PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Diploma IV Gizi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang merupakan pendidikan vokasi yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan
keahlian terapan bidang Gizi setingkat sarjana. Proses pembelajaran ditempuh selama 8
semester (4 tahun) dengan beban SKS sebanyak 146 SKS dan dilakukan dengan baik dalam
bentuk teori kelas, praktik laboratorium maupun praktik kerja lapangan. Praktik kerja
lapangan bidang gizi masyarakat dilakukan di institusi pengelola program gizi tingkat
nasional, kabupaten dan puskesmas kecamatan. Pada prinsipnya lulusan diharapkan mampu
dan terampil dibidang gizi klinik , gizi masyarakat dan gizi institusi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/IV/2007
tentang Standar Profesi Gizi dan Kurikulum Program Diploma IV Gizi tahun 2011 (SK
Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nomor HK.02.05/I/III/2/09019/2011,
mencantumkan 5 (lima) peran lulusan Pendidikan Program DIV Gizi, yaitu : 1) Pengelola
Program Perbaikan Gizi Masyarakat, 2) Pengelola Pelayanan Gizi di Institusi, 3) Pengelola
Program Gizi Klinik untuk Individu dan Kelompok, 4) Pengelola Pendidikan Gizi, 5)
Pengelola Penelitian Gizi.
Pendidikan Diploma IV Gizi merupakan pendidikan vokasi yang menghasilkan
Sarjana Terapan Gizi. Lulusan baru (fresh graduate) berperan sebagai pengelola pelayanan
gizi yang mempunyai 11 (sebelas) kemampuan.Praktik Kerja lapangan (PKL) MPGM
merupakan penerapan pengetahuan tentang pengelolaan kegiatan/manajemen pelayanan gizi
masyarakat yang dilaksanakan di Dinas kesehatan kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Sesuai dengan visi program Diploma IV yaitu menjadi program studi yang unggul
terutama dalam penanggulangan penyakit degeneratif pada tahun 2025, maka kegiatan
pelayanan gizi masyarakat dikhususkan kepada kelompok masyarakat beresiko (bayi, balita,
bumil, busui, tenaga kerja ) dan termasuk kelompok beresiko menderita penyakit
degeneratif ( seperti usia lanjut).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
PKL MPGM ini merupakan penjabaran dari kelompok mata kuliah yang bertujuan
untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar
memperoleh hasil yang efisien,efektif dan optimal untuk dapat mencapai kompetensi
sebagai Sarjana Terapan Gizi.
2. Tujuan Khusus
Setelah pelaksanaan PKL MPGM, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan
manajemen pelayanan gizi masyarakat tingkat puskesmas dan dinkes kabupaten /kota di
Semester VIII. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Pendidikan Diploma IV Gizi
merupakan pendidikan vokasi yang menghasilkan Sarjana Terapan Gizi. Lulusan baru (
fresh graduate) berperan sebagai pengelola pelayanan gizi yang :
a. Mampu menyampaikan informasi pelayanan gizi melalui komunikasi efektif dengan
menggunakan prosedur baku
b. Mampu menerapkan berbagai strategi komunikasi dalam pendidikan gizi dengan
menggunakan prosedur baku
c. Mampu menunjukkan nilai, sikap, dan perilaku yang tepat dalam pengelolaan
pelayanan gizi
d. Mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan sistem dalam menyediakan
pelayanan gizi dan klinis yang tepat bagi pasien, individu dan organisasi
e. Mampu mengelola pendidikan dan pelatigan untuk pelayanan gizi dengan
menggunakan prosedur baku
f. Mampu melakukan advokasi program pangan, gizi dan kesehatan dengan dengan
menggunakan prosedur baku
g. Mampu menerapkan konsep dan prinsip pangan, gizi dan kesehatan dalam pelayanan
gizi
h. Mampu berpikir kritis dalam mengkaji konsep pangan, gizi dan kesehatan untuk
pelayanan gizi
i. Mampu mengelola pengembangan operasional pelayanan gizi.
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKL
a. Lokasi PKL
PKL MPGM dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota dan 2
Puskesmas yang berada di wilayah kerja Kabupaten 50 Kota yaitu Puskesmas
Tanjung Pati dan Puskesmas Dangung-dangung.
b. Waktu Pelaksanaan PKL
PKL MPGM dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 21 Februari 2017 yang
terdiri dari :
1. PKL di Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota dilakukan 7 hari (tanggal 6-10
Februari 2017 dan tanggal 21-22 Februari 2017)
2. PKL di Puskesmas Tanjung Pati dan Dangung-dangung dilakukan 6 hari
(tanggal 13-18 Februari 2017)
BAB II
PELAKSANAAN PKL
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota secara administratif memiliki luas 3.354,30 km2 yang
terbagi atas 13 Kecamatan, 79 Nagari, 407 Jorong. Kecamatan terluas adalah Kapur IX
(723,36 Km2), kemudian diikuti oleh Pangkalan Koto Baru (712,06 Km2) dan Harau
(416,80 Km2) serta Lareh Sago Halaban (394,85 Km2). Keempat kecamatan tersebut
mencakup 67% luas kabupaten, sedangkan kecamatan terkecil adalah Luak dengan luas
61,68 Km2, kemudian diikuti oleh situjuh Limo Nagari (74,18%) dan Akabiluru (94,26
Km2). Nagari dan jorong terbanyak berada di Kecamatan Harau yaitu 11 nagari dan 43
jorong dan jumlah nagari terkecil berada pada Kecamatan Gunuang Omeh dengan 3
nagari dan 17 jorong.
Secara geografis Kabupaten Lima Puluh Kota terletak pada 0025’28,71” LU-
0022’14,52” LS dan 100015’44,10 BT-100050’47,80” BT, dan lokasi ini juga berada di
bagian timur provinsi Sumatera Barat. Di sebelah utara, Kabupaten Lima Puluh Kota
berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau,
sebelah selatan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sinjunjung, sebelah barat
dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman, serta sebelah timur dengan
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Disamping itu Kabupaten Lima Puluh Kota
merupakan satu-satunya daerah yang berbatasan dengan Kota Payakumbuh, dimana kota
Payakumbuh terletak ditengah Kabupaten Lima Puluh Kota.
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki topografi bervariasi mulai dari datar, lereng,
bergelombang dan berbukit dengan ketinggian variasi dari 110-905 m di atas permukaan
laut (dpl). Daerah terendah (110 m dpl) berada di Pangkalan Koto Baru dan daerah
tertinggi (905 m dpl) berada di Banja Laweh Kecamatan Bukik Barisan. Di Kabupaten
Lima Puluh Kota terdapat 3 gunung, diantaranya tertinggi Gunung Sago (2.261 m). Di
daerah ini juga terdapat 17 buah sungai yang tersebar di beberapa kecamatan. Sungai
terpanjang adalah batang Sinamar yang melintasi Kecamatan Gunung Omeh, Suliki,
Guguak, Mungka, Payakumbuh, Harau. Luak, Lareh Sago Halaban dengan panjang 96,13
Km, dan terpendek Batang Nenan di Kecamatan Bukik Barisan.
Bila ditinjau dari aspek penggunaan lahan maka sebagian besar wilayah Kabupaten
Lima Puluh Kota merupakan hutan dengan luas 171,805 Ha atau 51%, yang terdiri dari
hutan lindung seluas 114,667 Ha, hutan suaka alam dan wisata 20.673 Ha dan hutan
produksi seluas 35.465 Ha, lahan basah yang digunakan untuk sawah beririgasi produktif
14.090 Ha, sawah berigasi tidak produktif 6.641 Ha, sawah non irigasi 1.555 Ha, rawa
221 Ha, kolam/tebat/embung 1.320 Ha, waduk/danau 1.814 Ha, selebihnya berupa lahan
kering yang digunakan untuk perkebunan 38.150 Ha, permukiman/ perkarangan 7.790
Ha, industri 171 Ha, pertimbangan 395 Ha. Sementara itu terdapat pula lahan terlantar/
semak belukar seluas 54,525 Ha dan areal untuk penggunaan lainnya seluas 36,953 Ha.
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki iklim sedang dengan suhu rata-rata 240-280C
dan memiliki total curah hujan tahun 2012 sebesar 2.931 mm dengan jumlah hari hujan
mencapai 153 hari pertahun dan penyebaran hujan relatif merata setiap bulan di setiap
Kecamatan dan Nagari. Puncak curah hujan terjadi pergeseran dari tahun sebelumnya
dimana pada tahun 2011 puncak curah hujan terjadi pada bulan April dimana curah hujan
mencapai 314,00 mm sedangkan pada tahun 2012 puncak curah hujan terjadi pada bulan
Agustus dimana curah hujan mencapai 865,00 mm, dengan jumlah hari hujan mencapai 8
hari. Sedangkan pada bulan Januari merupakan curah hujan terendah dengan besar 50,00
mm yang berlangsung selama 5 (lima) hari.
2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasialkan dalam jangka waktu 1
sampai 5 tahun mendatang. Tujuan strategis ditetapkan dengan mengacu kepada
penyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan stategis,
sehingga dapat mengarah perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi dan visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota akan dapat mengetahui hal-hal yang harus
dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun kedepan dengan mempertimbangkan
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Lima Puluh Kota, maka tujuan yang ingin diwujudkan adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
b. Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu
c. Meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
e. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Sasaran yang ingin dicapai dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota
dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2021
adalah :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasana kesehatan
b. Pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang
berkualitas
c. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
d. Meningkatkan layanan BLUD RSUD AD
3) Uraian tugas Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a) Merumuskan dan melakanan visi dan misi Dinas
b) Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan rencana kinerja (RENJA)
Dinas.
c) Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang kesehatan.
d) Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang pengembangan sumber daya
manusia dibidang kesehatan.
e) Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayanan bidang kesehatan
f) Merumuskan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai bidang tugasnya.
g) Melaksanakan kebijakan teknis bidang kesehatan.
h) Melaksanakan pengawasan pelayanan bidang kesehatan
i) Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada Bupati bidang Kesehatan.
j) Mempelajari dan memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
k) Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkup
tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
l) Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris daerah dan instasi terkait lainnya
sesuai dengan lingkup tugasnya.
m) Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
n) Melaksanakan pembinaan akuntabilitas kenerja instasi dinas.
o) Melaksanakan pengendalian akuntabilitas kinerja instasi pemerintah dinas.
p) Mengordinasikan perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan pengawasan
tugas – tugas Sekretariat dan Bidang.
q) Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan
berlaku.
r) Melaksanakan pengawasan penggunaan anggaran sesuai dengan program dan
kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
s) Melaksanakan pengendalian penggunaan anggaran sesuai dengan program dan
kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku.
t) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat
1) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas mengelola urusan
kesekretariatan yang meliputi hukum, kepegawaian, administrasi umum, keuangan,
pengelolaan aset, program dan informasi kesehatan Dinas.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di lingkungan
Dinas Kesehatan
b) Koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberi dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten.
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten, dan
d) Pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten.
3) Uraian tugas Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a) Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dibidang kesekretariatan.
b) Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
c) Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang
berkaitan dengan kegiatan bidang kesekretariatan, dalam rangka pengambilan
keputusan/ kebijakan.
d) Mendistribusi dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Sub
Bagian, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e) Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas,
peningkatan produktivitas dan pengembagan karir bawahan.
f) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan.
g) Mewakili Kepala Dinas dalam hal Kepala Dinas berhalangan untuk melakukan
koordinasi ekstern yang berkaitan dengan tugas-tugas dinas.
h) Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas dinas.
i) Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan,
naskah dinas yang baik masuk mupun keluar.
j) Mengoreksi surat-surat atau naskah dinas di lingkup Dinas
k) Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas dalam rangka
pengambilan keputusan atau kebijakan. Mengatur pelaksanaan layanan dibidang
kesekretariatan kepada unit organisasi dilingkup Dinas.
l) Mengatur dan pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit
organisasi di lingkup Dinas.
m) Menyusun dan menelaah peraturan perundnag-undangan yang berhubungan
dengan Dinas.
n) Memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan
o) Mengelola pengadaan dan perlengkapan rumah tangga yang menjadi kebutuhan
Dinas
p) Mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas
q) Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan kesekretariatan
sesuai ketentuan yang berlaku.
r) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas
s) Mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas
t) Melaksanakan koordinasi dalam menunjukkan pemimpin kegiatan
u) Melaksanakan pengusulan/penunjukan bendahara dan pembantu bendahara.
v) Melaksanakan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kepada bendahara
w) Mengelola peencanaan dan program dinas
x) Mengelola dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan
pelaksanaan anggaran lingkup Dinas
y) Mengkoordinasikan tugas-tugas internal dilingkup Dinas
z) Memnatau , mengoordinasikan, dan melaporkan setiap kegiatan Dinas kepada
Kepala Dinas, dan
aa) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengn tugas
dan fungsinya.
6. Pencapaian Indikator Program Gizi Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu hamil yang mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan di setiap puskesmas
yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Ibu Hamil yang
Mendapatkan (TTD)
Target 85% Dibawah Target
minimal 90 Tablet Selama
Masa Kehamilan
≥ Rata-Rata (≥ 72.6%) 1. Puskesmas Tanjung 1. Puskesmas Sialang (73%)
Pati (85.9%) 2. Puskesmas Mungo (76.9%)
2. Puskesmas Dangung- 3. Puskesmas Pakan Rabaa
Dangung (96%) (83.4%)
3. Puskesmas Padang 4. Puskesmas Situjuah (73.3%)
Kandis (86%) 5. Puskesmas Taram (79.9%)
4. Puskesmas Rimbo 6. Puskesmas Mungka (75.2%)
Data (88.5%) 7. Puskesmas Koto Tinggi
(75.1%)
< Rata-Rata (<72.6%) 1. Puskesmas Koto Baru
(70.8%)
2. Puskesmas Piladang (68%)
3. Puskesmas Batu Hampar
(70.2%)
4. Puskesmas Halaban (64.8%)
5. Puskesmas Suliki (72.2%)
6. Puskesmas Maek (57.3%)
7. Puskesmas Baruah Gunuang
(52.2%)
8. Puskesmas Banja Laweh
(62.8%)
9. Puskesmas Muaro Pati
(55.8%)
10. Puskesmas Gunung
Malintang (60.4%)
11. Puskesmas Pangkalan
(68.7%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 11 puskesmas (50%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
7. Pencapaian Indikator Program Gizi Ibu Hamil KEK yang Mendapatkan PMT
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu hamil kekurangan energi
kronis (KEK) yang mendapatkan PMT di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Ibu Hamil KEK
Target 50% Dibawah Target
yang Mendapat PMT
≥ Rata-Rata (≥ 73%) 4. Puskesmas Sialang (86%)
5. Puskesmas Mungo (74%)
6. Puskesmas Halaban (83%)
7. Puskesmas Taram (97%)
8. Puskesmas Tanjung Pati
(100%)
9. Puskesmas Mungka (81%)
10. Puskesmas Suliki (93%)
11. Puskesmas Maek (100%)
12. Puskesmas Baruah
Gunuang (73%)
13. Puskesmas Koto Tinggi
(75%)
14. Puskesmas Muaro Pati
(84%)
15. Puskesmas Gunuang
Malintang (100%)
< Rata-Rata (<73%) 1. Puskesmas Batu Hampar 15. Puskesmas Dangung-
(67%) Dangung (43%)
2. Puskesmas Pakan Raba 16. Puskesmas Padang
(55%) Kandis (19%)
3. Puskesmas Situjuah (67%) 17. Puskesmas Rimbo
4. Puskesmas Banja Laweh Data (43%)
(63%)
5. Puskesmas Pangkalan
(56%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 17 puskesmas (77.3%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
8. Pencapaian Indikator Program Gizi Balita Kurus yang Mendapatkan Makanan
Tambahan
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita kurus yang
mendapatkan makanan tambahan di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita Kurus
yang Mendapatkan Target 75% Dibawah Target
Makanan Tambahan
≥ Rata-Rata (≥ 69%) 1. Puskesmas Batu Hampar 1. Puskesmas Halaban
(75%) (74%)
2. Puskesmas Mungo (100%) 2. Puskesmas Muaro Pati
3. Puskesmas Taram (96%) (72%)
4. Puskesmas Tanjung Pati
(100%)
5. Puskesmas Mungka (100%)
6. Puskesmas Baruah
Gunuang (75%)
7. Puskesmas Koto Tinggi
(87%)
< Rata-Rata (<69%) 1. Puskesmas Sialang
(25%)
2. Puskesmas Pakan Rabaa
(33%)
3. Puskesmas Situjuah
(27%)
4. Puskesmas Dangung-
Dangung (57%)
5. Puskesmas Pangkalan
(61%)
6. Puskesmas Rimbo Data
(50%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 6 puskesmas (23.3%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
9. Pencapaian Indikator Program Persentase Remaja Putri Mendapat TTD
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi remaja putri mendapat tablet
tambah darah di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota:
Indikator Persentase Remaja
Target 15% Di Bawah Target
Putri Mendapat TTD
≥ Rata-rata (≥ 28%)
< Rata-rata (< 28%) 1. Sialang (2,20%)
2. Dangung-dangung
(13,54%)
3. Mungka (0,63%)
4. Suliki (0,29%)
5. Muaro paiti (11,43%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 5 puskesmas (22.7%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
10. Pencapaian Indikator Program Persentase Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu nifas mendapat kapsul
vitamin A di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota:
11. Pencapaian Indikator Program Persentase Bayi Yang Baru Lahir Mendapat IMD
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi bayi baru lahir mendapat
IMD di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota:
Indikator Persentase Bayi
Yang Baru Lahir Mendapat Target 41% Diatas Target
IMD
≥ Rata-rata (≥ 87,5%) 1. Sialang (96%)
2. Koto baru (90%)
3. Piladang (87,6%)
4. Halaban (93,6%)
5. Situjuah (99,7%)
6. Tanjung pati (87,2%)
7. Dangung-Dangung
(88,1%)
8. Mungka (97,2%)
9. Suliki (94,2%)
10. Maek (90,7%)
11. Banja laweh (91,4%)
12. Koto tinggi (88,5%)
13. Gunung malintang
(96,7%)
14. Padang kandis (100%)
< Rata-rata (< 87,5%) 1. Rimbo data ( 72,2%)
2. Pangkalan (82,1%)
3. Muaro paiti (85,4%)
4. Baruah gunung (78,6%)
5. Pakan rabaa (71,4%)
6. Mungo (85,3%)
7. Batu hampar (76,8%)
8. Taram (72%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota tidak ada puskesmas yang memiliki pencapaian indikator
program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas. Akan tetapi ada
8 puskesmas (36.4%) yang rata-rata dibawah target.
12. Pencapaian Indikator Program Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir
Rendah (Berat Badan <2500 gram)
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi bayi dengan berat badan
lahir rendah (berat badan <2500 gram) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Persentase Bayi
Dengan Berat Badan Lahir
Target 5% Diatas Target
Rendah (Berat Badan <2500
gram)
≤ Rata-rata (≤ 5%) 1. Koto baru (3%)
2. Piladang (3%)
3. Halaban (4%)
4. Situjuah (2%)
5. Tanjung pati (2%)
6. Dangung-dangung (1%)
7. Padang kandis (1%)
8. Mungka (2%)
9. Baruah gunuang (3%)
10. Gunung malintang (2%)
Pangkalan (2%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 12 puskesmas (54.5%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
14. Pencapaian Indikator Persentase Balita Ditimbang Naik Berat Badannya
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang naik
berat badannya di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota:
Indikator Balita
Target
Ditimbang Yang Naik Dibawah Target 90%
90%
Berat Badannya
≥ Rata-Rata (≥ 78%) 1. Puskesmas Koto Baru (89 %)
2. Puskesmas Piladang (82%)
3. Puskesmas Batu Hampar (80%)
4. Puskesmas Mungo (80%)
5. Puskesmas Halaban (80%)
6. Puskesmas Pakan Rabaa (85%)
7. Puskesmas Situjuah (81%)
8. Puskesmas Tanjung Pati (86%)
9. Puskesmas Dangung-Dangung (82%)
10.Puskesmas Padang Kandis (89%)
11.Puskesmas Mungka (81%)
12.Puskesmas Buruah Gunang (78%)
13.Puskesmas Muaro Pati (79%)
< Rata-Rata (<78%) 1. Puskesmas Sialang (75%)
2. Puskesmas Taram (76%)
3. Puskesmas Suliki (76%)
4. Puskesmas Maek (77%)
5. Puskesmas Banja Laweh (67%)
6. Puskesmas Koto Tinggi (74%)
7. Puskesmas Gunuang Malintang
(64%)
8. Puskesmas Pangkalan (77%)
9. Puskesmas Rimbo Data (65%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
15. Pencapaian Indikator Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang tidak
naik berat badannya (T) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita
Target
Ditimbang Naik Berat Diatas Target 3%
dibawah 3%
Badannya
≥ Rata-Rata (<24%)
< Rata-Rata (≥ 24%) 1. Puskesmas Sialang (27%)
2. Puskesmas Koto Baru (11%)
3. Puskesmas Piladang (19%)
4. Puskesmas Batu Hampar (21%)
5. Puskesmas Mungo (19%)
6. Puskesmas Halaban (19%)
7. Puskesmas Pakan Rabaa (13%)
8. Puskesmas Situjuah (18%)
9. Puskesmas Taram (41%)
10. Puskesmas Tanjung Pati (20%)
11. Puskesmas Dangung-Dangung
(22%)
12. Puskesmas Padang Kandis (12%)
13. Puskesmas Mungka (17%)
14. Puskesmas Suliki (24%)
15. Puskesmas Maek (27%)
16. Puskesmas Baruah Gunung
(21%)
17. Puskesmas Banja Laweh (35%)
18. Puskesmas Koto Tinggi (28%)
19. Puskesmas Muaro Paiti (23%)
20. Puskesmas Gunuang Malintang
(40%)
21. Puskesmas Pangkalan (25%)
22. Puskesmas Rimbo Data (39%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota keseluruhan puskesmas (100%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi diatas target dan diatas rata-rata keseluruhan puskesmas.
16. Pencapaian Indikator Balita Ditimbang Yang Tidak Naik Berat Badannya 2x
berturut-turut
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang tidak
naik berat badannya 2x berturut-turut (2T) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita
Ditimbang Yang
Tidak Naik Berat Target dibawah 3% Diatas Target 3%
Badannya 2x
berturut-turut
≥ Rata-Rata (<4%) 1. Puskesmas Sialang (2%)
2. Puskesmas Koto Baru (2%)
3. Puskesmas Batu Hampar
(3%)
4. Puskesmas Mungo (1%)
5. Puskesmas Halaban (2%)
6. Puskesmas Pakan Rabaa
(1%)
7. Puskesmas Situjuah (3%)
8. Puskesmas Padang Kandis
(1%)
9. Puskesmas Mungka (1%)
10. Puskesmas Buruah Gunung
(1%)
11. Puskesmas Banja Laweh
(0%)
12. Puskesmas Koto Tinggi
(3%)
13. Puskesmas Gunuang
Malintang (1%)
< Rata-Rata (≥4%) 1. Puskesmas Piladang (4%)
2. Puskesmas Taram (19%)
3. Puskesmas Tanjung Pati
4%)
4. Puskesmas Dangung-
Dangung (5%)
5. Puskesmas Suliki (4%)
6. Puskesmas Maek (6%)
7. Puskesmas Muaro Paiti
(4%)
8. Puskesmas Pangkalan (8%)
9. Puskesmas Ribo Data (4%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi diatas target dan diatas rata-rata keseluruhan puskesmas.
% Puskesmas yang
Target Rata-rata
No Indikator Program Gizi Tidak Mencapai
(%) (%)
Target
1 Persentase kasus balita gizi buruk 100 100 -
yang mendapat perawatan
2 Persentase balita yang ditimbang 85 75,4 50
berat badannya
3 Persentase bayi usia kurang dari 6 42 68,8 40,9
bulan mendapat ASI Ekslusif
4 Persentase rumah tangga 90 94 13,6
mengkonsumsi garam beryodium
5 Persentase balita 6-59 bulan 85 72,3 63,6
mendapat kapsul vitamin A
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan Tablet Tambah
6 85 72,6 50
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
Persentase ibu hamil Kurang
7 Energi Kronik (KEK) yang 50 73 77,3
mendapat makanan tambahan
Persentase balita kurus yang
8 75 69 23,3
mendapat makanan tambahan
9 Persentase remaja putri yang 15 28 22,7
mendapat TTD
Persentase ibu nifas yang
10 97 74 45,5
mendapat kaspul vitamin A
Persentase bayi yang baru lair
11 41 87,5 -
mendapat IMD
Persentase bayi dengan berat
12 badan lahir rendah (berat badan 5 5 40,9
<2500 gram)
Persentase balita mempunyai buku
13 100 71,7 54,5
KIA/KMS
Persentase balita ditimbang yang
14 90 78 40,9
naik berat badannya
Persentase balita ditimbang yang
15 3 24 100
tidak naik berat badannya (T)
Persentase balita ditimbang yang
16 tidak naik berat badannya dua kali 3 4 40,9
berturut-turut (2T)
Persentase balita di Bawah Garis
17 1,5 1,1 40,9
Merah (BGM)
18 Persentase ibu hamil anemia 24 1,7 -
2. Prioritas Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah maka diperlukan penentuan prioritas
masalah. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa penting permasalahan tersebut perlu
dilakukan pemecahan masalah dan apakah permasalahan tersebut dapat diatasi. Prioritas
masalah tersebut menggunakan metode Delbeq sebagai berikut :
Tabel 2 Prioritas Masalah
Pembobotan
Prioritas
Indikator Masalah Besarnya Kemudahan Total
Kegawatan Biaya Masalah
Masalah Penanggulangan
Persentase balita yang
ditimbang berat 5 5 5 5 20 1
badannya
Persentase bayi usia
kurang dari 6 bulan 5 5 3 4 17 3
mendapat ASI Ekslusif
Persentase rumah
tangga mengkonsumsi 3 3 3 3 12 8
garam beryodium
Persentase balita 6-59
bulan mendapat kapsul 4 3 3 3 13 7
vitamin A
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan
Tablet Tambah Darah
4 5 3 3 15 5
(TTD) minimal 90
tablet selama masa
kehamilan
Persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik
5 4 3 3 15 5
(KEK) yang mendapat
makanan tambahan
Persentase balita kurus
yang mendapat 4 3 3 3 13 7
makanan tambahan
Persentase remaja putri
3 3 3 3 12 8
yang mendapat TTD
Persentase ibu nifas
yang mendapat kaspul 4 5 3 3 15 5
vitamin A
Persentase bayi dengan
berat badan lahir
5 5 2 3 15 5
rendah (berat badan
<2500 gram)
Persentase balita
mempunyai buku 3 3 3 5 14 6
KIA/KMS
Persentase balita
ditimbang yang naik 5 5 4 4 18 2
berat badannya
Persentase balita
ditimbang yang tidak 5 5 4 4 18 2
naik berat badannya (T)
Persentase balita
ditimbang yang tidak
naik berat badannya 5 5 2 3 15 5
dua kali berturut-turut
(2T)
Persentase balita di
Bawah Garis Merah 5 5 3 3 16 4
(BGM)