Ulasan Lengkap
Tanda Tangan
Tanda tangan adalah tanda sebagai lambang nama yang dituliskan dengan
tangan oleh orang itu sendiri sebagai penanda pribadi (telah menerima dan
sebagainya). Demikian definisi tanda tangan yang disebutkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (“KBBI”) yang kami akses dari laman Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sebagaimana pernah dijelaskan dalam artikel Adakah Masalah Hukum Jika
Mengganti Tanda Tangan?, tanda tangan menurut Tan Thong Kie dalam
bukunya Studi Notariat dan Serba-serbi Praktek Notaris, yaitu:
Pasal 1875 KUH Perdata menjelaskan suatu keabsahan tanda tangan sebagai
berikut:
Suatu tulisan di bawah tangan yang diakui kebenarannya oleh orang yang
dihadapkan kepadanya atau secara hukum dianggap telah dibenarkan
olehnya, menimbulkan bukti lengkap seperti suatu akta otentik bagi orang-orang
yang menandatanganinya, ahli warisnya serta orang-orang yang mendapat hak
dari mereka; ketentuan Pasal 1871 berlaku terhadap tulisan itu.
Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi
Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik
lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
Tanda tangan elektronik berfungsi sebagai alat autentikasi dan verifikasi atas:[2]
a. identitas penandatangan; dan
b. keutuhan dan keautentikan Informasi Elektronik.
Lebih lanjut dalam artikel yang sama, tanda tangan digital dari PrivyID disebut
oleh dalam rapat pleno Ikatan Notaris Indonesia, sebagai solusi alternatif bagi
para notaris untuk berubah jadi cyber notary. Dalam tanda tangan digital yang
disediakan PrivyID, sudah terdapat sertifikat digital untuk mendekripsi dokumen
digital dalam format pdf. Dalam sertifikat digital ini sudah terkandung informasi
pemilik tanda tangan seperti nomor induk kependudukan, foto diri dari berbagai
sisi, sampai dengan golongan darah. Sehingga sertifikat digital ini yang akan
digunakan untuk membuktikan apakah tanda tangan digital palsu atau asli, dan
apakah ada perubahan pada dokumen saat di pengadilan.
Dasar Hukum:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik.
Referensi:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada Rabu, 8 Mei 2019, pukul
13.50 WIB;
2. Kesiapan Notaris Indonesia dalam Menyongsong Cyber Notary - Privy ID,
diakses pada Rabu, 8 Mei 2019, pukul 14.13 WIB;
3. Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve: Jakarta, 2007.
Catatan:
Kami telah melakukan wawancara dengan Praktisi Hukum Irma Devita
Purnamasari via telepon pada 8 Mei 2019 pukul 18.32 WIB.