Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul yaitu dengan metode kualitatif melalui

pendekatan deskriptif. Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan

kepada mutu dan setiap berkas rekam medis. Petugas akan mengambil dan

menganalisis kualitas rekam medis pasien sesuai dengan standar mutu yang

ditetapkan. Dirjen Yanmed (2006:79)

Menurut Sukhman (1998:72), mengemukakan bahwa metode

pendekatan deskriptif adalah “penyelidikan yang menuturkan, menganalisa,

mengklasifikasi”. Pelaksanaan metode deskriptif itu tidak terbatas hanya

sampai mengumpulkan data, tetapi analisa dan interpretasi data tersebut.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyelesaikan skripsi ini, teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung adalah

dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke subjek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Ridwan (2004:104)

76
77

2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studu

penelaahan terhadap buku-buku, litelatur-litelatur, catatan-catatan dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

dipecahkan. Nazril (1998:11)

3. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui Tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertenti dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-

hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterpresentasikan situasi dan fenomena yang terjadi dan tidak

mungkin bisa ditentukan melalui observasi. Suginono (2009:317)

3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Pada proses pengembangan perangkat lunak, penulis menggunakan

model waterfall, karena metode ini membantu mengatasi kerumitan dan

memerinci apa yang harus dilakukan dalam perancangan perangkat lunak.

Model ini sering disebut juga dengan classic life atau linear sequential

model. Muncul pertama kali sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap

kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai dalam software

engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut

mulai dari level kebutuhan sistem, lalu menuju ke tahap analisis, desain,

coding, testing/verification dan maintance.


78

Menurut Pressman (2010:39), model proses waterfall yang juga

dikenal dengan classic life cycle, adalah “model klasik yang bersifat

sistematis, berurutan dalam mengembangan perangkat lunak”. Model ini

melingkupi aktivitas-aktivitas seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

System Engineering

Analysis

Design

Coding

Testing

Maintenamce/
Operation

Gambar 3.1 Waterfall atau Model Air Terjun


Sumber : Pressman, (2010)

Pada model ini digunakan beberapa tahap yang meliputi :

A. Rekayasa Sistem Informasi (System Information Engineering)

Merupakan tahap dimana sasaran yang akan diteliti ditinjau

terlebih dahulu. Tahap ini menitikberatkan pada penelitian lapangan, yang

meneliti langsung objek yang akan diteliti, kemudian menetapkan semua

kebutuhan elemen dan mengalokasikan sebagian kebutuhan tersebut

kedalam perangkat lunak.

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan kurang lebih dua

bulan, sasaran yang diteliti adalah pada sistem informasi kelengkapan

rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung, karena

sistem informasi komputerisasi yang digunakan kurang efektif dalam


79

menunjang kegiatan tersebut, sehingga sistem tersebut perlu adanya

perancangan sistem informasi kembali dengan menggunakan

pengembangan perangkat lunak waterfall, sehingga memudahkan untuk

perancangan sistem informasi tersebut.

B. Analisis (Analysis)

Merupakan tahapan dimana semua kebutuhan yang diperlukan

dianalisis dalam pelaksanaan pengembangan perangkat lunak dan

menetapkan informasi domain untuk perangkat lunak, seperti fungsi untuk

kerja dan antar muka.

Pada tahap ini peneliti menganalisa masalah yang ada pada sistem

informasi kelengkapan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum

Pindad Bandung yang masih dilakukan dengan menggunakan microsoft

excel yang membuat tampilan dalam isian form terlihat banyak dan

membingungkan, juga dalam pelaporan dengan microsoft excel tidak dapat

memenuhi sesuai kebutuhan petugas, sehingga kurang efektif dan efisien

dari segi interface juga terlihat kurang menarik.

C. Perancangan

Merupakan tahap perancangan sistem yang akan dibangun seperti

arsitektur sistem perangkat lunak dan karakteristik antar muka. Proses

perancangan menerjemahkan kebutuhan ke dalam perangkat lunak

sebelum memulai pengkodean.

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan flowmap untuk sistem

yang akan dirancang yaitu sistem informasi kelengkapan rekam medis


80

rawat inap di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung dan juga dilakukan

proses pemodelan data flow diagram untuk perancang alur dari sistem

perancangan database menggunakan entity relationship diagram. Setelah

itu peneliti membuat rancangan tampilan antar muka diantaranya form

login, form kelengkapan rekam medis rawat inap dan form laporan.

D. Pengkodean

Merupakan tahap menterjemahkan desain kedalam bahasa

pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap ini, peneliti

melakukan tahap pengkodean pada sistem informasi kelengkapan rekam

medis rawat inap yang menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 dari

kode-kode tersebut.

E. Pengujian

Merupakan tahap pengujian perangkat lunak yang dikembangkan

untuk menganalisa kesalahan-kesalahan dan menjamin bahwa masukan

sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

Pengujian pada sistem informasi kelengkapan rekam medis rawat

inap dapat dilakukan dengan pengujian perangkat lunak yang umum

digunakan, yaitu metode black box karena pengujian dengan model ini

merupakan pengujian yang menekankan pada fungsionalitas dari sebuah

perangkat lunak tersebut.


81

F. Maintenance

Pemeliharaan adalah penerapan secara keseluruhan disertai

pemeliharaan jika perubahan struktur baik bagi software maupun

hardware.

Kelebihan Model Waterfall menurut Pressman (2005:79) anatara lain adalah

ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan

benar di awal project, maka Software Engineering dapat berjalan dengan baik dan

tanpa masalah.

Anda mungkin juga menyukai