Anda di halaman 1dari 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU

( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Florensia Febrianasari

NIM : 141434020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU

( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Florensia Febrianasari

NIM : 141434020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU

( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus

Oleh :

Florensia Febrianasari

NIM : 141434020

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(Retno Herrani, M.Biotech) Yogyakarta, 20 Juli 2018

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus

Dipersiapkan dan ditulis oleh :


Florensia Febrianasari
NIM : 141434020

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada Tanggal : 24 Juli 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia
Nama Lengkap : Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd


Sekertaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc.
Anggota : Retno Herrani, M. Biotech
Anggota : Sulistyono, S.Si., M.Si
Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd

YogyakarSta, 24 Juli 2018


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, M.Si

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa
depan.”

“Amsal 19 : 20”

Karya ini dipersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing dan menyertai setiap langkah hidup
saya
Bunda Maria atas segala kasihnya

Ibu sebagai tanda Terimakasihku atas segala dukungan dan kasih sayang yang tak
pernah padam
Mas dan mbak yang selalu mensupport dan menyemangati
Semua keluarga besar yang selelu memberikan dukungan
Teman-teman Rempongers yang selalu membantu dan memberikan semangat
Keluarga Besar Pendidikan Biologi 2014

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Bekerja keraslah dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi”

Menuju tak terbatas dan melampauinya

God Always Blessed You

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2018

Penulis

Florensia Febrianasari

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 24 Juli 2018

Yang menyatakan,

Florensia Febrianasari

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU


( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus

Florensia Febrianasari
Universitas Sanata Dharma
2018

ABSTRAK

Tumbuhan memiliki banyak komponen kimia. Ada banyak pengobatan


dengan menggunakan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi
penyakit. Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata). Tumbuhan kirinyu
dapat dimanfaatkan untuk terapi penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus, mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri pada berbagai
konsentrasi, dan mengetahui Kadar Hambat Minimum ekstrak.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Aktivitas
antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar lubang sumuran yang
disebut dengan zona hambat. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan konsentrasi
yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100%, serta Eritromycin sebagai kontrol positif dan
akuades steril sebagai kontrol negatif.
Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, menunjukkan adanya pengaruh
aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus dengan nilai signifikansi (α < 0.05).
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan pada penggunaan
berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak 100% merupakan konsentrasi paling baik
dalam membentuk zona hambat yaitu dengan diameter 7.47 mm. Kadar Hambat
Minimum (KHM) ekstrak daun kirinyu masih belum dapat ditentukan karena
berdasarkan hasil dari uji KHM ekstrak daun kirinyu masih ada koloni bakteri yang
tumbuh pada media.

Kata kunci : antibakteri, Staphylococcus aureus, kirinyu (Chromolaena odorata)

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE TEST OF ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF KIRINYU LEAF


(Chromolaena odorata) EXTRACT ON Staphylococcus aureus

Florensia Febrianasari
Universitas Sanata Dharma
2018

ABSTRACT

Plant have many chemical components. There are many treatments using
natural ingredients that can be selected as a solution to cope with the disease. One of
the many herbs used as a traditional medicine is the kirinyu plant (Chromolaena
odorata). This plant can be used for the treatment of infectious disease. This research
aims to examine the presence of antibacterial activity in kirinyu leaf extract to
Staphylococcus aureus, to know the difference of antibacterial activity at various
concentrations, and to know the Minimum Inhibitory Consentration of the extract.
The antibacterial activity test was performed by agar well diffusion method.
Antibacterial activity is characterized by the formation of a clear zone around the
hole of the well which called an inhibitory zone. This research used 5 consentration
treatments, this is 15%, 30%, 45%, 60%, 100%, Eritromycin as positive control and
sterile distilled as negative control.
Based on the results of One Way ANOVA test, there is an antibacterial activity
on Staphylococcus aureus with significance value (α < 0.05). This shows that there ar
significant differences in the use of various consentrations of the kirinyu leaf extract
in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The consentration of
100% extract is the best consentration in forming the inhibition zone that is with the
diameter of 7.47 mm. Minimum Inhibitory Consentration of kirinyu leaf extract still
can not be determined because based on result of MIC test of kirinyu leaf extract
there are still bacterial colonies growing on the media.

Keywords :antibacterial, Staphylococcus aureus, Kirinyu (Chromolaena odorata)

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus
dan Bunda Maria yang telah membimbing, memberkati, dan melimpahkan kasih
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena
odorata) TERHADAP Staphylococcus aureus”
Penyusunan skripsi ini dapat selesai karena berbagai bantuan dari orang-
orang disekitar yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu mendoakan. Oelh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan skripsi ini. Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Retno Herrani, M.Biotech. selaku dosen pembimbing yang
memberikan masukan, saran, bimbingan, serta selalu memberikan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang telah menyetujui dan mengesahkan skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
menyetujui dan mengesahkan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi.
5. Dosen-dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan
dalam penyempurnaan naskah skripsi.
6. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi (Bu Retno, Bu Nia, Bu
Ratna, Bu Maslichah, Bu Ika, Bu Indri, Romo Wir, Pak Tri, Pak Sulis,
Pak Kris) yang telah memberi dukungan dan memberi bekal selama
perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Y.M. Lauda Feroniasanti, M.Si. selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang telah memberi ijin sehingga penulis dapat
melakukan penelitian di Laboratorium.
8. Pak Agus dan Pak Marsono selaku laboran yang selalu membantu
menyediakan alat yang digunakan penulis dalam penelitian skripsi.
9. Ibu yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang, memenuhi semua
kebutuhan penulis dan mendoakan sehingga penulis dapat berkuliah dan
memperoleh gelar sarjana.
10. Mas Bimo Ariwibowo dan mbak Yohanita Andriyani yang selalu
mendukung dan memberikan semangat serta keluarga besar yang selalu
memberikan motivasi.
11. Teman-teman Rempongers (Monic, Sekar, Krista, Anggra, dan Maria)
yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses
mengerjakan skripsi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Teman-teman Pendidikan Biologi 2014 yang selalu mendukung dan


memberikan semangat hingga saat ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.


Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan dalam Ilmu Pengetahuan.

Yogyakarta, 24 Juli 2018


Penulis

(Florensia Febrianasari)

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………...ii
HALAMAN
PENGESAHAN………………………………………………………………….iii
HALAMAN
PERSEMBAHAN………………………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………………...v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………...vii
ABSTRAK……………………………………………………………………...viii
ABSTRACT……………………………………………………………………….ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6

A. Kirinyu (Chromolaena odorata) .................................................................... 6

1. Klasifikasi Kirinyu ....................................................................................... 6

2. Morfologi Tumbuhan Kirinyu ..................................................................... 7

3. Kandungan dan Manfaat Kirinyu ................................................................ 9

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Fitokimia Kirinyu ........................................................................................ 9

B. Bakteri ........................................................................................................... 10

1. Definisi....................................................................................................... 10

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri ........................ 11

3. Peranan Bakteri .......................................................................................... 17

C. Bakteri Staphylococcus aureus ..................................................................... 18

1. Klasifikasi Staphylococcus aureus ............................................................ 19

2. Morfologi ................................................................................................... 19

3. Karakteristik............................................................................................... 20

D. Antibakteri .................................................................................................... 21

1. Pengertian Antibakteri ............................................................................... 21

2. Mekanisme Kerja Antibakteri .................................................................... 25

E. Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 26

F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 29

G. Hipotesis ....................................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 32

B. Sampel dan Populasi ..................................................................................... 32

C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 33

D. Batasan Penelitian ........................................................................................ 33

E. Desain Penelitian .......................................................................................... 34

F. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 35

G. Alat dan Bahan ............................................................................................. 35

1. Alat............................................................................................................. 35

2. Bahan ......................................................................................................... 35

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 36

1. Tahap Persiapan ......................................................................................... 36

2. Tahap Pelaksanaan ..................................................................................... 37

3. Tahap Perlakuan ........................................................................................ 40

I. Analisis Data .................................................................................................. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 44

A. Uji Aktivitas Antibakteri .............................................................................. 44

B. Kadar Hambat Minimum (KHM) ................................................................. 52

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 54

BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH ..................................................................................................... 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 56

A. Kesimpulan ................................................................................................... 56

B. Saran ............................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

LAMPIRAN ......................................................................................................... 62

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Hasil Penapisan Fitokima Ekstrak Daun Kirinyu………………………...10


Tabel 4.1. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak daun
kiriyu terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus…………...45
Tabel 4.2. Hasil uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus …………………………………………………..52

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumbuhan Kirinyu (Chromolaena odorata)………………………....6


Gambar 2.2. Bakteri Staphylococcus aureus ……………………………………19

Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan……………………………..28

Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berfikir…………………………………………..30

Gambar 3.1. Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun kirinyu

(Chromolaena odorata) dengan masing-masing perlakuan

terdapat 3 kali pengulangan terhadap bakteri uji yaitu

Staphylococcus aureus …………………………………………….41

Gambar 4.1. Perbandingan zona hambat yang dihasilkan

oleh masing-masing konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus ….....................................................50

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Kirinyu………………………………………………………………63

Lampiran 2 Dokumentasi Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) …………….....65

Lampiran 3 Diameter Daerah Hambat Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Daun Kirinyu (Chromolaena odorata) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Staphylococcus aureus ……………………………………..66

Lampiran 4 Hasil Analisis One Way Anova (SPSS 20) Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu (Chromolaena odorata)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus …………....67

Lampiran 5 Silabus …………………………………………………………….....71

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ………………………..76

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) I ……………………………………....90


Lampiran 8 Lembar Diskusi Siswa I …………………………………………......93
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) II …………………………………….....97
Lampiran 10 Instrumen Penilaian …………………………………………….....102

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman tanaman

obat di dunia. Wilayah hutan tropis Indonesia memiliki keanaekaragaman hayati

tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazil. Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di

dunia, terdapat 30.000 jenis dapat dijumpai di Indonesia dan 940 jenis diketahui

berkhasiat sebagai obat dan telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional

secara turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Jumlah tumbuhan obat

tersebut sekitar 90% dari jumlah tumbuhan obat yang terdapat di Asia (Masyhud,

2010). Tumbuhan memiliki banyak komponen kimia. Ada banyak pengobatan

dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit yang

salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal (Kardinan dan

Kusuma, 2004).

Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat

tradisional adalah tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata). Tumbuhan kirinyu

dapat dimanfaatkan untuk terapi penyakit infeksi. Ekstrak daun kirinyu

mengandung senyawa flavonoids yang diketahui dapat berfungsi sebagai antivirus

dan antibakteri. Daun tersebut telah digunakan untuk membantu pembekuan darah

akibat luka bisul atau borok (Hadiroseyani, dkk, 2005). Selain itu dapat juga

digunakan sebagai obat luka baru, demam, batuk, dan menghentikan pendarahan

(Purwati, 2003). Namun, tanaman ini masih sangat jarang dimanfaatkan di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia karena tanaman ini dianggap sebagai tanaman pengganggu yang sulit

diberantas.

Kemampuan daun tumbuhan kirinyu sebagai antibakteri didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Benjamin dalam Hasnawati dan Prawita (2010)

yang menyatakan bahwa tumbuhan kirinyu mengandung senyawa utama seperti

tannin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid. Selain itu Rungnapa (2003) juga

menyatakan bahwa daun kirinyu kaya akan flavonoid, quersetin, sinensetin,

sakuranetin, padmatin, keampferol, dan salvagenin, isosakuranetin, ramnetin,

tamariksetin, kaempferid, dan ombuin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Irobi ( 1997 ), ekstrak etanol dari daun Kirinyu menunjukkan aktivitas

antibakteri terhadap Pseudomonas sp, Escherichia coli, B. thuringensis,

Klebsiella sp, dan Streptococcus faecalis. Hanphakphoom, dkk (2016)

menyatakan bahwa ekstrak daun kirinyu lebih efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri dari golongan gram positif dibandingkan dengan bakteri

gram negatif.

Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang pada saat ini masih

serius untuk ditangani. Hal ini dikarenakan penyakit infeksi yang dapat menular

kepada orang lain sehingga harus segera ditangani ( Rostinawati, 2009 ). Salah

satu bakteri penyebab infeksi adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini

merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai

saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar

keringat, dan saluran usus ( Nurwahdaniati, 2014 ). Bakteri Staphylococcus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aureus dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu penyakit kulit seperti

impetigo, paronikia, abses, selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan sendi dapat

menyebabkan osteomyelitis dan arthritis septik, menyebabkan pneumonia pada

organ pernafasan, dan menyebabkan infeksi pada organ pernafasan, dan

menyebabkan endocarditis infektif pada organ kardiovaskular (Locke et al, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah zat antibakteri yang

terdapat dalam daun tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata) berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pelarut yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metanol dengan konsentrasi 96%.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus?

2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai

konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

3. Konsentrasi berapakah yang memiliki zona hambat yang paling besar dalam

menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus?

4. Berapa konsentrasi minimum ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata)

untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kirinyu (Chromolaena

odorata) terhadap bakteri Sthapylococcus aureus.

2. Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai

konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

3. Mengetahui konsentrasi ekstrak yang dapat menghasilkan zona hambat paling

besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

4. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak daun kirinyu (Chromolaena

odorata) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan tambahan

bahwa ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki aktivitas

antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.

2. Bagi Pendidikan

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam

pembelajaran Biologi di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas

(SMA) kelas X, khususnya pada materi Archaebacteria dan

Eubacteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Dapat diketahui potensi tanaman yang memiliki kandungan antibakteri

serta efektivitas zat antibakteri tersebut dalam menghambat

pertumbuhan bakteri. Kegiatan ini dapat dimasukkan dalam kegiatan

pembelajaran praktikum.

3. Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini, masyarakat dapat memperoleh informasi

tambahan bahwa daun Kirinyu memiliki kandungan anti bakteri yang dapat

dimanfaatkan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri

Staphylococcus aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kirinyu (Chromolaena odorata)

1. Klasifikasi Kirinyu

Chromolaena odorata atau disebut juga dengan Eupatorium

odoratum telah banyak menyebar ke banyak negara di benua Afrika.

Status C. odorata sebagai gulma pada lahan pertanian dan lingkungan

telah menjadi perhatian utama selama empat dekade terakhir di Afrika

barat dan Afrika Selatan. Hal ini terjadi kemungkinan karena invasinya di

agro-ekosistem dan kawasan konservasi (Omokhua, 2015). Tumbuhan

kirinyu dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Tumbuhan Kirinyu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Klasifikasi tumbuhan kirinyu adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterale

Famili : Asteraceae

Genus : Chromolaena

Spesies :Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob (ITIS,

2010)

Di Indonesia terutama Jawa Barat C. odorata lebih dikenal dengan

nama bebanjaran atau kirinyu, di Jawa Tengah dikenal dengan krinyo atau

kirinyu, dan di Flores dengan nama sensus (Pradana, 2015). Daun kirinyu

dapat dimanfaatkan untuk terapi infeksi. Selain itu, di Indonesia tumbuhan

ini digunakan sebagai obat luka baru, demam, batuk, dan menghentikan

pendarahan. Namun, tumbuhan ini masih sangat jarang dimanfaatkan oleh

masyarakat Indonesia karena dianggap sebagai tanaman penganggu yang

sulit diberantas (Hasnawati dan Prawita, 2010).

2. Morfologi Tumbuhan Kirinyu

Tumbuhan kirinyu dikenal sebagai gulma dan merupakan tanaman

yang semak menahun yang termasuk ke dalam golongan Aster yang

memiliki batang yang lurus dan rapuh serta bercabang banyak (Omokhua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2015). Batang ditumbuhi rambut-rambut halus, bercorak garis-garis, tinggi

mencapai 100-200 cm. Daunnya berbentuk oval, bagian bawahnya lebih

lebar dan semakin ke ujung semakin meruncing. Panjang daun 6-10 cm

dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi dan susunan daun berhadap-

hadapan. Sistem perakarannya tunggang, berbentuk fosiformis (tombak)

dan menjalar pada pangkalnya (Pradana, 2015).

Karangan bunganya terletak di ujung cabang dan setiap karangan

terdiri dari 20-35 bunga. Warna bunga pada saat muda kebiru-biruan

semakin tua menjadi coklat. Waktu berbunga serentak pada musim

kemarau selama 3-4 minggu. Buahnya hanya berupa kelopak yang

tertinggal sebagai pappus (jambul), sehingga kirinyu dianggap tidak

berbuah (Pradana, 2015). Spesies ini dapat bekembangbiak secara apodik

dan merupakan penghasil biji yang mudah menyebar. Setiap tumbuhan

dewasa dapat menghasilkan 80.000 biji pada satu musim. Pada awal

musim penghujan, tumbuhan ini akan menumbuhkan tunas-tunas baru

pada bagian ujung atau pada tunas aksilar yang tidak rusak. Sementara biji

yang tersebar ditanah, yang dihasilkan sebelum musim panas mulai

berkecambah (Omokhua, 2015).

Tumbuhan kirinyu terdiri dari dua varietas yaitu varietas Afrika

Selatan (SAB) dan varietas Asia dan Afrika Barat (AWAB). Kedua

varietas ini memiliki sedikit perbedaan pada morfologi, seperti pada warna

daun muda, ukuran daun, warna batang, ukuran batang, warna bunga, dan

juga bau yang dihasilkan oleh daunnya (Omokhua,2015).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kandungan dan Manfaat Kirinyu

Studi fitokimia pada ekstrak kirinyu telah menunjukkan adanya

kandungan tanin, terpenoid, saponin, anthraquinon, cardiac glycosides,

fenol, dan alkaloid. Adanya kandungan fitokimia ini menyebabkan

tumbuhan ini dinyatakan sebagai anthelmintik, antioksidan, analgesik dan

anti inflamasi, antipiretik, antipasmodik, anti malaria, antibakteri, dan

memiliki sifat menyembuhkan luka (Omokhua, 2015). Rungnapa (2003)

juga menyatakan bahwa daun kirinyu kaya akan flavonoid, quersetin,

sinensetin, sakuranetin, padmatin, kaempferol, dan salvagenin,

isosakuranetin, rametin, tamariksetin, kaempferid, dan ombuin.

Tumbuhan kirinyu juga menghasilkan minyak atsiri yang

merupakan suatu substansi alami yang dikenal memiliki efek sebagai

antibakteri. Komposisi senyawa minyak atsiri dalam daun kirinyu yaitu α-

pinene, cadinene, camphore, limonene, β-caryophyllene, isomer cadinol,

β-pinene, germacrene, β-copaen-4α-ol, geijerene, α-humulene, γ-

muurolene, bicyclogermacrene, vinylchroman-4-one, dan 2-senecioyl-4-

vinylphenol (Hasnawati dan Prawita, 2010).

4. Fitokimia Kirinyu

Penelitian yang telah dilakukan oleh Omokhua (2015) tentang

kandungan fitokimia pada ekstrak daun kirinyu dengan pelarut metanol,

didapatkan bahwa ekstrak daun kirinyu baik pada varietas Southern Africa

Biotype (SAB) maupun Asian West African Biotype (AWAB) positif


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

mengandung flavonoid, fenol, dan saponin. Hal ini dibuktikan dari hasil

penapisan fitokimia ekstrak daun kirinyu.

Tabel 2.1. Hasil Penapisan Fitokima Ekstrak Daun Kirinyu

Fitokimia AWAB SAB

Alkaloid + -

Saponin ++ ++

Fenol +++ +++

Flavonoid +++ +++

Tanin + ++

B. Bakteri

1. Definisi

Bakteri merupakan organisme uniseluler yang relatif sederhana karena

materi genetik tidak diselubungi oleh selaput inti. Bakteri memiliki bentuk

dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian besar bakteri memiliki diameter

0,2-2 μm dan panjang 2-8 μm. Secara umum, sel bakteri terdiri atas beberapa

bentuk, yaitu basil atau batang, bulat, dan spiral. Dinding sel bakteri

mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang disebut peptidoglikan.

Bakteri umumnya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua sel

yang berukuran sama. Ini disebut dengan pembelahan biner. Untuk nutrisi,

bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat diperolah

secara alami dari organisme hidup atau organisme yang sudah mati. Beberapa

bakteri dapat membuat makanan sendiri dengan proses biosintesis, sedangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

beberapa bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari substansi organik ( Radji,

2011).

Berdasarkan struktur selnya, bakteri termasuk dalam golongan

prokariot. Sel prokariot memiliki struktur sel yang lebih sederhana

dibandingkan dengan sel eukariot. Sel prokariot adalah sel yang tidak

memiliki membran inti sel. Ciri-ciri sel prokariot, yaitu materi genetik (DNA)

sel ini tidak terstruktur dalam bentuk nukleus, tetapi dalam bentuk nukleoid

yang tidak diselubungi oleh membrane plasma.

Menurut Radji ( 2011 ), struktur sel terdiri atas tiga bagian penting, yaitu:

a. Struktur eksternal yang meliputi glikokaliks, flagel, fimbria, dan pili

b. Struktur dinding sel

c. Struktur internal yang terdiri atas membran sitoplasma, sitoplasma, area

nucleus, ribosom, mesosom, dan inklusi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Menurut Radji (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan bakteri yaitu :

a. Suhu

Sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh

manusia. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat tumbuh dalam

lingkungan ekstrem yang berada diluar batas pertahanan organisme

eukariot. Menurut Radji ( 2011 ), bakteri digolongkan menjadi tiga

bagian besar berdasarkan perbedaan suhu tubuh, yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1) Bakteri Psikrofil

Bakteri psikrofil adalah bakteri yang hidup di udara bersuhu

dingin. Bakteri psikorofil terdiri dari dua jenis yaitu bakteri psikrofil

dan bakteri psikrofil fakultatif. Bakteri psikrofil adalah bakteri yang

tumbuh pada suhu 0o C dengan suhu optimum 15o C dan tidak tumbuh

pada suhu kamar (25o C). Bakteri ini sering di temukan di laut dalam

dan di daerah kutub, serta sering menimbulkan masalah pada

pengawetan makanan.

Sedangkan bakteri psikrotrof atau psikotrofil fakultatif

adalah bakteri yang tumbuh pada suhu 0o C dengan suhu optimum

20-30o C dan tidak tumbuh pada suhu lebih dari 40o C. bakteri ini

sering terdapat dalam makanan yang disimpan pada suhu rendah

karena dapat tumbuh di lemari es.

2) Bakteri Mesofil

Bakteri mesofil adalah bakteri yang tumbuh optimal pada

suhu 25-40o C dan merupakan bakteri yang paling banyak

ditemukan. Bakteri ini dapat beradaptasi untuk hidup dan tumbuh

pada suhu optimum di sekitar suhu inangnya. Suhu optimum

bakteri patogen umumnya sekitar 37o C dan suhu inkubator untuk

menginkubasi biakan bakteri ini diatur sekitar 37o C. bakteri

mesofil termasuk sebagian besar bakteri yang menyebabkan

kerusakan dan penyakit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

3) Bakteri Termofil

Bakteri termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada

suhu tinggi. Sebagian besar bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 50-

60o C. Suhu seperti ini terjadi di dalam tanah yang disinari

matahari dan dalam sumber air panas. Bakteri termofil tidak dapat

tumbuh di bawah suhu 45o C. Endospora bakteri ini biasanya tahan

terhadap pemanasan dan dapat bertahan di dalam makanan kaleng.

Sebagian besar bakteri tumbuh hanya di dalam kisaran suhu

pertumbuhan minimum dan maksimum. Bakteri biasanya tidak

dapat tumbuh optimal diluar suhu tersebut.

b. pH

pH adalah derajat keasaman suatu larutan. Kebanyakan bakteri

tumbuh subur pada pH 6,5-7,5. Sangat sedikit bakteri yang dapat

tumbuh pada pH asam (di bawah pH 4). Hal inilah yang menyebabkan

makanan tertentu dapat diawetkan dengan penambahan suasana asam

atau secara fermentasi. Beberapa bakteri disebut dengan asidofil

karena dapat menoleransi asam. Salah satu tipe bakteri kemoautotrof

yang ditemukan di dalam drainase air di tambang tembaga dan pabrik

oksidasi sulfur dari asam sulfat dapat bertahan pada pH 1.

Ketika dibiakkan di laboratorium, bakteri sering memproduksi

asam yang biasanya berpengaruh pada pertumbuhan bakteri itu sendiri.

Untuk menetralkan asam dan mempertahankan pH, dapar kimia

(larutan buffer) dapat ditambahkan ke dalam media. Pepton dan asam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

amino dapat bekerja dalam beberapa media pembenihan. Banyak

media yang mengandung garam fosfat sebagai dapar. Garam fosfat

tidak mempengaruhi bakteri bahkan mengandung fosfor sebagai

nutrisi.

c. Tekanan Osmotik

Bakteri memperoleh semua nutrisi dari cairan di sekitarnya.

Bakteri membutuhkan air untuk pertumbuhan. Tekanan osmotik yang

tinggi dapat menyebabkan air keluar dari dalam sel. Penambahan

garam dalam larutan yang akan meningkatkan tekanan osmotik dapat

digunkan untuk pengawetan makanan. Konsentrasi garam dan gula

yang tinggi menyebabkan air keluar dari sel bakteri sehingga

menghambat pertumbuhan atau menyebabkan plasmolisis.

Beberapa organisme disebut halofil ekstrem karena dapat

beradaptasi dengan baik pada kadar garam yang tinggi. Beberapa

bakteri bahkan membutuhkan garam untuk pertumbuhannya. Bakteri

yang seperti ini digolongkan sebagai halofil obligat. Organisme yang

hidup di dalam air bergaram tinggi seperti Laut Mati membutuhkan

hampir 30% garam. Halofil fakultatif tidak membutuhkan konsentrasi

garam tinggi, tetapi dapat tumbuh dalam larutan garam 2%. Pada

konsentrasi ini, bakteri-bakteri lain kemungkinan mati atau terhambat

pertumbuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

d. Faktor Kimia

Selain air, unsur penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

mikroorganisme adalah unsur kimia, antara lain karbon, nitrogen, sulfur,

fosfor, dan unsur kelumit (misalnya, Cu, Zn, dan Fe).

Karbon merupakan unsur penting dalam setiap makhluk hidup.

Setengah berat kering suatu bakteri adalah karbon. Kemoheterotrof

mendapatkan sebagian besar karbon dari sumber energi yang

diperoleh, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, sedangkan

kemoheterotrof atau fotoheterotrof mendapatkan unsur karbon dari

CO2.

Beberapa unsur lain yang diperlukan oleh bakteri untuk sintesis

materi seluler, yaitu nitrogen dan sulfur untuk sintesis protein, nitrogen

dan fosfor untuk sintesis DNA, RNA, dan ATP. Molekul ATP sangat

penting untuk penyimpanan dan transfer energi kimia di dalam sel.

Bakteri menggunakan nitrogen terutama untuk membentuk gugus

amino berupa asam amino dan protein. Sulfur digunakan untuk sintesis

asam amino dan vitamin (misalnya tiamin dan biotin). Fosfor

merupakan unsur penting untuk sintesis asam nukleat dan fosfolipida

untuk membran sel.

Bakteri juga membutuhkan sejumlah kecil unsur mineral

seperti K, Mg, Ca, Fe, Cu, Zn, dan Mo. Unsur mineral ini digunakan

sebagai kofaktor, yang merupakan unsur penting untuk memfungsikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

beberapa jenis enzim. Unsur-unsur ini terdapat dalam air dan

komponen media lain secara alamiah.

e. Oksigen

Mikoorganisme yang menggunakan oksigen menghasilkan

lebih banyak energi dari nutrien yang diperoleh daripada mikroba yang

tidak menggunakan oksigen (anaerob). Bakteri yang membutuhkan

oksigen untuk hidup disebut bakteri aerob obligat. Bakteri aerob

obligat memiliki kelemahan, yaitu oksigen sangat sedikit terlarut di

dalam media dan air di lingkungan bakteri tersebut. Oleh sebab itu,

kebanyakan bakteri aerob telah berkembang sehingga mempunyai

kemampuan untuk bertumbuh tanpa oksigen. Mikroorganisme ini

disebut dengan anaerob fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif dapat

menggunakan oksigen bila ada oksigen, tetapi dapat terus tumbuh

dengan menggunakan proses fermentasi atau respirasi anaerob apabila

oksigen tidak cukup tersedia. Walaupun demikian, efisiensi produksi

energi berkurang apabila oksigen tidak cukup tersedia. Contoh bakteri

anaerob fakultatif adalah Escherichia coli yang dapat ditemukan di

dalam usus manusia dan bakteri pada beberapa jenis ragi.

Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak menggunakan

oksigen untuk menghasilkan energi. Sebagian besar bakteri ini bahkan

akan mati bila ada oksigen. Contoh bakteri anaerob obligat adalah

genus Clostridium yang dapat menyebabkan tetanus dan botulisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

3. Peranan Bakteri

Berbagai jenis bakteri yang terdapat di alam ada yang

menguntungkan serta yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan

biasanya digunakan dalam dunia industri, pangan serta

kesehatan/kedokteran (Rosihan,2015). Pemanfaatan mikroorganisme

dalam bidang pangan dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

memanfaatkan aktivitas metabolisme spesifik mikroorganisme yang dapat

mengubah senyawa tertentu menghasilkan suatu produk yang lebih

bermanfaat dan mempunyai nilai gizi tinggi. Contoh pemanfaatan

mikroorganisme dalam bidang pangan yaitu, fermentasi susu, fermentasi

beras, ketan, dan singkong, pembuatan nata de coco, serta pembuatan

protein sel tunggal (Radji, 2011).

Pemanfaatan bakteri dalam kesehatan digunakan sebagai penghasil

antibiotik. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme

dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan

senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan penyakit (Rosihan,

2015). Di era modern penggunaan antibioti untuk mengatasi infeksi

penyakit dimulai ketika Alexander Fleming pada tahun 1928 menemukan

penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium notatum. Sejak saat itu,

berbagai upaya pencarian antibiotik baru telah dilakukan dan beberapa

jenis antibiotik baru telah ditemukan dan diproduksi. Saat ini sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

besar antibiotik didapatkan dari golongan Streptomyces yang hidup di

dalam tanah, Bacillus, dan dihasilkan oleh jamur, terutama genus

Penicillium, dan Cephalosporium (Radji, 2011).

Namun beberapa bakteri juga dikenal sebagai agen penyebab

infeksi dan penyakit (bakteri patogen). Bakteri patogen adalah bakteri

yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada manusia. Bakteri-bakteri

patogen dikelompokkan berdasarkan kriteria bakteriologisnya, yaitu

berdasarkan hasil pewarnaan gram, metabolisme, morfologi, pembentukan

spora, serta kekerabatan secara filogenetik dan genetik. Pada dasarnya,

bakteri patogen dibagi dalam kelompok bakteri gram positif dan gram

negatif. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi.

Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling

banyak diderita oleh penduduk di negera berkembang, termasuk Indonesia

(Radji, 2011). Contoh infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah

Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit infeksi

kulit yang terutama dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri

St.aureus merupakan bakteri patogen yang telah lama bermutasi menjadi

kebal terhadap berbagai jenis antibiotik sehingga membutuhkan

penanganan serius dalam pengendaliannya (Misnadiarly dkk, 2014).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C. Bakteri Staphylococcus aureus

1. Klasifikasi Staphylococcus aureus

Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut :

Kindom : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Ordo : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus Rosenbach (ITIS, 2012).

2. Morfologi

Gambar 2.2. Bakteri Staphylococcus aureus

(Anonim, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Bakteri St. aureus berbentuk bulat. Koloni mikroskopik cenderung

berbentuk menyerupai buah anggur. Menurut bahasa Yunani, Staphyle

berarti anggur dan coccus berarti bulat atau bola. Salah satu spesies

menghasilkan pigmen warna kuning emas sehingga dinamakan aureus (

berarti emas, seperti matahari). Bakteri ini dapat tumbuh dengan atau

tanpa bantuan oksigen.

3. Karakteristik

Bakteri St. aureus bersifat patogen pada manusia. St. aureus

merupakan bakteri Gram-positif berbentuk bulat dan berdiameter 0,8-1,0

mikron, tidak bergerak, dan tidak berspora (Radji, 2011). Bakteri ini

merupakan bakteri gram positif yang memiliki dinding sel luar yang tebal

yang terbuat dari polimer kompleks yang disebut peptidoglikan. Bakteri

gram positif memiliki lapisan kandungan lipid yang rendah yaitu hanya

sebesar 1-4% (Pelczar dan Chan, 2005).

Kisaran suhu pertumbuhan St. aureus 15-400 C dan suhu optimum

adalah 350 C. St. aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning

dalam media yang baik. St.aureus bersifat anaerob fakultatif dan dapat

tumbuh karena melakukan respirasi aerob atau fermentasi yang

menghasilkan asam laktat. Diantara semua bakteri yang tidak membentuk

spora, St. aureus termasuk bakteri yang memiliki daya tahan paling kuat

(Radji, 2011).

Menurut Locke et al (2012), bakteri St. aureus menyebabkan

beberapa penyakit, yaitu penyakit kulit seperti impetigo, paronikia, abses,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan sendi dapat menyebabkan

osteomyelitis dan arthritis septik, menyebabkan pneumonia pada organ

pernafasan, dan menyebabkan endocarditis infektif pada organ

kardiovaskular. St. aureus merupakan salah satu penyebab utama

nosocomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alat-alat

perlengkapan perawatan rumah sakit (Radji, 2011).

Menurut Chiller, dkk (2001), hampir setiap orang akan mengalami

beberapa tipe infeksi St. aureus sepanjang hidupnya. Setiap jaringan

ataupun organ tubuh dapat terinfeksi dan menimbulkan penyakit dengan

tanda-tanda khas, yaitu perdangan, nekrosis, dan pembentukan abses.

Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit kulit yang dapat menyerang

bayi yang baru lahir hingga orang dewasa. Beberapa antibiotik antibiotik

dapat digunakan untuk memghambat St.aureus antara lain ampisilin,

penisilin, tetrasiklin, kloksasilin, sefalosporin, vankomisin, dan metisilin

(Tirta, 2010).

D. Antibakteri

1. Pengertian Antibakteri

Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan

atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme

mikroba yang merugikan (Dwidjoseputro, 1980 dalam Maulida, 2010).

Mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit pada makhluk hidup lain

karena memiliki kemampuan menginfeksi, mulai dari infeksi ringan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

sampai infeksi berat bahkan kematian. Oleh karena itu, pengendalian yang

tepat perlu dilakukan agar mikroorganisme tidak menimbulkan kerugian

(Radji, 2011).

Beberapa agen antimikroba merupakan antibiotik. Walaupun

semua antibiotik merupakan agen antimikroba, namun tidak semua agen

anti mikroba merupakan antibiotik (Burton dan Engelkirk, 2004).

Antibiotik adalah suatu metabolit yang diperoleh atau dibentuk oleh

berbagai jenis mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Menurut Burton dan

Engelkirk (2004), antibakteri yang ideal harus memiliki kualitas sebagai

berikut :

a. Membunuh atau menghambat pertumbuhan patogen

b. Tidak menyebabkan kerusakan pada inang

c. Tidak menyebabkan reaksi alergi pada inang

d. Tetap stabil saat disimpan baik dalam bentuk padatan maupun cair

e. Bertahan pada jaringan khusus pada tubuh dalam waktu yang cukup

lama sehingga menjadi efektif

f. Membunuh patogen sebelum mengalami mutasi dan menjadi resisten

Antibakteri harus dapat menghambat atau membunuh patogen

tanpa merugikan inang. Oleh karena itu, antibakteri harus menyasar pada

proses metabolisme atau struktur yang dimiliki oleh patogen tapi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dimiliki oleh inang. Menurut Radji (2011), berdasarkan mekanisme

kerjanya dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, antibakteri

digolongkan sebagai berikut:

a. Antibakteri yang dapat menghambat sintesis dinding sel

Dinding sel bakteri sangat penting untuk mempertahankan

struktur sel bakteri. Oleh karena itu, zat yang dapat merusak dinding

sel akan melisiskan dinding sel sehingga dapat mempengaruhi bentuk

dan struktur sel, yang pada akhirnya dapat membunuh sel bakteri

tersebut.

b. Antibakteri yang dapat menganggu atau merusak membran sel

Membran sel mempunyai peranan penting dalam mengatur

transportasi nutrisi dan metabolit yang dapat keluar masuk sel.

Membran sel juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi

dan aktivitas biosintesis dalam sel. Beberapa jenis antibakteri dapat

mengganggu membran sel sehingga dapat mempengaruhi kehidupan

sel bakteri.

c. Antibakteri yang dapat menganggu biosintesis asam nukleat

Proses replikasi DNA di dalam sel merupakan siklus yang sangat

penting bagi kehidupan sel. Beberapa jenis antibakteri

dapatmengganggu metabolisme asam nukleat tersebut sehingga

mempengaruhi seluruh fase pertumbuhan sel bakteri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

d. Antibakteri yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein merupakan suatu rangkaian proses yang terdiri atas

proses transkripsi (yaitu DNA ditranskripsi menjadi mRNA) dan

proses translasi (yaitu mRNA ditranslasi menjadi protein). Antibakteri

dapat menghambat proses-proses tersebut akan menghambat sintesis

protein.

Daya antibakteri dapat ditentukan berdasarkan nilai KHM dan

KBM terhadap pertumbuhan suatu bakteri. Konsentrasi minimal yang

diperlukan untuk menghambat pertumbuhan banteri dikenal sebagai

konsentrasi/ kadar hambat minimal (KHM). Konsentrasi minimal yang

diperlukan untuk membunuh 99,9% pertumbuhan bakteri dikenal sebagai

konsentrasi bunuh minimal (KBM) (Forbes, 2007).

Suatu zat aktif dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri

jika pada konsentrasi rendah memiliki daya hambat yang besar. Menurut

Nasri (2011) dalam Hapsari (2015), kriteria kekuatan antibakteri adalah

sebagai berikut:

a. Diameter zona hambat > 20 mm : daya hambat sangat kuat

b. Diameter zona hambat 10-20 mm : daya hambat kuat

c. Diameter zona hambat 5-10 mm : daya hambat sedang

d. Diameter zona hambat 0-5 mm : daya hambat lemah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2. Mekanisme Kerja Antibakteri

Komponen kimia yang dihasilkan oleh tanaman berperan dalam

menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Aktivitas

penghambatan antibakteri yang dilakukan oleh tumbuhan kirinyu

kemungkinan berhubungan dengan adanya kandungan fitokimia seperti

fenol, flavonoid, dan tanin (Hanphakphoom, dkk, 2016).

Zat aktif ini memiliki aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas.

Hal ini telah dibuktikan di dalam banyak penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, bahwa tumbuhan kirinyu memiliki aktivitas antibakteri yang

cukup baik dalam melawan berbagai macam bakteri . Namun berdasarkan

penelitian tersebut, ekstrak kirinyu memiliki aktivitas antibakteri lebih baik

dalam menghambat bakteri gram positif dibandingkan dengan bakteri gram

negatif. Hal ini diduga terjadi karena membran luar yang dimiliki oleh bakteri

gram negatif berperan sebagai penangkal antibiotik. Akibatnya, bakteri gram

negatif menjadi sangat resisten (Omokhua, 2015).

Membran luar fosfolipid dari bakteri gram negatif memiliki

komponen lipopolisakarida (LPS) yang membuatnya menjadi tidak

impermeabel terhadap larutan lipofilik. Sedangkan dinding sel pada

bakteri gram positif hanya memiliki lapisan luar petidoglikan yang mana

bukan merupakan lapisan permeabilitas yang efektif (Hanphakphoom,dkk,

2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

E. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati dan Prawita (2010) yang

berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antibakteri dari Daun

Eupatorium odoratum L. Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, menyatakan bahwa

isolat aktif yang terkandung dalam ekstrak daun kirinyu memiliki

aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia

coli pada konsentrasi terkecil 250μg dengan diameter masing-masing

9,5 mm dan 7,2 mm. Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan

menggunakan pelarut washbenzen dan metanol serta menggunakan

metode Soxhlet bertingkat. Sebelum digunakan untuk uji aktivitas

antibakteri, ekstrak daun kirinyu yang berbentuk serbuk ditimbang

sebanyak 100, 50, dan 25 mg dilarutkan menggunakan klorofom

sebanyak 1 mL, kemudian masing-masing sampel uji dipipet 10 μL

sehingga diperoleh konsentrasi 1000, 500, dan 250 μg.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hanphankphoom, dkk (2016) yang

berjudul Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata Extracts

against Bacterial Human Skin Infections, menemukan bahwa ekstrak

tumbuhan kirinyu baik akar, batang, dan daun memiliki aktivitas

antibakteri pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.

Konsentrasi kadar hambat minimal (KHM) dari ekstrak etanol daun

kirinyu yaitu 0,81mg/mL terhadap Staphylococcus aureus, sedangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

ekstrak metanol dan heksana daun kirinyu memiliki konsentrasi kadar

hambat yang sama yaitu 1,62 mg/mL terhadap Staphylococcus aureus

dan Streptococcus pyrogens. Dalam penelitian ini, ekstrak daun

kirinyu yang berbentuk serbuk dilarutkan terlebih dahulu

menggunakan DMSO 10% sebelum digunakan untuk melakukan uji

aktivitas antibakteri. Konsentrasi yang digunakan untuk melakukan uji

aktivitas antibakteri yaitu 100 mg/mL, sedangkan konsentrasi yang

digunakan untuk melakukan uji KHM dan KBM yaitu dari 0 mg/mL

hingga 100 mg/mL. Pengujian Kadar Hambat Minimal dan Kadar

Bunuh Minimal dilakukan dengan metodi dilusi pada media TSB

(Trypticase Soy Broth).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasnawati dan Prawita (2010) menyatakan Hanphakphoom dkk (2016) menyatakan bahwa :
bahwa :
 Ekstrak tumbuhan kirinyu baik akar, batang,
 Ekstrak washbenzen + metanol daun kirinyu dan daun memiliki aktivitas antibakteri pada
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli negatif dengan konsentrasi 100 mg/mL.
dengan berbagai konsentrasi yaitu 1000, 500,
dan 250 μg  Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi
dan menggunakan pelarut campuran antara
 Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metanol 96% dan akuades steril
metode Soxhlet bertingkat

 Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut metanol 96% +
akuades steril dengan perbandingan 2 : 3

 Penguapan ekstrak dilakukan hingga diperoleh ekstrak 100%

 Ekstrak daun kirinyu memiliki konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100%

 Kontrol positif yang digunakan adalah eritromycin 500 mg dan kontrol negatif menggunakan
akuades steril

 Pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM) dilakukan dengan metode pour plate

Gambar 2.3. Literatur Map Penelitian yang Relevan

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

F. Kerangka Berpikir

Daun kirinyu secara tradisional digunakan untuk terapi penyakit

infeksi kulit seperti bisul, kurap, kadas, dan infeksi kulit lainnya.

Berdasarkan hal tersebut maka daun kirinyu memungkinkan memiliki

aktivitas antibakteri. Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah zat

antibakteri yang terdapat dalam daun kirinyu mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini

menggunakan bakteri tersebut karena Staphlococcus aureus merupakan

bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia. Ekstrasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode maserasi

dengan pelarut campuran metanol 96% dengan akuades dengan

perbandingan 3: 2. Penggunaan metanol sebagai pelarut bertujuan agar

kandungan flavonoid dan fenol yang terdapat dalam daun kirinyu dapat

terlarut secara maksimal. Flavonoid dan fenol yang terdapat dalam ekstrak

daun akan digunakan untuk mengahambat pertumbuhan bakteri dengan

melihat hasil Kadar Hambat Minimal (KHM). Berdasarkan latar belakang

ini dapat disusun suatu kerangka berfikir yang disajian dalam bentuk

bagan di bawah ini :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Daun Kirinyu Staphylococcus aureus


(Chromolaena odorata)
dimanfaatkan untuk
terapi penyakit infeksi
karena mengandung
senyawa flavonoid
Infeksi kulit, infeksi
saluran pernafasan,
osteomyelitis, arthritis
septik, dan endocarditis
Zat antibakteri infektif pada organ
kardiovaskular

Ekstrak dengan pelarut Maserasi


metanol + akuades

Flavonoid dan Fenol

Uji Antibakteri

Zona hambat

Kadar Hambat
Minimal (KHM)

Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berfikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki potensi

antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

2. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai

konsentrasi ekstrak yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100% terhadap

pertumbuhan Staphylococcus aureus

3. Konsentrasi ekstrak daun kirinyu 100% memiliki zona hambat yang

paling besar dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus

4. Kadar Hambat Minimum (KHM) zat anti bakteri ekstrak daun kirinyu

yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yaitu

konsentrasi 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model

rancangan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah

satu jenis penelitian kuantitatif yang mengukur sebab akibat yaitu

membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung

melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan

Mustafidah, 2011)

B. Sampel dan Populasi

Sampel yang digunakan ialah daun tumbuhan kirinyu yang dipetik dari

lahan-lahan kosong di sekitar Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan,

Maguwoharjo, Yogyakarta. Ekstrak daun kirinyu ialah hasil ekstraksi yang

dibuat dari daun kirinyu sehingga dihasilkan ekstrak daun kirinyu. Metode

ekstraksi yang digunakan ialah dengan cara dimaserasi dengan pelarut

campuran antara akuades dan metanol konsentrasi 96%.

Populasi dari penelitian ini ialah bakteri Staphylococcus aureus.

Biakan murni bakteri ini didapatkan dari Balai Laboratorium Kesehatan

(BLK) Yogyakarta. Sebelum digunakan bakteri diencerkan (didilusi) terlebih

dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Variabel bebas : konsentrasi ekstrak daun kirinyu ( Chromolaena

odorata )

Variabel terikat : kadar hambat minimal ( KHM )

Variabel terkendali : pelarut ekstraksi, volume media, ukuran lubang

sumuran, volume suspensi bakteri yang

diinokulasikan pada media, kepadatan suspensi

bakteri, volume antibakteri yang diinokulasikan

ke dalam lubang sumuran, suhu inkubasi, waktu

inkubasi.

D. Batasan Penelitian

1. Daun kirinyu yang digunakan untuk membuat ekstrak adalah daun yang

berwarna hijau, utuh dan tidak berlubang, tidak ada bagian yang busuk, usia

daun tidak dibedakan, dan diambil 5 daun dari bagian ujung

2. Konsentrasi ekstrak daun kirinyu ( Chromolaena odorata ) yang digunakan

yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100% dengan waktu inkubasi yang sama

yaitu 24 jam pada suhu 35o C

3. Media yang digunakan yakni media Mueller-Hilton Agar dalam cawan petri

dengan volume per petri sebanyak 10 mL

4. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi sumuran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

5. Keefektifan ekstrak daun kirinyu dilihat dari Kadar Hambat Minimal

6. Metode yang digunakan untuk dalam menentukan Kadar Hambat Minimal

adalah metode dilusi padat

7. Pelarut metanol yang digunakan dalam membuat ekstrak daun kirinyu

(Chromolaena odorata) merupakan metanol dengan konsentrasi 96%.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap ( RAL )

dengan menggunakan 7 perlakuan, yaitu :

1. Kontrol negatif (PƟ) : media + bakteri + pelarut (akuades steril )

2. Kontrol positif (PO) : media + bakteri + eritromycin

3. Perlakuan 1 (P1) : media + bakteri + ekstrak 15%

4. Perlakuan 2 (P2) : media + bakteri + ekstrak 30%

5. Perlakuan 3 (P3) : media + bakteri + ekstrak 45%

6. Perlakuan 4 (P4) : media + bakteri + ekstrak 60%

7. Perlakuan 5 (P5) : media + bakteri + ekstrak 100%

Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan dan pada setiap unit

perlakuan terdiri dari tiga lubang sumuran. Konsentrasi yang dipilih mulai

15% hingga 100% bertujuan untuk mengetahui kadar hambat dari ekstrak

daun kirinyu terhadap bakteri Staphylococcus aureus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2018 di

Laboratorium Biologi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma sebagai lokasi pembuatan ekstrak dan

lokasi kultur bakteri dan uji antibakteri.

G. Alat dan Bahan

1. Alat

Keseluruhan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : neraca

analitik, loyang alumunium, tampah, oven, blender, erlenmeyer, shaker,

waterbath, autoklaf, inkubator, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi,

jarum ose, pipet volum, gelas ukur, hot plate, bunsen, wadah, jangka sorong,

vortex stirrer, corong kaca, gelas kimia, magnetic stirrer, batang pengaduk,

palu sumuran, mikropipet, yellow tip, Mc. Farland Standart 108 CFU.

2. Bahan

Keseluruhan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : bakteri

Staphylococcus aureus, metanol 96%, akuades steril, Mueller-Hilton Agar

(MHA), alkohol 70%, alumunium foil, kertas saring, kapas, kain kasa, ketas

payung, Eritromycin, NaCl fisiologis, Bayclin, cotton bud.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

H. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang meliputi

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, yang terdiri dari pembuatan ekstrak daun

kirinyu ( Chromolaena odorata ), pembuatan media uji Mueller-Hilton Agar

(MHA), sterilisasi alat dan media, penyiapan mikroorganisme uji, dan tahap

perlakuan yang terdiri dari uji aktivitas antibakteri, dan uji Kadar Hambat

Minimum (KHM). Berikut ini tahapan yang dilakukan dalam penelitian :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mendata alat dan bahan yang digunakan

dalam penelitian. Sampel daun kirinyu diambil dari lahan-lahan kosong

disekitar Kampus III Universitas Sanata Dharma sesuai dengan jumlah

yang diperlukan dalam penelitian. Populasi mikroorganisme uji diperoleh

dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta dikultur ulang

terlebih dahulu pada agar miring Mueller-Hilton Agar (MHA) untuk

memperbanyak populasi mikroorganisme uji. Langkah kerja yang

dilakukan untuk melakukan rekultur mikroorganisme uji yaitu

menyiapkan media MHA miring di tabung reaksi lalu menggoreskan

secara zig-zag (streak) mikroorganisme uji kemudian diinkubasi selama

24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pembuatan Ekstrak Daun Kirinyu ( Chromolaena odorata )

Daun kirinyu yang telah dipetik dipisahkan antara daun dengan

bagian-bagian yang tidak diperlukan seperti batang dan tangkai daun, dan

dilakukan penyortiran. Daun yang digunakan adalah daun yang bagus,

utuh dan tidak ada bagian yang busuk, lalu daun dicuci menggunakan air

mengalir hingga benar-benar bersih. Kemudian direndam menggunakan

larutan bayclin 20% selama 10 menit dan dibilas menggunakan akuades

steril. Setelah dicuci, daun diletakkan di tampah dan diangin-anginkan

sampai air bekas cucian tuntas. Selanjutnya daun dipindahkan ke loyang

alumunium dan dioven pada suhu 600 C hingga kering. Setelah kering

daun diblender namun tidak terlalu halus. Serbuk daun ini kemudian di

timbang sebanyak 20 gram kemudian direndam dengan 500mL larutan

campuran antara akuades steril dan metanol 96% dengan perbandingan 2 :

3 di dalam labu Erlenmeyer. Selama proses maserasi, labu erlemeyer

diletakkan pada shaker. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengadukan

secara perlahan agar proses maserasi menjadi lebih cepat. Kecepatan

pengadukan yang digunakan yaitu sebesar 150 rpm selama 24 jam.

Kemudian larutan ekstrak disaring menggunakan kertas saring Whatman

nomer 1 dan filtrat dipekatkan menggunakan waterbath dengan suhu 600C

sehingga di dapatkan ekstrak dengan konsentrasi 100%.

Setelah didapatkan ekstrak dengan konsentrasi 100%, ekstrak

diencerkan lagi untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 15%, 30%,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

45%,60%, dan 100% dengan menambahkan pelarut akuades steril. Hasil

pengenceran ekstrak dapat digunakan dalam uji aktivitas antibakteri.

b. Pembuatan Media Mueller-Hilton Agar (MHA)

MHA sebanyak 19 gram dilarutkan ke dalam 500 mL akuades lalu

dipanaskan dan dihomogenkan dengan menggunakan alat pemanas dan

magnetic strirer. Media MHA harus benar-benar homogen terlihat dari

warna kuning bening yang menunjukkan bahwa MHA telah tercampur

secara baik dengan akuades. Sebelum digunakan media disterilisasi

terlebih dahulu menggunakan autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 1

atm selama 15 menit.

c. Sterilisasi Alat dan Media

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasi

untuk menghindari terjadinya kontaminasi dalam pengujian. Pertama, alat-

alat yang akan digunakan didetoks terlebih dahulu lalu dikeringkan.

Selanjutnya alat yang telah didetoks bersama dengan bahan media

disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit.

Alat-alat yang disterilkan menggunakan autoklaf biasanya alat-alat yang

terbuat dari kaca seperti tabung reaksi, Erlenmeyer, dan cawan petri.

Sedangkan alat yang lain dapat disterilisasi dengan dipijarkan pada lampu

bunsen atau dicelupkan ke dalam alkohol dan dilewatkan di api bunsen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

d. Penyiapan Mikroorganisme Uji

Mikroorganisme uji yang akan digunakan dalam penelitian

direkultur terlebih dahulu di dalam tabung reaksi. Hal ini bertujuan untuk

memperbanyak populasi dari mikroorganisme. Kultur murni dari bakteri

Staphylococcus aureus secara aseptis menggunakan jarum ose lalu

digoreskan secara zig-zag dalam agar miring MHA lalu diinkubasi selama

24 jam. Selain direkultur pada agar miring, bakteri juga di rekultur di

cawan petri secara streak plate, hal ini bertujuan untuk memperoleh koloni

bakteri yang terpisah.

Sebelum digunakan dalam melakukan uji antibakteri,

mikroorganisme harus diencerkan terlebih dahulu. Tujuan dari

pengenceran yaitu untuk mengurangi jumlah populasi bakteri.

Pengenceran mikroorganisme dilakukan dengan mengambil 2-3 koloni

bakteri terkecil pada cawan petri kemudian dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisi 10 mL larutan NaCl fisiologis, kemudian dihomogenkan

menggunakan vortex stirrer. Penggunaan larutan NaCl fisiologis pada

pengenceran yaitu agar mikroorganisme yang digunakan tidak mengalami

lisis. Setelah dihomogenkan, kekeruhan suspensi bakteri dibandingkan

dengan larutan Mc. Farland Standart dengan tingat kepadatan 108 CFU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3. Tahap Perlakuan

a. Uji Aktivitas Antibakteri

Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran. Difusi

sumuran adalah pembuatan lubang pada media padat yang telah

diinokulasi bakteri. Lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang diujikan.

Parameter dari metode ini adalah dengan mengukur zona hambat yang

terbentuk disekeliling sumuran.

Stok media yang telah disterilkan, dituang ke dalam cawan

petri. Setiap cawan petri berisi 10mL MHA. Setelah agar menjendal,

ambil cotton bud yang telah disterilkan kemudian masukkan ke dalam

tabung reaksi yang berisi suspensi bakteri. Kemudian cotton bud

diusapkan di seluruh permukaan agar pada cawan petri secara merata.

Pada media MHA padat yang telah diinokulasi dengan bakteri

dibuat lubang sumuran. Pada masing-masing cawan petri dibuat

lubang sumuran dengan diameter 6 mm. Pada masing-masing cawan

petri dibuat 3 lubang sumuran (3 kuadran). 50 μl ekstrak dari masing-

masing konsentrasi (15%, 30%, 45%, 60%, 100%) diinjeksikan ke

lubang sumuran pada cawan petri. Akuades steril digunakan sebagai

kontrol negatif dan larutan Eritromycin sebagai kontrol positif.

Kemudian agar sumuran diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C.

Berbagai konsentrasi ekstrak pada tiap perlakuan dapat dilihat pada

gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

15% 45% 15%


30% 60% 30%

PƟ PO PƟ

45% 15% 45%


60% 30% 60%

PO PƟ PO

100% 100%

100%

Gambar 3.1. Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun kirinyu

(Chromolaena odorata) dengan masing-masing perlakuan terdapat 3

kali pengulangan terhadap bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus

Ekstrak yang digunakan dikatakan efektif apabila terlihat daerah yang

dihambat oleh ekstrak tersebut. Daerah hambat akan terlihat lebih bening

daripada daerah di sekitarnya. Daerah hambat diukur menggunakan jangka

sorong manual. Daerah hambat dihitung dengan mengkurangkan diameter

zona hambat dengan diameter lubang sumuran. Setelah didapatkan diameter

zona hambat dari masing-masing kuadran, lalu nilainya dirata-rata sehingga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

diperoleh diameter zona hambat pada masing-masing konsentrasi ekstrak

daunkirinyu. Menurut Hanphakphoom, 2015, nilai zona hambat yang ≥10 mm

dapat digunakan untuk melakukan uji Kadar Hambat Minimal (KHM).

b. Uji Kadar Hambat Minimal ( KHM )

Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) dilakukan setelah

didapatkan konsentrasi terendah pada pengujian aktivitas antibakteri

dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pengujian KHM bertujuan

untuk mengetahui konsentrasi ekstrak terkecil yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri.

Proses pengujian KHM dilakukan dengan metode pour plate.

Bakteri yang akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu untuk

mengurangi populasi bakteri. Pengenceran bakteri dilakukan dengan

menambahkan suspensi bakteri ke dalam larutan NaCl fisiologis dan

dibandingkan dengan larutan Mc. Farland standart 0,5 (108 CFU).

Suspensi bakteri yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 mL yang

dituang ke dalam cawan petri dan ditambahkan ekstrak sampel yang

digunakan lalu dituang media yang masih panas dengan suhu sekitar

450C ke dalam cawan petri tersebut. Perbandingan antara ekstrak

dengan suspensi bakteri yaitu 1 : 1, 1 ml suspensi bakteri ditambahkan

dengan 1 ml ekstrak daun kirinyu. Kemudian diinkubasi selama 24

jam. Penentuan nilai KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang tidak

ditumbuhi bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

I. Analisis Data

Data dianalisis dan diolah menggunakan Uji Analysis of Variance

(Anova) dengan Program SPSS versi 20. Data diuji terlebih dahulu dengan

pengujian normalitas kemudian homogenitas sebagai prasyarat analisis data

sebelum melakukan uji ANOVA. Uji normalitas bertujuan untuk

memperlihatkan bahwa data yang dilakukan memiliki distribusi normal atau

tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan dengan taraf signifikansi

(α = 0,05). Apabila nilai signifikan lebih besar dari α, maka data tersebut

terdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α,

maka data tersebut tidak terdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, bertujuan untuk mengetahui

varian dari beberapa populasi menunjukkan sama atau tidak. Apabila nilai

signifikan pada uji homogenitasnya lebih kecil dari α, maka varian dari dua

atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Kebalikannya, apabila

nilai signifikan lebih besar dari α, maka varian dari dua atau lebih kelompok

populasi data adalah sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Aktivitas Antibakteri

Daun kirinyu memiliki permukaan yang berbulu sehingga lebih sulit

dibersihkan jika dibandingkan dengan daun yang permukaannya licin, oleh

karena itu sebelum digunakan untuk membuat ekstrak harus terlebih dahulu

disterilkan dengan merendam daun ke dalam larutan bahan kimia, misalnya

bayclin. Pensterilan daun dengan metode ini bertujuan untuk menghilangkan

kontaminan-kontaminan yang terdapat pada daun sehingga ekstrak terhindar

dari kontaminasi. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan ekstrak yaitu

metanol. Pemilihan metanol sebagai pelarut pengekstrak dalam penelitian ini

karena metanol dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder,

sehingga secara umum digunakan dalam isolasi senyawa organik bahan alam.

Hasil penelitian Erlyani (2012) menyatakan bahwa hasil ekstraksi dengan

menggunakan pelarut metanol menunjukkan kadar metabolit sekunder yang

maksimal dibandingkan pelarut organik lainnya.

Zona hambat yang terbentuk dari hasil pengujian diukur

menggunakan jangka sorong manual dengan ketelitian millimeter (mm). Hasil

pengukuran zona hambat ekstrak daun kirinyu terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Tabel 4.1. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak daun kiriyu
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Konsentrasi Diameter Kriteria
Ekstrak (mm) Kekuatan
Antibakteri
Staphylococcus 15% 0 Tidak ada zona
aureus hambat
30% 0.42 Lemah
45% 2.13 Lemah
60% 6.78 Sedang
100% 7.47 Sedang
Kontrol positif 39.38 Sangat kuat
Kontrol negatif 0 Tidak ada zona
hambat

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa zona hambat yang dihasilkan dari

berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan

100% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus memiliki nilai

diameter yang berbeda dan memiliki kriteria kekuatan antibakteri yang

berbeda pula. Ada yang berkekuatan lemah dan sedang, karena rentang zona

hambat yang terbentuk hanya 0,42 mm hingga 7, 47 mm namun ada pula

konsentrasi yang tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyu mengandung zat antibakteri yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri walaupun daya hambatnya lemah dan

sedang.

Hasil dari penelitian ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hanphakphoom (2016) yang menyatakan

bahwa daya hambat ekstrak metanol daun kirinyu terhadap pertumbuhan

bakteri S. aureus sangat kuat karena diameter zona hambat yang terbentuk >20

mm. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan kadar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun kirinyu yang digunakan

dalam membuat ekstrak. Perbedaan kadar senyawa metabolit sekunder dapat

terjadi kemungkinan karena perbedaan lingkungan tempat tumbuh kirinyu,

usia tumbuhan saat dipanen, dan usia daun yang digunakan untuk membuat

ekstrak.

Senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk mempertahankan diri

atau untuk mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya berada

(Ergina, dkk). Oleh karena itu, lingkungan tempat tumbuh tumbuhan sangat

mempengaruhi kadar metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan

tersebut. Tumbuhan kirinyu merupakan tumbuhan yang hidup liar di lahan

terbuka, sehingga lingkungan tempat tumbuhnya memiliki kondisi yang tidak

terkontrol. Lingkungan yang tidak terkontrol tersebut rentan menyebabkan

berbagai kondisi stress pada tanaman, salah satunya yang sering terjadi yaitu

cekaman kekeringan. Pada saat tumbuhan mengalami cekaman kekeringan

tanaman akan mengaktifkan berbagai mekanisme pertahanan termasuk induksi

biosintesis metabolit sekunder. Selmar dan Kleinwachter (2013) menunjukkan

bahwa pada tanaman Hypericum brasiliense, konsentrasi dan jumlah total

senyawa fenolik secara drastis ditingkatkan pada tanaman yang tumbuh dalam

kondisi cekaman kekeringan dibandingkan dengan tanaman kontrol. Selain itu

unsur hara yang terdapat dalam tanah juga berpengaruh terhadap kandungan

metabolit sekunder pada tanaman. Salim, dkk (2016) menyatakan bahwa unsur

hara tanah makro seperti N, K, bahan organik, dan C mempunyai hubungan

linear dengan pembentukan metabolit sekunder pada tumbuhan. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

semakin banyak unsur hara yang terkadung dalam tanah akan menyebabkan

tumbuhan memiliki kualitas metabolit sekunder yang lebih baik dan kuantitas

metabolit sekunder yang lebih banyak. Usia tumbuhan dan usia daun juga

berpengaruh terhadap kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan.

Tanaman yang usianya masih muda memiliki kandungan metabolit sekunder

yang rendah karena sintesis metabolit sekunder yang belum optimal.

Sedangkan pada daun, kandungan metabolit sekunder pada daun yang sudah

tua akan lebih banyak jika dibandingkan dengan daun yang masih muda

karena jumlah metabolit sekunder yang ditimbun pada daun yang sudah tua

lebih banyak dibandingkan dengan jumlah metabolit sekunder yang ditimbun

pada daun yang masih muda.

Hal ini didukung oleh Erlyani (2012) yang menyatakan bahwa

kandungan metabolit sekunder pada tanaman dapat bervariasi tergantung

faktor lingkungan dan faktor dalam tumbuhan itu sendiri. Tingkat usia dan

kematangan tanaman mempengaruhi tingkat metabolit sekunder yang aktif

secara maksimal dalam tanaman. Rahayu dkk (2006) menyatakan bahwa usia

daun mempengaruhi kekuatan kandungan dan kemelimpahan metabolit

sekunder serta aktivitas bioaktif senyawa tersebut. Jumlah metabolit sekunder

dalam suatu simplisia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, umur

tanaman sewaktu dipanen, dan waktu panen. Waktu panen sangat

berhubungan dengan waktu pembentukan metabolit sekunder sehingga

pemanenan lebih baik dilakukan pada saat kandungan metabolit sekunder

dalam kadar maksimum (Tunjung, 2013). Selain itu, faktor stress lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

dan kecukupan unsur hara dalam tanah juga dapat mempengaruhi tingkat

metabolit sekunder (Mariska, 2013).

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat diketahui bahwa ada

beberapa kemungkinan yang menyebabkan ekstrak daun kirinyu yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki daya hambat yang lemah. Pada saat

dilakukan pemanenan, banyak ditemukan tumbuhan kirinyu yang daunnya

berwarna kekuningan, namun daun yang berwarna kuning tidak ikut dipanen.

Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar kandungan unsur hara dalam

tanah tempat tumbuh tumbuhan tersebut rendah sehingga tumbuhan

mengalami kekurangan unsur hara. Kekurangan unsur hara pada tumbuhan

dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas metabolit sekunder yang

dihasilkan jika dibandingkan dengan tumbuhan yang memperoleh unsur hara

yang cukup. Selain itu pemanenan juga dilakukan secara random, sehingga

tidak diketahui usia tumbuhan yang dipanen dan tidak dilakukan pemisahan

antara daun yang tua dan yang muda.

Kemampuan ekstrak daun kirinyu dalam menghambat pertumbuhan

bakteri St.aureus karena adanya kandungan senyawa metabolit sekunder

berupa flavonoid, tanin, fenol, dan saponin. Senyawa-senyawa fitokimia inilah

yang berperan penting dalam kemampuan antibakteri suatu tumbuhan.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk

senyawa komplek dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat

merusak membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa

intraseluler (Ngajow, dkk, 2013). Tanin merupakan polimer dari senyawa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

fenol yang memiliki kemampuan untuk menginaktifkan adhesion sel bakteri,

menginaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam

sel. Selain itu tanin juga menyerang polipeptida dinding sel sehingga

pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel

bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik dan tekanan fisik sehingga sel

bakteri akan mati (Hridhya dan Kulandhaivel, 2017). Mekanisme kerja

saponin sebagai antibakteri adalah dengan menurunkan tegangan permukaan

sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan

menyebabkan senyawa intraseluler akan keluar. Senyawa ini berdifusi melalui

membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma

dan mengganggu kestabilan sel. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar

dari sel dan mengakibatkan kematian sel (Ngajow, 2013). Senyawa-senyawa

fitokimia ini bekerja secara sinergis sehingga dapat menghambat pertumbuhan

bakteri.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa konsentrasi yang

memiliki nilai diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi

ekstrak 100% dengan diameter zona hambat 7,47 mm, sedangkan rata-rata

zona hambat terkecil yang terbentuk yaitu dengan diameter 0,42 mm pada

ekstrak konsetrasi 30%. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan

bahwa semakin besar atau tinggi konsentrasi ekstrak maka zona hambat yang

terbentuk akan semakin besar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing konsentrasi

ekstrak daun kirinyu terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing


konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis secara statistik.

Pengujian statistik yang dilakukan ialah uji One Way ANOVA. Uji One Way

ANOVA dipilih karena hanya ada satu variabel penguji yang akan diuji yaitu

konsentrasi ekstrak daun kirinyu. Syarat dalam uji One Way ANOVA data

yang akan diuji harus berdistribusi normal serta data memiliki varian yang

sama (homogen). Oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian dengan uji

ANOVA, data harus diuji normalitas Kalmogorov smirnov dan uji

homogenitas terlebih dahulu dengan menggunakan SPSS versi 20.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Berdasarkan uji normalitas, data zona hambat yang diuji berdistribusi

normal. Hal ini dibuktikan nilai signifikansi 0.057 > 0.05 sehingga terbukti

bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas.

Berdasarkan uji homogenitas, data yang diperoleh ternyata memiliki varian

yang tidak sama, karena nilai signifikansi 0.001 < 0.05 sehingga terbukti

bahwa data tidak homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas,

kemudian dilakukan uji One Way ANOVA. Dari pengujian One Way ANOVA

diperoleh nilai signifikansi 0.000 < 0.05 sehingga hasilnya signifikan.Hal ini

menyatakan bahwa penggunaan ekstrak daun kirinyu berpengaruh terhadap

pertumbuhan bakteri S. aureus. Mengingat data yang diuji tidak homogen,

maka dilakukan uji pembanding dengan mengunakan uji Kruskal-Wallis. Nilai

signifikansi dari hasil pengujian Kruskal-Wallis ini akan dibandingkan dengan

nilai signifikansi yang diperoleh dari uji Anova. Uji Kruskal-Wallis

merupakan uji non parametrik berbasis peringkat yang bertujuan untuk

menentukan adanya perbedaan signifikan secara statitik antara 2 atau lebih

variabel independen pada variabel dependen. Pengujian Kruskal-Wallis ini

dipilih sebagai uji pembanding karena uji ini hampir mirip dengan uji Anova,

namun data yang diuji tidak harus memiliki variansi yang sama (homogen).

Dari pengujian Kruskal-Wallis diperoleh nilai signifikansi 0.007 < 0.05 yang

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan

berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu. Output data uji statistik aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dapat dilihat pada

lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B. Kadar Hambat Minimum (KHM)

Pengujian Kadar Hambat Minimum perlu dilakukan untuk mengetahui

kekuatan suatu zat antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Konsentrasi 45% merupakan konsentrasi yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cukup baik apabila dibandingkan dengan

konsentrasi 30%. Hal tersebut menjadi dasar untuk menentukan konsentrasi

yang akan digunakan dalam melakukan pengujian Kadar Hambat Minimum

yaitu konsentrasi 43%, 41%, 39%, dan 37%. Hasil pengujian Kadar Hambat

Minimal dapat dilihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus

Bakteri Konsentrasi Keterangan


Ekstrak
Staphylococcus 43% Belum mampu menghambat
aureus pertumbuhan bekteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media

41% Belum mampu menghambat


pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media

39% Belum mampu menghambat


pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media

37% Belum mampu menghambat


pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa konsentrasi ekstrak

yang digunakan untuk melakukan uji Kadar Hambat Minimum (KHM) belum

dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

masih adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media. Ketidakmampuan

ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri dalam uji KHM ini

kemungkinan karena daya hambat ekstrak yang lemah. Daya hambat ekstrak

yang lemah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya unsur hara yang

terdapat di dalam tanah tempat tumbuhnya kirinyu, pemanenan yang

dilakukan secara random sehingga tidak diketahui usia tumbuhan yang

dipanen, dan tidak dilakukan pemisahan antara daun yang tua dan yang muda.

Faktor-faktor tersebut dapat mengurangi kualitas dan kuantitas metabolit

sekunder yang terkandung di dalam ekstrak sehingga daya hambat ekstrak

menjadi lemah.

Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengujian

KHM ini, yaitu volume suspensi bakteri, volume ekstrak, dan homogenisasi

ekstrak dan suspensi bakteri. Pada pengujian KHM yang telah dilakukan

setiap cawan petri mendapat perlakuan yang sama. Namun dapat terjadi

beberapa ketidaktelitan dalam melakukan langkah-langkah pengujian KHM,

seperti kurangnya ketelitian pada saat mengambil suspensi bakteri dan ekstrak

sehingga volume suspensi bakteri atau ekstrak tidak sesuai dengan takaran

volume yang ditentukan. Selain itu pada proses homogenisasi, kurang

homogen sehingga dapat mempengaruhi hasil uji KHM.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan memiliki beberapa keterbatasan, yakni :

1. Pengambilan daun kirinyu yang digunakan sebagai bahan ekstrak dalam

penelitian ini dilakukan secara random, sehingga tidak diketahui usia dari

tumbuhan yang digunakan.

2. Morfologi daun kirinyu yang permukaannya berbulu menjadi kendala dalam

melakukan sterilisasi permukaan daun.

3. Penelitian ini hanya terbatas mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

daun kirinyu tanpa melakukan skrining fitokimia. Oleh karena pengujian

fitokimia tidak dilakukan maka perkiraan kandungan senyawa metabolit

sekunder hanya mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

4. Pada penelitian ini belum dilakukan pengujian Kadar Bunuh Minimal (KBM)

karena dari hasil pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM) dari berbagai

konsentrasi ekstrak kirinyu yang digunakan belum ada yang benar-benar

menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN DI

SEKOLAH

Berbagai aspek dalam penelitian aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu

ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Aplikasi dalam dunia

pendidikan khususnya terkait dengan pembelajaran di SMA kelas X semester I

pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Materi yang dapat disampaikan pada

pembelaran mengenai bab ini yaitu karakteristik Archaebacteria dan Eubacteria,

penggolongan bakteri berdasarkan bentuk dan alat geraknya, perkembangbiakan

bakteri, peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bakteri yang

menyebabkan penyakit serta pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri.

Materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria terdapat dalam Kompetensi

Dasar (KD) 3.5 yang berbunyi “Menganalisis struktur dan cara hidup bakteri

serta perannya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat” dan Kompetensi

Dsar 4.5 yang berbunyi “Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri

dalam kehidupan berdasarkan hasil studi literature dalam bentuk laporan tertulis”.

Dalam mempelajari materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria ini, siswa

diharapkan dapat mengamati secara langsung struktur morfologi koloni dan sel

bakteri sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Instrumen

pembelajaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 sampai 10.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ekstrak daun kirinyu memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus

2. Berbagai konsentrasi ekstrak yang digunakan 15%, 30%, 45%, 60%, dan

100% berbeda secara signifikan dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus

3. Konsentrasi 100% memiliki zona hambat paling besar dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Stahpylococcus aureus

4. Dalam pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM), berbagai konsentrasi

ekstrak yang digunakan belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphlococcus aureus

B. Saran

1. Perlu dilakukan penentuan stadar terhadap usia tumbuhan kirinyu yang

akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

2. Perlu dilakukan sterilisasi pada daun dengan menggunakan bahan kimia

karena morfologi daun yang berbulu sehingga lebih sulit disterilkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

3. Perlu dilakukan pengujian fitokimia terhadap ekstrak daun kirinyu untuk

mengetahui kandungan senyawa antibakteri yang terdapat di dalamnya.

4. Perlu dilakukan pengujian Kadar Bunuh Minimal (KBM) untuk

mengetahui kemampuan ekstrak daun kirinyu dalam membunuh bakteri

Staphylococcus aureus.

5. Perlu dilakukan pengujian antibakteri menggunakan bagian lain dari

tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, Vrsa = Vancomycin-Resistant Staphylococcus aureus, diunduh


dari http://www.bacteriainphotos.com/VRSA.html, diakses pada tanggal 18
Maret 2018
Burton, G. R. W., dan Engelkirk, P.G., 2004, Microbiology for the Health
Sciences 7th Edition, USA: Crawfordsville
Chiller, K., Selkin, B.A., Murakawa, G.J., 2001, Skin Microflora and Bacterial
Infection of Skin, Journal of Investigative Dermatology Symposium
Proceeding.
Ergina, Nuryanti,S., Pursitasari, I.D., 2014, Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstrak Dengan
Pelarut Air dan Etanol, Jurnal Akademi Kimia Universitas Tadulako Palu
Erlyani, 2012, Identifikasi Kandungan Metabolit Sekunder dan Uji Antioksidan
Ekstrak Metanol Tandan Bunga Jantan Enau (Arenga pinnata Merr.),
Jurnal Skripsi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Unhalu Kendari
Forbes, B.A., Sahm, D.F., dan Weissfeld, A.S., 2007, Bailey and Scott’s
Diagnostic Microbiology 12th Edition, Missouri
Hadiroseyani, Y., Hafifuddin., Alifudin, M., dan Supriyadi, H., 2005, Potensi
Daun Kirinyu ( Chromolaena odorata) Untuk Pengobatan Penyakit Cacar
Pada Ikan Gurame (Osphronemus gourami) yang disebabkan Aeromonas
Hydrophilla, Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2) : 139-144
Hanphakphoom, S., Thophon, S., Waranusantigul, P., Kangwanrangsan, N., and
Krajangsan, S., 2016, Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata
Extracts Agains Bacterial Human Skin Infections, Research Journal by
National Research Council of Thailand and Suandusit University, 159-168
Hapsari, Endah, 2015, Uji Anti Bakteri Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus
niruri) terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli,
Skripsi, Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta
Hasnawati, dan Prawita, E., 2010, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Antibakteri
dari Daun Eupatorium odoratum L. terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, Majalah Obat
Tradisional, 41-50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Hridya, K.V., dan Kulandhaivel, M., 2017, Antimicrobial Activity of


Chromolaena odorata Against Selected Pyogenic Pathogens, International
Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research
Irobi, O.N., 1997, Antibotik Properties of Ethanol Extract of Chromolaena
odorata (Asteraceae), International Journal of Pharmacognosy, 111-115
ITIS, 2010, Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob : Taxonomic Serial
No.: 37034, diunduh dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt#null, diakses pada tanggal
25 Juli 2018
ITIS, 2012, Staphylococcus aureus Rosenbach, 1884: Taxonomic Serial No: 369,
diunduh dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc
h_value=369#null, diakses pada tanggal 25 Juli 2018
Kardinan, A., dan Kusuma, F.R., 2004, Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh
Alami, Jakarta : Agromedia Pustaka
Locke, Thomas, Keat, S., Walker, A., dan Mackinnon, R., 2012, Microbial and
Infectious Diseases on the Move, diterjemahkan oleh Akbarini, Rizqi, 99-
111, Jakarta : Indeks
Mariska, Ika, 2013, Metabolit Sekunder: Jalur Pembentukan dan Kegunaannya,
diunduh dari http://biogen.litbang.pertanian.go.id/2013/08/metabolit-
sekunder-jalur-pembentukan-dan-kegunaannya/, diakses pada tanggal 6 Juni
2018
Masyhud, 2010, Tanaman Obat Indonesia,
http://www.dephut.go.id/indexphp?=id/node/54 , diakses pada tanggal 16
Desember 2017
Maulida, Dewi, 2010, Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomat dengan
Menggunakan Solven Campuran N-Heksana, Aseton, dan Etanol, Skripsi,
Universitas Diponegoro : Semarang
Misnadiarly, dan Djajaningrat, H., 2014, Mikrobiologi Untuk Klinik dan
Laboratorium, Jakarta : Rineka Cipta, pp. 12-14
Ngajow, Mercy, Jemmy Abidjulu, Vanda S.K., 2013, Pengaruh Antibakteri
Ekstrak Kulit Batang Matoa ( Pometia pinnata) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus secara In Vitro, Jurnal MIPA UNSRAT Manado
Nurwahdaniati, 2014, Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol 70% Daun Kirinyuh
(Chromolaena odorata) Dengan Metode Bioautografi Terhadap Bakteri
Stahylococcus aureus, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Omokhua, A.G., 2015, Phytochemical and Pharmacological Investigations of


Invasive Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob. (Asteraceae),
Thesis, Agriculture, Engineering, and Science University of KwaZulu-Natal
: South Africa
Pelczar dan Chan, E.C.S, 2015, Dasar-dasar Mikrobiologi, Terjemahan
Hadioetomo, Universitas Indonesia Press : Jakarta
Pradana, S., 2015, Laporan Pengendalian Gulma : Identifikasi Gulma
(Chromolaena odorata) , diunduh dari
https://www.academia.edu/23636182/LAPORAN_PENGENDALIAN_GUL
MA_IDENTIFIKASI_GULMA_CHROMOLAENA_ODORATA_, diakses
pada tanggal 15 Maret 2018
Purnama, W.B., 2013, Aktivitas Antibakteri Glukosa terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, dan
Escherichia coli, Naskah Publikasi, Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Purwati, 2003, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Organik Dalam dau Eupatorium
odoratum L., Tesis, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Radji, Maksum, 2011, Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi
dan Kedokteran, Jakarta : EGC, pp.10-12, 179-199
Rahayu, D.S., Dewi Kusrini, Enny Fachriyah, 2006, Penentuan Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L)
dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH), Jurnal Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Diponegoro
Rosihan, Amha, 2015, Peranan Bakteri Di Bidang Kedokterani, diambil dari
www.astalog.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2018
Rungnapa, O., 2003, Phytochemistry and Antimalarial Activity of Eupatorium
odoratum L., Thesis, Pharmaceutical Chemistry and Phytochemistry,
Mahidol University, Bangkok
Rostinawati, Tina, 2009, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typii, dan
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar, Laporan Penelitian
Mandiri, Universitas Padjadjaran, Jatinagor
Salim, M., Yahya, Sitorus, H., Marini, T.N., 2016, Hubungan Kandungan Hara
Tanah Dengan Produksi Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku
(Lansium domesticum Corr var Duku) dan Potensinya Sebagai Larvasida,
Jurnal Vektor Penyakit Badan Litbang Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Selmar, D., dan Kleinwachter, M., 2013, Stress Enhances the Synthesis of
Secondary Plant Products : The Impact of Stress- Related Over- Reduction
on the Accumulation of Natural Products, Journal of Plant and Cell
Physiology Oxford University Press
Taniredja,T., dan Mustatidah, Hi, 2011, Penelitian Kuantitatif. Alfabeta :
Bandung
Tirta, R., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kelopak Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Propionibacterium acne, S. aureus, dan
Escherichia coli serta Uji Bioautografi, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah: Surakarta
Tunjung, W.A.S., 2013, Obat Tradisional (Herbal) dan Metabolit Sekunder,
diunduh dari http://majalah1000guru.net/2013/08/obat-tradisional-metabolit-
sekunder/, diakses pada tanggal 6 Junin 2018
Wikipedia, 2018, Chromolaena odorata, diunduh dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Chromolaena_odorata , diakses pada tanggal
25 Maret 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Lampiran 1

DOKUMENTASI HASIL UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK

KIRINYU (Chromolaena odorat) TERHADAP Staphylococcus aureus

Gambar 7.1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap bakteri
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 15%, 30%, dan kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 7.2. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 45%, 60%, dan kontrol
positif

Gambar 7.9. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Lampiran 2

DOKUMENTASI UJI KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) BAKTERI

Staphylococcus aureus

37%
%

39%

41% 43%

Gambar 7.4. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 43%,
41%, 39%, dan 31% terhadap bakteri Staphylococcus aureus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Lampiran 3

DIAMETER DAERAH HAMBAT AKTIVITAS ANTIBAKTERI

EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata) TERHADAP

Staphylococcus aureus

Tabel 7.1. Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri dari Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

Konsentrasi Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata


Ekstrak Daun (mm) (mm) (mm) Diameter
Kirinyu Zona
Hambat
(mm)

15% 0 0 0 0

30% 1.25 0 0 0.42

45% 3.3 0 3.1 2.13

60% 4.3 14.5 1.55 6.78

100% 8.65 7.6 6.15 7.47

K+ 36 41.05 41.1 39.38


(Eritromycin)

K- 0 0 0 0
(Akuades steril)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Lampiran 4

HASIL ANALISIS ONE WAY ANOVA (SPSS 20) AKTIVITAS


ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata)
TERHADAP Staphylococcus aureus

Tabel 7.2. Hasil Uji Normalitas Kalmogorov-Smirnov terhadap Diameter Zona


Hambat Aktivitas Antibakteri

Tabel 7.3. Hasil Uji Homogenitas Levene Test terhadap Diameter Zona Hambat
Aktivitas Antibakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 7.4. Hasil Uji One Way Anova Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

Tabel 7.5. Hasil Uji Kruskal-Wallis Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 7.6. Hasil Uji Duncan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Staphylococcus aureus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM

MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/ Semester : X (SEPULUH)/ I

Alokasi Waktu : 12 JP x 45 menit

Materi : Archaebacteria dan Eubacteria

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradabanterkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan sesuai kaidah keilmuan

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA


Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Alokasi Sumber
instrumen waktu belajar
1.1 Mengagumi Kingdom Monera: Pertemuan 1 : 1.1.1. Menunjukkan Sikap : - Lembar 12 JP x -Buku
keteraturan Mengamati rasa syukur kepada -Sikap teliti, observasi 45 Biologi Kelas
dan 1. Pengertian Tuhan atas ciptaan- rasa ingin - Daftar menit X
Archaebacteria, Mengamati berbagai
kompleksitas Nya yang tahu, jujur cek -Lembar
Eubacteria, dan gambar bakteri yang
ciptaan Tuhan mengagumkan Kerja Siswa
bakteri memiliki bentuk
tentang 1.2.1. Pengetahuan
morfologi sel yang -Sumber-
keanekaragam Mengembangkan
2. Karakteristik berbeda-beda - sumber lain
an hayati, pola pikir ilmiah -Non tes
dan Portofolio di Internet
ekosistem, dan Menanya dengan mengamati
lingkungan perkembangbiak - Tes
hasil percobaan -Ulangan
hidup kan bakteri
- Mengapa bakteri harian
memiliki bentuk 1.3.1. Peduli terhadap (Pilihan

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA


Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Alokasi Sumber
instrumen waktu belajar
1.2 Menyadari dan 3. Dasar yang berbeda-beda? lingkungan Ganda)
mengagumi pengelompokan Apa yang menjadi sekitarnya dan
pola pikir bakteri dasar menjaga kebersihan -Soal
ilmiah dalam pengelompokan diri Uraian
kemampuan 4. Koloni bakteri bakteri?
mengamati 2.1.1. Menunjukkan
bioproses 5. Menginokulasi - Bagaimana cara perilaku teliti dalam
bakteri/ pour bakteri berkembang melakukan praktikum - Lembar
1.3 Peka dan plate/ streak biak? Observasi
2.1.2. Menunjukkan
perduli plate Kinerja
perilaku rasa ingin Keterampilan
terhadap Mencoba tahu pada saat
permasalahan 6. Pengamatan sel - Daftar
melakukan praktikum -Melakukan cek
lingkungan bakteri - Melakukan
percobaan isolasi 2.1.3. Menunjukkan Presentasi
hidup,
7. Peranan bakteri bakteri dengan perilaku kerja sama
menjaga dan -Menggunakan
dalam menggunakan metode saat melakukan
menyayangi alat praktikum
kehidupan pour plate dan streak praktikum
lingkungan
sebagai plate 3.5.1 Menjelaskan
8. Pengaruh pengertian
manifestasi
antibakteri - Melakukan Archaebacteria dan
pengalaman
terhadap pengamatan pada Eubacteria
ajaran agama
petumbuhan koloni bakteri pada
yang
bakteri media agar dan 3.5.2
dianutnya
mengamati morfologi Mengidentifikasi
2.1 Berperilaku bakteri menggunakan karakteristik bakteri
ilmiah, teliti, mikroskop
tekun, jujur, 3.5.3 Menentukan
terhadap data Menalar pengelompokan
dan fakta, bakteri
- Mendiskusikan hasil

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA


Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Alokasi Sumber
instrumen waktu belajar
disiplin, percobaan dan 3.5.4 Menjelaskan
tanggung pengamatan bakteri berbagai macam cara
jawab, dan perkembangbiakan
peduli dalam - Mendiskusikan bakteri
observasi dan pengelompokan
eksperimen, bakteri berdasarkan 3.5.5 Menemukan
berani dan hasil pengamatan peranan bakteri yang
santun dalam morfologi bakteri menguntungkan dan
mengajukan merugikan dalam
pertanyaan dan - Menyimpulkan hasil kehidupan sehari-hari
berargumentasi diskusi
, peduli 3.5.6 Mengkaitkan
lingkungan, Mengkomunikasikan pengaruh antibakteri
gotong royong, terhadap
- Melaporkan hasil pertumbuhan bakteri
bekerjasama,
pengamatan secara
cinta damai,
tertulis menggunkan 4.5.1 Menyajikan
berpendapat
format laporan sesuai data dalam bentuk
secara ilmiah
kaidah laporan tertulis
dan kritis,
responsif dan tentang pengaruh
proaktif dalam antibakteri terhadap
setiap tindakan pertumbuhan bakteri
Pertemua Kedua
dan dalam
4.5.2
melakukan Mengamati Mempresentasikan
pengamatan
data hasil diskusi
dan percobaab Mengamati video
peranan bakteri
di dalam kelas/ berbagai penyakit
dalam kehidupan
laboratorium yang disebabkan oleh
sehari-hari
maupun di luar bakteri dan cara

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA


Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Alokasi Sumber
instrumen waktu belajar
kelas/ penularannya
laboratorium
Menanya
2.2 Peduli terhadap
keselamatan diri - Apakah bakteri
dan lingkungan hanya memiliki
serta peranan negatif
menerapkan bagi makhluk hidup
prinsip lain?
keselamatan
kerja saat - Bagaimana cara
melakukan menanggulangi
pengamatan dan peran negatif
percobaan di bakteri?
laboratorium
dan di Mencoba
lingkungan
- Mendiskusikan
sekitar
peranan bakteri
3.5 Menganalisis dalam kehidupan
struktur dan sehari-hari baik yang
cara hidup positif maupun yang
bakteri serta negatif
perannya dalam
Menalar
berbagai aspek
kehidupan - Mengkaji berbagai
masyarakat kasus penyakit
akibat bakteri dari
4.5 Menyajikan
berbagai sumber dan

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA


Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Alokasi Sumber
instrumen waktu belajar
data tentang cara
ciri-ciri dan menanggulanginya
peran bakteri
dalam - Menyimpulkan hasil
kehidupan diskusi
berdasarkan
hasil studi Mengkomunikasikan
literature dalam
bentuk laporan - Mempresentasikan
tertulis hasil diskusi

Pertemuan Ketiga

-Ulangan Harian

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/semester : X ( Sepuluh )/ 1 ( satu )

Materi Pokok : Archaebacteria dan Eubacteria

Alokasi Waktu : 4 pertemuan ( 12 JP )

A. Kompetensi Inti

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan 1.1.1. Menunjukkan rasa syukur


kompleksitas ciptaan Tuhan kepada Tuhan atas ciptaan-Nya
tentang keanekaragaman hayati, yang mengagumkan
ekosistem, dan lingkungan 1.2.1. Mengembangkan pola pikir
hidup ilmiah dengan mengamati hasil
percobaan
1.2 Menyadari dan mengagumi pola
pikir ilmiah dalam kemampuan 1.3.1. Peduli terhadap lingkungan
mengamati bioproses sekitarnya dan menjaga kebersihan
diri
1.3 Peka dan perduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi
pengalaman ajaran agama yang
dianutnya

2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, 2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti


jujur, terhadap data dan fakta, dalam melakukan praktikum
disiplin, tanggung jawab, dan 2.1.2. Menunjukkan perilaku rasa
peduli dalam observasi dan ingin tahu pada saat melakukan
eksperimen, berani dan santun praktikum
dalam mengajukan pertanyaan 2.1.3. Menunjukkan perilaku kerja
dan berargumentasi, peduli sama saat melakukan praktikum
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan
dan percobaab di dalam kelas/
laboratorium maupun di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Kompetensi Dasar Indikator

kelas/ laboratorium

3.5 Menganalisis struktur dan cara 3.5.1 Menjelaskan pengertian


hidup bakteri serta perannya Archaebacteria dan Eubacteria
dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat 3.5.2 Mengidentifikasi karakteristik
bakteri
3.5.3 Menentukan pengelompokan
bakteri
3.5.4 Menjelaskan berbagai macam
cara perkembangbiakan bakteri
3.5.5 Menemukan peranan bakteri
yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan sehari-
hari
3.5.6 Mengkaitkan pengaruh
antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri

4.5 Menyajikan data tentang ciri- 4.5.1 Menyajikan data dalam bentuk
ciri dan peran bakteri dalam laporan tertulis tentang pengaruh
kehidupan berdasarkan hasil antibakteri terhadap pertumbuhan
studi literature dalam bentuk bakteri
laporan tertulis
4.5.2 Mempresentasikan data hasil
diskusi peranan bakteri dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

C. Tujuan Pembelajaran

1.1.1.1. Siswa dapat menghargai ciptaan Tuhan yang mengagumkan

melalui kegiatan refleksi dengan baik

1.1.2.1 Siswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam

mengamati hasil percobaan melalui kegiatan praktikum dengan

benar

1.1.3.1 Siswa dapat memiliki rasa perduli terhadap lingkungan sekitar dan

menjaga kebersihan diri melalui kegiatan pembelajaran dengan

baik

2.1.1.1 Siswa dapat menunjukkan sikap teliti pada saat melakukan

praktikum dengan baik

2.1.1.2 Siswa dapat menunjukkan perilaku rasa ingin tahu saat melaporkan

hasil praktikum dengan antusias

2.1.1.3 Siswa dapat menunjukkan perilaku kerjasama saat melakukan

praktikum dengan antusias

3.5.1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian Archaebacteria dan

Eubacteria melalui kegiatan pengamatan dengan jelas

3.5.2.1 Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik bakteri melalui kegiatan

diskusi dengan rinci

3.5.3.1 Siswa dapat menentukan pengelompokan bakteri melalui kegiatan

pengamatan morfologi sel bakteri dengan benar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

3.5.4.1 Siswa dapat menjelaskan berbagai macam cara perkembangbiakan

bakteri melalui kegiatan studi pustaka dengan jelas

3.5.5.1 Siswa dapat menemukan peranan bakteri yang menguntungkan dan

merugikan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi

dengan tepat

3.5.6.1 Siswa dapat mengkaitkan pengaruh antibakteri terhadap

pertumbuhan bakteri melalui kegiatan studi kasus dengan tepat

4.5.1.1 Siswa dapat menyajikan data dalam bentuk laporan tertulis tentang

pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri setelah

melakukan kegiatan praktikum dengan lekap dan jelas

4.5.2.1 Siswa dapat mempresentasikan data hasil diskusi peranan bakteri

dalam kehidupan sehari-hari setelah melakukan kegiatan diskusi

dengan jelas

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria

2. Karakteristik Archaebacteria dan Eubacteria

3. Perkembangbiakan bakteri

4. Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk bakteri dan alat geraknya

5. Peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari

6. Pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

- Pendekatan : Kooperatif dan Saintifik

- Model : Saintifik 5M

- Metode : Praktikum, diskusi, presentasi, studi pustaka, dan

ceramah

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

- Gambar berbagai bakteri

- Video penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cara penularannya

- Power point

- Alat dan bahan praktikum

2. Sumber Belajar

- Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok


Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga :
Jakarta

- Jurnal Penelitian “ Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu


(Chromolaena odorata) terhadap bakteri Stahpylococcus aureus”

- Lembar kerja siswa

- Sumber dari internet :

a. Anonim. Jenis Bakteri Penyebab Diare Itu Apa?. Diunduh dari


https://cepatsembuh.id/jenis-bakteri-penyebab-penyakit-diare-itu-
apa/, pada tanggal 28 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

b. Karomah, A.S. 2015. Bakteri dan Usus Manusia. Diunduh dari


http://anna-syafrotul.blogspot.com/2015/04/bakteri-di-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html, diakses pada tanggal 28 Juli 2018

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama ( 3 x 45 menit )

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Pendahuluan Orientasi 10 menit


 Memberi salam dan memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
 Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
 Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingat kembali materi prasyarat dengan
bertanya
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan:

- Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari


tentang virus, virus dan bakteri sama-sama
bersifat mikroskopik mengapa tidak berada
dalam golongan yang sama?

- Bakteri dan virus sama-sama menyebabkan


penyakit, mengapa bakteri tidak termasuk
dalam virus?

- Apa ciri khusus yang membedakan bakteri


dengan virus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat


mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.

 Apabila materi/tema/projek ini dikerjakan


dengan baik dan sungguh-sungguh dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang materi :

 Karakteristik bakteri dan penggolongan


bakteri berdasarkan bentuknya
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
 Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati 110
menit
 Guru menampilkan gambar tangan yang bersih
dan tangan yang kotor

Menanya ( identifikasi masalah )

 Diharapkan siswa bertanya “ Apakah bakteri


hanya terdapat ditangan yang kotor? Apakah
ditangan yang terlihat bersih tidak ada bakteri?
Bagaimanakah cara agar bakteri dapat diamati?“

Mencoba ( bereksperimen )

 Siswa melakukan praktikum mengenai


pengecatan negatif

Menalar

 Siswa mendiskusikan dan menjawab pertanyaan-


pertanyaan yang terdapat dalam LKS

Mengkomunikasikan

 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil


praktikum dan hasil diskusi

 Kelompok lain mengajukan pertanyaan kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

kelompok yang melakukan presentasi apabila


ada yang belum jelas

 Guru memverifikasi apabila ada konsep yang


kurang tepat

 Masing-masing kelompok membuat kesimpulan


untuk hasil diskusi

Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan 15 menit


pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
 Siswa diberi tugas untuk mempelajari cara
perkembangbiakan bakteri
 Siswa menyimak informasi mengenai rencana
tindak lanjut pembelajaran

Pertemuan Kedua (3 x 45 menit)

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Pendahuluan Orientasi 10 menit


 Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran
 Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
 Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
- Karakteristik bakteri dan penggolongan
bakteri berdasarkan bentuknya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.

 Mengajukan pertanyaan yang ada


keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
- Virus dan bakteri sama-sama menginfeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

makhluk hidup, apakah cara


perkembangbiakan antara virus dan bakteri
sama? Bagaimana cara bakteri berkembang
biak?
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.

 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan


baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :

- Perkembangbiakan bakteri

- Peranan bakteri dalam kehidupan

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang


ingin dicapai
 Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati 110
menit
 Guru menampilkan video tentang penyakit yang
disebabkan oleh bakteri

Menanya ( identifikasi masalah )

 Diharapkan siswa bertanya “ Apakah bakteri


hanya memiliki peran negatif saja bagi
kehidupan manusia? Apakah bakteri memiliki
peran positif?“

Mencoba ( bereksperimen )

 Siswa melakukan studi pustaka mengenai


peranan bakteri yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Menalar

 Siswa mendiskusikan tentang jenis-jenis


perkembangbiakan bakteri dan mengidentifikasi
perbedaannya

 Siswa mendiskusikan tentang peranan bakteri


yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan sehari-hari

Mengkomunikasikan

 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil


diskusi

 Kelompok lain mengajukan pertanyaan kepada


kelompok yang melakukan presentasi apabila
ada yang belum jelas

 Guru memverifikasi apabila ada konsep yang


kurang tepat

 Masing-masing kelompok membuat kesimpulan


untuk hasil diskusi

Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan 15 menit


pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
 Siswa diberi tugas untuk membawa tanaman
yang mengandung antibakteri
 Siswa diminta untuk membuat rangkuman
mengenai faktor-faktor yang mendukung proses
pembiakan bakteri dan akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Pertemuan Ketiga ( 3 x 45 menit )

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Pendahuluan Orientasi 10 menit


 Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran
 Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
 Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
 Perkembangbiakan bakteri dan peranan
bakteri dalam kehidupan
 Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
- Apakah kalian pernah terserang pilek?
Apakah yang menyebabkan kalian
mengalami pilek?
- Saat terserang pilek apa yang kalian
lakukan?
- Bagaimana mekanisme kerja obat yang
kalian minum dalam mengobati pilek
tersebut?
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.

 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan


baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :

- Metode pembiakan bakteri

- Pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan


bakteri

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

ingin dicapai
 Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati 110
menit
 Guru menampilkan gambar beberapa hasil
pembiakan bakteri pada cawan petri dan hasil uji
aktivitas antibakteri

Menanya (identifikasi masalah)

 Diharapkan siswa bertanya “ Mengapa kepadatan


koloni pada cawan petri berbeda-beda? Apakah
zona bening itu? Apa yang menyebabkan zona
bening terbentuk?“

Mencoba ( bereksperimen )

 Siswa melakukan praktikum pembiakan bakteri


secara aseptis sesuai dengan panduan yang
tertera di LKS

Menalar

 Siswa mendiskusikan dan menjawab pertanyaan-


pertanyaan yang terdapat dalam LKS

Mengkomunikasikan

 Masing-masing kelompok menyajikan hasil


praktikum dalam bentuk laporan tertulis

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila


ada yang kurang jelas

 Guru memverifikasi apabila ada konsep yang


kurang tepat

Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan 15 menit


pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
 Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi
yang telah disampaikan pada Pertemuan I, II, dan
III untuk mempersiapkan Ulangan Harian pada
pertemuan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Pertemuan Keempat ( 3 x 45 menit )

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu

Tes Tertulis Ulangan Harian 120


menit

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Aspek Teknik Instrumen

Sikap Observasi Lembar observasi


Penilaian sesama Daftar cek
teman

Pengetahuan Non Tes Laporan Hasil


Praktikum
Ulangan harian
Tes

Keterampilan Observasi kinerja Lembar Observasi


Kinerja
Daftar cek

I. Lampiran

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Instrumen Penilaian

Yogyakkarta, Juni 2018


Guru Biologi

Florensia Febrianasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) I

Judul Kegiatan : Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Teknik

Pewarnaan Negatif

Tujuan :

1. Mampu memahami prosedur kerja teknik pengecatan negatif

2. Mampu mendeskripsikan bentuk sel bakteri

Alat dan Bahan :

1. Nasi basi 6. Kaca benda 11. Minyak emersi

2. Larutan yeast 7. Pipet tetes 12. Botol semprot

3. Akuades 8. Bunsen

4. Alkohol 9. Mikroskop

5. Tinta cina 10. Tusuk gigi

Cara Kerja :

1. Kaca benda dibersihkan menggunakan alkohol dan dikering anginkan

2. Ambil satu tetes sampel (air nasi basi dan larutan yeast) menggunakan

tusuk gigi dan oleskan di ujung kaca benda!

3. Kemudian teteskan tinta cina pada ujung kaca benda yang berisi sampel!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

4. Homogenisasikan tinta cina dengan mikrobia menggunakan tusuk gigi!

5. Dibuat apusan dengan cara meratakan tinta cina + mikrobia dengan

menggunakan kaca benda yang lainnya. Dibuat apusan dengan sudut 450

dan ditarik dengan cepat secara spontan!

6. Ditunggu sampai kering kemudian ditutup dengan kaca penutup!

7. Kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x,

1000x!

8. Jika belum terlihat jelas, teteskan dengan minyak emersi!

Hasil Pengamatan :

No. Sampel Gambar Keterangan

1 Larutan nasi basi

2 Larutan yeast
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Pertanyaan Diskusi!

1. Apa fungsi dari tinta cina dalam pengecatan negatif?

2. Mengapa harus dibuat apusan?

3. Apa saja jenis bakteri hasil pengecatan negatif?

4. Bagaimana warna bakteri hasil pengecatan negatif? Mengapa demikian?

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Nama Anggota Kelompok :

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Lampiran 8

LEMBAR DISKUSI SISWA I

Judul : Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tujuan :

1. Mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari

2. Mengetahui bakteri penyebab Abses pada kulit, proses infeksi,

karekteristik, dan morfologi koloni bakteri penyebab abses

Alat dan Bahan :

1. Alat tulis

2. Sumber referensi

3. Jurnal penelitian “ Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu

(Chromolaena odorata) terhadap Staphylococcus aureus ”

Cara Kerja :

1. Bacalah artikel tentang “ Bakteri dan Usus Manusia” dan “ Jenis Bakteri

Penyebab Diare Itu Apa?” yang telah diberikan!

2. Diskusikan dengan teman kelompokmu dan tulislah ke dalam tabel!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

3. Analisislah gambar di bawah ini dan diskusikan dengan teman

kelompokmu!

A. Peranan Bakteri dalam Kehidupan

Tabel 1.4 Peranan Bakteri dalam Kehidupan Sehari-hari

No Peranan Bakteri Nama Bakteri Manfaat Bakteri

1 Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

2 Negatif

B. Siapakah aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Pertanyaan Diskusi :

1. Apa yang menyebabkan orang pada gambar tersebut terserang abses?

2. Bagaimana karakteristik bakteri penyebab abses?

3. Berdasarkan gambar diatas coba deskripsikan bagaimana bentuk koloni

dari bakteri penyebab abses!

4. Bagaimana proses terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri?

Kesimpulan

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Lampiran 9

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II

Judul Kegiatan : Teknik Isolasi Pour Plate dan Pengamatan Koloni

Bakteri

Tujuan :

1. Mempelajari teknik mengisolasi bakteri secara pour plate dengan aseptis

2. Menghitung koloni bakteri pada media agar hasil pour plate

3. Menganalisis pengaruh larutan antibakteri dan antibiotik terhadap

pertumbuhan bakteri

Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Cawan petri 7. Korek api

2. Tabung reaksi 8. Rak tabung reaksi

3. Vortex mixer 9. Erlenmeyer

4. Pipet ukur 10. Hot plate

5. Pump 11. Jarum ose

6. Bunsen 12. Gelas beker


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

b. Bahan

1. Kertas payung

2. Media MHA (Mueller-Hilton Agar

3. Akuades steril

4. Ekstrak daun Kirinyu (Chromolaena odorata)

5. Antibiotik Eritromycin

6. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus

7. Alkohol 70%

Cara Kerja :

1. Siapkan alat-alat yang telah disterilkan

2. Media MHA (Mueller-Hilton Agar) beku di panaskan menggunakan hot

plate hingga mencair

3. Siapkan ekstrak daun kirinyu, larutan antibiotik Eritromycin dan suspensi

kultur murni bakteri Staphylococcus aureus

4. Ambil 1 ml suspensi bakteri menggunakan pipet ukur secara aseptis

kemudian tuang ke dalam tabung reaksi

5. Ambil 1 ml ekstrak daun kirinyu menggunakan pipet ukur secara aseptis

kemudian dituang ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi bakteri

lakukan hal yang sama untuk larutan antibiotik dan akuades steril (NB:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

setiap akan mengambil larutan yang berbeda pipet ukur harus dibilas

menggunakan akuades steril)

6. Setelah suhu media MHA menjadi hangat (sekitar 450 C), tuang media ke

dalam cawan petri.

7. Tuang campuran suspensi bakteri dan ekstrak daun kirinyu pada cawan

petri yang berisi media MHA kemudian digesek membentuk angka 8.

Lakukan hal yang sama pada campuran suspensi bakteri dengan larutan

antibiotik dan akuades steril pada cawan petri yang berbeda

8. Tunggu hingga media MHA menjendal kemudian inkubasi dalam keadaan

terbalik dan dibungkus menggunakan kertas payung dengan suhu 350 C

selama 24 jam

9. Amati pertumbuhan bakteri setelah 24 jam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Hasil Pengamatan :

Tabel 1.5 Hasil Pengamatan Koloni Bakteri

No Gambar Jumlah Koloni Keadaan Cawan


Bakteri Petri (*)

* : terjadi kontaminasi atau tidak

Pertanyaan Diskusi :

1. Berdasarkan pengamatan, cawan petri manakah yang terdapat jumlah

koloni bakteri terbanyak? Mengapa demikian?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

3. Bagaimana mekanisme kerja antibakteri dan antibiotik dalam menghambat

pertumbuhan bakteri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Nama Anggota Kelompok :

1. …………………………………..

2. …………………………………..

3. …………………………………..

4. …………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Lampiran 10

INSTRUMEN PENILAIAN

A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial

Indikator :

2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti dalam melakukan praktikum

2.1.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu pada saat melakukan

praktikum

2.1.3. Menunjukkan perilaku kerja sama saat melakukan praktikum

Teknik Penilaian : Observasi kinerja dan Penilaian sesama teman

Instrumen Penilaian : Lembar Observasi/ Daftar Cek

a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Rasa Ingin Tahu

Kelompok Teliti Rasa Ingin Tahu


1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Rubrik Penilaian
Sikap 3 ( Baik ) 2 ( Cukup ) 1 ( Kurang )
Teliti Semua langkah- Ada langkah- Lebih dari
langkah praktikum langkah separuh langkah-
dilakukan tepat praktikum yang langkah
kurang tepat praktikum yang
kurang tepat
Rasa Memenuhi ketiga Hanya dua Hanya satu
ingin indikator indikator yang indikator yang
tahu : terpenuhi terpenuhi
-kritis
bertanya
-antusias
-mencari
sumber
lain
yang
relevan

b. Instrumen Penilaian Sesama Teman Untuk Sikap Kerjasama

Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai kerjasama

masing-masing teman dalam kelompokmu dengan panduan lembar

observasi dibawah ini

Nama Teman Kerjasama


dalam Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Rubrik Penilaian

Nama Teman Dalam Kerjasama


Kelompok 3 ( Baik ) 2 ( Cukup ) 1 ( Kurang )
Kerja sama Memenuhi Memenuhi 2 Memenuhi 1
1. Berbagi tugas ketiga aspek aspek dari 3 aspek dari 3
2. Memberi yang aspek yang aspek yang
kesempatan ditentukan ditentukan ditentukan
kepada teman
kelompok untuk
berpartisipasi
3. Bersedia
membantu teman
yang
membutuhkan

B. Penilaian Pengetahuan

Indikator :

3.5.1 Menjelaskan pengertian Archaebacteria dan Eubacteria

3.5.2 Mengidentifikasi karakteristik bakteri

3.5.3 Menentukan pengelompokan bakteri

3.5.4 Menjelaskan berbagai macam cara perkembangbiakan bakteri

3.5.5 Menemukan peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan

dalam kehidupan sehari-hari

3.5.6 Mengkaitkan pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Teknik Penilaian :

- Non Tes : Portofolio ( Pengisian LKS, Laporan Diskusi ), dan

Latihan Soal

- Tes : Soal Uraian

Instrumen Penilaian :

a. Portofolio

1. Laporan Praktikum Teknik Isolasi Pour Plate dan Pengamatan Koloni

Bakteri

Format Laporan Hasil Pengamatan Praktikum

A. Acara Praktikum

- Judul :

- Hari, Tanggal :

- Waktu :

- Tempat :

B. Tujuan

C. Dasar Teori

D. Alat dan Bahan

E. Cara Kerja

F. Tabel Hasil Pengamatan

G. Pembahasan

H. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

I. Daftar Pustaka

J. Lampiran

Lembar Penilaian Laporan Praktikum

Nama :

Kelas :

Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai kelengkapan dan

kesesuaian laporan praktikum dengan panduan lembar observasi di bawah ini

No Aspek Yang Dinillai Skor

1 2 3 4

Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Rubrik Penilaian Laporan Praktikum

No Aspek Penialaian Kriteria Penilaian Skor

1 Penulisan acara Acara praktikum meliputi judul; hari, 4


praktikum tanggal; waktu; dan tempat yang
dituliskan dengan tepat

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator tepenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

2 Penulisan tujuan Penulisan tujuan singkat, spesifik, dan 4


praktikum sesuai dengan topic

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

3 Penulisan dasar teori Penulisan dasar teori sesuai dengan 4


tujuan praktikum, mencantumkan
sitasi, mencantumkan daftar pustaka,
teori berasal dari sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan

3 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

4 Penulisan alat dan Menuliskan alat dan bahan serta cara 4


bahan, cara kerja kerja dengan tepat dan lengkap

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

5 Pengisian tabel hasil Menggambar kondisi cawan petri, 4


pengamatan menuliskan jumlah koloni bakteri,
menuliskan keadaan cawan petri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

No Aspek Penialaian Kriteria Penilaian Skor

setelah inkubasi

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

6 Penulisan pembahasan Penulisan pembahasan tepat dan sesuai 4


dengan hasil pengamatan, lengkap,
serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

7 Penulisan kesimpulan Penulisan tujuan singkat, jelas, dan 4


sesuai dengan tujuan praktikum

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

8 Penulisan daftar Mencantumkan minimal 3 daftar 4


pustaka pustaka dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, tata penulisan
daftar pustaka tepat

2 indikator terpenuhi 3

1 indikator terpenuhi 2

Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

9 Ketepatan waktu Tepat waktu 4


pengumpulan laporan
Terlambat 1 hari 3

Terlambat 2 hari 2

Terlambat 3 hari 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Nilai siswa = X 10

Kriteria Penilaian :

Nilai Kriteria
X ≥ 80 A ( Baik Sekali )
66 ≤ X ≤ 79 B ( Baik )
56 ≤ X ≤ 65 C ( Cukup )
50 ≤ X ≤ 55 D ( Kurang )
X < 50 E ( Kurang Sekali )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KISI-KISI SOAL ULANGAN

Jenjang Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/ I

Jumlah Soal : 15 soal Pilihan Ganda dan 5 soal uraian

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

NO KOMPETENSI MATERI INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH KUNCI BENTUK


DASAR POKOK SOAL JAWABAN SOAL

1 3.5 Menganalisis Archaebacteria 3.5.1 Menjelaskan 1 1 Uraian


struktur dan cara dan Eubacteria pengertian
hidup bakteri
serta perannya
Archaebacteria
dalam berbagai dan Eubacteria
aspek kehidupan
masyarakat 3.5.2 1, 4 1.D 1.Pilgan
Mengidentifikasi 11,
karakteristik 12 11.A 11. Pilgan

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO KOMPETENSI MATERI INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH KUNCI BENTUK


DASAR POKOK SOAL JAWABAN SOAL

bakteri 12.E 12. Pilgan

3.5.3 Menentukan 2, 3, 6 2.E 2.Pilgan


pengelompokan 4. 6,
bakteri 5 2 3.A 3.Pilgan
4.B 4.Pilgan
5.B 5.Pilgan
6.E 6. Pilgan
2. Terlampir 2. Uraian

3.5.4 Menjelaskan 7, 3 4 7.A 7. Pilgan


berbagai macam 8,
cara 10 8.C 8. Pilgan
perkembangbiakan
10. D 10. Pilgan
bakteri
3. Terlampir 3. Uraian

3.5.5 Menemukan 13, 14 4 13.B 13. Pilgan


peranan bakteri 15,
yang 4 14.A 14.Pilgan
menguntungkan
dan merugikan

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO KOMPETENSI MATERI INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH KUNCI BENTUK


DASAR POKOK SOAL JAWABAN SOAL
dalam kehidupan 15.D 15.Pilgan
sehari-hari
4. Terlampir 4. Uraian

3.5.6 Mengkaitkan 9 5 2 9. C 9. Pilgan


pengaruh
antibakteri 5. Terlampir 5. Uraian
terhadap
pertumbuhan
bakteri

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

b. Soal Ulangan Harian

A) Pilihan Ganda

1. Karakteristik paling penting dari kelompok makhluk hidup


prokariot adalah….
A. Mempunyai sel
B. Selnya bermembran
C. Berperan dalam siklus materi
D. Belum memiliki selaput inti
E. Dapat melakukan fotosintesis

2. Ciri yang membedakan antara Arcahebacteria dan Eubacteria,


yaitu…
A. Struktural
B. Biokimia
C. Fisiologi
D. Struktural dan fisiologi
E. Biokimia dan fisiologi

3. Kelompok metanogen dari Archaebacteria hanya dapat melakukan


proses pembentukan metana dalam kondisi…
A. Tanpa oksigen (anaerobik absolut)
B. Harus ada oksigen (aerobik absolut)
C. Anaerobik dan aerobik
D. Harus ada sulfur (belerang)
E. Harus ada klorofil

4. Anggota Archaebacteria yang hidup di lingkungan berkadar garam


tinggi…
A. Methanosarcina
B. Haloferax
C. Pyrococcus
D. Sulfolobulus
E. Thermoplasma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

5. Bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas disebut dengan…


A. Bakteri aerob
B. Bakteri anaerob obligat
C. Bakteri anaerob fakultatif
D. Bakteri mikroaerofil
E. Bakteri termofil

6. Susunan sel bakteri seperti pada gambar dinamakan…

A. 1 streptobasilus, 2 streptokokus
B. 1 streptokokus, 2 streptobasilus
C. 1 stafilokokus, 2 streptobasilus
D. 1 stafilokokus, 2 streptokokus
E. 1stafilokokus, 2 diplobasilus

7. Bakteri disebut dapat berkembang biak secara paraseksual


karena…
A. Dapat membelah diri
B. Dapat berkonjugasi
C. Dapat melakukan peleburan sel kelamin
D. Dapat melakukan perkembangbiakan seksual
E. Dapat melakukan pertukaran materi genetik

8. Yang dimaksud dengan heterokista pada sianobakteria adalah…


A. Bagian filament yang membentuk individu baru
B. Spora yang berdinding tebal
C. Sel khusus yang mengandung enzim nitrogenase
D. Sel-sel kelamin
E. Sel-sel yang mengandung klorofil

9. Suatu anti bakteri dapat bekerja lebih efektif menghambat


pertumbuhan bakteri gram… karena…
A. Bakteri gram positif karena dinding sel memiliki membran
plasma ganda
B. Bakteri gram negatif karena dinding sel memiliki membran
plasma tunggal
C. Bakteri gram positif karena dinding sel memiliki membrane sel
tunggal
D. Bakteri gram negatif karena dinding sel memiliki membran sel
ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

E. Bakteri gram positif karena dinding sel tidak memiliki


membran plasma
10. Berikut ini yang bukan merupakan cara perkembangbiakan
sianobakteria yaitu…
A. Fragmentasi
B. Pembelahan sel
C. Membentuk spora
D. Konjugasi
E. Membentuk akinet

11. Dinding sel siaonobakteri tersusun dari zat…


A. Peptidoglikan D. Kitin
B. Protein E. lipoprotein
C. Membran sel

12. Beberapa bakteri mempunyai lapisan pelindung yang disebut


kapsul. Lapisan ini berfungsi sebagai…
A. Sebagai tempat melekatkan diri pada sel inang
B. Untuk menyeleksi zat-zat yang akan masuk ke dalam sel
C. Sebagai penyimpan cadangan makanan
D. Meningkatkan kemampuan menginfeksi sel inang
E. Jawaban C dan D benar

13. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan susu fermentasi


adalah…
A. Saccharomyces cerevisiae
B. Lactocillus bulgaricus
C. Acetobacter xylinum
D. Rhizopus oligosporus
E. Aspergillus oryzae

14. Makanan kaleng yang sudah kadaluarsa berbahaya jika dikonsumsi


karena mengandung racun yang dihasilkan oleh bakteri…
A. Clostridium botulinum
B. Pseudomonas cocovenenans
C. Bacillus anthraxis
D. Salmonella typhi
E. Escherichia coli

15. Bakteri yang paling banyak digunakan dalam rekayasa genetik


adalah…
A. Rhizobium
B. Pseudomonas aeruginosa
C. Bacillus subtilis
D. Escherichia coli
E. Clostridium tetani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

B) Soal Uraian

1. Makhluk hidup bersel paling sederhana disebut kelompok

prokariot dan dibagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria.

Jelaskan perbedaan mendasar dari keduanya!

2. Kelompok Archaebacteria dibedakan menjadi 3 jenis. Jelaskan

dengan singkat perbedaan ketiganya dan berilah contohnya!

3. Jelaskan perbedaan cara reproduksi transformasi dan transduksi!

4. Banyak bakteri yang menguntungkan, namun ada juga yang

merugikan. Sebutkkan masing-masing 3 contoh bakteri yang

menguntungkan dan merugikan!

5. Analisislah perbedaan cawan petri di bawah ini

A B C

Ketiga cawan petri ini diberi perlakuan menggunakan 3 larutan

yang berbeda. Cawan petri manakah yang diberi perlakuan dengan

larutan akuades steril, ekstrak daun kirinyu, dan larutan

eritromycin? Jelaskan alasannya!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Kunci Jawaban dan Panduan Skoring

A) Pilihan Ganda

1. D 6. E 11. A

2. E 7. A 12. E

3. A 8. C 13. B

4. B 9. C 14. A

5. B 10. D 15. D

B) Soal Uraian

1. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria

Ciri-ciri Archaebacteria Eubacteria

Dinding sel Tidak terdapat Terdapat


peptidoglikan peptidoglikan

Lipid membrane Beberapa hidrokarbon Hidrokarbon tak


bercabang bercabang

Enzim RNA Beberapa jenis Satu jenis


polymerase

Intron (bagian gen Ada beberapa gen Tidak ada


yang bukan untuk
pengodean)

Asam amino inisiator Metionin Formil metionin


untuk permulaan
sintesis protein

Respon terhadap Pertumbuhan tidak Pertumbuhan


antibiotic terhambat terhambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

2. Archaebacteria dibagi menjadi 3 jenis :

a. Metanogen : hidup di tempat dengan kadar metana tinggi.

Contoh : Ruminococcus albus

b. Halofil ekstrem : hidup pada lingkungan dengan kadar garam

tinggi. Contoh : Holobacterium

c. Thermofil ekstrem : hidup pada tempat bersuhu tinggi dan bersifat

asam. Contoh : Sulfolobus

3. Perbedaan transformasi dan transduksi

a. Transformasi : pemindahan potongan materi genetik atau DNA

dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini tidak terjadi

kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.

b. Transduksi : pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima

dengan perantaraan virus (bakteriofage). Dalam hal ini, protein virus

yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk membungkus dan

membawa DNA pemberi menuju sel penerima

4. Peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan

a. Peran menguntungkan :

- Rhizobium leguminosae : bersimbiosis dengan akar tanaman

polong-polongan membantu mengikat nitrogen bebas (N2)

- Acetobacter xylinum : berperan dalam proses pembuatan nata de

coco

- Pseudomonas denitrificans : menghasilkan vitamin B12


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

b. Peran merugikan :

- Salmonella typhosa : penyebab penyakit tifus

- Bacillus anthracis : penyebab penyakit anthrax

- Clostridium botulinum : menghasilkan racun botuli pada makanan

kaleng yang telah rusak

5. Hasil analisis

- Cawan petri A : cawan petri A merupakan cawan petri yang diberi

perlakuan dengan menggunakan akuades karena akuades tidak

memiliki kemampuan sebagai antibakteri sehingga pada cawan petri A

terdapat banyak koloni bakteri yang tumbuh

- Cawan petri B : cawan petri B merupakan cawan petri yang diberi

perlakuan dengan menggunakan ekstrak daun kirinyu karena ekstrak

daun kirinyu memiliki kemampuan sebagai antibakteri namun lemah

sehingga masih ada beberapa koloni bakteri yang tumbuh

- Cawan petri C : cawan petri C merupakan cawan petri yang diberi

perlakuan menggunakan larutan antibiotik karena larutan antibiotik

memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang kuat sehingga sama

sekali tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh di cawan petri B.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Panduan Skoring

No Soal Skor Keterangan


1 Makhluk hidup bersel paling 5 Menyebutkan 6 perbedaan
sederhana disebut kelompok karakteristik
prokariot dan dibagi menjadi 4 Menyebutkan 4 karakteristik
Archaebacteria dan lengkap
Eubacteria. Jelaskan 3 Menyebutkan 2 karakteristik
perbedaan mendasar dari 2 Menyebutkan 1 karakteristik
keduanya! 1 Menyebutkan karakteristik
namun kurang tepat
2 Kelompok Archaebacteria 5 Menjelaskan 3 jenis beserta
dibedakan menjadi 3 jenis. contohnya dengan tepat
Jelaskan dengan singkat 3 Menjelaskan 2 jenis beserta
perbedaan ketiganya dan contohnya dengan tepat
berilah contohnya! 2 Menjelaskan 1 jenis beserta
contohnya dengan tepat
1 Menjelaskan dan
menyebutkan contoh namun
kurang tepat

3 Jelaskan perbedaan cara 5 Menjelaskan perbedaan


reproduksi transformasi dan dengan lengkap dan tepat
transduksi! 3 Hanya menjelaskan salah
satu
1 Menjelaskan perbedaan
namun kurang tepat

4 Banyak bakteri yang 5 Menyebutkan 3 peran


menguntungkan, namun ada menguntungkan dan 3 peran
juga yang merugikan. merugikan dengan tepat
Sebutkkan masing-masing 3 4 Menyebutkan 2 peran
contoh bakteri yang menguntungkan dan 2 peran
menguntungkan dan merugikan dengan tepat
merugikan! 3 Menyebutkan 1 peran
menguntungkan dan 1 peran
merugikan dengan tepat

1 Menyebutkan peran
menguntungkan dan peran
merugikan namun kurang
tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

No Soal Skor Keterangan


5 Analisislah perbedaan cawan 10 Menjelaskan tiga kondisi
petri dibawah ini cawan petri dengan tepat
7 Menjelaskan dua kondisi
cawan petri dengan tepat
5 Menjelaskan satu kondisi
cawan petri dengan tepat
2 Menjelaskan kondisi cawan
petri namun kurang tepat

A B C

Ketiga cawan petri ini diberi


perlakuan menggunakan 3
larutan yang berbeda. Cawan
petri manakah yang diberi
perlakuan dengan larutan
akuades steril, ekstrak daun
kirinyu, dan larutan
eritromycin? Jelaskan
alasannya!

Nilai siswa = X 10

Kriteria Penilaian :

Nilai Kriteria
X ≥ 80 A ( Baik Sekali )
66 ≤ X ≤ 79 B ( Baik )
56 ≤ X ≤ 65 C ( Cukup )
50 ≤ X ≤ 55 D ( Kurang )
X < 50 E ( Kurang Sekali )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

C. Penilaian Keterampilan

Indikator :

4.5.1 Menyajikan data dalam bentuk laporan tertulis tentang pengaruh

antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri

4.5.2 Mempresentasikan data hasil diskusi peranan bakteri dalam kehidupan

sehari-hari

Teknik Penilaian : Observasi

Instrumen Penilaian : Lembar Observasi

No Nama siswa Penilaian


1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Rubrik Penilaian :

Kriteria Baik Sekali Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)


(4)

Ketrampilan Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi


mensimulasikan: ke 4 aspek 3 aspek 2 aspek 1 aspek
yang dari 4 dari 4 dari 4
1. Langkah ditentukan aspek yang aspek yang aspek yang
praktikum benar ditentukan ditentukan ditentukan
dan urut
2.Langkah
praktikum
dilakukan dengan
lancar
3. Mantap/ tidak
ragu- ragu
4. Suara cukup
jelas

Anda mungkin juga menyukai