ABSTRAK
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak biologis limbah bahang PLTU
Suralaya terhadap biota perairan di sekitarnya. Penelitian ini meliputi pengukuran sebaran
temperatur perairan di sekitar pembangkit dan juga pengumpulan data serta identifikasi biota
perairan berupa plankton dan benthos. Selanjutnya, hasil identifikasi dianalisis untuk menentukan
indeks keanekaragaman Shannon-Weiner, indeks keseragaman dan indeks dominansi Simpson dari
masing-masing biota di setiap lokasi sampling. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa perbedaan
temperatur limbah bahang di zona pencampuranl dengan badan air berkisar antara 5 sampai dengan
2,3 derajat. Dan hasil analisis biota menunjukkan bahwa limbah bahang cukup berdampak terhadap
struktur komunitas plankton dan benthos di zona pencampuran.Walaupun demikian, kondisi
struktur komunitas plankton di zona pencampuran tidak berbeda dengan kondisi di titik kontrol.
ABSTRACT
This study was carried out to determine the biological effects of waste heat of Suralaya
power plant on water biota living in the surrounding area. The study was meant to measure the
distribution of water temperature around the plant as well as to inventory and to identify the biota
(planktons and benthos) living in the surrounding water. Then, an analysis is conducted to
determine condition of community structure of the plankton and benthos. The result is that the
temperature difference in mixing zone is ranging between 5 and 2.3 centigrade. The analysis result
shows that waste heat has affected the community structure of biota. However, community
structure of biota in the mixing zone is not different from those in control point.
Key Words: waste heat, diversity index Shannon-Weiner, uniformity index, domination index
Simpson, mixing zone
sejumlah pembangkit listrik dibangun. terlindungi. Dari sisi teknis, limbah bahang
Jenis pembangkit yang dibangun umumnya tersebut biasanya dialirkan terlebih dahulu
adalah pembangkit listrik termal seperti melalui kanal atau saluran yang cukup
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan panjang untuk menurunkan temperaturnya
pembangkit listrik tenaga gas dan uap sehingga ketika limbah bahang tersebut
(PLTGU). mencapai badan perairan, perbedaan
Dalam sistem pembangkit termal, temperaturnya tidak terlalu tinggi dengan
dibutuhkan media untuk membuang temperatur badan perairan tersebut. Dari
sebagian panas yang dihasilkan selama sisi non teknis, badan pembuat peraturan di
proses pembangkitan dan media yang negara-negara maju telah
umumnya digunakan adalah air. Kebutuhan memformulasikan batas-batas aman bagi
air sebagai pembuang panas atau pendingin suatu perairan atau ekosistem apabila
yang diambil dari lingkungan sekitar menerima pembuangan limbah bahang
pembangkit sangat besar sehingga lokasi yang didasarkan atas informasi dan hasil
pembangkit umumnya berada di sekitar penelitian. Mengacu pada standar Bank
sumber air yang besar pula seperti laut, Dunia, Pemerintah Indonesia telah
danau atau sungai besar. Setelah melewati menerbitkan peraturan yang berkaitan
kondensor, temperatur air pendingin akan dengan kehidupan biota laut melalui
meningkat dan pada sistem pendinginan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
terbuka sekali jalan (once trough cooling Hidup Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku
system), air pendingin akan dibuang Mutu Air Laut dimana salah satu parameter
sebagai limbah bahang ke badan air dimana yang diatur adalah tentang perubahan
air tersebut diambil. Dengan demikian, temperatur air laut kurang dari 20C dari
temperatur di sekitar lokasi pembuangan temperatur alami[1].
limbah bahang akan mengalami kenaikan Data empiris tentang dampak biologis
dan akan mengubah keseimbangan dan ekologis dari limbah bahang di perairan
lingkungan yang sudah ada. tropis masih sangat kurang. Oleh karena itu,
sangat diperlukan penelitian untuk mengetahui
Pembuangan limbah bahang pada
dampak biologis limbah bahang terhadap biota
sistem pembangkit termal ke badan air perairan.
seperti laut, danau atau sungai adalah hal
yang sulit dihindarkan dan oleh karena itu Tujuan
pembuangan harus diatur agar kehidupan Maksud dari penelitian ini adalah untuk
menginventarisasi kondisi lapangan khususnya
biota yang ada di ekosistem perairan dapat
Dampak Biologis Limbah Bahang Terhadap Biota Perairan
37
Di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya
sebaran temperatur dan untuk mengidentifikasi juga merupakan organisme pada tingkat
biota perairan laut yang terdapat di sekitar pertama (trophic) yang berfungsi sebagai
PLTU Suralaya. Sedangkan tujuannya adalah produsen atau penyedia energi.
untuk mengetahui besarnya pengaruh limbah
Fitoplankton, walaupun hanya
bahang terhadap struktur komunitas biota
diwakili oleh beberapa filum saja tetapi
perairan di sekitar pembangkit tersebut.
kelompok ini membentuk sejumlah besar
Penelitian ini dibatasi hanya pada kondisi
biomassa di laut. Sebagian besar bersel
struktur komunitas plankton dan benthos saja.
tunggal dan mereka termasuk filum
Chrysophyta yakni alga kuning hijau yang
Biota Perairan Laut meliputi diatom dan kokolitofor. Selain itu
Dalam ekosistem laut, ratusan ribu terdapat beberapa jenis alga biru-hijau
jenis biota laut telah diidentifikasi mulai (Cyanophyta), alga coklat (Phaeophyta),
dari yang bersel satu yang sangat kecil dan satu kelompok besar dari dinoflagellata
hingga yang berukuran sangat besar seperti (pyrophyta)[3]. Fitoplankton bisa ditemukan
paus. Secara umum, biota laut hanya di seluruh massa air mulai dari permukaan
utama, yakni plankton, benthos dan nekton. intensitas cahaya yang masih
[4]
Pengelompokan ini tidak ada kaitannya memungkinkan terjadinya fotosintetis .
tumbuhan atau hewan, tetapi hanya jumlah jenis dan kepadatannya lebih rendah
didasarkan pada kebiasaan hidup mereka daripada fitoplankton[3]. Dari sudut ekologi
secara umum seperti gerakan berjalan, pola hanya satu golongan zooplankton yang
hidup dan sebaran menurut ekologi. sangat penting yaitu subklas kopepoda (klas
tersuspensi dalam air, tidak bergerak atau zoopklankton di semua laut dan samudra.
hanya bergerak sedikit untuk melawan atau Kopepoda ini berperan sebagai mata rantai
mengikuti arus[2]. Plankton yang terdiri dari yang amat penting antara produksi primer
Benthos adalah biota yang hidup di proses faali biota, terutama laju
permukaan dasar laut, mencakup biota metabolisme dan reproduksi, dan secara
menempel, merayap dan meliang di dasar tidak langsung melalui faktor-faktor
laut. Kelompok biota yang terdiri dari lingkungan lain seperti kelarutan gas,
tumbuh-tumbuhan maupun hewan ini hidup viskositas air dan sebaran densitas air.
di dasar perairan mulai dari garis pasut Perubahan temperatur lingkungan dapat
sampai dasar abisal[3]. mempengaruhi proses-proses hayati di
Nekton adalah biota berupa organism dalam organisme karena proses-proses
yang mempunyai kemampuan bergerak tersebut banyak yang bersifat kimiawi.
atau berrenang sehingga mereka tidak Temperatur juga merupakan faktor
tergantung pada arus laut atau gerakan air pembatas terhadap sebaran biota.
yang disebabkan oleh angin. Kebanyakan Kenyataan di alam menunjukkan bahwa
nekton merupakan hewan-hewan besar kisaran temperatur yang dapat ditoleransi
termasuk hewan terbesar dan tercepat di oleh berbagai biota bahari berbeda-beda.
laut[5]. Organisme yang dapat mentoleransi kisaran
Komunitas organism yang menghuni temperatur yang besar disebut bersifat
suatu ekosistem terdiri dari beraneka ragam euritermal, sedangkan yang hanya dapat
spesies, dan masing-masing spesies tersebut mentoleransi kisaran temperatur yang
[7]
mempunyai jumlah individu tertentu. sempit disebut stenotermal . Hewan yang
Dengan demikian ada tiga unsur pokok dari hidup di zona pasang surut dan sering
struktur komunitas yaitu sejumlah macam mengalami kekeringan mempunyai daya
spesies, jumlah individu dalam masing- tahan yang besar terhadap perubahan
masing spesies dan total individu dalam temperatur[4].
komunitas. Hubungan antar tiga komponen Proses metabolisma hanya berfungsi
ini dijabarkan secara matematis menjadi di dalam kisaran temperatur yang relatif
satu satuan besaran yang disebut dengan sempit, umumnya antara 0o – 40oC. Tetapi
indeks diversitas atau indeks beberapa organisme mampu mentolerir
[6]
keanekaragaman . temperatur sedikit di atas dan sedikit di
bawah batas-batas tersebut, seperti
Temperatur
ganggang hijau biru yang dapat hidup pada
Temperatur merupakan faktor
temperatur 85oC. Pada organisme-
ekologis penting di lingkungan bahari
organisme yang tidak dapat mengatur
karena secara langsung mempengaruhi
temperatur tubuhnya, proses
Dampak Biologis Limbah Bahang Terhadap Biota Perairan 39
Di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya
pemasukan air laut dengan temperatur T yang sampel dilakukan sebelum survei lapangan
menghasilkan limbah bahang pada temperature berdasarkan data-data sekunder berupa peta
T1 setelah melalui kondenser/pendingin situasi pembangkit dan peta topografi dan
PLTU/PLTG morfologi pantai. Pada peta digital, titik-
40 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 35 - 50
Kanal
Muara
kanal
Zona
pencampuran
Badan air
Gambar 4.1. Lokasi pengambilan sampel penerima
dan zona pencampuran
Gambar 4.3 Badan penerima (perairan laut)
limbah bahang PLTU Suralaya
Temperatur
Gambar 4.2. Lokasi pengambilan sampel 30,4o- 30,5oC sedangkan temperatur air laut
pemantauan lingkungan rutin[3]
disekitar zona pencampuran antara 30,7o -
Lokasi pengambilan sampel pada
35,5oC.
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
lokasi pengambilan sampel yang secara Tabel 4.1. Hasil pengukuran temperatur air
laut di sekitar PLTU Suralaya
rutin dilakukan oleh manajemen PLTU
Temperatur (º C)
Suralaya untuk memantau kondisi Titik Penghujan Kemarau Rata-
lingkungan biota di sekitar pembangkit P S P S rata
1 30,2 30,5 30,7 30,6 30,5
(Gambar 4.2). Hal ini dapat digunakan 2 30,2 30,8 30,4 30,4 30,5
3 37,0 37,6 37,6 37,3 37,4
untuk membandingkan kondisi biota pada
4 34,8 35,5 35,6 35,9 35,5
saat penelitian dilakukan dengan kondisi 4b 31,9 33,3 35,3 35,3 34,0
5 34,2 35,2 34,6 33,9 34,5
pada tahun-tahun sebelumnya. Gambar 4.3
Dampak Biologis Limbah Bahang Terhadap Biota Perairan 43
Di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya
b. Benthos
kisaran 1-3, kecuali di tiga titik sampling, hanya spesies tertentu saja yang dapat
yaitu Titik 2, 4 dan Titik 7 yang bertahan. Sementara di Titik 2 mungkin
mempunyai nilai indeks lebih kecil dari 1. disebabkan karena sedikitnya sampel yang
Ini menunjukkan bahwa kondisi komunitas dapat diambil.
yang mudah berubah hanya dengan Pada Gambar 5.4.c terlihat bahwa
mengalami pengaruh lingkungan yang sebagian besar titik sampling mempunyai
relatif kecil. Pada pengamatan lapangan di nilai indeks dominansi Simpson yang
tiga titik yang menunjukkan nilai indeks mendekati 0. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih kecil dari 1, diketahui bahwa tidak terdapat spesies yang secara ekstrim
penyebabnya adalah arus limbah bahang mendominansi, dan struktur komunitas
yang deras di Titik 4 dan 7, dan adanya stabil, kondisi lingkungan cukup prima dan
terumbu karang yang di Titik 2. Arus tidak terjadi tekanan ekologis..
limbah bahang yang deras menyebabkan
hanya spesies-spesies tertentu yang mampu
bertahan dan adanya terumbu karang yang
menndasari perairan menyebabkan jumlah
sampel yang dapat diambil sedikit.
Secara konsisten kondisi ini diikuti
oleh nilai indeks keseragaman benthos
seperti pada grafik di Gambar 5.4.b.
Kecuali di tiga titik (Titik 2, 4 dan 7), nilai
indeks di lokasi titik yang lain berada
(a)
diantara 0 dan 1. Hal inimenunjukkan
bahwa keseragaman antar spesies cukup
merata, jumlah individu pada masing-
masing spesies tidak sama dan
perbedaannya cukup menyolok. Komunitas
dalam keadaan cukup stabil, kondisi habitat
yang dihuni cukup serasi atau cukup baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan
masing-masing spesies. Rendahnya nilai
indeks di Titik 4 dan 7 disebabkan oleh
arus limbah bahang yang deras sehingga (b)
48 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 35 - 50
dari merata hingga tidak merata. perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB, Bogor.
Saran [7] Hutomo M. dan O.H. Arinardi, 1992.
1. Penetapan baku mutu lingkungan, idealnya Dampak Pembangkit Tenaga Listrik
tidak general, tetapi lebih bersifat spesifik (terutama limbah thermal) terhadap
(misalnya berdasarkan lokasi pembangkit, ekosistem akuatik. Oseana XVII(4): 135-
kapasitas pembangkit). 158
2. Perlu adanya peraturan yang mengatur [8] Schubel, J.R., B.C. Marcy, Jr., A.D. Beck,
baku mutu limbah cair dari pembangkit E.J. carpenter, C.C. Coutant, B. Kinsman,
listrik, terutama untuk temperatur limbah R.P. Morgan, III, A.S. Robbins, R.E.
bahang, sehingga tidak rancu atau salah Ulanowicz, and P.M.J. Woodhead., 1978.
persepsi antara baku mutu limbah On selecting the excess temperature to
(temperatur limbah bahang) dan baku minimize the entraiment mortality rate. In:
mutu stream (temperatur air laut) Power Plant Entraiment: A Biological
3. Perlu dilakukan penelitian dan assessment. [J.R. Schubel and B.C. Marcy,
pengembangan teknologi dalam Jr., (eds.)] Academic Press, New York.
mengurangi temperatur limbah bahang [9] Coles, S.L. and P.L. Jokiel, 1977. Effects
dari pembangkit listrik. of temperature on photosynthesis and
respiration in hermatypic corals. Marine
DAFTAR PUSTAKA Biology Vol. 43, pp. 209-216.
[1] Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2004. [10] US. EPA, 1991. EPA’s Technical Support
Baku Mutu Air Laut, Lampiran III (Untuk [11] PT. Perusahaan Listrik Negara, 1991.
[2] Wibisono, 2005. Pengantar Ilmu Pembangunan Unit 5,6,7. PT. Perusahaan
[3] Romimohtarto, K., 2001. Biologi laut. [12] PT. Indonesia Power UBP Suralaya, 2003.
[4] Nontji, A., 2005. Laut Nusantara. Ikrar PLTU Suralaya Unit 1-7 Semester II tahun