Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Studi Diploma IV Gizi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang merupakan pendidikan vokasi yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan
keahlian terapan bidang Gizi setingkat sarjana. Proses pembelajaran ditempuh selama 8
semester (4 tahun) dengan beban SKS sebanyak 146 SKS dan dilakukan dengan baik dalam
bentuk teori kelas, praktik laboratorium maupun praktik kerja lapangan. Praktik kerja
lapangan bidang gizi masyarakat dilakukan di institusi pengelola program gizi tingkat
nasional, kabupaten dan puskesmas kecamatan. Pada prinsipnya lulusan diharapkan mampu
dan terampil dibidang gizi klinik , gizi masyarakat dan gizi institusi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/IV/2007
tentang Standar Profesi Gizi dan Kurikulum Program Diploma IV Gizi tahun 2011 (SK
Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nomor HK.02.05/I/III/2/09019/2011,
mencantumkan 5 (lima) peran lulusan Pendidikan Program DIV Gizi, yaitu : 1) Pengelola
Program Perbaikan Gizi Masyarakat, 2) Pengelola Pelayanan Gizi di Institusi, 3) Pengelola
Program Gizi Klinik untuk Individu dan Kelompok, 4) Pengelola Pendidikan Gizi, 5)
Pengelola Penelitian Gizi.
Pendidikan Diploma IV Gizi merupakan pendidikan vokasi yang menghasilkan
Sarjana Terapan Gizi. Lulusan baru (fresh graduate) berperan sebagai pengelola pelayanan
gizi yang mempunyai 11 (sebelas) kemampuan.Praktik Kerja lapangan (PKL) MPGM
merupakan penerapan pengetahuan tentang pengelolaan kegiatan/manajemen pelayanan gizi
masyarakat yang dilaksanakan di Dinas kesehatan kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Sesuai dengan visi program Diploma IV yaitu menjadi program studi yang unggul
terutama dalam penanggulangan penyakit degeneratif pada tahun 2025, maka kegiatan
pelayanan gizi masyarakat dikhususkan kepada kelompok masyarakat beresiko (bayi, balita,
bumil, busui, tenaga kerja ) dan termasuk kelompok beresiko menderita penyakit
degeneratif ( seperti usia lanjut).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
PKL MPGM ini merupakan penjabaran dari kelompok mata kuliah yang bertujuan
untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar
memperoleh hasil yang efisien,efektif dan optimal untuk dapat mencapai kompetensi
sebagai Sarjana Terapan Gizi.
2. Tujuan Khusus
Setelah pelaksanaan PKL MPGM, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan
manajemen pelayanan gizi masyarakat tingkat puskesmas dan dinkes kabupaten /kota di
Semester VIII. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Pendidikan Diploma IV Gizi
merupakan pendidikan vokasi yang menghasilkan Sarjana Terapan Gizi. Lulusan baru (
fresh graduate) berperan sebagai pengelola pelayanan gizi yang :
a. Mampu menyampaikan informasi pelayanan gizi melalui komunikasi efektif dengan
menggunakan prosedur baku
b. Mampu menerapkan berbagai strategi komunikasi dalam pendidikan gizi dengan
menggunakan prosedur baku
c. Mampu menunjukkan nilai, sikap, dan perilaku yang tepat dalam pengelolaan
pelayanan gizi
d. Mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan sistem dalam menyediakan
pelayanan gizi dan klinis yang tepat bagi pasien, individu dan organisasi
e. Mampu mengelola pendidikan dan pelatigan untuk pelayanan gizi dengan
menggunakan prosedur baku
f. Mampu melakukan advokasi program pangan, gizi dan kesehatan dengan dengan
menggunakan prosedur baku
g. Mampu menerapkan konsep dan prinsip pangan, gizi dan kesehatan dalam pelayanan
gizi
h. Mampu berpikir kritis dalam mengkaji konsep pangan, gizi dan kesehatan untuk
pelayanan gizi
i. Mampu mengelola pengembangan operasional pelayanan gizi.
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKL
a. Lokasi PKL
PKL MPGM dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota dan 2
Puskesmas yang berada di wilayah kerja Kabupaten 50 Kota yaitu Puskesmas
Tanjung Pati dan Puskesmas Dangung-dangung.
b. Waktu Pelaksanaan PKL
PKL MPGM dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 21 Februari 2017 yang
terdiri dari :
1. PKL di Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota dilakukan 7 hari (tanggal 6-10
Februari 2017 dan tanggal 21-22 Februari 2017)
2. PKL di Puskesmas Tanjung Pati dan Dangung-dangung dilakukan 6 hari
(tanggal 13-18 Februari 2017)
BAB II
PELAKSANAAN PKL

A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota secara administratif memiliki luas 3.354,30 km2 yang
terbagi atas 13 Kecamatan, 79 Nagari, 407 Jorong. Kecamatan terluas adalah Kapur IX
(723,36 Km2), kemudian diikuti oleh Pangkalan Koto Baru (712,06 Km2) dan Harau
(416,80 Km2) serta Lareh Sago Halaban (394,85 Km2). Keempat kecamatan tersebut
mencakup 67% luas kabupaten, sedangkan kecamatan terkecil adalah Luak dengan luas
61,68 Km2, kemudian diikuti oleh situjuh Limo Nagari (74,18%) dan Akabiluru (94,26
Km2). Nagari dan jorong terbanyak berada di Kecamatan Harau yaitu 11 nagari dan 43
jorong dan jumlah nagari terkecil berada pada Kecamatan Gunuang Omeh dengan 3
nagari dan 17 jorong.
Secara geografis Kabupaten Lima Puluh Kota terletak pada 0025’28,71” LU-
0022’14,52” LS dan 100015’44,10 BT-100050’47,80” BT, dan lokasi ini juga berada di
bagian timur provinsi Sumatera Barat. Di sebelah utara, Kabupaten Lima Puluh Kota
berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau,
sebelah selatan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sinjunjung, sebelah barat
dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman, serta sebelah timur dengan
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Disamping itu Kabupaten Lima Puluh Kota
merupakan satu-satunya daerah yang berbatasan dengan Kota Payakumbuh, dimana kota
Payakumbuh terletak ditengah Kabupaten Lima Puluh Kota.
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki topografi bervariasi mulai dari datar, lereng,
bergelombang dan berbukit dengan ketinggian variasi dari 110-905 m di atas permukaan
laut (dpl). Daerah terendah (110 m dpl) berada di Pangkalan Koto Baru dan daerah
tertinggi (905 m dpl) berada di Banja Laweh Kecamatan Bukik Barisan. Di Kabupaten
Lima Puluh Kota terdapat 3 gunung, diantaranya tertinggi Gunung Sago (2.261 m). Di
daerah ini juga terdapat 17 buah sungai yang tersebar di beberapa kecamatan. Sungai
terpanjang adalah batang Sinamar yang melintasi Kecamatan Gunung Omeh, Suliki,
Guguak, Mungka, Payakumbuh, Harau. Luak, Lareh Sago Halaban dengan panjang 96,13
Km, dan terpendek Batang Nenan di Kecamatan Bukik Barisan.
Bila ditinjau dari aspek penggunaan lahan maka sebagian besar wilayah Kabupaten
Lima Puluh Kota merupakan hutan dengan luas 171,805 Ha atau 51%, yang terdiri dari
hutan lindung seluas 114,667 Ha, hutan suaka alam dan wisata 20.673 Ha dan hutan
produksi seluas 35.465 Ha, lahan basah yang digunakan untuk sawah beririgasi produktif
14.090 Ha, sawah berigasi tidak produktif 6.641 Ha, sawah non irigasi 1.555 Ha, rawa
221 Ha, kolam/tebat/embung 1.320 Ha, waduk/danau 1.814 Ha, selebihnya berupa lahan
kering yang digunakan untuk perkebunan 38.150 Ha, permukiman/ perkarangan 7.790
Ha, industri 171 Ha, pertimbangan 395 Ha. Sementara itu terdapat pula lahan terlantar/
semak belukar seluas 54,525 Ha dan areal untuk penggunaan lainnya seluas 36,953 Ha.
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki iklim sedang dengan suhu rata-rata 240-280C
dan memiliki total curah hujan tahun 2012 sebesar 2.931 mm dengan jumlah hari hujan
mencapai 153 hari pertahun dan penyebaran hujan relatif merata setiap bulan di setiap
Kecamatan dan Nagari. Puncak curah hujan terjadi pergeseran dari tahun sebelumnya
dimana pada tahun 2011 puncak curah hujan terjadi pada bulan April dimana curah hujan
mencapai 314,00 mm sedangkan pada tahun 2012 puncak curah hujan terjadi pada bulan
Agustus dimana curah hujan mencapai 865,00 mm, dengan jumlah hari hujan mencapai 8
hari. Sedangkan pada bulan Januari merupakan curah hujan terendah dengan besar 50,00
mm yang berlangsung selama 5 (lima) hari.

2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasialkan dalam jangka waktu 1
sampai 5 tahun mendatang. Tujuan strategis ditetapkan dengan mengacu kepada
penyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan stategis,
sehingga dapat mengarah perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi dan visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota akan dapat mengetahui hal-hal yang harus
dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun kedepan dengan mempertimbangkan
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Lima Puluh Kota, maka tujuan yang ingin diwujudkan adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
b. Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu
c. Meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
e. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Sasaran yang ingin dicapai dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota
dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2021
adalah :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasana kesehatan
b. Pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia yang
berkualitas
c. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
d. Meningkatkan layanan BLUD RSUD AD

3. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota


Strategi kebijakan umum dan program pembangunan Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2016-2021 yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas peralatan medis
dan pengembangan peralatan untuk mendukung rumah sakit khusus.
Berdasarkan kebijakan umum tersebut, maka dalam mewujudkan Visi dan Misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota, dilaksanakan strategi yang dilakukan pada
prioritas program dan kegiatan, yaitu :
a. Pelayanan Prima Berhasil dan Tepat Guna
b. Meningkatkan derajat kesehatan ibu, anak dan lansia
c. Meningkatnya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai rumah sakit rujukan
4. Visi dan Misi
a. Visi
Mewujudkan Kabupaten 50 Kota Sejahtera dan Dinamis yang Mantab
Berlandaskan Iman dan Taqwa
Dalam rangka mendukung visi kepala daerah kabupaten lima puluh kota tersebut
dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka dinas kesehatan kabupaten lima
puluh kota menetapkan visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Lima Putuh Kota yang Mandiri Untuk
Hidup Sehat
Visi ini dimaksudkan bahwa setiap penduduk mampu berfikir, bersikap, dan
bertindak secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas
kehendak dan dorongan diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi
lingkungannya untuk bersikap dan berprilaku hidup sehat.
b. Misi
Misi renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota (2016 – 2021) sebagai
berikut:
1) Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
Pembangunan berwawasan kesehatan mengandung makna bahwa setiap
upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, baik secraa langsung maupun tidak langsung. Upaya tersebut harus
dapat menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan
masyarakat beserta lingkungannya.
2) Meningkatakan pelayanan kesehatan yang bermutu, berkualitas, merata dan
terjangaku bagi seluruh masyarakat kabupaten lima puluh kota.
Salah satu tanggung jawab seluruh jajaran kesehatan dalam menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, berkualitas, merata, dan terjankau
oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat luas. Pelayanan kesehatan dimaksud
diselenggarakan bersama pemerintah, masyarakat termasuk swasta.

3) Mendorong kemandirian dan peran aktif masyarakat untuk hidup sehat


Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, keluarga,
masyarakat, pemerintah, dan swasta. Apapun yang akan dilakukan pemerintah
dalam pembangunan kesehatan, tidak akan ada artinya bila tidak disertai kesadaran
setiap individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga
kesehtannya masing-masing secara mandiri. Pemerintah harus berupaya untuk
mendorong kemandirian individu, keluarga, dan masyarakat luas untuk hidup
sehat.
4) Meningkaykan daya dukung pelayanan kesehatan
Bahwa setiap penduduk harus dapat terjangkau oleh pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan mempunyai hak serta kesempatan yang sama untuk
mengembangkan hidup sehat.
5) Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan mengutamakan upaya-upaya
pengingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang didukung oleh upaya-
upaya pengobatan segera dan pemulihan kesehatan. Diperlukan lingkungan yang
kondusif agar individu, keluarga dan masyarakat dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Masalah lingkungan fisik dan biologis yang buruk
adalah faktor penentu penularan berbagai penyakit.
5. Struktur Organisasi
KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT


FUNGSIONAL

Subagian Program Subagian Subagian Hukum,


dan Infokes Keuangan dan Kepegawaian dan
Pengelolaan Aset Umum

BIDANG PELAYANAN BIDANG PELAYANAN


BIDANG KESEHATAN BIDANG PENCEGAHAN DAN
KESEHATAN KESEHATAN
MASYARAKAT PENGENDALIAN PENYAKIT

Seksi Pelayanan Seksi Pelayanan


Kesehatan Primer dan Kefarmasian
Seksi Surveilans, Imunisasi,
Seksi Kesehatan Keluarga Tradisional
dan Penanggulangan Krisisis
dan Gizi Masyarakat
Kesehatan Seksi Pelayanan Seksi Alat Kesehatan dan
Kesehatan Rujukan Fasyankes
Seksi Promosi,
Seksi Pencegahan dan
Pemberdayaan Seksi Peningkatan Mutu, Seksi SDM Kesehatan
Pengendalian Penyakit
Masyarakat dan Jaminan dan Akreditasi dan Diklat
Menular
Kesehatanan

Seksi Pencegahan dan


Seksi Kesehatan Pengendalian Penyakit Tidak
Lingkungan, Kesehatan Menular, Kesehatan Jiwa dan
Kerja dan Olah Raga Napza
UPTD
6. Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas
a. Kepala Dinas
1) Kepala dinas kesehatan mempunyai tugas membantu bupati melaksanakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah kabupaten.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala dinas
kesehatan menyelanggarakan fungsi:
a) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyusunan rencana strategis
(renstra) dinas sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD)
b) Perumusan kebijakan, penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasi, pembinaan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta pengawasan pelayanan
bidang kesehatan.
c) Pelaksanaan kebijakan, penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasi serta
pengawasan pelayanan bidang kesehatan.
d) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian produk hukum sesuai dengan bidang
tugasnya.
e) Pembinaan, pengawasan pengendalian dan koordinasi kegiatan bidang teknis
meliputi Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Bidang Pelayanan kesehatan dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.
f) Pembinaan, pengawasan dana pengendalian Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP)
g) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian urusan kesekretariatan, kepegawaian
dan rumah tangga Dinas.
h) Pembinaan pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran dinas.
i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Uraian tugas Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a) Merumuskan dan melakanan visi dan misi Dinas
b) Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan rencana kinerja (RENJA)
Dinas.
c) Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang kesehatan.
d) Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang pengembangan sumber daya
manusia dibidang kesehatan.
e) Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayanan bidang kesehatan
f) Merumuskan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai bidang tugasnya.
g) Melaksanakan kebijakan teknis bidang kesehatan.
h) Melaksanakan pengawasan pelayanan bidang kesehatan
i) Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada Bupati bidang Kesehatan.
j) Mempelajari dan memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
k) Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkup
tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
l) Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris daerah dan instasi terkait lainnya
sesuai dengan lingkup tugasnya.
m) Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
n) Melaksanakan pembinaan akuntabilitas kenerja instasi dinas.
o) Melaksanakan pengendalian akuntabilitas kinerja instasi pemerintah dinas.
p) Mengordinasikan perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan pengawasan
tugas – tugas Sekretariat dan Bidang.
q) Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancer sesuai dengan ketentuan
berlaku.
r) Melaksanakan pengawasan penggunaan anggaran sesuai dengan program dan
kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
s) Melaksanakan pengendalian penggunaan anggaran sesuai dengan program dan
kegiatan dinas berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku.
t) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat
1) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas mengelola urusan
kesekretariatan yang meliputi hukum, kepegawaian, administrasi umum, keuangan,
pengelolaan aset, program dan informasi kesehatan Dinas.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di lingkungan
Dinas Kesehatan
b) Koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberi dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten.
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten, dan
d) Pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten.
3) Uraian tugas Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a) Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dibidang kesekretariatan.
b) Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
c) Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang
berkaitan dengan kegiatan bidang kesekretariatan, dalam rangka pengambilan
keputusan/ kebijakan.
d) Mendistribusi dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Sub
Bagian, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e) Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas,
peningkatan produktivitas dan pengembagan karir bawahan.
f) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan.
g) Mewakili Kepala Dinas dalam hal Kepala Dinas berhalangan untuk melakukan
koordinasi ekstern yang berkaitan dengan tugas-tugas dinas.
h) Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas dinas.
i) Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan,
naskah dinas yang baik masuk mupun keluar.
j) Mengoreksi surat-surat atau naskah dinas di lingkup Dinas
k) Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas dalam rangka
pengambilan keputusan atau kebijakan. Mengatur pelaksanaan layanan dibidang
kesekretariatan kepada unit organisasi dilingkup Dinas.
l) Mengatur dan pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit
organisasi di lingkup Dinas.
m) Menyusun dan menelaah peraturan perundnag-undangan yang berhubungan
dengan Dinas.
n) Memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan
o) Mengelola pengadaan dan perlengkapan rumah tangga yang menjadi kebutuhan
Dinas
p) Mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas
q) Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan kesekretariatan
sesuai ketentuan yang berlaku.
r) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas
s) Mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas
t) Melaksanakan koordinasi dalam menunjukkan pemimpin kegiatan
u) Melaksanakan pengusulan/penunjukan bendahara dan pembantu bendahara.
v) Melaksanakan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kepada bendahara
w) Mengelola peencanaan dan program dinas
x) Mengelola dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan
pelaksanaan anggaran lingkup Dinas
y) Mengkoordinasikan tugas-tugas internal dilingkup Dinas
z) Memnatau , mengoordinasikan, dan melaporkan setiap kegiatan Dinas kepada
Kepala Dinas, dan
aa) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengn tugas
dan fungsinya.

Sekretariat, terdiri dari


1. Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum
2. Sub Bagian Keuangan dan pengelolaan asset
3. Sub Bagian Program dan Infokes

1. Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum


a. Sub bagian Hukum, kepegawaian dan umum mempunyai tugas membantu Sekretaris
dalam melaksanakan penyiapan dan koordinasi pelaksanaan hukum, kepegawaian
dan dukungan administrasi umum serta pelaksanaan hubungan masyarakat yang
menjadi tanggung jawab Dinas
b. Dalam melaksakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub Bagian Hukum,
Kepegawaian dan Umum penyelenggrakan fungsi:
1) Penyusunan perencanaan program Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan
Umum.
2) Pelaksanaan koordinasi, kegiatan hukum, kepegawaian dan administrasi umum
dinas
3) Pelaksanaan tugas administrasi umum Dinas
4) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh sekretaris, sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
1) Membantu Sekretaris, dalam melaksanakan tugas dalam urusan hukum,
kepagawaian dan administrasi umum.
2) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan
Umum sebagai pedoman pelaksanaan tugas
3) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundangan-undangan
urusan kesekretariatan di bidang hukum, kepegawaian dan administrasi umum.
4) Melaksanakan koordinasi/konsultasi masalah/urusan hukum, administrasi umum,
administrasi kepegawaian dinas dengan unit kerja lain yang terkait.
5) Mengoordinasikan pelaksanaan pelayanan di bidang kepegawaian lingkup Dinas
6) Mengoordinasikan pelaksanaan tugas pengetikan, penggandaan, dan kearsipan
administrasi umum dan administrasi kepegawaian.
7) Mengonsep, mengoreksi, dan mamaraf naskah dinas yang akan ditandatangani
pimpinan.
8) Mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masuk dan surat keluar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
9) Mengusulkan kebutuhan, pengangkatan, penempatan dan pemindahan serta
pemberhentian ASN dilingkungan dinas sesuai kewenangannya.
10) Mengusulkan peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungn ASN
sesuai kewenangannya.
11) Mengumpulkan, mengoreskis, dan pengolahan data kepegawaian.
12) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan
pegawai dan pembinaan hukum serta ketatalaksanaan pegawai dilingkup Dinas
13) Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan barang intervesi/perlengkapan dinas
14) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada sekretaris
15) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sub Bagian
Hukum, Kepegawaian dan Umum sesuai ketentuan yang berlaku.
16) Melaksakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsi.

2. Sub Bagian Keuangan dan Pengelolaan aset


a. Sub Bagian Keuangan dan Pengeloolaan Aset mempenyuai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan dan koordinasi penyelanggraan urusan
keuangan dan pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab Dinas
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub Bagian
Keuangan menyelenggrakan fungsi:
1) Penyusunan perencanaan program Sub Bagian Keuangan dan pengelolaan Aset
2) Pelaksanaan koordinasi, kegiatan administrasi keuangan dan pengolaan aset Dinas
3) Pelaksanaan tugas peñatausahaan keuangan dan pengelolaan aset Dinas.
4) Pelaksaan tugas lain, yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas Sub Bagian Keuangan dan Pergelolaan Aset sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah sebagai beikut:
1) Membantu Sekretaris, dalam melaksankan tugas dalam uusan administrasi
keuangan dan aset
2) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan dan Pengelolaan
Aset sebagaimana pedoman pelaksanaan tugas
3) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundangan-undangan
urusan kesekretariatan di bidang administrasi keuangan dan aset.
4) Menyiapkan bahan rencana anggaran belanja lingkup dinas
5) Mengusulkan nama calon bendahara dilingkup Dinas
6) Membina dan mengawasi bendahara dilingkup Dinas
7) Mengoordinasikan pelaksanaan penerimaan, pengeluaran dan
pertanggungjawaban keuangan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8) Meneliti kelengkapan Surat Perintah Pembayarn Uang Persediaan (SPP-UP),
Surat Perintah Pembayaran Ganti Uang (SPPGU), Surat Perintah Pembayaran
Tambahan Uang (SPP-TU), Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) gaji
dan surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) pengadaan barang dan jasa.
9) Melaksanakan verifikasi Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menyiapkan Surat
Perintah Membayar (SPM) di lingkup Dinas
10) Melaksanakan verifikasi harian atas penerimaan Dinas dan verifikasi Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ)
11) Melaksanakan verifikasi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)
12) Memantau pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja dinas
13) Menyiapkan bahan koordinasi dan melaksanakan serah terima
penggunaan/pemanfaatan aset
14) Menyiapkan bahan koordinasi dan melaksanakan penatausahaan barang milik
daerah
15) Menyiapkan bahan, menyusun, serta melaksanakan pencatatan seluruh barang
milik daerah yang berada dilingkungan SKPD yang berasal dari APBD, maupun
perolehan lain yang sah kedalam Kartu Intervensi Barang (KIB), Kartu Inventaris
Ruangan (KIR), Buku Intervensi (BI) dan Buku Induk Intervensi (BII), sesuai
kodefikasi dan penggolongan barang milik daerah
16) Penyiapkan bahan, menyusun, serta melaksanakan pencatatan barang milik daerah
yang dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan
17) Menyiapkan bahan koordinasi dan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS)
dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta laporan Inventarisasi 5
(lima) tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola
18) Menyiapakan bahan koordinasi dan usulan penghapusan barang milik daerah
yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.
19) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris
20) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sub Bagian
Keuangan dan Pengelolaan Aset sesuai ketentuan yang berlaku, dan
21) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas dan
fungsinya

3. Sub Bagian dan Infokes


Sub Bagian Program dan Infokes mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan penyiapan dan koordinasi penyusunan rumusan program dan informasi
kesehatan yang menajdi tanggung jawab Dinas.
Fungsi Sub Bagian Program dan Infokes :
a. Penyusunan perencanaan program Sub Bagian Program dan Infokes Dinas
b. Pelaksanaan koordinasi kegiatan perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
serta pengembangan sistem informasi, pengelolaan teknologi informasi, dan
pengelolaan data dan informasi kesehatan Dinas
c. Pelaksanaan tugas penyusunan program dan informasi kesehatan Dinas
d. Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Uraian tugas Sub Bagian Program dan Infokes sebagaimana dimaksud sedikit adalah
sebagai berikut :
a. Membantu Sekretaris dalam melaksanaan tugas perencanaan program, evaluasi,
pelaporan serta informasi kesehatan
b. Menyiapkan dan menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Program dan
Infokes sebagai pedoman pelaksanaan tugas
c. Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-undangan urusan
kesekretariatan di bidang program, sistem informasi, pengelolaan teknologi
informasi, pengelolaan data dan informasi kesehatan
d. Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan tugas
dilingkungan Sub bagian Program dan Infokes
e. Menyusun rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas
Dinas
f. Melaksanaan koordinasi/konsultasi program dan pelaporan dinas dengan unit kerja
lain yang terkait
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan di bidang program kepada unit organisasi
di lingkup Dinas
h. Menyiapkan penyusunan dan penerapan standar pelayanan, standar operasional
prosedur dan standar pelayanan minimal bidang Kesehatan
i. Menyajikan data pelaksanaan kegiatan Dinas
j. Menyusun konsep laporan akuntabilitas kinerja instransi pemerintah
k. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sub Bagian
Program dan Infokes sesuai ketentuan yang berlaku
l. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dan pengelolaan data dan
informasi, dan pengolaan data dan informasi kesehatan
m. Mempersiapkan peraturan tentang tatalaksana pelaporan dari unit pelayanan teknis
dinas kesehatan
n. Mengembangkan sumberdaya inforasi kesehatan termasuk pengelolaan perpustakaan
Dinas dan Puskesmas
o. Menyusun laporan tahunan kegiatan Dinas
p. Menyusun konsep pembuatan profil dinas
q. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris
r. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/ kegiatan Dinas sesuai
ketentuan yang berlaku
s. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya
c. Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan jaminan
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
Fungsi Bidang Kesehatan Masyarakat:
1. Perumusan kebijakan daerah di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyar akat, jaminan kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga
3. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
4. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang kesehatan masyarakat
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga
6. Pelaksanaan koordianasi kegiatan bidang Kesehatan Masyarakat
7. Pelaksanaan fungsi lain yang terkait (adiminstrasi) Bidang Kesehatan Masyarakat
yang diberikan Bupati.

Uraian tugas Bidang Kesehatan Masyarakat :


1. Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi Dinas
2. Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA) Dinas
3. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang Kesehatan Masyarakat
4. Mengelola rencana dan program kerja di bidang Kesehatan Masyarakat
5. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi,
sesuai lengan tugas dan fungsinya
6. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan
produktivitas dan pengembangan karir bawahan
7. Memantau, mengendalikan mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan
8. Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
9. Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayanan bidang Kesehatan Masyarakat
10. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang promosi, bidang Kesehatan Keluarga
dan Gizi Masyarakat
11. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
12. Melaksanakan kebijakan teknis dareah bidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
13. Melaksanakan Advokasi, komunikasi, Informasi dan Edukasi di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
14. Melaksanakan Pemberdayaan dan peningkatan peran serta kemasyarakatan di tingkat
Kabupaten bidang Kesehatan Masyarakat
15. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya
16. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitas di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
17. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dibidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, jaminan kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
18. Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan bidang sesuai ketentuan
yang berlaku
19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas, dan
20. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari :
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyrakat
2. Seksi Promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga

1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat


a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervise, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
kesehatan keluarga dan gizi masyarakat
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang pengendalian penduduk
dan sistem informasi keluarga
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang Pengendalian Penduduk dan
sistem informasi keluarga
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang pengendalian penduduk dan sistem
informasi keluarga
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya

c. Uraian tugas Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat:


1) Menyusun dan melaksanakan Standar operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
2) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan meonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, lanjut usia, perlindungan kesehatan keluarga, peningkatan mutu dan
kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan
pengelolaan konsumsi gizi
3) Menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, lanjut usia, perlindungan kesehatan keluarga, peningkatan mutu dan
kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan
pengelolaan konsumsi gizi
4) Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan maternal
dan meonatal, balita dan prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan
keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan kesehatan keluarga, peningkatan
mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan
pengelolaan konsumsi gizi
5) Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan kesehatan keluarga,
peningkatan mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan
masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal
dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reprosuksi
dan keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan kesehatan keluarga,
peningkatan mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan
masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

2. Seksi promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan


(1) Seksi promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat serta Jaminan
Kesehatan
(2) Fungsi Seksi promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan
a) Perumusan kebijakan daerah bidang promosi, pemberdayaan masyarakat dan
Jaminan Kesehatan
b) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan criteria bidang promosi, pemberdayaan
masyarajat dan Jaminan Masyarakat
c) Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang Promosi, pemberdayaan
Masyarajat dan Jaminan Kesehatan
d) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan
Jaminan Kesehatan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya
(3) Uraian tugas Seksi promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan
a) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan Seksi promosi, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan
Kesehatan
b) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi
kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan jaminan kesehatan
c) Menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi
kesehatan advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan jaminan kesehatan
d) Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber data promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan jaminan
kesehatan
e) Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang komunikasi,
informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemiteaan, potensi sumber daya
promosi kesehatam dan pemberdayaan masyarakat
f) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidanf komunikasi,
informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya
promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat
g) Melaksanakan tugas kedianasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerha dan Olah Raga


(1) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagiamana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan daerah bidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatab Kerja dan
Olah Raga;
b. Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga;
c. Penyususnan rencana program dan kegiatan bidang Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga;
d. Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja
dan Olah Raga;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
(3) Uraian tugas Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.
b) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, penyehatan udara, tanah, dan kawasan, pengamanan limbah,
radiasi , kesehatan okupasi, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan kesehatan
olahraga.
c) Menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, penyehatan udara, tanah, dan kawasan, pengamanan limbah,
radiasi , kesehatan okupasi, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan kesehatan
olahraga.
d) Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, penyehatan udara, tanah,
dan kawasan, pengamanan limbah, radiasi , kesehatan okupasi, kapasitas kerja,
lingkungan kerja dan kesehatan olahraga.
e) Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyehatan air
dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, penyehatan udara, tanah, dan kawasan,
pengamanan limbah, radiasi , kesehatan okupasi, kapasitas kerja, lingkungan kerja
dan kesehatan olahraga.
f) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyehatan air dan
sanitasi dasar, penyehatan pangan, penyehatan udara, tanah, dan kawasan,
pengamanan limbah, radiasi , kesehatan okupasi, kapasitas kerja, lingkungan kerja
dan kesehatan olahraga.
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

d. Pencengahan Dan Pengendalian Penyakit


1. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan Napza.
2. Dalam melaksanakan tugasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan Napza.
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan Napza.
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan Napza.
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular, kesehatan jiwa dan Napza.
3. Uraian tugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut:
a. Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi Dinas;
b. Merumusakan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA) Dinas;
c. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
d. Mengelolah rencana dan program kerja di bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit;
e. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada pada Kepala
Seksi, sesuai dengan tugas dan fungsinya;
f. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
g. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
h. Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular;
i. Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayanan di bidang Surveilans,
Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular;
j. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penaggulangan Krisis Kesehatan;
k. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular;
l. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit tidak Menular;
m. Melaksanakan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi di bidang Surveilans,
Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular;
n. Melaksanakan Pemberdayaan dan peningkatan peran serta kemasyarakatan di tingkat
Kabupaten bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
o. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya;
p. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitas di bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular;
q. Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi kegiatan bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penanggulangan Krisis Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular;
r. Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan bidang sesuai
ketentuan yang berlaku;
s. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas; dan
t. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari:
1. Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan.
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza.

1. Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan


a. Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksananan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang surveilans, imunisasi dan penanggulangan krisis kesehatan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Surveilans,
Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan
Krisis Kesehatan;
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Surveilans, Surveilans,
Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan;
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penanggulangan Krisis Kesehatan;
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Surveilans, Imunisasi, dan
Penanggulangan Krisis Kesehatan;
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penanggulangan Krisis Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan Seksi Surveilans, imunisasi, dan Penanggulangan Krisis
Kesehatan;
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang kewaspadaan dini dan respon
kejadian luar biasa dan wabah, imunisasi dasar, imunisasi lanjutan, imunisasi
khusus dan penanggulangan krisis kesehatan;
3) Menyiapakan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kewaspadaan dini dan respon
kejadian luar biasa dan wabah, imunisasi dasar, imunisasi lanjutan, imunisasi
khusus dan penanggulangan krisis kesehatan;
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
kewaspadaan dini dan respon kejadian luar biasa dan wabah, imunisasi dasar,
imunisasi lanjutan, imunisasi khusus dan penanggulangan krisis kesehatan;
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kewaspadaan dini
dan respon kejadian luar biasa dan wabah, imunisasi dasar, imunisasi lanjutan,
imunisasi khusus dan penanggulangan krisis kesehatan;
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kewaspadaan dini
dan respon kejadian luar biasa dan wabah, imunisasi dasar, imunisasi lanjutan,
imunisasi khusus dan penanggulangan krisis kesehatan;
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
a. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang Pencegahan dan pengendalian
Penyakit Menular;
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
pelaksanaan tugas dilingkungan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang Pencegahan dan Pengendalian
penyakit menular langsung, dan penyakit tular vektor dan zoonotik;
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di di bidang Pencegahan dan
Pengendalian penyakit menular langsung, dan penyakit tular vektor dan zoonotik;
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
Pencegahan dan Pengendalian penyakit menular langsung, dan penyakit tular
vektor dan zoonotik.
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang Pencegahan dan
Pengendalian penyakit menular langsung, dan penyakit tular vektor dan zoonotik;
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pencegahan dan
Pengendalian penyakit menular langsung, dan penyakit tular vektor dan zoonotik;
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
tugas dan fungsinya.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan
Napza
a. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan
Napza mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan
Jiwa dan Napza.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan
dan Pengendalian penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza
menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza;
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza;
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza;
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza;
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan
Jiwa dan Napza sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut:
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kesehatan Jiwa dan Napza.
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dibidang pencegahan dan pengendalian
penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker
dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera
dan fungsional serta pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak
dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan Napza
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker
dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan gangguan indera
dan fungsional serta pencegahan dn pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan
remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan Napza
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi,
jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes meliitus dan
gangguan metabolik, dan gangguan indera dan fungsional serta pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan
lanjut usia, dan penyalahgunaan Napza
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis supervis dibidang pencegahan dan
pengendalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan
pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan
metabolik, dan gangguan indera fungsional serta pencehagan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia,
dan penyalahgunaan Napza
6) Melaksakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang pencegahan dan
penegndalian penyakit paru kronik dan gangguan imunologi jantung dan pembuluh
darah, kanker dan kelainan darah, diabetes mellitus dan gangguan metabolik, dan
gangguan indera fungsional serta pencehagan dan pengendalian masalah kesehatan
jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan
Napza
7) Melaksakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
d. Bidang Pelayanan Kesehatan
1) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional rujukan termasuk
peningkatan mutunya, serta pelayanan kesehatan tradisional.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelayanan
Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer
dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, serta pelayanan
kesehatan tradisional.
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, serta
pelayanan kesehatan tradisional.
c) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan primer
dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, serta pelayanan
kesehatan tradisional, dan
d) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan primer dan
pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, serta pelayanan
kesehatan tradisional.
3) Uraian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai berikut :
a) Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas
b) Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dam Rencana Kerja (RENJA) Dinas
c) Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang Pelayanan
Kesehatan
d) Mengelola rencana dn program kerja di bidang Pelayanan Kesehatan
e) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanakan tugas kepada para Kepala
Seksi, sesuai dengan tugas dan fungsinya
f) Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan
g) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan
h) Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Peningkatan Mutu dan Akreditasi
pelayanan kesehatan primer dan rujukan
i) Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayanan bidang Pelayanan Kesehatan
Primer dan Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Peningkatan Mutu dan
Akreditasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan
j) Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional
k) Melaksanakan kebijakan teknis daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan
l) Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang Peningkatan Mutu dan Akreditasi
pelayanan kesehatan primer dan rujukan
m) Melaksanakan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi di bidang pelayanan
Kesehatan Primer dan Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan serta
Peningkatan Mutu dan Akreditasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan
n) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya
o) Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang Pelayanan Kesehatan Primer
dan Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Peningkatan Mutu dan
Akreditasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan
p) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang Pelayanan Kesehatan
Primer dan Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Peningkatan Mutu dan
Akreditasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan
q) Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/ kegiatan bidang sesuai
ketentuan yang berlaku
r) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas, dan
s) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
3. Seksi Peningkatan Mutu Akreditasi

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional


a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervise, pemantauan, evaluasi dan di bidang
pelayanan kesehatan primer dan tradisional
b. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional menyelenggarakan
fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Pelayanan
Kesehatan Primer dan Tradisional
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya
c. Uraian tugas seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedut (SOP) pelaksanaan
tugas di lingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan primer
meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan pada
pusat kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatan pada daerah sulit
dan terpencil, kesehatan primer pada klinik dan praktek perorangan serta
pelayanan kesehatan tradisional
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan
primer meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
pada pusat kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatab pada daerah
sulit dan terpencil, kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan serta
pelayanan kesehatan tradisional
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pelayanan kesehatan primer meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan pada pusat kesehatan masyarakat termasuk pelayanan
kesehatan [ada daerah sulit dan terpencil, kesehatan primer pada klinik dan
praktik perorangan serta pelayanan kesehatan tradisional
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervise di bidang pelayanan
kesehatan primer meliputi upaya kesehatan masyrakat dan upaya kesehatan
perorangan pada pusat kesehatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatan
pada daerah sulit dan terpencil, kesehatan primer pada klinik dan praktik
perorangan serta pelayanan kesehatan tradisional
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan primer meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan pada pusat kesehatan masyarakat termasuk primer pada klinik dna
praktik perorangan serta pelayanan kesehatan tradisional
7) Melaksanakan pembinaan dan penilaian tenaga kesehatan teladan dan
Puskesmas berprestasi
8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervise, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan rujukan
b. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang Pelayanan
Kesehatan Rujukan
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang Pelayanan Kesehatan
Rujukan
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
c. Uraian tugas Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)
pelaksanaan tugas dilingkungan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
2) Menyiapkan bahan rumusan kebijakan di bidang pelayanan medik dan
keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, pengelolaan rujukan,
pemantauan serta sarana dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan medik dan
keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, pengelolaan rujukan,
pemantauan serta sarana dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu,
pengelolaan rujukan, pemantauan serta sarana dan prasarana pada fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervise di bidang pelayanan
medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, pengelolaan
rujukan, pemantauan serta sarana dan prasarana pada fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, pengelolaan
rujukan, pemantauan serta sarana dan prasarana pada fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan
7) Melaksanakan pelayanan perizinan rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas
pelayanan kesehatan lain
8) Membina tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis rumah sakit milik
daerah
9) Menganalisis laporan kinerja rumah sakit milik daerah
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
dengan tugas dan fungsinya
3. Seksi Peningkatan Mutu dan Akreditasi
a. Seksi Peningkatan Mutu dan Akreditasi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervise, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang peningkatan mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer dan
rujukan
b. Seksi Peningkatan Mutu dan Akreditasi menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah do bidang peningkatan mutu dan akreditasi
pelayanan kesehatan primer dan rujukan
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang pengingkatan mutu
dan akreditasi pelayanan kesehatan primer dan rujukan
3) Penyusunan rencan program dan kegiatan peningkatan mutu dan akreditasi
pelayanan kesehatan primer dan rujukan
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan di bidang peningkatan mutu dan akreditasi
pelayanan kesehatan primer dan rujukan
5) Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
c. Uraian tugas Seksi Peningkatan Mutu dan sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Peningkatan Mutu dan Akreditasi
2) Menyiapkan bahan rumusan kebijakan di bidang mutu dan akreditasi pelayanan
kesehatan primer, rujukan dan pelayanan kesehatan lainnya
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan akreditasi
pelayanan kesehatan primer, rujukan dan pelayanan kesehatan lainnya
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan primer, rujukan dan pelayanan
kesehatan lainnya
5) Menyiapakan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang mutu dan
akreditasi pelayanan kesehatan primer, rujukan dan pelayanan kesehatan lainnya
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang mutu dan
akreditasi pelayanan kesehatan primer, rujukan dan pelayanan kesehatan lainnya
7) Memimpin dan mengkoordinasi bahawan agar tugas berjalan dengan harmonis
dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
8) Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan
tugas sesuai dengan yang diharapkan
9) Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugas dan permasalahannya
10) Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara
mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku
agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasilnya
11) Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai
bahan pertimbangan dalam peningkatan karier
12) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya
kepada atasan
13) Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
d. Bidang sumber daya kesehatan
1) Bidang sumber daya kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
melaksanakan kebijakan operasional dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT
serta sumber daya manusia kesehatan.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 47, bidang sumber
daya kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, perencanaan
dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga ( PKRT)
dan Fasyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan diklat
b) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kefarmasian, perencanaan
dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga ( PKRT)
dan Fasyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan diklat
c) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kefarmasian, alat kesehatan
perbekalan kesehatan rumah tangga ( PKRT) dan Fasyankes primer serta sumber
daya manusia kesehatan dan diklat
d) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kefarmasian, perencanaan dan
pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) dan
Fasyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan diklat
3) Uraian tugas Bidang Sumber Daya Kesehatan sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
sebagai berikut :
a. Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi Dinas
b. Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA) Dinas
c. Membantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas di bidang sumber daya
kesehatan
d. Mengelola rencana dan program kerja dibidang sumber daya kesehatan
e. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para kepala
seksi, sesuai dengan tugas dan fungsinya
f. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan
g. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan
h. Merumuskan bahan kebijakan teknis bidang bidang kefarmasian, perencanaan dan
pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) dan
Fansyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan diklat
i. Merumuskan bahan kebijakan pengawasan pelayan bidang bidang kefarmasian,
perencanaan, dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) dan Fansyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan
diklat
j. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang bidang kefarmasian, perencanaan
dan pengadaan obat
k. Melaksanakan kebijakan teknis daerah idang alat kesehatan, perbekalan kesehatan
rumah tangga ( PKRT) dan Fasyankes primer
l. Melaksanakan kebijakan teknis daerah bidang sumber daya manusia kesehatan dan
diklat
m. Melaksanakan Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi dibidang
kefarmasian, perencanaan, dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan
kesehatan rumah tangga (PKRT) dan Fansyankes primer serta sumber daya
manusia kesehatan dan diklat
n. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya
o. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitas di bidang kefarmasian, perencanaan,
dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)
dan Fansyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan diklat
p. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dibidang kefarmasian,
perencanaan, dan pengadaan obat, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) dan Fansyankes primer serta sumber daya manusia kesehatan dan
diklat
q. Mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan bidang sesuai
ketentuan yang berlaku
r. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala dinas
s. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas

Bidang pelayanan kesehatan terdiri dari :


1. Seksi pelayanan kefarmasian
2. Seksi alat kesehatan dan fasyankes
3. Seksi SDM kesehatan dan diklat

1. Seksi Pelayanan Kefarmasian


a. Seksi pelayanan kefarmasian mempunyai tugas membantu kepala bidang
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bbimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kefarmasian.
b. Seksi pelayanan kefarmasian mempunyai uraian tugas :
1) Perumusan kebijakan daerah bidang pelayanan kefarmasian
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang pelayanan kefarmasian
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan pelayanan kefarmasian
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang pelayanan kefarmasian
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuia dengan tugas dan
fungsinya.
c. Uraian tugas seksi pelayanan kefarmasian sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan standar operasi dan prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan seksi pelayanan kefarmasian
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dibidang pelayanan kefarmasian,
perencanaan obat dan pengadaan obat
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kefarmasian,
perencanaan obat dan pengadaan obat
d. Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pelayanan kefarmasian, perencanaan obat dan pengadaan obat
e. Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kefarmasian, perencanaan obat dan pengadaan obat
f. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kefarmasian, perencanaan obat dan pengadaan obat
g. Melaksanakan pelayanan perizinan apotek, toko obat serta tindak lanjut hasil
pengawasan
h. Melaksanakan pelayanan perizinan usaha mikro obat tradisional (UMOT) serta
tindak lanjut hasil pengawasan
i. Melaksanakan pelayanan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga dan
penyuluhan keamanan pangan pada IRTP
j. Melaksanakan pemeriksaan dan monitoring industri rumah tangga pangan (IRTP),
uji sampel pada IRTP dan tindak lanjut pengawasan
k. Melaksanakan tuga kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas fungsinya

2. Seksi Alat Kesehatan dan Fasyankes


a. Seksi alat kesehatan dan fasyankes mempunyai tugas membantu kepala bidang
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
alat kesehatan, PKRT dan fasilitas pelayanan kesehatan primer
b. Seksi alat kesehatan dan fasyankes menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah bidang alat kesehatan , PKRT dan fasilitas pelayanan
kesehatan primer
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang alat kesehatan, PKRT
dan fasilitas pelayanan kesehatan primer
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan alat kesehatan, PKRT dan fasilitas
pelayanan kesehatan primer
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang alat kesehatan, PKRT dan fasilitas
pelayanan kesehatan primer
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya
c. Uraian tugas seksi alat kesehatan dan fasyankes sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan standar operasi dan prosedur (SOP) pelaksanaan
tugas dilingkungan seksi alat kesehatan dan fasyankes
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dibidang alat kesehatan sarana dan
prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang alat kesehatan, sarana dan
prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
4) Menyiapkan bahan penyusuhan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang alat
kesehatan, saranan dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi dibidang alat kesehatan, saranan
dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang alat kesehatan,
saranan dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
7) Melaksanakan pelayanan sertifikasi produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu
dan PKRT kelas 1 tertentu perusahaan rumah tangga serta tindak lanjut hasil
pengawasan
8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya

3. Seksi SDM Kesehatan dan Diklat


a. Seksi SDM Kesehatan dan Diklat mempunyai tugas membantu kepala bidang
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanakan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang
sumber daya manusia kesehatan dan diklat
b. Seksi SDM kesehatan dan diklat menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah bidang SDM kesehatan dan diklat
2) Pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang SDM kesehatan dan
Diklat
3) Penyusunan rencana program dan kegiatan SDM kesehatan dan diklat
4) Pelaksanaan koordinasi kegiatan bidang SDM kesehatan dan diklat
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikasn oleh kepala bidang sesuia dengan tugas dan
fungsinya
c. Uraian tugas seksi SDM kesehatan dan Diklat sebagai berikut :
1) Menyusun dan melaksanakan standar operasi dan prosedur ( SOP ) pelaksanaan
tugas dilingkungan seksi SDM kesehatan dan diklat
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan dibidang perencanaan, pendayagunaan, peningkatan
kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan dibidang perencanaan, pendayagunaan,
peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan
4) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dibidang
perencanaan, pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu
sumber daya manusia kesehatan
5) Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dibidang perencanaan,
pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya
manusia kesehatan
6) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dibidang perencanaan,
pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya
manusia kesehatan
7) Melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan bidang kesehatan
8) Memfasilitasi peningkatan SDM kesehatan dalam bidang IPTEK
9) Memfasilitasi praktek kerja lapangan (PKL) , magang, residensi, dan lain-lain dari
institusi pendidikan di wilayah kerja dinas kesehatan kabupaten lima puluh kota
10) Melaksanakan pelayanan perizinan praktik dan izin kerja tenaga kesehatan
11) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

d. Unit Pelaksana Teknis


1. Dilingkungan dinas kesehatan terdapat unit pelaksana tekni dinas di bidang kesehatan
berupa rumah sakit daerah dan pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional
2. Selain unit pelaksana teknis dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan tugas teknis operasional
tertentu dan atau tugas teknis penunjang tertentu dinas kesehatan
3. Pembentukan unit pelaksana teknis dina sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh bupati setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat
4. Pengaturan mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis, susunan organisasi, tugas dan
fungsi unit pelaksana teknis dinas ditetapkan dengan peraturan bupati tersendiri

e. Kelompok Jabatan Fungsional


Pasal 32
1. Dilingkungan dinas dapat ditempatkan pegawai negeri sipil dalam kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku
2. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas teknis
sesuia dengan keahlian dan kebutuhan dinas
Pasal 33
1. Pengisian dan penetapan jabatan fungsional mempertimbangkan kompetensi yang
dimiliki, kebutuhan jabatan dan kemampuan keuangan daerah
2. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh tenagan fungsional senior yang diangkat
oleh bupati dan dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala dinas
f. Tata Kerja
Bagian kesatu
1. Sekretaris kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas
2. Kepala bidang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas melalui sekretaris
3. Kepala sub bagian kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
sekretaris
4. Kepala seksi kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang yang bersangkutan
5. Kepada UPT kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas melalui sekretaris
Bagian kedua
Dalam melaksanakan tugas setiap satuan organisasi dan kelompok jabatan
fungsional wajib menerapkan prinsip koodinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan pemerintah
daerah, serta dengan instalasi lain diluar pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-
masing.

B. Hasil Pelaksanaan PKL


1. Pencapaian Indikator Program Gizi Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan
Dibawah ini merupakan penacapaian indikator program gizi balita gizi buruk yang
mendapatkan perawatan di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Kasus Balita Gizi
Buruk yang Mendapat Target 100% Dibawah Target
Perawatan
≥ Rata-Rata (100%) SEMUA PUSKESMAS -
< Rata-Rata - -
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian indikator program gizi untuk
keseluruhan puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kabupaten Lima Puluh Kota sudah
mencapai target (100%).

2. Pencapaian Indikator Program Gizi Balita yang Ditimbang Berat Badannya


Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita yang ditimbang berat
badannya di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota:
Indikator Balita yang
Ditimbang Berat Diatas Target 85% Dibawah Target 85%
Badannya (D/S)
≥ Rata-Rata (≥75,4) 1. Puskesmas Taram 1. Puskesmas Batu Hampar 79.4%
87,3% 2. Puskesmas Situjuah 83.3%
3. Puskesmas Tanjung Pati 79.7%
4. Puskesmas Dangung-Dangung
82,4%
5. Puskesmas Padang Kandis 84,7%
6. Puskesmas Mungka 77%
7. Puskesmas Suliki 79,7%
8. Puskesmas Baruah Gunuang
79,9%
9. Puskesmas Banja Laweh 81,2%
10. Puskesmas Gunuang Malintang
80,1%
< Rata-Rata (<75,4) 1. Puskesmas Sialang 68,9%
2. Puskesmas Koto Baru 75,3%
3. Puskesmas Piladang 65,8%
4. Puskesmas Mungo 68,4%
5. Puskesmas Halaban 67,3%
- 6. Puskesmas Pakan Rabaa 64,8%
7. Puskesmas Maek 74%
8. Puskesmas Koto Tinggi 73,4%
9. Puskesmas Muaro Pati 68,2%
10. Puskesmas Pangkalan 72,4%
11. Puskesmas Rimbo Data 66,9%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 11 puskesmas (50%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
3. Pencapaian Indikator Program Gizi Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan mendapat ASI
Eksklusif
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi bayi usia kurang dari 6 bulan
yang mendapatkan Asi Eksklusif di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Bayi Usia
Kurang dari 6 Bulan Diatas Target 42% Dibawah Target 42%
mendapat ASI Eksklusif
≥ Rata-Rata (≥68,8%) 1. Puskesmas Sialang 76,1%
2. Puskesmas Koto Baru 82%
3. Puskesmas Piladang 80,2%
4. Puskesmas Batu Hampar
71,9%
5. Puskesmas Mungo 68,9%
6. Puskesmas Halaban 73,1%
7. Puskesmas Pakan Rabaa
80,4%
-
8. Puskesmas Situjuah 81,2%
9. Puskesmas Tanjung Pati
85,5%
10. Puskesmas Mungka 80.1%
11. Puskesmas Suliki 88,7%
12. Puskesmas Banja Laweh
81,1%
13. Puskesmas Koto Tinggi
70,4%
< Rata-Rata (<68,8) 1. Puskesmas Taram
67,4%
2. Puskesmas Dangung-
Dangung 51,9%
3. Puskesmas Padang
Kandis 60,7%
4. Puskesmas Maek
47,4%
5. Puskesmas Baruah
-
Gunuang 62,9%
6. Puskesmas Muaro Pati
36,8%
7. Puskesmas Gunuang
Malintang 43,8%
8. Puskesmas Pangkalan
62,3%
9. Puskesmas Rimbo
Data 59,9%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

4. Pencapaian Indikator Program Gizi Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam


Beryodium
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi Rumah Tangga yang
mengkonsumsi garam beryodium di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Rumah Tangga
Mengkonsumsi Garam Diatas Target 90% Dibawah Target 90%
Beryodium
≥ Rata-Rata (≥94%) 1. Puskesmas Sialang 94,9%
2. Puskesmas Koto Baru 96,6%
3. Puskesmas Piladang 94,6%
4. Puskesmas Batu Hampar
94,1%
5. Puskesmas Mungo 97,6%
6. Puskesmas Halaban 96,8%
7. Puskesmas Situjuah 96,9%
8. Puskesmas Taram 96,5% -
9. Puskesmas Tanjung Pati
96,1%
10. Puskesmas Padang Kandis
96,7%
11. Puskesmas Gunuang
Malintang 95,7%
12. Puskesmas Pangkalan 98,4%
13. Puskesmas Rimbo Data 99%
< Rata-Rata 1. Puskesmas Pakan Rabaa 1. Puskesmas Suliki
92,1% 88,6%
2. Puskesmas Dangung- 2. Puskesmas Maek
dangung 91,9% 89,1%
3. Puskesmas Mungka 90,6% 3. Puskesmas Baruah
4. Puskesmas Banja Laweh Gunuang 86%
92,5%
5. Puskesmas Koto Tinggi
91,2%
6. Puskesmas Muaro Pati
92,2%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 3 puskesmas (13.6%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

5. Pencapaian Indikator Gizi Balita 6-59 Bulan Mendapatkan Kapsul Vitamin A


Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita 6-59 bulan yang
mendapatkan kapsul vitamin A di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita 6-59
Bulan Mendapatkan Target 85% Dibawah Target
Kapsul Vitamin A
≥ Rata-Rata (≥ 72.3%) 1. Puskesmas Tanjung pati 1. Puskesmas Piladang (81.9%)
(86.1%) 2. Puskesmas Mungo (77.9%)
2. Puskesmas Gunung 3. Puskesmas Halaban (75%)
Malintang (88.9%) 4. Puskesmas Situjuah (79.4%)
3. Puskesmas Rimbo Data 5. Puskesmas Taram (82.4%)
(96.8%)
< Rata-Rata (<72.3%) 1. Puskesmas Sialang (72.2)
2. Puskesmas koto Baru (69%)
3. Puskesmas Batu Hampar
(70%)
4. Puskesmas pakan Rabaa
(71.7%)
5. Puskesmas dangung-Dangung
(68.7%)
6. Puskesmas Padang Kandis
(68.4%)
7. Puskesmas Mungka (71%)
8. Puskesmas Suliki (52.4%)
9. Puskesmas Maek (59.4%)
10. Puskesmas Buruah Gunuang
(62.9%)
11. Puskesmas Banja Laweh
(59.7%)
12. Puskesmas Koto Tinggi
(66%)
13. Puskesmas Muaro Pati
(58.6%)
14. Puskesmas Pangkalan
(71.5%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 14 puskesmas (63.6%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

6. Pencapaian Indikator Program Gizi Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu hamil yang mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan di setiap puskesmas
yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Ibu Hamil yang
Mendapatkan (TTD)
Target 85% Dibawah Target
minimal 90 Tablet Selama
Masa Kehamilan
≥ Rata-Rata (≥ 72.6%) 1. Puskesmas Tanjung 1. Puskesmas Sialang (73%)
Pati (85.9%) 2. Puskesmas Mungo (76.9%)
2. Puskesmas Dangung- 3. Puskesmas Pakan Rabaa
Dangung (96%) (83.4%)
3. Puskesmas Padang 4. Puskesmas Situjuah (73.3%)
Kandis (86%) 5. Puskesmas Taram (79.9%)
4. Puskesmas Rimbo 6. Puskesmas Mungka (75.2%)
Data (88.5%) 7. Puskesmas Koto Tinggi
(75.1%)
< Rata-Rata (<72.6%) 1. Puskesmas Koto Baru
(70.8%)
2. Puskesmas Piladang (68%)
3. Puskesmas Batu Hampar
(70.2%)
4. Puskesmas Halaban (64.8%)
5. Puskesmas Suliki (72.2%)
6. Puskesmas Maek (57.3%)
7. Puskesmas Baruah Gunuang
(52.2%)
8. Puskesmas Banja Laweh
(62.8%)
9. Puskesmas Muaro Pati
(55.8%)
10. Puskesmas Gunung
Malintang (60.4%)
11. Puskesmas Pangkalan
(68.7%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 11 puskesmas (50%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

7. Pencapaian Indikator Program Gizi Ibu Hamil KEK yang Mendapatkan PMT
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu hamil kekurangan energi
kronis (KEK) yang mendapatkan PMT di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Ibu Hamil KEK
Target 50% Dibawah Target
yang Mendapat PMT
≥ Rata-Rata (≥ 73%) 4. Puskesmas Sialang (86%)
5. Puskesmas Mungo (74%)
6. Puskesmas Halaban (83%)
7. Puskesmas Taram (97%)
8. Puskesmas Tanjung Pati
(100%)
9. Puskesmas Mungka (81%)
10. Puskesmas Suliki (93%)
11. Puskesmas Maek (100%)
12. Puskesmas Baruah
Gunuang (73%)
13. Puskesmas Koto Tinggi
(75%)
14. Puskesmas Muaro Pati
(84%)
15. Puskesmas Gunuang
Malintang (100%)
< Rata-Rata (<73%) 1. Puskesmas Batu Hampar 15. Puskesmas Dangung-
(67%) Dangung (43%)
2. Puskesmas Pakan Raba 16. Puskesmas Padang
(55%) Kandis (19%)
3. Puskesmas Situjuah (67%) 17. Puskesmas Rimbo
4. Puskesmas Banja Laweh Data (43%)
(63%)
5. Puskesmas Pangkalan
(56%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 17 puskesmas (77.3%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
8. Pencapaian Indikator Program Gizi Balita Kurus yang Mendapatkan Makanan
Tambahan
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita kurus yang
mendapatkan makanan tambahan di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita Kurus
yang Mendapatkan Target 75% Dibawah Target
Makanan Tambahan
≥ Rata-Rata (≥ 69%) 1. Puskesmas Batu Hampar 1. Puskesmas Halaban
(75%) (74%)
2. Puskesmas Mungo (100%) 2. Puskesmas Muaro Pati
3. Puskesmas Taram (96%) (72%)
4. Puskesmas Tanjung Pati
(100%)
5. Puskesmas Mungka (100%)
6. Puskesmas Baruah
Gunuang (75%)
7. Puskesmas Koto Tinggi
(87%)
< Rata-Rata (<69%) 1. Puskesmas Sialang
(25%)
2. Puskesmas Pakan Rabaa
(33%)
3. Puskesmas Situjuah
(27%)
4. Puskesmas Dangung-
Dangung (57%)
5. Puskesmas Pangkalan
(61%)
6. Puskesmas Rimbo Data
(50%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 6 puskesmas (23.3%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
9. Pencapaian Indikator Program Persentase Remaja Putri Mendapat TTD
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi remaja putri mendapat tablet
tambah darah di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota:
Indikator Persentase Remaja
Target 15% Di Bawah Target
Putri Mendapat TTD
≥ Rata-rata (≥ 28%)
< Rata-rata (< 28%) 1. Sialang (2,20%)
2. Dangung-dangung
(13,54%)
3. Mungka (0,63%)
4. Suliki (0,29%)
5. Muaro paiti (11,43%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 5 puskesmas (22.7%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

10. Pencapaian Indikator Program Persentase Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi ibu nifas mendapat kapsul
vitamin A di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota:

Indikator Persentase Ibu


Nifas Mendapat Kapsul Target 97% Dibawah Target
Vitamin A
≥ Rata-rata (≥ 74%) 1. Rimbo data (100%) 1. Koto baru (79%)
2. Piladang (78%)
3. Batu hampar (76%)
4. Mungo (77%)
5. Situjuah (77%)
6. Taram (87%)
7. Tanjung pati (85%)
8. Dagung-dangung
(94%)
9. Padang kandis (83%)
10. Mungka (76%)
< Rata-rata (< 74%) 1. Halaban (70%)
2. Pakan rabaa (58%)
3. Suliki (68%)
4. Maek (63%)
5. Baruah gunung (58%)
6. Banja laweh (66%)
7. Koto tinggi (73%)
8. Muaro paiti (67%)
9. Gunung malintang
(61%)
10. Pangkalan (69%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 10 puskesmas (45.5%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.

11. Pencapaian Indikator Program Persentase Bayi Yang Baru Lahir Mendapat IMD
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi bayi baru lahir mendapat
IMD di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh
Kota:
Indikator Persentase Bayi
Yang Baru Lahir Mendapat Target 41% Diatas Target
IMD
≥ Rata-rata (≥ 87,5%) 1. Sialang (96%)
2. Koto baru (90%)
3. Piladang (87,6%)
4. Halaban (93,6%)
5. Situjuah (99,7%)
6. Tanjung pati (87,2%)
7. Dangung-Dangung
(88,1%)
8. Mungka (97,2%)
9. Suliki (94,2%)
10. Maek (90,7%)
11. Banja laweh (91,4%)
12. Koto tinggi (88,5%)
13. Gunung malintang
(96,7%)
14. Padang kandis (100%)
< Rata-rata (< 87,5%) 1. Rimbo data ( 72,2%)
2. Pangkalan (82,1%)
3. Muaro paiti (85,4%)
4. Baruah gunung (78,6%)
5. Pakan rabaa (71,4%)
6. Mungo (85,3%)
7. Batu hampar (76,8%)
8. Taram (72%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota tidak ada puskesmas yang memiliki pencapaian indikator
program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas. Akan tetapi ada
8 puskesmas (36.4%) yang rata-rata dibawah target.

12. Pencapaian Indikator Program Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir
Rendah (Berat Badan <2500 gram)
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi bayi dengan berat badan
lahir rendah (berat badan <2500 gram) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Persentase Bayi
Dengan Berat Badan Lahir
Target 5% Diatas Target
Rendah (Berat Badan <2500
gram)
≤ Rata-rata (≤ 5%) 1. Koto baru (3%)
2. Piladang (3%)
3. Halaban (4%)
4. Situjuah (2%)
5. Tanjung pati (2%)
6. Dangung-dangung (1%)
7. Padang kandis (1%)
8. Mungka (2%)
9. Baruah gunuang (3%)
10. Gunung malintang (2%)
Pangkalan (2%)

> Rata-rata (>5%) 1. Sialang (7%)


2. Batu Hampar (18
%)
3. Mungo (6%)
4. Taram (8%)
5. Maek (8%)
6. Banja Laweh (7%)
7. Koto tinggi (9%)
8. Muaro paiti (7%)
9. Rimbo data (6%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi melebihi target dan melebihi rata-rata keseluruhan puskesmas..
13. Pencapaian Indikator Program Persentase Balita Mempunyai Buku KIA/KMS
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita yang mempunyai
buku KIA/KMS di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota:
Indikator Persentase balita
Target 100% Dibawah Target
mempunyai buku KIA/KMS
≥ Rata-rata (>71,7%) 1. Piladang (82,5%)
2. Mungo (74,8%)
3. Halaban (76%)
4. Pakan Rabaa (77,2%)
5. Situjuah (80,7%)
6. Taram (81,3%)
7. Tanjung Pati (83,8%)
8. Gunung Malintang (83,8%)
9. Pangkalan (71,7%)
10. Rimbo Data (89,6%)
< Rata-rata (<71,7%) 1. Sialang (61,1%)
2. Koto Baru (68,6%)
3. Batu Hampar (69,6%)
4. Dangung-Dangung (65,3%)
5. Padang Kandis (67,7%)
6. Mungka (68,5%)
7. Suliki (65,8%)
8. Maek (62,5%)
9. Baruah Gunuang (60,5%)
10. Banja Laweh (58,9%)
11. Koto Tinggi (67,6%)
12. Muaro Paiti (60,0%)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 12 puskesmas (54.5%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
14. Pencapaian Indikator Persentase Balita Ditimbang Naik Berat Badannya
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang naik
berat badannya di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota:
Indikator Balita
Target
Ditimbang Yang Naik Dibawah Target 90%
90%
Berat Badannya
≥ Rata-Rata (≥ 78%) 1. Puskesmas Koto Baru (89 %)
2. Puskesmas Piladang (82%)
3. Puskesmas Batu Hampar (80%)
4. Puskesmas Mungo (80%)
5. Puskesmas Halaban (80%)
6. Puskesmas Pakan Rabaa (85%)
7. Puskesmas Situjuah (81%)
8. Puskesmas Tanjung Pati (86%)
9. Puskesmas Dangung-Dangung (82%)
10.Puskesmas Padang Kandis (89%)
11.Puskesmas Mungka (81%)
12.Puskesmas Buruah Gunang (78%)
13.Puskesmas Muaro Pati (79%)
< Rata-Rata (<78%) 1. Puskesmas Sialang (75%)
2. Puskesmas Taram (76%)
3. Puskesmas Suliki (76%)
4. Puskesmas Maek (77%)
5. Puskesmas Banja Laweh (67%)
6. Puskesmas Koto Tinggi (74%)
7. Puskesmas Gunuang Malintang
(64%)
8. Puskesmas Pangkalan (77%)
9. Puskesmas Rimbo Data (65%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi dibawah target dan dibawah rata-rata keseluruhan puskesmas.
15. Pencapaian Indikator Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang tidak
naik berat badannya (T) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita
Target
Ditimbang Naik Berat Diatas Target 3%
dibawah 3%
Badannya
≥ Rata-Rata (<24%)
< Rata-Rata (≥ 24%) 1. Puskesmas Sialang (27%)
2. Puskesmas Koto Baru (11%)
3. Puskesmas Piladang (19%)
4. Puskesmas Batu Hampar (21%)
5. Puskesmas Mungo (19%)
6. Puskesmas Halaban (19%)
7. Puskesmas Pakan Rabaa (13%)
8. Puskesmas Situjuah (18%)
9. Puskesmas Taram (41%)
10. Puskesmas Tanjung Pati (20%)
11. Puskesmas Dangung-Dangung
(22%)
12. Puskesmas Padang Kandis (12%)
13. Puskesmas Mungka (17%)
14. Puskesmas Suliki (24%)
15. Puskesmas Maek (27%)
16. Puskesmas Baruah Gunung
(21%)
17. Puskesmas Banja Laweh (35%)
18. Puskesmas Koto Tinggi (28%)
19. Puskesmas Muaro Paiti (23%)
20. Puskesmas Gunuang Malintang
(40%)
21. Puskesmas Pangkalan (25%)
22. Puskesmas Rimbo Data (39%)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota keseluruhan puskesmas (100%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi diatas target dan diatas rata-rata keseluruhan puskesmas.
16. Pencapaian Indikator Balita Ditimbang Yang Tidak Naik Berat Badannya 2x
berturut-turut
Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang tidak
naik berat badannya 2x berturut-turut (2T) di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Balita
Ditimbang Yang
Tidak Naik Berat Target dibawah 3% Diatas Target 3%
Badannya 2x
berturut-turut
≥ Rata-Rata (<4%) 1. Puskesmas Sialang (2%)
2. Puskesmas Koto Baru (2%)
3. Puskesmas Batu Hampar
(3%)
4. Puskesmas Mungo (1%)
5. Puskesmas Halaban (2%)
6. Puskesmas Pakan Rabaa
(1%)
7. Puskesmas Situjuah (3%)
8. Puskesmas Padang Kandis
(1%)
9. Puskesmas Mungka (1%)
10. Puskesmas Buruah Gunung
(1%)
11. Puskesmas Banja Laweh
(0%)
12. Puskesmas Koto Tinggi
(3%)
13. Puskesmas Gunuang
Malintang (1%)
< Rata-Rata (≥4%) 1. Puskesmas Piladang (4%)
2. Puskesmas Taram (19%)
3. Puskesmas Tanjung Pati
4%)
4. Puskesmas Dangung-
Dangung (5%)
5. Puskesmas Suliki (4%)
6. Puskesmas Maek (6%)
7. Puskesmas Muaro Paiti
(4%)
8. Puskesmas Pangkalan (8%)
9. Puskesmas Ribo Data (4%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi diatas target dan diatas rata-rata keseluruhan puskesmas.

17. Pencapaian Indikator Balita Ditimbang Yang Dibawah Garis Merah


Dibawah ini merupakan pencapaian indikator program gizi balita ditimbang yang
dibawah garis merah di setiap puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten
Lima Puluh Kota:
Indikator Balita Balita
Ditimbang Yang Target dibawah 1.5% Diatas Target 1.5%
Dibawah Garis Merah
≥ Rata-Rata (<1.1%) 1. Puskesmas Sialang (1%)
2. Puskesmas Koto Baru
(0.5%)
3. Puskesmas Piladang (0.8%)
4. Puskesmas Batu Hampar
(0.4%)
5. Puskesmas Mungo (0.5%)
6. Puskesmas Halaban (0.9%)
7. Puskesmas Pakan Rabaa
(0.3%)
8. Puskesmas Situjuah (0.9%)
9. Puskesmas Padang Kandis
(0.6%)
10. Puskesmas Mungka (0.2%)
11. Puskesmas Buruah Gunung
(1.1%)
12. Puskesmas Muaro Paiti
(0.8%)
13. Puskesmas Koto Tinggi
(0.7%)

< Rata-Rata (≥1.1%) 1. Puskesmas Taram (1.7%)


2. Puskesmas Tanjung Pati
(1.5%)
3. Puskesmas Dangung-
Dangung(2%)
4. Puskesmas Suliki (1.6%)
5. Puskesmas Banja Laweh
(1.7%)
6. Puskesmas Koto Tinggi
(1.4%)
7. Puskesmas Gunuang
Malintang (2.1%)
8. Puskesmas Pangkalan
(1.5%)
9. Puskesmas Ribo Data
(1.8%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota terdapat 9 puskesmas (40.9%) yang memiliki pencapaian
indikator program gizi diatas target dan diatas rata-rata keseluruhan puskesmas.

18. Pencapaian Indikator Ibu Hamil Anemia


Dibawah ini merupakan pencapaian indikator ibu hamil anemia di setiap puskesmas
yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota:
Indikator Ibu Hamil Diatas Target
Target dibawah 24%
Anemia 24%
≥ Rata-Rata (<1.7%) 1. Puskesmas Sialang (0,9%)
2. Puskesmas Koto Baru (0.8%)
3. Puskesmas Piladang (1,9%)
4. Puskesmas Batu Hampar (1,9%)
5. Puskesmas Mungo (2,8%)
6. Puskesmas Halaban (0,4%)
7. Puskesmas Pakan Rabaa (0,4%)
8. Puskesmas Situjuah (5,8%)
9. Puskesmas Taram (1,5%)
10. Puskesmas Tanjung Pati (1,4%)
11. Puskesmas Dangung-Dangung
(2,3%)
12. Puskesmas Padang Kandis (0,8%)
13. Puskesmas Mungka (0,5%)
14. Puskesmas Suliki (1,4%)
15. Puskesmas Maek (1,2%)
16. Puskesmas Baruah Gunung
(3,8%)
17. Puskesmas Banja Laweh (1,9%)
18. Puskesmas Koto Tinggi (1,4%)
19. Puskesmas Muaro Paiti (0,8%)
20. Puskesmas Gunuang Malintang
(0,6%)
21. Puskesmas Pangkalan (2,7%)
22. Puskesmas Rimbo Data (2,7%)
< Rata-Rata (≥1.7%)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 22 puskesmas yang ada di wilayah Dinas
Kesehatan Lima Puluh Kota keseluruhan puskesmas memiliki pencapaian indikator program
gizi tidak melebihi target.
C. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Masalah
Menurut petunjuk pelaksanaan surveilans gizi Kementerian Kesehatan RI tahun 2015
ada 18 indikator kinerja dan target pembinaan gizi yang harus dicapai. Berikut ini adalah
permasalahan pencapaian indikator program gizi dari 22 puskesmas yang ada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota tahun 2016 :
Tabel 1 Identifikasi Masalah

% Puskesmas yang
Target Rata-rata
No Indikator Program Gizi Tidak Mencapai
(%) (%)
Target
1 Persentase kasus balita gizi buruk 100 100 -
yang mendapat perawatan
2 Persentase balita yang ditimbang 85 75,4 50
berat badannya
3 Persentase bayi usia kurang dari 6 42 68,8 40,9
bulan mendapat ASI Ekslusif
4 Persentase rumah tangga 90 94 13,6
mengkonsumsi garam beryodium
5 Persentase balita 6-59 bulan 85 72,3 63,6
mendapat kapsul vitamin A
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan Tablet Tambah
6 85 72,6 50
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
Persentase ibu hamil Kurang
7 Energi Kronik (KEK) yang 50 73 77,3
mendapat makanan tambahan
Persentase balita kurus yang
8 75 69 23,3
mendapat makanan tambahan
9 Persentase remaja putri yang 15 28 22,7
mendapat TTD
Persentase ibu nifas yang
10 97 74 45,5
mendapat kaspul vitamin A
Persentase bayi yang baru lair
11 41 87,5 -
mendapat IMD
Persentase bayi dengan berat
12 badan lahir rendah (berat badan 5 5 40,9
<2500 gram)
Persentase balita mempunyai buku
13 100 71,7 54,5
KIA/KMS
Persentase balita ditimbang yang
14 90 78 40,9
naik berat badannya
Persentase balita ditimbang yang
15 3 24 100
tidak naik berat badannya (T)
Persentase balita ditimbang yang
16 tidak naik berat badannya dua kali 3 4 40,9
berturut-turut (2T)
Persentase balita di Bawah Garis
17 1,5 1,1 40,9
Merah (BGM)
18 Persentase ibu hamil anemia 24 1,7 -

2. Prioritas Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah maka diperlukan penentuan prioritas
masalah. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa penting permasalahan tersebut perlu
dilakukan pemecahan masalah dan apakah permasalahan tersebut dapat diatasi. Prioritas
masalah tersebut menggunakan metode Delbeq sebagai berikut :
Tabel 2 Prioritas Masalah

Pembobotan
Prioritas
Indikator Masalah Besarnya Kemudahan Total
Kegawatan Biaya Masalah
Masalah Penanggulangan
Persentase balita yang
ditimbang berat 5 5 5 5 20 1
badannya
Persentase bayi usia
kurang dari 6 bulan 5 5 3 4 17 3
mendapat ASI Ekslusif
Persentase rumah
tangga mengkonsumsi 3 3 3 3 12 8
garam beryodium
Persentase balita 6-59
bulan mendapat kapsul 4 3 3 3 13 7
vitamin A
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan
Tablet Tambah Darah
4 5 3 3 15 5
(TTD) minimal 90
tablet selama masa
kehamilan
Persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik
5 4 3 3 15 5
(KEK) yang mendapat
makanan tambahan
Persentase balita kurus
yang mendapat 4 3 3 3 13 7
makanan tambahan
Persentase remaja putri
3 3 3 3 12 8
yang mendapat TTD
Persentase ibu nifas
yang mendapat kaspul 4 5 3 3 15 5
vitamin A
Persentase bayi dengan
berat badan lahir
5 5 2 3 15 5
rendah (berat badan
<2500 gram)
Persentase balita
mempunyai buku 3 3 3 5 14 6
KIA/KMS
Persentase balita
ditimbang yang naik 5 5 4 4 18 2
berat badannya
Persentase balita
ditimbang yang tidak 5 5 4 4 18 2
naik berat badannya (T)
Persentase balita
ditimbang yang tidak
naik berat badannya 5 5 2 3 15 5
dua kali berturut-turut
(2T)
Persentase balita di
Bawah Garis Merah 5 5 3 3 16 4
(BGM)

3. Alternatif Penyebab Masalah


Setelah dilakukan prioritas masalah maka perlu dicari alternatif penyebab masalah
sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah. Alternatif penyebab masalah adalah sebagai
berikut :
Tabel 3 Alternatif Penyebab Masalah

No Variabel Alternatif Penyebab Masalah


- Partisipasi ibu untuk menimbang balita
Persentase balita yang ke Posyandu kurang
1
ditimbang berat badannya - Ibu kurang memahami pentingnya
pemantauan tumbuh kembang anak
Persentase balita ditimbang - Asupan makanan balita kurang
2 yang naik berat badannya - Pengetahuan ibu tentang pola asuh
makan anak kurang
Persentase balita ditimbang
- Asupan makanan balita kurang
3 yang tidak naik berat - Pengetahuan ibu tentang pola asuh
badannya (T) makan anak kurang
- Pengetahuan Ibu tentang pentingnya
Persentase bayi usia kurang ASI Eksklusif
4 dari 6 bulan mendapat ASI - Permasalahan pada Ibu (ASI tidak
Ekslusif keluar atau penyakit lainnya
- Dukungan keluarga
Persentase balita di Bawah
- Asupan makanan balita kurang
5 Garis Merah (BGM) - Balita menderita penyakit tertentu

4. Pemecahan Masalah Gizi


Pemecahan masalah dari kelima indikator yang bermasalah di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten 50 Kota adalah sebagai berikut :
No Variabel Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
- Partisipasi ibu untuk - Penyuluhan tentang penting
Persentase balita yang menimbang balita ke pemantauan tumbuh kembang
ditimbang berat Posyandu kurang anak di Posyandu
1
badannya - Ibu kurang memahami - Pembuatan dan penyebaran
pentingnya pemantauan undangan untuk datang ke
tumbuh kembang anak Posyandu ke ibu-ibu balita
- Penyuluhan tentang pola asuh
yang baik untuk anak
Persentase balita - Asupan makanan balita - Demo masak peanekaragaman
kurang bahan pangan dalam
2 ditimbang yang naik - Pengetahuan ibu tentang pembuatan makanan selingan
berat badannya pola asuh makan anak untuk anak balita
kurang - Penyuluhan tentang
pemanfaatan pekarangan
rumah
Persentase balita - Asupan makanan balita - Penyuluhan tentang pola asuh
3 yang baik untuk anak
ditimbang yang tidak kurang
naik berat badannya - Pengetahuan ibu tentang - Demo masak peanekaragaman
(T) pola asuh makan anak bahan pangan dalam
kurang pembuatan makanan selingan
untuk anak balita
- Penyuluhan tentang
pemanfaatan pekarangan
rumah
- Pengetahuan Ibu tentang - Penyuluhan tentang
Persentase bayi usia pentingnya ASI Eksklusif pentingnya ASI Ekskusif pada
kurang dari 6 bulan - Permasalahan pada Ibu bayi usia 0-6 bulan
4
mendapat ASI (ASI tidak keluar atau
Ekslusif penyakit lainnya
- Dukungan keluarga
Persentase balita di - Asupan makanan balita - Penyuluhan tentang bahaya
Bawah Garis Merah kurang balita yang berada di Bawah
5 Garis Merah (BGM)
(BGM) - Balita menderita penyakit
tertentu - Pelaksanaan TFC
5. Planning Of Action (POA)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Biaya P. Jawab
1 Penyuluhan Tujuan umum : Ibu balita - Posyandu - Ahli Gizi
tentang penting Meningkatkan pengetahuan ibu tentang dan di Wilayah Puskesmas
pemantauan pentingnya pemantauan tumbuh kembang keluarga kerja dan Kader
tumbuh kembang anak balita Dinkes Posyandu
anak Tujuan khusus : Kab. 50
1. Ibu mengetahui tentang pertumbuhan Kota
dan perkembangan anak
2. Ibu mengetahui manfaat membawa
anak ke posyandu
3. Ibu mengetahui pentingnya melakukan
deteksi dini tumbuh kembang anak
4. Bertambahnya jumlah anak yang
datang ke Posyandu tiap bulannya
2 Pembuatan dan Tujuan : Meningkatkan partisipasi Ibu-ibu Ibu balita - Wilayah - Ahli Gizi
penyebaran balita menimbang anaknya ke Posyandu kerja Puskesmas
undangan untuk Posyandu dan Kader
datang ke Posyandu
Posyandu
3 Demo masak Tujuan umum : Ibu balita - - - Ahli Gizi
peanekaragaman Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara dan Puskesmas
bahan pangan peanekaragaman bahan pangan dalam keluarga dan Kader
dalam pembuatan pembuatan makanan selingan untuk anak balita Posyandu
makanan balita
selingan untuk Tujuan khusus :
anak balita 1. Ibu mengetahui bahan pangan yang
ada disekitar yang dapat
dikombinasikan dalam pembuatan
makanan selingan anak
2. Ibu mengetahui variasi pengolahan
dalam pembuatan makanan selingan
anak
4 Penyuluhan Tujuan umum : Ibu balita - - - Ahli Gizi
tentang pola asuh Meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dan Puskesmas
yang baik untuk mengenai pola asuh yang baik untuk balita keluarga
anak Tujuan khusus : balita
1. Ibu mengetahui pengertian pola asuh
untuk balita
2. Ibu mengetahui pola asuh makan yang
baik untuk balita
5 Penyuluhan Tujuan : Ibu-ibu mampu memanfaatkan Ibu balita - - - Ahli Gizi
tentang bahan pangan yang ada disekitar untuk dan
pemanfaatan membuat variasi makanan untuk balita keluarga
pekarangan balita
rumah
6 Penyuluhan Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan Ibu-ibu - - - Ahli Gizi
tentang Ibu dan keluarga balita tentang pentingnya balita, Puskesmas
pentingnya ASI ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan bumil,
Ekskusif pada Tujuan khusus : Meningkatnya persentase busui dan
bayi usia 0-6 ibu balita yang memberikan ASI Eksklusif keluarga
bulan pada anak usia 0-6 bulan balita
7 Penyuluhan Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan Ibu-ibu - Posyandu - Ahli Gizi
tentang bahaya
ibu-ibu balita tentang bahaya balita yang dan Puskesmas
balita yang
berada di Bawah berada di Bawah Garis Merah (BGM) keluarga
Garis Merah
Tujuan khusus : Berkurangnya persentase balita
(BGM)
balita yang berada di Bawah Garis Merah
(BGM) .
8 Pelaksanaan TFC Tujuan umum : Memberikan asupan Balita - Puskesmas - Ahli Gizi
(Theureupatic
pemulihan dan terapi kepada anak gizi yang Puskesmas
Feeding Centre)
untuk balita gizi buruk menderita
buruk
Tujuan khusus : Pulihnya keadaan anak gizi buruk
yang menderita gizi buruk

Anda mungkin juga menyukai