Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA DALAM ARUS


SEJARAH BANGSA
INDONESIA

KELOMPOK 1 :
1. SUHAERI
2. RENDRA LUANA PUTRA
3. LALU ADE ARSULI W.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mataram, November 2017


DAFTAR ISI :
A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BI.
1. Periode Pengusulan Pancasila
2. Periode Perumusan Pancasila
3. Periode Pengesahan Pancasila
B. ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BI.
1. Pancasila Sebagai Identitas Banngsa Indonesia
2. Pancasila Sebagai Kepribadian BI
3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup BI
4. Pancasila Sebagai Jiwa bangsa
5. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
C. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG PANCASILA DALAM
SEJARAH KAJIAN BI.
1. Sumber Historis Pancasila
2. Sumber Sosiologis Pancasila
3. Sumber Politis Pancasila
A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BI.
1. Periode Pengusulan Pancasila
Munculnya Ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa Nasionalisme, yang membuka pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sejarah perumusan Pancasila yang telah dipelajari sejak dibangku SMP dan SMA? Nah jika kalian sudah
pada lupa, disini saya akan sedikit membantu mengingatkan kalian. Okey, berikut beberapa peristiwa penting
dalam perumusan pancasila.
perumusan pancasila itu pada awalnya dilakukan sidang BPUPKI, yang pertama kali dilaksanakan pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Sedangkan BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945, yang beranggotakan 60
orang. BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan didampingi oleh ketua muda yaitu Raden Panji
Suroso dan Ichibangase (orang Jepang). BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Letjeen Kumakichi
Harada. Dan sehari setelah dilantik, dimulailah sidang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar
negara.
sebelum menuju materi pokok pembicaraan calon dasar negara. Apakah kalian tau siapa sajakah tokoh
yang berbicara pada sidang BPUPKI?Ya, betul. Tokoh tersebut adalah Mr. MuhYamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus
Hadikusumo, Mr. Soepomo. Ke empat tokoh tersebut mengusulkan menurut pandangan mereka sendiri-sendiri.
dan seperti yang kalian ketahui, salah satu pengusul calon dasar negara adalah Ir. Soekarno. Beliau berpidato pada
tanggal 1 Juni 1945, dan pada saat itu Ir. Soekarno menyampaikan 5 butir gagasan tentang dasar negara. Lima
dasar gagasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
2. Periode Perumusan Pancasila
dalam perumusan pancasila ini, sidang BPUPKI dilaksanakan pada 10-16 Juli 1945, yang
naskahnya bernama “Pembukaan Hukum Dasar” atau sering disebut piagam jakarta. Dan ternyata piagam jakarta
merupakan naskah awal pernyataan Kemerdekaan Indosnesia. isi piagam jakarta tersebut adalah:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka
bersatu, berdaula, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongnya oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia merdeka yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan berkebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan ,
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

3. Periode Pengesahan Pancasila


Dan pada tanggal 18 Agustus 1945, perumusan pancasila disahkan yang isinya dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu:
1. KetuhananYang Maha Esa
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
B. ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA
DALAM KAJIAN SEJARAH BI.

1. Pengertian Pancasila sebagai identitas Nasional


Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa
Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti menentang arus
globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang
tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian
bangsa, tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu
menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan negara lain.Naskah Pancasila .
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.
Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi
suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut
Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan
nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, social, politik dan
kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi
partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam
kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-
negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya,negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin
terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada
kemampuan bangsa itu sendiri.
2. Pancasila Sebagai Kepribadian BI

Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah
laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, ar tinya dapat
dibedakan dengan Bangsa lain. Ciri Khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa
Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa
Indonesia Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila
juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila
sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-
hari dan juga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup BI

yang dimaksud Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung tinggi
oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia menjelma menjadi pandangan hidup
bangsa yang dirintis sejak jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan
oleh para pendiri negara ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan hidup negara, sekaligus juga
sebagai ideologi negara.

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar kehidupan yang
dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh
karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa bagi masyarakat Indonesia, tidak boleh mematikan
keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian Pancasila merupakan cita-cita moral
bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup masyarakat sehari-hari dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala
daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai garis pedoman dari pandangan hidup
bangsa Indonesia
4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Dalam konteks secara luas Pancasila mempunyai pandangan
masa depan yang cerah bagi Indonesia. Secara tidak langsung gambaran akan menuju pada sang Pencipta. Kita
pasti tahu bahwa kandungan nilai-nilai sudah dibenarkan dalam ajaran agama baik islam maupun agama
lainnya. Secara kontinu hal ini akan memberikan energi dalam semesta untuk menghadirkan nilai-nilai
kebenaran hakiki. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :
1) Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll.
Dalam kajian filsafat hukum temuan Notonagoro, menerangkan bahwa
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Sekalipun nyata
bobot dan latar belakang yang bersifat politis, Pancasila telah dinyatakan dalam GBHN 1983
sebagai "satu-satunya azas" dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Dalam nilai-nilai Pancasila selain unsur-
unsur lokal ("milik dan ciri khas bangsa Indonesia") diakui
adanya unsur universal dalam setiap agama. Perbedaan dalam agama yang berbeda menjadi rasa cinta
tanah air menjadi benteng kuat dalam menjaga keutuhan Indonesia. Maka
tanpa Pancasila, masyarakat nasional, kita tidak akan pernah mencapai kekukuhan seperti yang kita
miliki sekarang ini.
Hal ini akan lebih kita sadari jika kita mengadakan perbandingan dengan keadaan
masyarakat nasional di banyak negara, yang mencapai kemerdekaannya hampir
bersamaan waktu dengan kita. Tampaknya, Pancasila masih kurang dipahami benar
oleh sebagian bangsa Indonesia. Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim
sendiri, anarkis, sering terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan
sosial saat ini, kalau diruntut lebih disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya
Pancasila.
5. Pancasila Sebagai perjanjian luhur

pancaasila sebagai perjanjian luhur adalah didalam fungsinya sebagai pengatur hidup
kemasyarakatan pada umumnya, sedangkan pengertian yang bersifat ethis dan filosofis adalah didalam
fungsinya sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cita-cita dalam mencari kebenaran. Pancasila sebagai
philosophical way of thinking dapat dianalisa dan dibicarakan secara mendalam, karena orang berpikir
secara filosofis tidak akan ada henti-hentinya. Namun demikian harus disadari bahwa kebenaran yang dapat
dicapai manusia adalah kebenaran yang masih relative, tidak absolute atau mutlak. Kebenaran yang absolute
adalah kebenaran yang ada pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu dalam mencari kebenaran Pancasila
sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada saat mendirikan negara tidaklah perlu sampai menimbulkan
pertentangan dan persengketaan apalagi perpecahan
Perjanjian luhur itu telah dilakukan pada 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) telah menerima Pancasila dan menetapkan dasar negara secara
konstitusional dalam Pembukaan UUD 1945.
C. MENGGALI SUMBER HISTORIS,
SOSIOLOGIS, POLITIS TENTANG
PANCASILA DALAM SEJARAH KAJIAN BI.

1. Sumber Historis Pancasila


Dalam sidang yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Indonesia merdeka, Radjiman meminta
kepada anggotanya untuk menentukan dasar negara. Sebelumnya, Muhammad Yamin dan Soepomo
mengungkapkan pandangannya mengenai dasar negara. Kemudian dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut
dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda, Philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka.
Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara dengan
istilah ‘Weltanschauung’ atau pandangan dunia (Bahar, Kusuma, dan Hudawaty, 1995: 63, 69, 81; dan Kusuma,
2004: 117, 121, 128, 129). Dapat diumpamakan, Pancasila merupakan dasar atau landasan tempat gedung Republik
Indonesia itu didirikan (Soepardo dkk, 1962: 47).
Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi
negara, staatsidee. Dalam hal tersebut, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintah negara. Atau
dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara (Darmodiharjo,
1991: 19).
Dengan demikian, jelas kedudukan Pancasila itu sebagai dasar negara, Pancasila sebagai dasar negara
dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI
dan PPKI sebagai representasi bangsa Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--
2014, 2013: 94). Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945.
2. Sumber Sosiologis Pancasila

Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang bersifat vertical
transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila
diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial. Sebagai negara yang dihuni oleh
penduduk dengan multiagama dan multikeyakinan, negara Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang
sama, melindungi terhadap semua agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu
oleh nilainilai agama.
Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat
sosial (bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam
pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan dunia yang dikembangkan melalui
jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang
lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan
yang kuat, bukan saja dapat mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik
bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas untuk tidak tercerabut dari
akar tradisi dan kesejarahan masing-masing.
Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya
harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip
musyawarahmufakat, keputusan tidak didikte oleh golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan
pengusaha, tetapi dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas deliberatif dan
kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi permusyawaratan
itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial. Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila,
yang dikehendaki adalah keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia
sebagai makhluk sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.
3. Sumber Politis Pancasila

Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap aktivitas sosial politik. Dengan demikian, sektor
masyarakat akan berfungsi memberikan masukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik. Pada
gilirannya, sektor pemerintah akan menghasilkan output politik berupa kebijakan yang memihak kepentingan
rakyat dan diimplementasikan secara bertanggung jawab di bawah kontrol infrastruktur politik. Dengan demikian,
diharapkan akan terwujud clean government dan good governance demi terwujudnya masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan masyarakat yang makmur dalam keadilan (meminjam istilah mantan Wapres Umar
Wirahadikusumah).
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

THE END

Anda mungkin juga menyukai