Disusun oleh:
hospital@umm.ac.id
BAB I
DEFINISI
Seperti di Negara lain, prevalensi GGK meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ginjal
kronik bisa disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
glomerulonefritis kronik, penyakit obstruksi-infeksi terutama oleh karena batu, dll. Data
pola 50 penyakit utama di rawat jalan se Indonesia than 2004 menempatkan hipertensi
pada peringkat ke-3 dengan 411.355 kunjungan dan diabetes mellitus pada peringkat ke-7
dengan 326.462 kunjungan.
Penyakit ginjal kronik merupakan masalah besar di Indonesia . hal ini dapat di lihat dari
jumlah tindakan hemodialisis yang dilakukan di RS milik Depkes dan Pemda sepanjang tahun
2005 sebanyak 125.441. data semester 1 tahun 2006 PT. Askes bahkan menyebutkan bahwa
hemodialisis merupakan tindakan rawat jalan yang paling banyak dibiayai.
Saat ini unit hemodialisis di Indonesia yang terdata di PERNEFRI sebanyak ± 4000 unit,
sementara di Indonesia membutuhkan sekitar 6000 unit mesin hemodialisis. Melihat
besarnya jumlah tindakan dan kecenderungan peningkatan jumlah pasien yang memerlukan
dialisis, maka sangatlah penting bagi dokter dan perawat memperlihatkan kualitas
pelayanan dengan cara menerapkan manajemen dan penatalaksanaan terpadu yang di
bantu oleh tenaga medik dan paramedik lainnya.
Berikut ini adalah definisi dalam hal yang menyangkut pelayanan hemodialisa, antara lain :
2. Pelayanan pasien dialisis adalah suatu pelayanan yang dilakukan kepada pasien dengan
gagal ginjal akut (GGA), acute on renal failure, intoksikasi obat atau bahan kimia
(dialiyzable drugs), dan penyakit ginjal kronik tahap akhir atau gagal ginjal terminal
(GGT) serta persiapan transplantasi ginjal. Salah satu terapi pengganti ginjal yang sering
dipilih adalah hemodialisa.
• Suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, yang
didefinisikan sebagai abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan atau
tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai
kelainan patologis atau kerusakan ginjal, termasuk ketidakseimbangan komposisi
zat di dalam darah atau urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil pemeriksaan
pencitraan.
• LFG yang kurang dari 60 mL/menit/1,73 m2 lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
Keterangan : di sebut GGK apabila terdapat salah satu dari kriteria di atas.
1. Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat
khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat laju filtrasi glomerulus yang
rendah sehingga diharapkan dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas
hidup pasien.
2. Unit Hemodialisa adalah tempat pelayanan hemodialisis yang terdiri dari minimal 4
mesin dialisis, di dukung dengan unit pemurnian air (water treatment) dan peralatan
pendukung serta mempunyai tenaga medis. Minimal terdiri dari 2 perawat mahir HD, 1
dokter bersertifikasi HD, yang diawasi oleh 1 orang dokter internis bersertifikasi HD dan
di supervise oleh 1 orang internis-konsultan Ginjal Hipertensi (KGH).
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam panduan ini adalah seluruh tata cara pelayanan hemodialisa di
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang pada pasien dengan diagnosa Chronic
Kidney Disease.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Konsep pelayanan hemodialisis
3) Harus memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan memperhatikan hak pasien
termasuk membuat informed consent
5) Pasien baru dari luar RS ..... harus membawa surat pengantar dari dokter yang mengirim
9) Perawat HD mengatur jadwal sesuai dengan jumlah pasien yang akan di lakukan HD.
10) Perawat menyiapkan mesin HD sesuai dengan permintaan dari dokter yang merawat
11) Perawat HD menerima pasien dari petugas PPRI / perawat ruangan dan memeriksa
kelengkapan administrasi ; surat pengantar dari dokter, rekam medis pasien, surat
pengantar pembayaran deposit, surat persetujuan tindakan dll.
14) Perawat melakukan pengkajian sesuai dengan standar pengkajian keperawatan serta
mendokumentasikannya dalam rekam medis pasien.
15) Perawat melapor kepada dokter ruangan dan ahli gizi untuk memeriksa kondisi pasien
dan menyatakan HD dapat dilakukan.
16) Perawat merencanakan dan melaksanakan tindakan HD dan mencatat kondisi pasien
sampai tindakan HD selesai.
17) Perawat menyiapkan administrasi (pemakaian alat kesehatan maupun pemeriksaan
penunjang) dan menyerahkan ke bagian keuanga.
19) Perawat menerima surat ijin pulang yang dicap lunas / kredit dan memberitahukan
pasien untuk jadwal HD berikutnya sesuai dengan instruksi dokter.
e) Letak mesin hemodialisa, sesuaikan dengan daerah cimino (bila cimino ada di tangan
kiri, maka atur posisi mesin juga disebelah kiri).
f) Setiap menerima pasien baru yang akan dilakukan tindakan perawat hemodialisa harus
memeriksa hasil laboratorium.
g) Perawat yang menerima pasien menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
pasien dan meminta pasien berbaring di tempat tidur.
Penarikan SU sesuai dengan instruksi dokter atau sesuai dengan kenaikan berat badan
pasien.
Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah dibuat mesin akan otomalis
menunjukan angka no (0) pada UV, UFR, UFG dan time left
Buatlah model profil yang sesuai dengan keadaan pasien − Berikan kecepatan aliran
darah 100 rpm
Masing-masing kedua ujung pada selang arteri dan fistula arteir di swab dengan kasa
bethadine sebagai desinfektan
Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fiksasi dengan micropore. Jika posisi tidak lancar
rubahlah posisi jarum fistula arterI
Perhatikan darah pada buble trip tidak boleh penuh/ kosong, sebaiknya terisi ¾ bagian
Cairan normal saline yang tertampung dalam gelas ukur, namanya cairan sisa priming
lalu diukur dan dicatat
Setelah darah mengisi semua selang darah dan dializer, matikan pompa darah
Sambungkan ujung selang darah venous ke ujung fistula vena ( outlet ) ~ masing-masing
kedua ujung diswab dengan kasa bethadine sebagai desinfektan.
Klem pada selang venous dan fistula vena dibuka, lalau dihidupkan pompa darah dari
100 rpm sampai dengan yang diinginkan
Selama proses HD ada 7 lampu hijau yang menyala yaitu lampu monitor, ON,Dialisis
start, Pompa,Heparin,UF,Flo