Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif

korelasional. Teknik kuantitatif korelasional digunakan untuk menguraikan dan

mengukur seberapa besar tingkat hubungan antara variabel atau secara perangkat

data, untuk menerapkan rancangan korelasional ini, peneliti hanya meneliti

sekelompok subyek, bukan dua atau lebih kelompok (Sugiyono, 2007). Pendapat dari

Azwar (2003), penelitian korelational bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan

di antara variabel – variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap

variasi variabel – variabel yang bersangkutan.

III.2 Variabel Penelitian

Variabel – variabel dalam penelitian disusun berdasarkan landasan teori dan

hipotesis penelitian seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Variabel – variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel X

Variabel bebas atau independent variabel merupakan variabel yang digunakan

sebagai penyebab utama dari suatu penelitian. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah locus of control internal.

42
43

2. Variabel Y

Variabel terikat atau dependent variabel merupakan variabel yang digunakan

sebagai permasalahan utama atau akibat dalam penelitian. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi.

Adapun secara skematis dapat digambarkan hubungan masing – masing

variabel, sebagai berikut:

X Y
Locus of Control Internal Komitmen Organisasi

III.3. Definisi Operasional Variabel

III.3.1. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan derajat kepercayaan seorang karyawan pada

perusahaan dan juga dorongan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya di

perusahaan itu, yang tercermin dengan adanya identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas

pada perusahaan. ( bahas penelitian yang sudah ada tenteng variabel yang diukur )

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala yang aitem - aitemnya disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator dalam Self Report Scales yang disusun

oleh Mowday (dalam Sopiah, 2008) yaitu:

1. Identifikasi yaitu Penerimaan dan kepercayaan karyawan terhadap nilai dan

tujuan organisasi,
44

2. Keterlibatan yaitu Keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi untuk

kemajuan organisasi,

3. Loyalitas yaitu Kemauan yang kuat dalam diri karyawan untuk tetap menjadi

bagian dari organisasi.

Indikator – indikator diatas digunakan untuk mengetahui komitmen organisasi pada

karyawan. Semakin tinggi skor yang didapat oleh karyawan maka mencerminkan

semakin tinggi pula komitmen organisasinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang

didapat oleh karyawan maka mencerminkan semakin rendah pula komitmen

organisasinya.

III.3.2. Locus of Control Internal

Locus of Control Internal merupakan pengendalian diri yang dimiliki individu

dalam mengendalikan kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya, menggunakan

potensi dalam diri dengan kemandirian, ketekunan dalam bekerja, memperhitungkan

setiap tindakan, serta kepercayaan pada kemampuan diri.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan

indikator-indikator Locus of Control Internal menurut Feist&Feist (2006) sebagai

berikut :

1. Kemandirian, yaitu keinginan karyawan yang tercermin dari perilaku untuk

menyelesaikan sendiri semua tugas – tugasnya,

2. Ketekunan dalam bekerja, yaitu kedisiplinan dari setiap usaha karyawan

dalam menyelesaikan pekerjaan,


45

3. Kepercayaan pada kemampuan diri, yaitu pemikiran didalam keyakinan diri

karyawan dalam melakukan aktivitas serta kesadaran akan resiko yang

dihadapi,

4. Memperhitungkan setiap tindakan, yaitu perilaku karyawan yang

memperhitungkan semua kemungkinan akibat dari setiap aktivitas yang akan

dilakukan baik mengenai keuntungan maupun kerugiannya,

Indikator – indikator di atas digunakan untuk mengetahui locus of control internal

pada karyawan. Apabila subyek mendapat nilai atau skor tinggi, maka menunjukkan

bahwa subyek cenderung memiliki locus of control internal yang tinggi. Sebaliknya

apabila subyek mendapatkan nilai atau skor yang rendah, menunjukkan bahwa

subyek cenderung memiliki locus of control internal yang rendah.

III.4. Populasi dan Sampel Penelitian

III.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Terdapat dua jenis populasi

dalam penelitian ini, yaitu populasi penelitian dan populasi sasaran. Populasi

penelitian merupakan populasi dari keseluruhan unit dalam penelitian, sedangkan

populasi sasaran adalah populasi penelitian yang diambil berdasarkan sifat dan dasar
46

penelitian. Karakteristik populasi penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan di

PT. “X” Surabaya pada tahun 2014 sejumlah 143 karyawan.

III.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

yaitu probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Dalam teknik ini menggunakan jenis simple random

sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009;82).

Menurut Arikunto (2006;133) pengambilan sampel harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya atau disebut juga sampel yang

representative. Untuk mencapai sampel yang representative peneliti menggunakan

pedoman yang dikemukakan oleh Issac dan Michael (dalam Sugiyono, 2009;87)

dengan taraf kesalahan 5% dari jumlah populasi sebesar 143 karyawan didapatkan

105 sebagai sampel penelitian.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah skala

model likert. Skala model likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
47

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang disusun dalam

bentuk kuesioner (Sugiyono,2007:93). ( ditambahkan teorinya )

Skala penelitian disusun berdasarkan pernyataan favorable dan un favorable.

Setiap aitem skala disediakan lima pilihan jawaban, subyek diminta untuk memilih

salah satu jawaban dari lima jawaban tersebut. Adanya ketentuan skoringnya adalah

sebagai berikut:

1. Pernyataan yang digunakan cenderung positif (favorable) sehingga pernyataan

yang dijawab Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 5, yang dijawab Setuju (S)

mendapat nilai 4, yang menjawab Ragu-Ragu (R) mendapat nilai 3, yang

dijawab Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 2, yang menjawab Sangat Tidak

Setuju (STS) mendapat nilai 1.

2. Pernyataan yang digunakan cenderung negatif (un-favorable) sehingga

pernyataan yang dijawab Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 1 yang dijawab

Setuju (S) mendapat nilai 2, yang menjawab Ragu-Ragu (R) mendapat nilai 3,

yang dijawab Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 4, yang menjawab Sangat Tidak

Setuju (STS) mendapat nilai 5.

Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam skala likert berdasarkan atas teori-

teori pendukung dan indikator-indikator yang dianggap mewakili variabel penelitian.

Bentuknya adalah sebaran butir dalam skala likert.

Dalam penelitian ini ada dua skala yang digunakan, yaitu:


48

a. Skala Komitmen Organisasi

Skala ini digunakan untuk mengungkap komitmen organisasi pada karyawan

PT. “X” di Surabaya.

Tabel 3.1
Blue Print Skala Komitmen Organisasi
No Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
1 Identifikasi 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 10
28
2 Keterlibatan 2, 8, 14, 20, 26 5, 11, 17, 23, 10
29
3 Loyalitas 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 10
30
Total 15 15 30

b. Skala Locus Of Control Internal

Skala ini digunakan untuk mengungkap Locus Of Control Internal pada

karyawan PT. “X” di Surabaya.

Tabel 3.2
Blue Print Skala Locus Of Control Internal
No. Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
Aitem

1 Kemandirian 1, 9, 17, 25 5, 13, 21, 29 8


1
2 Ketekunan dalam 2, 10, 18,26 6, 14, 22, 30 8
bekerja

3 Kepercayaan pada 3, 11, 19, 27 7, 15, 23, 31 8


3 kemampuan diri

4 Memperhitungkan 4, 12, 20, 28 8, 16, 24, 32 8


4 setiap tindakan

Total 16 16 32
49

III.6 Validitas dan Reliabilitas

III.6.1 Validitas

Validitas atau kesahihan alat ukur berarti instrument yang dipergunakan

sebagai alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007;121).

Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varians kesalahan yang

kecil sehingga dapat dipercaya bahwa angka yang dihasilkannya merupakan angka

yang sebenarnya.

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Secara

teknis, validitas isi ini untuk menguji validitas dari butir – butir suatu alat ukur yang

digunakan untuk mencerminkan definisi konseptual. Selanjutnya diuji cobakan, dan

dianalisis dengan analisis aitem atau uji beda.

Indeks diskriminasi aitem ini untuk mengetahui keajegan atau konsistensi tiap

aitem dengan menggunakan Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus:

n. XY   X 
. Y 
rxy 
n. X 2
  X 
2
n. Y 2
  Y 
2

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi item
∑ 𝑥 = jumlah skor masing-masing item
∑ 𝑦 = jumlah skor total
∑ 𝑥 2 = jumlah kuadrat skor setiap item
∑ 𝑦 2 = jumlah kuadrat skor total
50

∑ 𝑥𝑦 = jumlah perkalian antara skor total dan skor item


𝑁 = jumlah subyek
Untuk menguji instrumen, maka digunakan taraf signifikansi (p) = 5%. Jika

hasil yang didapat lebih besar dari r- tabel berarti valid.

III.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan atau

konsistensi skor yang diperoleh dari para subyek yang diukur dengan alat ukur yang

sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Artinya yang

paling luas reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan

atribut yang sebenarnya. (Suryabrata,2003:29).

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan reliabililtas internal, karena perhitungannya dilakukan berdasarkan

data dari instrumen tersebut, yaitu dengan menggunakan rumus Alpha cronbach.

Peneliti menggunakan rumus alpha karena instrumen berbentuk (rating scale) yang

dalam pengukurannya bervariasi dari 0 hingga 1, suatu item pengukuran dikatakan

reliabel jika memiliki nilai konsistensi alfa (α) ≥ 0,6 (Azwar, 2003:87). Adapun

rumusnya sebagai berikut:

𝑐 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟𝐻 = ( ) (1 − )
𝑐−1 𝜎𝑡2

Keterangan:
𝑟𝐻 = reliabilitas instrumen
c = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
51

𝜎𝑡2 = varians total


Hasil r-hitung kemudian dikonsultasikan dengan r-tabel pada taraf signifikansi

5%. Jika r hitung > r tabel, instrumen dikatakan reliabel dan jika r hitung < r tabel

instrumen dikatakan tidak valid. (Azwar, 2007:87)

III.7 Analisis Data

Setelah proses penarikan sampel dan pengumpulan data maka akan didapat

data kasar. Supaya data kasar ini dapat dengan mudah dan diinterpretasikan,

dibutuhkan suatu metode analisis data dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang

logis dari pengolahan data.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik analisis korelasi product moment, Dengan melakukan analisis korelasi product

moment maka akan diketahui arah korelasi dan signifikansi korelasi,

III.7.1. Uji Normalitas Sebaran

Menurut Sugiyono (2007) penggunaan statistik parametrik bekerja dengan

asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisa membentuk

distribusi normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan

adalah statistik non parametrik. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kenormalan

distribusi sebaran ubahan. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui semua

variabel yang akan diukur apakah mengikuti hukum sebaran normal baku (normal

distribution).
52

Dalam penelitian ini, uji normalitas akan menggunakan teknik Kolmogorov-

Smirnov, dengan kaidah apabila nilai p ≥ 0,05 maka distribusi data bersifat normal,

sebaliknya apabila nilai p ≤ 0,05 maka distribusi data bersifat tidak normal

III.7.2. Uji Linieritas Hubungan

Uji linieritas merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidak hubungan

bersifat linier antar variabel yang diteliti. Hubungan antara dua variabel dinyatakan

linier dalam uji linearitas via Anova apabila taraf signifikansi (p) linearity < 0,05,

atau taraf signifikansi (p) deviation from linearity > 0,05

III.7.3 Uji Hipotesis

Analisis data merupakan langkah yang dilakukan setelah terkumpulnya data

dari seluruh responden atau dari sumber data lain. Data yang diperoleh dari

penyebaran angket masih berupa data kasar, karena itu diperlukan sebuah metode

analisis data untuk menginterpretasi dan menarik kesimpulan dari data tersebut. Ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini

dapat diketahui dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment Karl

Pearson. Rumus teknik analisis product moment adalah :

n. XY   X 
. Y 
rxy 
n. X 2
  X 
2
n. Y 2
  Y 
2

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
x = skor variabel locus of control internal
y = skor variabel komitmen organisasi
∑x = jumlah skor total variabel x
∑y = jumlah skor total variabel y
∑xy = hasil kali antara skor total variabel x dan y
n = jumlah subyek

Anda mungkin juga menyukai