingan perusahaan.

Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa


mungkin adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah
tercapainya tujuan perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti
tindakan-tindakan yang mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan
pribadinya masing-masing sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


Faktor- aktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari
faktor eksternal dan faktor internal.
A. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku
yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian
dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota
organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat,
dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas.

B. Faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan
dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas dan
kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah
selama bertahun-tahun.

2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling
kuat terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai
perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap bawahan
yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut
juga mencerminkan sikap CEO.

Sistem Pengendalian Formal


Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu system pegendalian
manajamen dan peraturan (rules).
A. Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis
instruksi dan pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja,
prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis.
Hampir semua aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai
aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi.
Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak etis,
ilegal atau tindakan lain yang tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat
dilihat di bawah ini :
1. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan
dapat dilakukan dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci,
ruangan besim password komputer, cctv, dan lain-lain.
2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan
menjalankan mesin, panduan untuk meminta fasilitas bagi organisasi, dan
lain-lain.
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin
arus informasi yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk
mencegah (meminimalkan) kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi
pemeriksaan silang secara terinci, menghitung uang dan aktiva sesering
mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal
dan eksternal.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas-
tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas
biasanya dikendalikan melalui peraturan-peraturan.

B. Proses Pengendalian Formal


Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara terus
menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan
perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik
(strategic plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan semua
informasi yang tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini.
Tipe-tipe Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem
pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu
sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori
umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-
fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.

Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer
yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang
memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer
produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan
yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab
atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil
harus mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang
yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis. Oleh
karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional adalah memiliki potensi
untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam organisasi
fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi
fungsional, diantaranya :
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional
secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena
tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir.
Dengan demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab
terhadap laba kepada manajer setiap individual.
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi
dari fungsi tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-
fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun
perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.

Organisasi Unit Usaha (Divisional)


Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang
juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam
produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab
untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang
terpisah.
Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin
setiap unit bisnis.
2. Konflik antar bisnis
3. Kurangnya kerjasama
4. Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah
5. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen
Fungsi Controller
Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi dan peran kontroler
meliputi:
1. Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang
saham dan pihak eksternal
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan
tersebut untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran
dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam
anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan
yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendalian.

Hubungan dengan Organisasi Lini

Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler bisaanya


bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang
mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah
tanggung jawab jajaran manajemen.
Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk
mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan
sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini,
yang menggunakan informasi yang disediakan oleh controller sehingga controller
merupakan staf CEO.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada
beberapa kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang
aanggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan
dinas; seorang manajer lini lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya
yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan
anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan
kinerja, menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas
beberapa tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller
bertindak hampir seperti manajer lini.

Controller Unit Usaha


Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka.
Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang
memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi
lain, mereka juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak
kepada siapa mereka memberikan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai