Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JAMBU BIJI


KRISTAL (Psidium guajava L.) DENGAN METODE CANGKOK
DI BALAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT PT. ARARA ABADI

Oleh :

SURYA HANDAYANI
11780223628

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JAMBU BIJI


KRISTAL (Psidium guajava L.) DENGAN METODE CANGKOK
DI BALAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT PT. ARARA ABADI

Oleh :

SURYA HANDAYANI
11780223628

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan Praktek Kerja Lapang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Teknik Perbanyakan Vegetatif Jambu Biji Kristal (Psidium


guajava L.) dengan Metode Cangkok di Balai Pelatihan dan
Pengembangan Masyarakat PT. Arara Abadi
Nama : Surya Handayani
NIM : 11780223628
Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,

Pembimbing,

Tahrir Aulawi, S.Pt., M.Si


NIP. 19740714 200801 1 007

Mengetahui:

Dekan Ketua
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi

Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph. D Dr.Syukria Ikhsan Zam, M.Si


NIP.19730904 199903 1 003 NIP. 19810107 200901 1 008
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang ini
dengan judul “Teknik Perbanyakan Vegetatif Jambu Biji Kristal (Psidium
guajava L.) dengan Metode Cangkok di Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat PT. Arara Abadi”. Salawat dan salam tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang mana berkat rahmat beliau kita dapat
merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ayahanda Hazmi dan Ibunda Eni Marlis yang telah memberikan dukungan
moril maupun materil dalam penulisan laporan ini.
2. Bapak Tahrir Aulawi, S.Pt., M.Si selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan serta dukungan lainnya dalam
penulisan laporan ini.
3. Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi.
4. Bapak Ir. Achmad Syafruddin selaku Koordinator di BPPM, yang telah
memberikan ilmu serta bimbingannya selama PKL
5. Seluruh karyawan yang berada di BPPM, yang telah bersedia bekerja sama
dengan penulis.
6. Serta teman – teman Seperjuangan.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktek kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk
masa yang akan datang.

Pekanbaru, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 3
1.3. Manfaat ............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4


2.1. Sejarah Jambu Biji Kristal ................................................................. 4
2.2. Botani Jambu Biji Kristal................................................................... 4
2.3. Teknik Perbanyakan Vegetatif dengan Metode Cangkok ................. 6

III. METODE PELAKSANAAN ............................................................... 8


3.1. Tempat dan Waktu ............................................................................. 8
3.2. Bahan dan Alat .................................................................................. 8
3.3. Metodologi ........................................................................................ 8
3.4. Pengamatan ....................................................................................... 9
3.5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ........................................................ 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11


4.1. Tempat Praktek Kerja Lapang .......................................................... 11
4.2. Teknik Mencangkok pada Tanaman Jambu Kristal .......................... 15
4.2. Hasil Pengamatan .............................................................................. 20

V. PENUTUP ................................................................................................ 22
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 22
5.2. Saran ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23


LAMPIRAN ................................................................................................... 25

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Jadwal Kerja Lapangan Mahasiswa PKL di BPPM ............................. 25

3.2. Jadwal Pemberian Materi Mahasiswa PKL di BPPM .......................... 10

4.1. Tingkat Keberhasilan Cangkok Tanaman Jambu Biji Kristal .............. 20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Morfologi Tanaman Jambu Biji Kristal ................................................ 5

4.1 Peta Wilayah BPPM ............................................................................. 13

4.2. Struktur Organisasi BPPM PT. Arara Abadi ........................................ 14

4.3 Alat dan Bahan ..................................................................................... 16

4.4. Pemilihan Ranting atau Batang ............................................................ 16

4.5. Mengupas atau Menyayat Kulit Kayu ................................................. 17

4.6. Membersihkan Kambium ..................................................................... 18

4.7. Penempelan Media Cangkok ................................................................ 18

4.8. Pembungkusan dengan Plastik Bening ................................................. 19

iv
DAFTAR SINGKATAN

BPPM Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat


PKL Praktik Kerja Lapang
CD-CSR Comunity Development-Corporate Social Responsibility
UKM Usaha Kecil dan Menengah
ICDF International Coorperation and Development Found
ZPT Zat Pengatur Tumbuh

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapang .............................................................. 23

2. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang ...................................................... 28

3. Jurnal Harian Praktek Kerja Lapang ....................................................... 30

vi
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jambu biji (Psidium guajava) berasal dari benua Amerika yang beriklim
tropis, yakni dari Amerika Serikat, Peru dan Bolivia, jambu biji tersebut menyebar
keberbagai negara di dunia, termasuk kawasan ASEAN. Tanaman jambu biji
dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Budidaya jambu biji di
Indonesia pada umumnya masih disekitar halaman rumah. Meskipun demikian,
luas areal tanaman jambu biji pada tahun 1992 sudah mendekati 60.000 hektar
yang tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. Daerah pusat tanaman jambu biji di
Indonesia adalah Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa tenggara ( Murniati, 2010).
Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan
dengan cara ini tidak disukai karena pertumbuhannya lambat menjadi dewasa dan
juga akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan
adalah secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan. Buah jambu biji
memiliki jenis yang banyak antara lain, jambu biji delima, gembos, perawas,
kristal taiwan, getas merah, dan bangkok (Susilo, 2012).
Ditinjau dari segi manfaatnya daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat
tradisional salah satu contohnya untuk obat batuk dan diare dengan cara 3 helai
jambu biji direbus dengan dua gelas air putih lalu direbus, disaring, dan
diminumkan pada orang yang terkena diare. Jambu merah biji dianggap
berkhasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah (Susilo,
2012).
Jambu adalah salah satu tanaman buah yang paling menjanjikan di India
dan mempunyai kandugan nutrisi yang baik yang sangat menguntungkan. Buah
jambu sangat baik untuk dikonsumsi segar ataupun melalui pengolahan. Selain
nilai gizi yang tinggi (Vitamin C dan pektin), jambu biji memberikan keuntungan
ekonomi yang baik.Hal ini telah mendorong beberapa petani untuk
mengembangkan budidaya jambu biji pada skala komersial. Jambu biji kaya akan
tannin, fenol, triterpen, flavonoid, minyak atsiri, saponin, karotenoid, lektin,
vitamin, serat dan asam lemak. Buah jambu biji lebih tinggi vitamin C daripada

1
jeruk (80 mg vitamin C dalam 100 g buah), mengandung vitamin A yang cukup
tinggi dan jambu biji merupakan sumber pektin yang baik (Joseph, 2011).
Cangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
menumbuhkan perakaran diranting atau cabang pohon sehingga menjadi bibit
tanaman atau tanaman baru. Cangkok dapat diaplikasikan pada tanaman berkayu,
bercabang, dan memiliki kambium, yang secara umum termasuk dalam kategori
tanaman dikotil. Tanaman buah yang dapat dicangkok diantaranya mangga,
jambu air, jambu biji, rambutan, durian, dan jeruk (Suhartanto, dan Gunawan ,
2012).
Ranting cabang yang akan dicangkok harus memenuhi syarat sebagai
ranting atau cabang yang produktif, sudah berbuah 2-3 kali, dalam keadaan sehat,
dan ranting atau cabang berdiameter 1-1,6 cm (Suhartanto, dan Gunawan , 2012).
Keunggulan cangkok ialah mudah dilakukan, tingkat keberhasilannya tinggi dan
tanaman yang dihasilkan dapat mewarisi 100% sifat pohon induknya. Namun,
tanaman hasil cangkokan memiliki kelemahan yaitu percabangannya tidak lebat
dan tidak kompak serta produktifitas buahnya terbatas. Selain itu memiliki sistem
perakaran yang tidak kuat karena memiliki akar serabut, dan akarnya juga tidak
rimbun yang menyebabkan tanaman mudah roboh saat tertiup angin kencang, dan
tidak kuat menghadapi kekeringan saat musim kemarau.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa
program studi Agroteknologi adalah dengan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Praktek kerja lapangan adalah suatu kegiatan untuk menambah
pengalaman kerja dan keterampilan mahasiswa yang sesuai dengan bidang
studinya dan kemampuan analisis mahasiswa berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Dengan dilaksanakan kegiatan PKL ini tentunya akan membantu mahasiswa
dalam mendalami keterampilannya.
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang adalah di Balai Pelatihan dan
Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi. Lokasi ini dipilih karena
Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi dikenal
sebagai perintis kegiatan pelatihan dan pengembangan budidaya tanaman
hortikultura serta penggerak utama di daerah Pinang Sebatang, Kecamatan
Tualang, Kabupaten Siak. Salah satu kegiatannya adalah perbanyakan vegetatif

2
tanaman jambu biji kristal dengan metode cangkok, sehingga penulis tertarik
untuk mempelajarinya. Melalui Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, diharapkan
mahasiswa memperoleh gambaran nyata tentang teknik perbanyakan secara
vegetatif khususnya perbanyakan dengan cangkok pada tanaman jambu biji kristal
di Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT.Arara Abadi.

1.2. Tujuan
Tujuan praktek kerja lapang untuk mengetahui teknik perbanyakan
tanaman jambu biji kristal dengan metode cangkok kerat.

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang ini akan meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa Praktek Kerja Lapang mengenai
beberapa cara perbanyakan vegetatif yang diterapkan di BPPM PT.Arara Abadi
terutama perbanyakan vegetatif pada tanaman jambu biji kristal dengan metode
cangkok.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Jambu Biji Kristal


Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) adalah satu spesies tanaman
dari famili Myrtaceae berasal dari Amerika Selatan dan Tengah ditemukan oleh
Nikolai Ivanovich Vavilov. Sejalan dengan waktu kemudian jambu biji
dibudidayakan di lebih dari 150 negara antara lain Jepang, India, Taiwan,
Malaysia, Brasil, Australia, Filipina, dan Indonesia (Parimin, 2007). Kerabat liar
jambu biji antara lain jambu Brasil (Psidium guineense), jambu gunung (Psidium
montanum), jambu stroberi (Psidium cattleianum), jambu nanas (Acca sellowiana)
dan jambu kopi Chili (Ugni myricoides). Genus Psidium memiliki lebih dari 150
spesies yang dapat dimakan.
Jambu biji dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Di Indonesia
jambu biji dikenal dengan nama jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu
(Jawa), serta sotong (Bali). Sentra penanaman jambu biji di Indonesia antara lain
Sumatera Utara, DKI Jakarta (Jakarta Selatan dan Jakarta Timur), Jawa Barat
(Bekasi, Bogor, Karawang, Pandeglang), Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Timur dan Kalimantan (Kurniawati et al., 2008).
Jambu kristal adalah salah satu tanaman buah yang sudah memasyarakat.
Jambu kristal dapat dibudidayakan di negara kita dan merupakan mutasi dari
residu Muangthai Pak. Jambu ini ditemukan pada tahun 1991 di District Kao
Shiung-Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik
Taiwan yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Jambu kristal
sebenarnya tidak benar-benar berbiji, jumlah bijinya kurang dari 3% bagian buah,
sepintas jambu biji kristal hampir tidak berbiji (Rahman, 2011).Menurut Chiu
Wen Chi, ahli jambu kristal dari Misi Teknik Taiwan, sebuah kerjasama
diplomasi Indonesia dan Taiwan, jambu biji ini dikatakan kristal karena warna
daging buahnya yang bening keputihan dan secara kasat mata bentuk buah yang
berlekuk-lekuk tidak bulat rata sempurna menyerupai bentuk kristal (Wang,
2011).

4
2.2. Morfologi Jambu Biji Kristal
Jambu biji kristal termasuk spesies Psidium guajava L., Kingdom Plantae,
Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Ordo Myrtales, Famili Myrtaceae,
Genus Psidium.
Secara morfologi jambu biji kristal memiliki akar tunggang. Tanaman
jambu biji kristal dapat tumbuh dan berkembang pada tanah gembur, subur,
mudah menyerap air, dan kedalamannya cukup dalam. Batang tanaman jambu biji
kristal berkayu keras sehingga tidak mudah patah, batang tumbuh tegak dan
memiliki percabangan serta ranting-ranting, percabangannya banyak ditumbuhi
mata tunas dan setiap mata tunas tersebut tumbuh menjadi cabang-cabang yang
menghasilkan buah. Daun tanaman jambu biji termasuk daun tunggal, berbentuk
bulat panjang dan langsing dengan bagian ujungnya tumpul atau lancip, berwarna
hijau terang atau hijau kekuning-kuningan, tata letak daun saling berhadapan, dan
helaian daun kaku dan tebal. Bunga tanaman jambu biji kristal termasuk bunga
sempurna (hermaphrodite), yaitu dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan
dan betina. Pembuahannya dapat melalui penyerbukan atau tanpa penyerbukan.
Buah jambu biji kristal berbentuk bulat, ukuran buah besar, warna daging buah
putih, kulit buah tipis dan permukaan halus, daging buah renyah, dan rasanya
manis (Cahyono, 2010)

A B C

D E F

Gambar 2.1. Morfologi Tanaman Jambu biji kristal; (a) Akar ; (b) Batang;
(c) Daun; (d) Bunga; (e) Buah; (f) Biji.

5
2.3. Teknik Perbanyakan Vegetatif Dengan Metode Cangkok
Cangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
cara menginduksi atau menumbuhkan perakaran di cabang atau ranting pohon
sehingga menjadi bibit tanaman atau tanaman baru. Cangkok cocok dilakukan
untuk tanaman yang sulit diperbanyak secara stek, okulasi dan sambung
(Gunawan, 2014).
Cangkok dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebih cepat
daripada tanaman yang berasal dari biji dan buah yang dihasilkan serupa buah dari
tanaman induknya, perbanyakan vegetatif melalui cangkok merupakan salah satu
alternatif. Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif
dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media
tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh
petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya
masih berada di pohon induk (Kuswandi, 2013).
Perbanyakan jambu biji kristal dengan cara mencangkok memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan cara mencangkok dari jambu biji kristal
adalah bibit yang diperoleh memiliki sifat yang sama dengan induknya, tanaman
cepat besar, cepat berbuah, teknik pelaksanaannya mudah dan sederhana, dan
tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Kekurangannya adalah tanaman
mempunyai akar serabut sehingga mudah tumbang.(Gunawan, 2014).
Persentase cangkok hidup dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan
dalam perbanyakan vegetatif dengan metode cangkok. Persentase keberhasilan
cangkok hidup adalah sebesar 90%. Teknik ini lebih dominan dilakukan karena
selain sifat yang diturunkan sama dengan induknya, waktu yang diperoleh juga
relative singkat jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan sambung dan
okulasi.
Tanaman yang dihasilkan dari cangkok biasanya memiliki persamaan
dalam umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa
memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat. Teknik
cangkok banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan
tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja.
Adapun jenis tanaman yang bisa di cangkok adalah semua tanaman dikotil, hal ini

6
dikarenakan pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Namun keberhasilan dari
teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana cara yang dilakukan di
lapangan ( Rukmana,1997).
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT.Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak, hal
ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang sebaiknya
tidak terlalu tua (berwarna coklat atau coklat muda) (Kuswandi, 2013).

7
III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Pelatihan
dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) yang merupakan unit kerja PT. Arara
Abadi (Sinarmas Forestry). Terletak di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan
Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai pada Tanggal 8 Juli – 7
Agustus 2019.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah pohon induk jabu biji kristal, tanah topsoil,
air, plastic bening dan tali rafia. Sedangkan alat yang digunakan adalah pisau
cangkok, gunting tanaman, ember, dan kamera.

3.3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan hasil Praktek Kerja
Lapang adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang
diteliti, baik teknik mencangkok maupun keadaan tempat Praktik Kerja Lapang.
2. Metode praktik
Praktik adalah kegiatan dimana mahasiswa terjun secara langsung dalam
kegiatan yang dilakukan oleh pihak Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi. Metode ini bertujuan agar mahasiswa
memahami dan mendapatkan ilmu serta pengalaman secara langsung dalam
bidang yang dilaksanakan.
3. Studi pustaka
Penulis mencari referensi untuk melengkapi data-data agar memperoleh
hubungan antara teori dan aplikasinya dilapangan tempat penulis melaksanakan
praktik kerja lapang. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, internet, dan lain
sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

8
3.4. Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada pencangkokan jambu biji kristal adalah
mengamati secara langsung bagian tanaman yang akan dicangkok dengan kriteria
batang berukuran 1 – 1,5 cm, tidak terlalu tua dan terlalu muda serta terhindar dari
hama dan penyakit. Mengamati panjang batang yang akan disayat dan mengamati
media yang digunakan, dengan kriteria hitam dan berhumus.

3.5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilakukan selama satu bulan di Balai
Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) dengan cara pembagian
wilayah kerja setiap minggunya dengan setiap pembimbing lapangan yang
berbeda. Kegiatan kerja dilakukan pada Hari Senin – Jum’at, sedangkan Sabtu
dan Minggu libur kerja. Waktu kegiatan kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3.1. Jadwal Kerja Lapangan Mahasiswa PKL di BPPM.
Hari Mulai Selesai
Senin – Kamis Pukul 07.00 WIB Pukul 11.30 WIB
Jum’at Pukul 07.00 WIB Pukul 11.00 WIB
Dalam pelaksanaan kegiatan magang di lapangan, jumlah mahasiswa
dibentuk menjadi 7 kelompok. Terdapat 7 jenis kegiatan magang di lapangan
berupa: Kebersihan (Membersihkan areal BPPM), Nursery (Pembibitan),
Pengomposan (Pengumpulan bahan organik, penggilingan bahan organik,
pembuatan kompos, aplikasi kompos), Pengendalian hama dan penyakit
(Pemupukan, penyemprotan pestisida, pemangkasan bagian tanaman terserang),
Demonstrasi plot (Pembuatan plot, penanaman anakan nanas), Perbanyakan
vegetatif (Cangkok belah dan cangkok kerat), Perbanyakan tanaman khusus
(Okulasi, penyambungan, cangkok).
Dalam prakteknya, terjadi pergiliran bagian praktek untuk masing-masing
kelompok pada setiap Hari Senin dan Rabu. Sehingga, misalkan kelompok 1
praktek bagian kebersihan pada Hari Senin dan Selasa, maka pada Hari Rabu –
Jum’at mendapat praktek bagian perbanyakan tanaman khusus dan begitu
seterusnya.
Waktu jam kerja yaitu pada pukul 07.00 melaksanakan kegiatan rutin apel
pagi, dilanjutkan dengan kegiatan yang telah ditetapkan pada waktu apel pagi

9
hingga pukul 11.30 WIB dan pada 11.30 – 13.30 WIB adalah waktu istirahat,
dilanjutkan pada pukul 13.30 – waktu Ashar tiba merupakan pemberian materi di
pendopo. Kegiatan bekerja dilakukan mulai Senin sampai dengan Jumat,
sedangkan Sabtu dan Minggu, mahasiswa praktek kerja lapang mengisi waktunya
dengan olahraga dan kegiatan lainnya.
Selain kegiatan magang di lapangan, terdapat kegiatan magang berupa
belajar (teori) di pendopo yang diajarkan langsung oleh pembimbing yaitu Bapak
Ir. Achmad Syafruddin, Bapak Ir. Harsono dan Gegana Agung Putra, S.I., Kom..
Waktu pemberian materi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Materi Mahasiswa PKL di BPPM
Hari Mulai Selesai
Senin – Kamis Pukul 13.30 WIB Pukul 15.30 WIB
Jum’at Pukul 14.00 WIB Pukul 15.30 WIB
Teori yang disampaikan pembimbing antara lain tentang perbanyakan
tanaman secara vegetatif, teknik pembuatan kompos, Analisa Usaha Tani (AUT),
pemupukan, dan motivasi pengembangan diri.
Pemberian materi kepada mahasiswa praktek kerja lapang dilakukan setiap
Hari Senin sampai dengan Jum’at, setelah jam istirahat. Pada Hari Senin sampai
Kamis, pemberian materi dimulai pada pukul 13.30 WIB dan selesai pukul 15.30
WIB atau sampai memasuki waktu sholat Ashar. Sedangkan pada Hari Jum’at
dimulai dengan waktu yang lebih lama yaitu, pukul 14.00 WIB dan selesai pada
pukul 15.30 WIB atau sampai memasuki waktu sholat Ashar.

10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tempat Praktek Kerja Lapang


4.1.1. Sejarah BPPM PT. Arara Abadi
Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (center of training and
development of community) merupakan unit kerja PT. Arara Abadi (Sinarmas
Forestry) yang berfungsi sebagai pelatihan bagi masyarakat sebagai sarana
pendukung bagi keberhasilan program community development. Balai Pelatihan
dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) ini mulai dibangun pada tahun 2005,
yang menempati areal seluas 20,8 Ha didalam konsesi PT. Arara Abadi distrik
Rasau Kuning yang terletak di Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak.
Balai pelatihan ini dirancang dengan sarana gedung pelatihan dan sarana
pendukung berupa aneka tanaman hortikultura, tanaman kehutanan, tanaman obat-
obatan serta tanaman langka. Baik dari Riau maupun nasional yang berfungsi
sebagai kebun induk, demplot, serta sarana pratek bagi peserta pelatihan. Selain
didukung oleh staff perusahaan PT. Arara Abadi, pelatihan ini juga didukung
sumber daya manusia yang berkompetisi dibidangnya yang berasal dari akademisi
intansi pemerintah, penelitian, praktisi yang ditempuh melalui kerja sama secara
kelembagaan maupun kerjasama secara kegiatan pribadi.
Balai pelatihan ini dirancang untuk mampu mendukung kegiatan
community development lingkungan Sinarmas Forestry, melalui pelayanan
kegiatan masyarakat, sebagai kegiatan siswa magang baik dari tingkat SLTA
maupun tingkat Perguruan Tinggi khususnya yang ada di Riau. Sebagai central
produksi bibit unggul, serta sebagai pendukung program community development
di lingkungan Sinarmas Forestry di Riau, yang dibangun melalui pendanaan dari
program CD-CSR PT. Arara Abadi.
Berbagai bentuk pelatihan untuk masyarakat untuk mempersiapkan
manusia yang siap menjalankan sebagai usaha produktif tanaman dibidang
pertanian, aneka UKM, hutan rakyat serta hasil non kayu. Jenis pelatihan
disesuaikan dengan program dijalankan, mempertimbangkan potensi wilayah dan
trend usaha yang sedang berkembang.

11
Untuk mensukseskan program Riau berbuah maka BPPM memperbanyak
tanaman bibit unggul dan bantuan bibit unggul kemasyarakat khususnya desa-
desa yang berdekatan dengan PT. Arara Abadi Sinarmas Forestry. Adapun bibit
yang telah disalurkan sebagai bantuan kepada masyarakat antara lain : Jambu Air,
Jambu Biji Getas, Jambu Biji Bangkok, Durian, Buah Naga, Mangga dan lainnya.
Dengan pola bantuan one village one product yaitu suatu kawasan atau
hamparan satu jenis buah tujuanya untuk mempermudah monitoring serta
menghasilkan bibit yang mudah dalam pendistribusian. Untuk mendukung
keberhasilan program CD dibidang pertanian dan perkebunan, BPPM
memproduksi jenis bibit unggul, antara lain: Jambu Air, Jambu Biji Getas, Jambu
Biji Bangkok, Durian, Buah Naga, Mangga dan lain-lain.
Upaya penyedian bibit unggul mempunyai peran strategi karena hasil
tanaman sangat bergantung kualitas bibit yang digunakan masyarakat. Selama ini
masyarakat masih sangat kesulitan memperoleh bibit baik dengan alas an biaya
maupun ketersediaan bibit unggul. Dalam pelatihan masyarakat juga disampaikan
materi-materi untuk menanamkan sikap rasa cinta lingkungan. Selain itu, di
BPPM sebagai fasilitas sarana belajar mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-
kanak) sampai dengan mahasiswa sebagai generasi bangsa untuk mengenal
Pertanian, Perkebunan serta Kehutanan.
Tanaman buah yang sudah menghasilkan di BPPM antara lain: Lengkeng,
Jambu Air jenis Citra, King Rose Apple, Semarang, Cincalo Merah dan Cincalo
Hijau, Belimbing Dewa, Dewi, dan Demak. Serta jenis jambu biji Bangkok dan
Getas kemudian buah lain seperti Buah Naga, Nangka Mini, Jeruk Sunday dan
Jeruk Nipis.

4.1.2. Letak geografis BPPM PT. Arara Abadi


Secara geografis lokasi kegiatan praktek kerja lapang ini berada pada
Utara 00°45`36,6” dan Selatan 101° 31` 38,9”. Secara administratif lokasi
kegiatan PKL ini berada Desa Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang,
Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

12
Gambar 4.1. Peta wilayah BPPM
Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat ini merupakan unit kerja
dari PT. Arara Abadi (Sinarmas Foresty). Memiliki total luas areal keseluruhan
yaitu 20,8 ha. Areal tersebut terbagi atas beberapa lahan yang digunakan untuk
kebun tanaman dan untuk bangunan.
Pada kebun tanaman, Jambu Biji memiliki luas 1,2 Ha, Tanaman
Kehutanan 3,5 Ha, Jambu air 0,5 Ha, Durian 0,9 Ha, Mangga 1,2 Ha, Manggis 1,0
Ha, Tanaman asli Riau 0,4 Ha, Sukun 0,4 Ha, Tanaman langka 0,4 Ha, Tanaman
Exotic 0,6 Ha, Alpukat 0,3 Ha, Buah naga 0,1 Ha, Nursery sebagai tempat hasil
tanaman yang telah diperbanyak, serta tanaman lainnya yang dibudidayakan
disini. Fasilitas yang ada berupa Mess, Aula, Kantor, Pendopo, Rak Kompos,
Gudang Peralatan, Musholla dan Ruang TV terletak di bagian tengah areal.
Semua fasilitas yang ada dapat diakses dan digunakan oleh mahasiswa praktek
kerja lapang.

4.1.3. Visi dan Misi BPPM


Dalam melaksanakan tugas dan fungsi nya, Balai Pelatihan dan
Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi memiliki visi yaitu
menjadikan Riau sentra tanaman hortikultura yang berkualitas.

13
Sedangkan misi yang ada pada Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat
(BPPM) ini adalah: 1) Pusat pelatihan agroteknologi dan agribisnis (education),
2) Pusat produksi tanaman buah unggul, 3) Kerjasama dengan stakeholder dalam
pengembangan pertanian.

4.1.4. Struktur Organisasi BPPM PT. Arara Abadi


Secara umum perusahaan atau sebuah instansi memiliki struktur organisasi
didalamnya. Hal ini dibuat untuk kepentingan perusahaan atau instansi agar
kegiatan dapat berjalan dengan baik. Di Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi juga memiliki struktur organisasi dalam
menjalankan kegiataannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2

KEPALA BPPM
Undang Nurzihad

KOORDINATOR BPPM
Ir, Achmad Syafruddin J.

LOGISTIK & ADMINISTRASI


EKSTERNAL RELASI Rismayanti, S.Pi.
Gegana Agung Putra,
S.I., Kom.

Gambar 4.2. Struktur Organisasi BPPM PT. Arara Abadi

Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT. Arara Abadi


ini dikepalai oleh Bapak Undang Nurzihad, beliaulah yang bertanggung jawab
penuh terhadap Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM), kepada
perusahaan. Kemudian Bapak Ir. Achmad Syafruddin J, selaku Koordinator

14
BPPM memiliki tugas mengawasi segala kegiatan yang ada di BPPM dan juga
sebagai pemberi materi tentang perbanyakan tanaman kepada mahasiswa PKL.

4.1.5. Fasilitas BPPM


Adapun fasilitas yang berada dalam Balai Pelatihan dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM) meliputi Kantor BPPM sebagai sarana pendukung kegiatan
administrasi. Aula, sebagai tempat pertemuan dan seminar kegiatan pelatihan dan
pengembangan masyarakat. Mess sebagai tempat penginapan pengunjung
pelatihan. Gudang, tempat penyimpanan perlengkapan kebun, berupa pupuk,
pestisida dan alat-alat pertanian lainya. Perumahan karyawan, sebagai tempat
tinggal karyawan. Ambulans sebagai sarana pendukung kesehatan karyawan dan
mahasiswa yang PKL. Musholla tempat beribadah karyawan. Mobil untuk
mengangkut barang dan hasil produksi. Jalan sebagai akses keluar masuk area.

4.2. Teknik Mencangkok pada Tanaman Jambu Kristal


Mencangkok merupakan teknik perbanyakan vegetatif dengan cara
pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar. Dalam prosesnya diperlukan beberapa tahap agar
pencangkokkan ini dapat berjalan dengan baik, diantaranya persiapan alat dan
bahan, pemilihan ranting atau batang, mengupas atau menyayat kulit kayu,
membersihkan kambium, penempelan media cangkok dan pembungkusan dengan
plastik bening.

4.2.1. Persiapan Alat dan Bahan


Tahap awal yang dilakukan yaitu persiapan alat dan bahan. Alat-alat yang
akan digunakan dalam kegiatan mencangkok adalah pisau okulasi yang
tajam,gunting tanaman, tali rafia, plastik. Sedangkan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan mencangkok adalah media yang berupa tanah topsoil dan tanaman
jambu kristal. Alat dan bahan cangkok dapat dilihat pada Gambar 4.3.

15
Gambar 4.3. Alat dan Bahan

Alat alat harus dipastikan dalam keadaan bersih dan tidak ada bahan yang
akan membuat kontaminasi bahan cangkokan. Bahan yang digunakan harus bersih
dan tidak ada kotoran yang mampu membuat kegagalan cangkok, seperti gulma
tanaman, serangga dan lainnya.

4.2.2. Pemilihan Ranting atau Batang


Pemilihan batang yang baik dan tidak terserang hama dan penyakit
menjadi suatu indikator keberhasilan dalam proses cangkok.Selain itu batang atau
ranting yang digunakan sebaiknya memiliki sifat unggul yang baik untuk
diperbanyak. Pemilihan ranting atau cabang dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Pemilihan Ranting atau Batang


Penentuan batang cangkok dari pohon induknya, harus memperhatikan
beberapa hal untuk meningkatkan keberhasilan cangkokkan. Menurut Prameswari
(2014) keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain : umur dan ukuran batang, media, waktu pencangkokan dan jenis
tanaman. Makin besar diameter batang , akar yang terbentuk juga akan menjadi
lebih banyak, hal ini disebabkan karena permukaan bidang perakaran menjadi
lebih luas, Umur batang sebaiknya masih cukup muda (berwarna coklat atau

16
coklat muda) karena batang yang sudah tua umumnya lebih sulit dan lambat
membentuk akar.

4.2.3. Mengupas atau Menyayat Kulit Kayu


Dalam mengupas kulit kayu harus dibuat dahulu tanda untuk sayatan
mengelilingi batang atau ranting tanaman, kemudian sayatan kayu dibuat secara
melingkar dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai atau
merusak jaringan-jaringan kayunya. Setelah itu, kayu dikupas secara perlahan.
Cara mengupas/menyayat kulit kayu dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Mengupas atau Menyayat Kulit Kayu


Pada praktek dilapangan dilakukan tiga perlakuan panjang sayatan yang
berbeda pada tanaman jambu biji kristal. Panjang sayatan yang diterapkan adalah
1 cm, 3c, dan 5 cm. Hal ini untuk mengetahui pengaruh panjang sayatan terhadap
waktu tumbuh dan persentase cangkok hidup.
Penggunaan pisau yang tajam akan mempercepat dalam mengupas dan
menyayat kulit jambu biji kristal. Panjang sayatan dibuat tidak terlalu panjang dan
juga tidak terlalu pendek, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
penempelan medianya. Menurut Elizabet (2015) Pada umumnya mencangkok
biasa dilakukan dengan cara melukai/menyayat hingga bersih dan menghilangkan
kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil.

4.2.4. Membersihkan Kambium


Pembersihan kambium dilakukan dengan cara pengerokan dengan bagian
belakang pisau okulasi yang bersih. Pengerokan dengan mmenggunakan bagian
belakang pisau okulasi ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pelukaan pada
batang yang telah dicangkok. Pengerokan dilakukan dengan hati-hati dan

17
dilakukan sampai batang berwarna putih. Pembersihan kambium dapat dilihat
pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Membersihkan Kambium

Pembersihan kambium ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya kulit


pada batang pohon tersebut. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan
terbentuk. Menurut Setiawan (2012) Tujuan membersihkan kambium tersebut
supaya akar dapat tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium
yang tertinggal maka mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga
masih ada aliran bahan makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk.
Sedangkan tujuan dari penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang
mengangkut sari-sari makanan hasil fotosintesis.

4.2.5. Penempelan Media Cangkok


Penempelan media cangkok dapat menggunakan media tanah yang telah
dibasahi terlebih dahulu. Kemudian batang tanaman yang telah dicangkok
dibungkus dengan media tanah tersebut.Media ditempel seperti bola kecil dan
melingkar sehingga menutupi bagian yang telah dikupas tersebut. Tanah yang
basah akan memudahkan dalam proses penempelannya. Cara penempelan media
cangkok dapat dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7. Penempelan Media Cangkok

18
Menurut Hendrata dan Sutardi (2010) Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam pencangkokan adalah media cangkok. Media yang baik harus
mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam waktu lama,
kelembabannya tinggi tetapi aerasinya baik dan beratnya ringan. Media cangkok
tidak boleh terlalu basah dan tidak mengandung jamur yang dapat menyebabkan
kerusakan dan kematian bibit.

4.2.6. Pembungkusan Dengan Plastik Bening


Pembungkusan cangkok menggunakan plastik bening dengan cara
melilitkan plastik tersebut sampai semua media tertutupi dan mengikat dikedua
ujung menggunakan tali rafia. Pembungkusan dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Pembungkusan dengan Plastik Bening

Pembungkusan media cangkok dapat dilakukan dengan berbagai macam


media pembungkus seperti serabut kelapa, tanaman paku-pakuan yang kering dan
lainnya. Namun disini penggunaan plastik bening dalam membungkus media
cangok lebih unggul dibandingkan dengan penggunaan pembungkus lain. Hal ini
dikarenkan plastic bening mampu menahan air lebih lama sehingga kebutuhan air
dapat lebih lama digunakan, memudahkan memonitori pertumbuhan akar serta
kelembapan tanah pada media cangkok dan lebih praktis dalam penggunaannya.
Pencangkokan tentunya memiliki kendala yang dapat mempengaruhi hasil
dari pencangkokan, seperti memilih media tanah yang baik. Menurut Hendrata
dan Sutardi, (2010). Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
pencangkokan adalah media cangkok. Media yang baik harus mempunyai sifat
mudah menyerap air, menahan air dalam waktu lama, kelembabannya tinggi tetapi

19
aerasinya baik dan beratnya ringan. Media cangkok tidak boleh terlalu basah dan
tidak mengandung jamur yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian bibit.
Selain itu juga harus rutin memonitori cangkokan untuk melihat kelembapannya,
jika tanah mulai kering sebaiknya segera lakukan penyiraman terhadap media
cangkok, terutama apabila kita mencangkok tanaman dimusim kemarau.
Christiani, (2011) Salah satu faktor keberhasilan mencangkok adalah kelembaban
media cangkok tersebut, kelembaban media cangkok biasa dihubungkan dengan
banyak sedikitnya pemberian air.

4.3. Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Tingkat Keberhasilan Cangkok Tanaman Jambu Biji Kristal
Perlakuan Cangkok
1 2 3
1 cm √ √ -
3 cm √ √ √
5 cm √ √ √
Keterangan : (√) cangkok jambu berakar yang menyatakan cangkok berhasil (-) cangkok
berlumut dan tidak terdapat akar yang enyatakan cangkok gagal

Hasil yang diperoleh dari cangkok setalah 2 minggu dapat diketahui bahwa
panjang sayatan yang berbeda tidak berpengaruh nyata pada tingkat keberhasilan
cangkok pada tanaman jambu biji kristal. Cangkok yang mati disebabkan oleh
beberapa faktor seperti faktor lingkungan, kelembapan, genetik, dan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Pengamatan dilakukan dengan pembukaan media
cangkok untuk mengetahui adanya kalus dan akar pada daerah cangkok,
pembukaan media mempengaruhi kondisi lingkungan cangkok sehingga jaringan
yang luka pada sayatan belum mampu memperbaiki luka atau terkontaminasi
(Wibisono, 2011).
Jumlah akar yang dihasilkan pada perlakuan sayatan 5 cm memiliki jumlah
akar yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan sayatan 1 cm dan 3 cm.
Hal ini dikarenakan luas permukaan yang lebih panjang sehingga akar yang
dihasilkan juga lebih banyak.Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pembentukan akar cangkok diantaranya kelembapan, suhu, cahaya, dan media
yang digunakan untuk cangkok (Nursyiva,2015).

20
Menurut Prameswari (2014) keberhasilan pencangkokan tanaman
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : umur dan ukuran batang, media,
waktu pencangkokan dan jenis tanaman. Makin besar diameter batang , akar yang
terbentuk juga akan menjadi lebih banyak, hal ini disebabkan karena permukaan
bidang perakaran menjadi lebih luas, Umur batang sebaiknya masih cukup muda
(berwarna coklat atau coklat muda) karena batang yang sudah tua umumnya lebih
sulit dan lambat membentuk akar.

21
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dalam Praktek Kerja Lapang untuk
perbanyakan tanaman jambu biji kristal dengan teknik cangok kerat adalah teknik
perbanyakan tanaman jambu biji kristal di BPPM PT. Arara Abadi dengan metode
cangkok meliputi : persiapan alat dan bahan, pemilihan ranting atau batang,
Mengupas/menyayat kulit kayu, membersihkan kambium, penempelan media
cangkok, dan pembungkusan dengan plastik bening.
Panjang sayatan cangkok akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dan
jumlah akar pada cangkok pada tanaman jambu biji kristal.Ukuran sayatan 5 cm
lebih cepat menghasilkan akar, jumlah akar yang dihasilkan lebih banyak dan
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

5.2. Saran
Penulis menyarankan untuk melakukan perbanyakan jambu kristal dengan
cara cangkok, hal ini untuk mendapatkan bibit jambu kristal yang berkualitas
sehingga jambu kristal dapat dinikmati oleh masyarakat banyak. Untuk proses
pencangkokannya membutuhkan ketelitian dan kehati – hatian sehingga proses
pencangkokan dapat berjalan dengan baik, serta memperoleh tingkat keberhasilan
cangkok yang tinggi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2010. Manfaat Tanaman Jambu biji kristal (Psidium guajava L.).
Yogyakarta: Kanisius.
Christiani, C.A. 2011. Perbanyakan Tanaman Melinjo (Gnetum gnemon) Dengan
Teknik Cangkok di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo.Skripsi. Pertanian. Sebelas Maret. Surakarta.
Elizabeth, 2015. Kajian Tekhnik Mencangkok Perbanyakan Jambu Kristal
(Psidium guava). Agrica Ekstensia, 9 (2): 27-30.
Gunawan. E. 2014. Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Praktis dan Popular.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hendrata, R dan Sutardi. 2010. Evaluasi Media dan Frekuensi Penyiraman
terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L). Jurnal
Agrovigor, 3(1): 10-18.
Joseph, Baby. 2011. Review on Nutritional,Medicinal,and Pharmalogical
Properties of Psidium Guajava Linn.Internasional Journal of Phara and
Bio Science,2(1) : 53-69.
Kurniawan, D. 2017. Mengenal Jambu Kristal. Direktorat Jenderal Hortikultura.
http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=354. Diakses tanggal 10 Agustus
2019.
Kurniawati.A.,Manu.R.,Lutfiana .2008. Formulasi Gel Antioksidan Jambu Biji
Kristal (Psidium guajava L.) Dengan Menggunakan Aquaper HV-505.
Jurusan FMIPA Unand.
Kuswandi. 2013. http://balitbu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php. Diakses 10
Agustus 2019.
Murniati.E. 2010. Jambu Biji Tanaman Idola. Surabaya: SIC.
Nursyiva.I.2015.Pengaruh Ukuran Diameter Cabang yang Dicangkok Terhadap
Pertubuhan Bibit Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kristal. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Parimin.E. 2007. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya.
Jakarta:Penebar Swadaya.

23
Rahman.R.2011. Penyimpanan Jambu Biji Kristal Terolah Minimal dan Berlapis
Edible dala Kemasan Atosfer Termodifikasi.Skripsi.IPB.Bogor.
Prameswari, Z. K., S. Trisnowati danS. Waluyo. 2014. Pengaruh Macam Media
dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo
(Manilkara zapota (L.) Van Royen) pada Musim Penghujan. Jurnal
Vegetalika, 3(4): 107-118.
Rukmana, R. 1997. Jambu Air. Yogyakarta:Kanisius.
Setiawan. 2012. Cangkok Jambu Biji. http://agusetia28./2012/05/cangkok-jambu-
biji.html. Diakses pada 10 Agustus 2019.
Suhartanto.M.,Gunawan.E.2012.Untung Besar Dari Bisnis Bibit Tanaman
Buah.Jakarta:Agromedia Pustaka.
Susilo.2012.Sukses Bertanam Jambu Biji dan Jambu Air Diperkarangan Rumah
dan Kebun.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wang, TH. 2011. Taiwan Guava Production Manual. Horticulture Crop Training
and Demonstration Centre. Technical Mission of the Republic of China,
Taiwan.
Wibisono.R.2011.Perbanyakan Belimbing Manis ( Averrhoa carambola L.)
Varietas Dewi Secara Vegetatif dengan Metode Cangkok.
Skripsi.Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Jadwal Kerja Praktek Kerja Lapang di BPPM PT. ARARA ABADI


No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin /  Mahasiswa UIN Suska diterima oleh BPPM
8 Juli 2019 PT.ARARA ABADI
 Pemilihan Ketua dan ibu asrama

2 Selasa /  Pembagian kelompok kerja


9 Juli 2019  Materi K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)
 Pengenalan BPPM, Materi dan pembacaaan tata tertib
di BPPM
 Pemberian materi
3 Rabu /  Praktek cangkok kerat pada tanaman jambu biji Kristal
10 Juli 2019  Pemberian materi
4 Kamis /  Praktek cangkok kerat pada tanaman jambu biji Kristal
11 Juli 2019  Pemberian materi
5 Jumat/  Praktek cangkok belah pada tanaman jambu air
12 Juli 2019  Pemberian materi
6 Sabtu /  Senam
13 Juli 2019  Outbond bersama
 Gotong royong
7 Minggu/  Belanja kepasar
14 Juli 2019  Gotong royong
8 Senin /  Membersihkan lahan
15 Juli 2019  Mengolah tanah untuk menanam cabai
 Pemberian materi
 Praktek penyusuan durian
9 Selasa /  Membersihkan lahan nanas
16 Juli 2019  Membuat bedengan
 Memanen nanas
 Pemberian materi
10 Rabu /  Praktek cangkok kerat pada tanaman matoa dan jengkol
17 Juli 2019  Membersihkan lingkungan BPPM
 Membungkus buah jambu biji
 Pemberian materi
 Praktek mencangkok papaya
11 Kamis /  Membungkus buah jambu biji getas
18 Juli 2019  Membersihkan lingkungan BPPM
 Pembagian kelompok presentasi
12 Jumat/  Membuang sampah
19 Juli 2019  Membersihkan lingkungan BPPM
 Pemberian materi

25
13 Sabtu /  Senam
20 Juli 2019  Outbond bersama
 Gotong royong
14 Minggu/  Mengerjakan laporan kelompok
21 Juli 2019  Gotong royong
15 Senin /  Penyemprotan pestisida pada tanaman naga
22 Juli 2019  Menggunting batang yang busuk
 Pemberian materi
16 Selasa /  Memupuk tanaman jambu biji,sawo dan jambu air
23 Juli 2019  Memangkas tanaman yang terlalu rindang
 Memanen manggis
 Penyemprotan herbisida di sekitar pot
 Pemberian materi
17 Rabu /  Mengumpulkan daun kering untuk kompos
24 Juli 2019  Pemberian materi
18 Kamis /  Menggiling daun kering untuk bahan kompos
25 Juli 2019  Membersihkan lingkungan rumah kompos
 Pemberian materi
19 Jumat/  Kunjungan ke RnD
26 Juli 2019  Kunjungan ke pabrik kertas PT.INDAH KIAT
20 Sabtu /  Pertandingan Volly
27 Juli 2019  Gotong royong
21 Minggu/  Mengerjakan laporan kelompok
28 Juli 2019  Gotong royong
22 Senin /  Panen cangkok tanaman jambu air citra dan cincalo
29 Juli 2019  Menanam hasil cangkok ke nursery
 Pemberian materi
23 Selasa /  Panen cangkok lemon Sunday,kelengkeng.dan jeruk
30 Juli 2019 nipis
 Panen manggis
 Memanen kelengkeng
 Ujian
24 Rabu /  Membersihkan kantor
31 Juli 2019  Menyiapkan hidangan untuk tamu
 Membersihkan lingkungan BPPM
 Pemberian materi
25 Kamis /  Membersihkan lingkungan BPPM
1 Agust 2019  Pemberian materi
 Foto sertifikat
26 Jumat/  Latihan presentasi dibimbing pak udin
2 Agust 2019  Mengerjakan laporan
27 Sabtu /  Persiapan malam perpisahan
3 Agust 2019  Gotong royong
 Acara malam perpisahan
28 Minggu/  Outbond akbar
4 Agust 2019

26
 Gotong royong
29 Senin /  Gotong royong
5 Agust 2019  Latihan presentasi dibimbing pak udin
 Mengerjakan laporan
30 Selasa /  Gotong royong
6 Agust 2019  Latihan presentasi dibimbing pak udin
31 Rabu /  Presentasi kelompok
7 Agust 2019  Keberangkatan pulang dari BPPM ke Pekanbaru.

27
Lampiran 2. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang

Pembersihan lahan Foto bersama LBS demplot

Pembersihan batang naga yang busuk Memangkas daun yang terlalu rindang

Pengumpulan daun kering untuk kompos Penggilingan daun kering

28
Penanaman hasil cangkok Pemanennan hasil cangkok

Proses cangkok jambu biji kristal Proses cangkok Matoa

29
30

Anda mungkin juga menyukai