Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN EBP

MENGENAI PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER UNTUK PENANGANAN


PASIEN GANGGUAN POLA TIDUR PADAPASIEN DENGAN
GANGGUAN PERNAFASAN

Diajukan untuk memenuhi tugas program profesi ners XXXVI


Stase Keperawatan Anak

Oleh:

TEJA SULAKSANA

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting untuk dipenuhi
secara adekuat. Tidur adalah suatu proses fisiologis yang sangat penting bagi manusia, karena
pada saat tidur terjadi proses pemulihan dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak akibat
aktivitas sehari-hari. Sedangkan istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Istirahat dan tidur mempunyai fungsi
yang sangat vital dalam menentukan status kesehatan seseorang. Namun kebutuhan istirahat
dan tidur dapat terganggu akibat adanya gangguan oleh suatu penyakit dan masalah kesehatan
lainnya. Identifikasi dan penanganan gangguanistirahat tidur pasien sangat penting dilakukan
oleh tenaga kesehatan, secara khusus perawat.
Perawat harus memahami isi fatal alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi tidur
dan kebiasaan tidur pasien untuk membantu pasien mendapatkan kebutuhan tidur dan
istirahat yang berkualitas. Kebutuhan istirahat dan tidur pasien tidak cukup hanya dilihat dari
segi kuantitas saja,tetapi kualitas tidur juga harus diperhatikan.pasien harus istirahat dan tidur
yang cukup,sebab tanpa istirahat dan tidur yang cukup kemampuan untuk berkonsentrasi dan
membuat keputusan serta berpartisipasi dalam aktivitas harian atau keperawatan akan
menurun. Gangguan istirahat dan tidur dapat terjadi akibat adanya penyakit dan masalah
kesehatan lainnya. Penyakit dapat mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur penderita
karena terjadinya serangan penyakit seringkali terjadi pada saat istirahat dan tidur
berlangsung.
Enchepalopaty dengue adalah ensepalo berarti jaringan otak sedangkan “pati”
merupakan akhiran yang berarti penyakit atau kelainan sehingga pada encepalopaty yang
mengalami kerusakan ialah jaringan otak itu sendiri. Penyebab dari encepalopaty sendiri
gangguan fungsi ginjal, gangguan elektroloit dan gangguan dimana suplai o2 berkurang
sedangkan gejala dari encepalopaty tersebut penurunan kesadaran,pingsan, kurangnya
oksigen, dan kelemahan anggota gerak pada tubuh.
Positioning atau menyesuaikan posisi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan cara memberikan pasien posisi tubuh sesuai dengan hambatan yang diderita dengan
tujuan memanajemen keselarasan dan kenyamanan fisiologis. berpendapat bahwa pemberian
posisi bertujuan untuk meningkatkan ekspansi paru secara maksimal dan mengatasi
kerusakan pertukaran gas sehingga pasien memperoleh kualitas tidur yang baik. Menurut
Israel (2008), posisi semi fowler akan mempengaruhi keadaan curah jantung dan
pengembangan rongga paru-paru pasien, sehingga sesak nafas berkurang dan akan
mengoptimalkan kualitas tidur pasien. Pengembangan rongga dada dan paru-paru akan
menyebabkan asupan oksigen membaik, sehingga proses respirasi akan kembali normal.
Menurut Dr.Susan dari Case Western Reserveyang merupakan salah seorang peneliti
mengatakan perlu memberikan perhatian khusus terhadap pasien yang mengalami gangguan
tidur. Perhatian khusus yang dimaksud adalah dalam hal pengaturan posisi. Hal ini sangat
penting. Pengaturan posisi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menghindari dan
meminimal terjadinya masalah kesehatan Selain itu, Pengaturan posisi bertujuan untuk
memperbaiki kualitas tidur.1.Menurut Park yang di kutip dalam sleep disorders health center
menyatakan bahwa merubah posisi tidur dapat meningkatkan resiko terjadi nya kualitas tidur
yang buruk. Akan tetapi meskipun seseorang telah mengetahui bahwa posisi tidur dapat
mempengaruhi kualitas tidur, namun hal ini sulit dilakukan akibat ketidakmampuan untuk
mengambil posisi tidur yang disukai karena nocturnal dyspnea.
BAB II
HASIL ANALISIS
No Judul artikel & Tujuan Populasi, Jenis penelitian Variabel & Intervensi Hasil Kekuatan &
penulis penelitian sampel & instrumen kelemahan
teknik
sampel
1 Hubungan untuk Pemilihan Desain Dalam dilakukan Hasil penelitian Kekuatan :
Posisi Tidur mengetahu sampel penelitian yang penelitian ini observasi menggunakan uji Penelitian ini
Dengan i hubungan menggunaka digunakan instrumen yang dengan statistik chi menyebutkan
posisi tidur n teknik adalah deskriptif digunakan untuk menggunaka square dengan instrument yang
Kualitas Tidur
dengan total analitik dengan variabel kualitas n lembar tingkat digunakan pada
Pasien kualitas sampling. pendekatan tidur yaitu observasi kemaknaan 95%, penelitian.
Encepalopaty tidur Adapun cross sectional. menggunakan untuk didapat p value
Di Rsud Kota pasien jumlah PSQI (The melihat ( 0,006 ) < nilai Kelemahan :
Bekasi Tahun encepalop sampel Pittsburgh Sleep posisi tidur α ( 0,05 ) dan Desain
2011 aty dalam Quality responden. kesimpulan dari penelitian yang
penelitian ini Index).Sedangka penelitian ini digunakan
adalah 40 n untuk variabel adalah ada adalah deskriptif
responden. posisi tidur. hubungan antara analitik dengan
Lina Indrawaty
posisi tidur pendekatan
dengan kualitas cross sectional.
(2011) tidur pasien
2 Pengaruh Mengetah Pengambilan Menggunakan diukur kualitas kelompok Tidak terdapat Kekuatan :
Posisi Tidur ui adanya sampel rancangan tidurnya kontrol yang perbedaan yang Penelitian ini
Semi Fowler pengaruh dilakukan quasy- menggunakan diberikan bermakna antara menggunakan
45˚ Terhadap posisi tidur dengan experimen Richard posisi semi kualitas tidur rancangan
Kualitas Tidur semi purposive dengan pre-post Campbell Sleep fowler 45˚ kedua kelompok quasy-
Di Ruang fowler 45˚ sampling test controlled Quetionnare. dan diukur yang telah experimen
ICCU RSUD terhadap dengan grup. kualitas diberikan posisi dengan pre-post
dr. Soedarso kualitas sampel tidurnya semi fowler 45˚. test controlled
Pontianak tidur berjumlah 16 menggunaka grup.
(The Influence pasien di pada n Richard
of Semi Fowler ruang masing- Campbell
45 ˚ Sleep ICCU masing Sleep Kelemahan :
Position to RSUD dr. kelompok. Quetionnare Sampel pada
Soedarso . penelitian ini
Sleep Quality
Pontianak. hanya berjumlah
ICCU dr. 16 orang
Soedarso
Hospital
Pontianak)

Sukainah
Shahab,
Suhaimi
Fauzan, Ichsan
Budiharto

3 Efektivitas Mengetah Populasi Penelitian ini Penelitian ini Diberiikan Dari hasil uji Kekuatan :
Pemberian ui pada menggunakan tidak dilakukan intervensi normalitas untuk Penelitian ini
Posisi Tidur efektivitas penelitian ini desain quasy uji validitas atau pada posisi 30° menggunakan
30° Dan 45° pemberian adalah eksperimen,deng reabilitas karena masing- berdistribusi rancangan
Terhadap posisi tidur pasien an rancangan instrumen yang masing tidak normal quasy-
Peningkatan 30° dan dengan asma two group pre digunakan sudah kelompok dengan p value ≤ experimen
Kualitas Tidur 45° bronkhial test post test dilakukan uji yang semi 0,05, selanjutnya dengan pre-post
Pasien Dengan terhadap yang dirawat design validitas dan fowler dilakukan uji test controlled
Asma peningkata di Rumah reabilitas dengan 30o Wilcoxon dengan grup.
Bronkhial Di n kualitas Sakit Panti sebelumnya. dan 45o nilai p value
Rumah Sakit tidur Wilasa 0,020 yang Kelemahan :
Panti Wilasa pasien Citarum. artinya ada Sampel pada
Citarum Jumlah perbedaan penelitian ini
populasi kualitas sebelum hanya berjumlah
pada tahun dan sesudah 16 orang. Dan
Atanasia Dese 2015 diberikan posisi untuk
Nolowala, sebanyak tidur 30° pengukuran/instr
Putrono S, 156 pasien. sedangkan untuk umen skala tidur
Budi Widiyanto Jumlah posisi tidur 45° tidak disebutkan
sampel yang data berdistribusi menggunakan
digunakan normal dengan pengukuran apa.
sebesar 12 nilai p value >
responden 0,05, selanjutnya
dengan dilakukan uji
pembagian 6 paired-samples t
responden test dengan nilai
untuk masn- p value 0,000
masing yang artinya ada
intervensi. perbedaan
Teknik yang kualitas tidur
digunakan sebelum dan
dalam sesudah
penelitian ini pemberian posisi
adalah total tidur 45°. Untuk
sampling. menguji
efektivitas posisi
tidur 30° dan 45°
digunakan uji
Wilcoxon dengan
nilai p value
0,041 dan nilai
mean posisi tidur
30° lebih besar
daripada nilai
mean posisi tidur
45°. Ini artinya
posisi tidur 30°
lebih efektif
terhadap
peningkatan
kualitas tidur.
BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Seseorang tidur dengan posisi semifowler ataupun tidak semifowler, masing-masing


memiliki kualitas tidur yang berbeda. Kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang
mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal
tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Hal-hal tersebut bersifat subyektif,
artinya setiap orang berbeda-beda dalam hal mempersiapkan tidurnya, sehingga kualitas tidur
juga akan berbeda-beda setiap individu.

Pada pasien Encepalopaty dengue, gejala dari encepalopaty tersebut sering terjadi
penurunan kesadaran,pingsan, kurangnya oksigen, dan kelemahan anggota gerak pada tubuh.
Sehingga pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan nyaman, dimana hal tersebut tentu akan
mempengaruhi kualitas tidur pasien. Selain itu, lingkungan juga mempengaruhi kualitas tidur
seseorang. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat
menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. Salah satu
intervensi yang dapat dilakukan agar pasien dapat meningkatkan kualitas tidur adalah
memberikan posisi yang nyaman dimana posisi tersebut dapat mengurangi sesak yang
dirasakan sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur pasien, salah satu posisi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi gejala pada pasien gagal jantung yaitu dengan memberikan
posisi semi fowler.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh indrawaty (2011), bahwa pada responden
dengan posisi tidur semifowler, memiliki kualitas tidur yang baik. Sementara pada responden
dengan posisi tidur tidak semifowler, lebih dominan memiliki kualitas tidur buruk di
bandingkan dengan kualitas tidur baik. Hal ini di karenakan posisi semifowler dapat
meringankan gejala penyakit yang di rasakan oleh responden. Gejala yang maksud adalah
sesak dikarenakan kurangnya suplai oksigen.

Posisi semi fowler merupakan salah satu jenis posisi fowler di mana kepala dan dada
dinaikkan ke atas dengan sudut 30º sampai 45, salah satu tujuan dari posisi fowler adalah:
meningkatkan kapasitas pernapasan. Dengan kapasitas pernapasan yang optimal, pasien akan
merasa lebih nyaman hal ini akan berdampak pada kualitas tidur yang mengalami
peningkatan. Fenomena yang terjadi di rumah sakit pasien yang mengalami sesak napas
diberikan posisi tidur yang nyaman yaitu posisi tidur semi fowler tanpa memperhatikan
besaran sudut kemiringan tempat tidurnya, manakah yang lebih efektif antara posisi tidur 30°
dan 45°.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh sukainah, et. al mengatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur kedua kelompok yang telah diberikan posisi
semi fowler 45˚. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nolowala, et al (2016) analisa efektivitas pemberian posisi 30° dan 45° terhadap kualitas
tidur diperoleh p value 0,041 (p value ≤ 0,05) yang artinya Ha diterima dan H0 ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa posisi tidur 30° dan 45° efektif terhadap kualitas tidur pada pasien,
Berdasarkan nilai mean setelah diberikan intervensi, posisi 30° lebih besar (mean=8,50)
daripada posisi 45° (mean=4,50) yang artinya posisi 30° lebih efektif terhadap kualitas tidur
dibandingkan posisi 45°. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat dapat memberikan
posisi tidur 30º untuk meningkatkan kualitas tidur pasien yang mengalami gangguan
pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA

Bare&Smelzer.Buku ajar keperawatan medikal bedah.Jakarata:EGC.2002

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF
diakses pada tanggal 05 November 2018

Indrawaty, L. (2011). HUBUNGAN POSISI TIDUR DENGAN KUALITAS TIDUR


PASIEN Encepalopaty dengue DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2011. Jurnal
Ayurveda, 1(1).

Nolowala, A. D., Putrono, S., & Widiyanto, B. (2016). EFEKTIVITAS PEMBERIAN


POSISI TIDUR 30° DAN 45° TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR
PASIEN DENGAN ASMA BRONKHIAL DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA
CITARUM. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.

Shahab, S. Pengaruh Posisi Tidur Semi Fowler 45˚ Terhadap Kualitas Tidur Di Ruang ICCU
RSUD dr. Soedarso Pontianak. Jurnal ProNers, 3(1).
Wicaksono,Dimas Wahyu .Analisis Faktor Dominan yang Berhubungandengan Kualitas
Tidur. Surabaya.2010

Sulistiyani,Cicik.Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur.Jurnal


Kesehatan Masyarakat Undip.2010

Siregar, Mukhlidah Hanun. (2011). Mengenal sebab-sebab, akibat-akibat, dan cara terapi
insomnia. Jakarta: Flash Book.

Sulistyowati. (2015). Pengaruh sudut posisi tidur terhadap kualitas tidur dan status
kardiovaskuler pada pasien Infark Miokard Akut (AMI) di ruang ICVCU RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.

Tarwoto & Wartonah.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba


Medika.2010

Anda mungkin juga menyukai