Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL

DAN MIKROKONTROLER
SEMESTER GANJIL 2018/2019
DASAR GERBANG 1

Dibuat Oleh :
NOVY PRATIWI
321 17 039
2B D-3 TEKNIK LISTRIK
KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2018
DASAR GERBANG I

I. TUJUAN
Setelah percobaan praktikan diharapkan dapat :
a. Menerapkan fungsi gerbang AND, OR dan NOT
b. Merangkai gerbang-gerbang tersebut dengan rangkain tahanan, dioda
dan transistor
c. Membuat tabel kebenaran
d. Merangkai fungsi gerbang NAND dan NOR

II. TEORI DASAR

Sebuah Gerbang logika adalah salah satu jenis komponen elektronika yang
berfungsi sebagai pengambil keputusan logika dari dua atau lebih kombinasi sinyal
logika digital yang masuk pada terminal masukkannya (input), dan hanya memiliki
satu buah terminal pada keluarannya (Output). Sebagai standar komersial
komponen gerbang logika digital dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu :
1. TTL (Transistor-Transistor Logic). Biasanya di kodekan dengan Seri
7400.
2. CMOS (Colplementary Metal-Oxide-Silicon). Dikodekan dengan Seri
4000.
Notasi ini dari TTL atau CMOS mengacu pada teknologi logika yang
digunakan untuk memproduksi sirkuit terpadu, (IC) atau chip "" seperti yang lebih
umum disebut. Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari
satuan-satuan komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya
menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta
tidak praktis. Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat
dengan semakin lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear
dan Digital, sehingga produk peralatan elektronik makin tahun makin tampak kecil
dan canggih.
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang
industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas
dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat
ruang angkasa lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah,
sehingga banyaknya komponen dapat dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat
diperkecil.
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari
bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen
seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi
sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan
pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang
berukuran relatif kecil.
Sirkuit terpadu atau IC karena mereka lebih sering disebut, dapat
dikelompokkan bersama ke dalam keluarga sesuai dengan jumlah transistor atau
"gerbang" yang dikandungnya. Sebagai contoh, sebuah gerbang sederhana AND
hanya berisi beberapa transistor individu, adalah sebagai sebuah mikroprosesor
yang lebih kompleks mungkin berisi ribuan individu gerbang transistor. Terdapat
tiga gerbang logika dasar, yaitu : gerbang AND, gerbang OR, gerbang NOT. Ketiga
gerbang ini menghasilkan empat gerbang berikutnya, yaitu : gerbang NAND,
gerbang NOR, gerbang EXOR, gerbang EXNOR.

A. Logika Diode-Transistor
Logika dioda–transistor atau sering disebut (DTL) adalah sebuah keluarga
gerbang logika yang terdiri dari transistor dwikutub (BJT), dioda dan resistor, ini
adalah pendahulu dari logika transistor–transistor. Ini disebut logika dioda–
transistor karena fungsi penggerbangan dilakukan oleh jaringan diode dan fungsi
penguatan dilakukan oleh transistor.
Gambar 2.1 Skema Gerbang NAND DTL yang disederhanakan

 Cara Kerja
Dengan sirkuit sederhana yang ditampilkan dalam gambar, tegangan panjar
pada basis diperlukan untuk mencegah ketakstabilan dan kesalahan operasi. Pada
versi sirkuit terintegrasi, dua diode menggantikan R3 untuk mencegah arus basis
apapun saat masukan pada keadaan rendah. Selain itu, untuk menambah sebaran
keluar (fan-out), dapat digunakan diode dan transistor tambahan. IBM
1401menggunakan sirkuit DTL yang hampir sama dengan sirkuit sederhana ini,
tetapi menggunakan gerbang NPN dan PNP pada tegangan catu yang berbeda untuk
menyelesaikan masalah panjar basis daripada menggunakan diode tambahan.
 Kelebihan dan Kekurangan
Keuntungan utama DTL terhadap pendahulunya, logika resistor–
transistor adalah penambahan sebaran masuk (fan-in). Tetapi tundaan penyebaran
masih relatif tinggi. Ketika transistor jenuh ketika semua masukan tinggi, muatan
disimpan di daerah basis. Ketika keluar dari daerah jenuh (salah satu masukan
rendah), muatan ini harus dihilangkan terlebih dahulu, yang membutuhkan
beberapa saat. Salah satu cara untuk mempercepat adalah dengan menghubungkan
resistor dari basis transistor ke catu negatif yang akan membantu mengikangkan
pembawa minoritas pada basis. Masalah di atas telah diatasi TTL dengan mengganti
diode pada sirkuit DTL dengan transistor multi-emitor, yang juga mengurangi area
yang dibutuhkan tiap gerbang pada implementasi sirkuit terintegrasi.
Cara untuk mempercepat DTL adalah dengan menambahkan kondensator
membentangi R3, dan induktor kecil berderet dengan R2. Teknik yang digunakan
pada IBM 1401 ini disebut CTDL (complemented transistor diode logic).

B. Logika Resistor-Transistor
Logika resistor–transistor atau sering disebut dengan RTL adalah sebuah
keluarga sirkuit digital yang dibuat dari resistor sebagai jaringan masukan dan
transistor dwikutub (BJT) sebagai peranti sakelar. RTL adalah keluarga logika
digital bertransistor yang pertama, keluarga yang lain adalah logika diode–
transistor (DTL) dan logika transistor–transistor (TTL).

Gambar 2.2 Skema Gerbang NOR RTL dasar

 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan utama dari RTL adalah jumlah transistor yang sedikit, di mana
ini merupakan hal penting sebelum adanya teknologi sirkuit terintegrasi, di mana
gerbang logika dibangun dari komponen tersendiri karena transistor merupakan
komponen yang relatif mahal. IC logika awal juga menggunakan sirkuit ini, tetapi
dengan cepat digantikan dengan sirkuit yang lebih baik, seperti logika diode–
transistor dan kemudian logika transistor–transistor, dikarenakan diode dan
transistor tidak lebih mahal dari resistor dalam IC.
Kekurangan paling jelas dari RTL adalah borosan dayanya yang tinggi
ketika transistor menghantar untuk mengambil alih resistor panjar keluaran. Ini
membutuhkan lobih banyak arus yang harus dicatu ke RTL dan lebih banyak bahan
yang harus dibuang dari RTL. Kebalikannya, sirkuit TTL meminimalkan kebutuhan
tersebut. Pembatasan lain dari RTL adalah sebaran masuk (fan-in) yang terbatas,
tiga masukan menjadi batas untuk banyak desain sirkuit untuk operasi normal
sebelum kehilangan kekebalan akan desah. Rangkaian terintegrasi NOR RTL
standar dapat menggerakan hingga tiga gerbang serupa. Sebagai alternatif, ini
cukup untuk menggerakan dua penyangga yang bisa menggerakan 25 keluaran
lainnya.
Berbagai produsen menggunakan metode berikut untuk mempercepat RTL.
Menempatkan kondensator berjajar dengan setiap resistor masukan dapat
mengurangi takut yang dibutuhkan tingkat penggerak untuk memanjar balik
pertemuan basis-emitor tingkat digerakkan. RTL yang menggunakan teknik ini
disebut dengan RCTL (resistor capacitor transistor logic). Menggunakan tegangan
catu kolektor yang tinggi dan diode pemangkas mengurangi waktu pengisian
kapasitas liar. Susunan ini mensyaratkan diode memangkas kolektor ke level logika
yang telah didesain. Susunan ini juga digunakan pada DTL (logika diode–
transistor)

C. Logika Transistor-Transistor
Logika transistor–transistor (TTL) adalah salah satu jenis sirkuit digital
yang dibuat dari transistor dwikutub (BJT) dan resistor. Ini disebut logika
transistor-transistor karena baik fungsi penggerbangan logika maupun fungsi
penguatan dilakukan oleh transistor (berbeda dengan RTL dan DTL). TTL menjadi
IC yang banyak digunakan dalam berbagai penggunaan, seperti komputer, kontrol
industri, peralatan dan instrumentasi tes, dan lain-lain. Gelar TTL kadang-kadang
digunakan untuk menyebut taraf logika yang mirip dengan TTL, bahkan yang tidak
berhubungan dengan TTL, sebagai contohnya adalah sebagai etiket pada masukan
dan keluaran peranti elektronik.
Walaupun didesain untuk penggunaan taraf logika sinyal digital, sebuah
TTL dapat dipanjar untuk digunakan sebagai penguat analog. Penguat seperti ini
mungkin sangat berguna pada peranti yang harus mengubah sinyal analog km sinyal
digital, tetapi biasanya tidak digunakan ketika penguatan analog menjadi kegunaan
utama peranti.Pembalik TTL dapat juga digunakan pada osilator kristal karena
kemampuan penguatan analognya sangat berarti dalam analisis performansi
osilator.
Sebelum penemuan peranti integrasi skala sangat besar (VLSI), TTL
merupakan standar metode konstruksi untuk prosesor dasar,
seperti DEC VAX dan Data General Eclipse. Karena mikroprosesor menjadi lebih
berguna, peranti TTL menjadi penting untuk digunakan sebagai logika penempel,
seperti penggerak bus cepat pada motherboard, yang menyambungkan blok-blok
fungsi sehingga menjadi elemen VLSI.

 Prinsip Kerja Rangkaian TTL

Gambar 2.3 IC jenis TTL


TTL berbeda dengan pendahulunya, generasi logika resistor–
transistor (RTL) dan logika diode–transistor (DTL) dengan
menggunakan transistor tidak hanya untuk penguatan keluaran tetapi juga untuk
mengisolasi masukan.
Pertemuan p-n dari diode mempunyai kapasitansiyang cukup besar, jadi
mengubah taraf logika pada masukan DTL memerlukan waktu dan energi yang
tidak sedikit. Seperti terlihat pada skema di atas, konsep dasar dari TTL adalah
mengisolasi masukan dengan menggunakan sambungan basis-bersama, dan
menguatkan fungsi dengan sambungan emitor-bersama. Perhatikan bahwa basis
dari transistor keluaran digerakan tinggi hanya oleh pertemuan basis-kolektor dari
transistor masukan yang dipanjar maju. Skema kedua menambahkan keluaran tiang
totem. Ketika Q2 mati (logika 1), resistor membuat Q3 hidup dan Q4 mati,
menghasilkan logika 1 yang lebih kuat di keluaran. Ketika Q2 hidup, ini
mengaktifkan Q4, menggerakan logika 0 ke keluaran. Dioda memaksa emitor dari
Q3 ke ~0.7 V, sedangkan R2, R4 dipilih untuk menarik basis ke tegangan yang lebih
rendah, membuatnya mati.
Dengan menghilangkan resistor pull-up dan resistor pull-down pada tingkat
keluaran, memungkinkan kekuatan gerbang ditingkatkan tanpa memengaruhi
konsumsi daya secara signifikan. TTL sangat sesuai dibuat sebagai sirkuit
terpadu karena masukan sebuah gerbang dapat disatukan kedalam sebuah daerah
dasar untuk membentuk transistor multi emitor. Karena peranti yang rumit mungkin
menambah biaya sirkuit jika dibuat dari transistor terpisah, tetapi dengan
mengkombinasikan beberapa sirkuit kecil menjadi peranti yang lebih rumit,
sebaliknya ini mengurangi biaya implementasi pada IC. Seperti logika yang
menggunakan transistor dwikutub lainnya, arus kecil harus diambil dari masukan
untuk memastikan taraf logika yang benar. Arus yang diambil harus dalam
kapasitas tingkat sebelumnya, sehingga membatasi gerbang yang dapat
disambungkan (fanout). Semua TTL standar bekerja pada pencatu daya 5 volt.
Isyarat masukan TTL dikatakan rendah jika berada di antara A TTL 0 V dan 0.8 V
dimana mewakili titik ground, dan tinggi ketika berada di antara 2.2 V dan 5 V,
mewakili titik catu (taraf logika presisi mungkin sedikit bervariasi di antara
subtipe).
Keluaran TTL biasanya terbatas pada batas yang lebih sempit di antara 0 V
dan 0.4 V untuk logika rendah dan di antara 2.6 V dan 5 V untuk logika tinggi,
memberikan ketahanan desah 0,4V. Standarisasi taraf logika TTL sangat penting
karena papan sirkuit yang rumit sering menggunakan IC TTL yang diproduksi oleh
berbagai pabrik dan dipilih berdasarkan kesiapan dan harga, kecocokan harus
meyakinkan, dua papan sirkuit dari jalur perakitan yang pada mungkin memiliki
campuran merk yang berbeda untuk posisi yang sama dalam papan. Dalam batas
dapat digunakan yang cukup luas, gerbang logika dapat dianggap sebagai
peranti Boolean ideal tanpa kekhawatiran akan batasan elektronik.
 Kekurangan dan Kelebihan
Peranti TTL mengonsumsi lebih banyak daya daripada peranti CMOS yang
ekivalen saat siaga, tetapi konsumsi daya tidak meningkat bersamaan dengan
peningkatan kecepatan clock secepat peranti CMOS. Dibandingkan dengan
sirkuit ECL, TTL menggunakan lebih sedikit daya dan mempunyai aturan desain
yang lebih sederhana, tetapi juga lebih lambat. Pendesain dapat mengkombinasikan
ECL dan TTL dalam sistem yang sama untuk mendapatkan performansi dan
penghematan yang lebih baik, tetapi peranti penggeser-taraf dibutuhkan di antara
dua keluarga logika. TTL kurang sensitif terhadap kerusakan karena
pembuangan elektrostatik daripada peranti CMOS awal. Karena struktur keluaran
dari peranti TTL yang taksimetrik, impedansi keluaran antara keadaan tinggi dan
rendah tidak simetris, membuatnya tidak cocok untuk menggerakan kawat
transmisi.
Kekurangan ini biasanya dapat diatasi dengan menyangga keluaran dengan
peranti penggerak-saluran khusus untuk isyarat yang harus dikirim melalui kabel
panjang. ECL, karena struktur keluarannya simetris pada impedansi rendah, ECL
tidak mengalami kekurangan ini. Keluaran struktur tiang totem TTL memiliki
waktu tumpang tindih sebentar saat semua transistor menghantar, menghasilkan
pulsa arus yang besar diambil dari catu.
Pulsa tersebut dapat digandengkan dengan cara yang tidak diinginkan pada
sepanjang kemasan multi sirkuit terpadu, menghasilan batas desah yang dikurangi
dan performa yang lebih lambat. Sistem TTL biasanya memiliki kondensator untuk
setiap satu atau dua kemasan, jadi pulsa arus yang disebabkan oleh dalah satu tidak
mengakibatkan perubahan tegangan catu. Beberapa produsen sekarang menyuplai
logika CMOS ekivalen dengan taraf masukan dan keluaran yang kompatibel,
biasanya nomor peranti mirip dengan komponen sejenis.
 Jenis Jenis TTL
Logic family dari jenis TTL (Transistor-Transistor Logic) merupakan
gerbang-gerbang logika yang tersusun dari transistor-transistor BJT. Meskipun
namanya TTL, namun tidak hanya tersusun dari transistor saja, namun ada
komponen-komponen pendukung di dalamnya, yaitu resistor dan PN-junction
diode. Gerbang-gerbang logika dari logic family TTL ini banyak dipakai dalam
perancangan IC-IC digital dalam level LSI. Logic family TTL ini memiliki sub-
family yang akan dijabarkan dengan bagan berikut :

Gambar 2.4 Jenis-jenis TTL


a. TTL daya rendah (L), mengorbankan kecepatan untuk pengurangan
borosan (33ns, 1mW). Sekarang telah digantikan oleh logika CMOS.
b. TTL kecepatan tinggi (H), lebih cepat daripada TTL standar, tapi
borosan juga jauh lebih tinggi, (6ns, 22mW).
c. TTL Schottky (S), dikenalkan pada tahun 1969, menggunakan
penggenggam diode Schottky pada masukan untuk mencegah
penyimpanan muatan dan memperbaiki kecepatan pensakelaran. (3ns,
19mW).
d. TTL Schottky daya rendah (LS), menggunakan TTL daya rendah dan
diode Schottky untuk mendapatkan kombinasi antara kecepatan dan
efisiensi. Ini mungkin adalah tipe TTL paling umum, digunakan
sebagai logika perekat pada mikrokomputer, menggantikan sub-
keluarga H, L dan S. (9.5ns, 2mW).
e. Varian cepat (F) dari Fairchild dan Schottky maju (AS) TI merupakan
penyempurnaan dari LS, dikenalkan pada tahun 1985, dengan sirkuit
"Miller-killer" untuk mempercepat transisi dari rendah ke tinggi.
f. Sebagian besar produsen menawarkan daerah suhu komersial dan
keperluan khusus, sebagai contoh peranti seri 7400 dari TI
dispesifikasikan dari 0 hingga 70 °C, dan peranti seri 5400 dalam
spesifikasi militer dengan daerah suhu dari −55 hingga +125 °C.
g. Peranti tahan radiasi ditawarkan untuk penggunaan luar angkasa dan
nuklir.
h. Peranti kualitas tinggi dan reabilitas tinggi tersedia untuk penggunaan
penerbangan dan militer.
i. TTL tegangan rendah (LVTTL) untuk pencatu daya 3.3 pada antarmuka
memori.

III. ALAT/ BAHAN


- Tahanan : 100 Ω, 68 Ω, 4k7 Ω, 56 Ω
- Transistor : BC 108
- Dioda
- LED
- Saklar
- Multimeter
- Sumber DC
- Kabel secukupnya

IV. LANGKAH PERCOBAAN


A. Rangkaian Dasar
1. Memastikan semua komponen dalam keadaan baik.
2. Merangkai sesuai dengan diagram di bawah ini.
3. Mengamati kerja rangkaian dan buatlah tabel kebenaran pada lembar
data.

Gambar a Gambar b
Gambar c

B. Rangkaian Gabungan
1. Menggabungkan rangkaian gambar A dan C, gambar B dan C
dengan rangkaian LED, lakukan percobaan seperti point A.
2. Mengisi hasil percobaan ke dalam lembar data.

V. HASIL PERCOBAAN
Percobaan 1

A B C

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1
Percobaan 2

A B C

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

Percobaan 3

A B

1 0

0 1

Percobaan 4

A B C

0 0 1

1 0 1

0 1 1

1 1 0
Percobaan 5

A B C

0 0 1

1 0 0

0 1 0

1 1 0

VI. ANALISIS DATA


A. Percobaan 1
Percobaan A (Gerbang AND)

Gambar 6.1 Rangkaian Gerbang AND


Pada rangkaian ini memiliki 2 masukan (input), sehingga diperoleh
4 kondisi, yaitu :
 Kondisi 1

Masukan Keluaran
A 0 0 C
A B C
B 0
0 0 0
Tabel 6.1 Kondisi 1 Percobaan 1
Saklar A terhubung dengan ground (logika 0) dan saklar B terhubung
dengan ground (logika 0). Saat itu arus mengalir melewati resistor menuju
dioda A dan dioda B yang mendapat bias forward karena dioda A dan B
merupakan dioda penyearah maka semua arus mengalir ke ground dan tidak
mengalir ke LED, sehingga kondisi lampu padam.
 Kondisi 2

Masukan Keluaran
A B C A 0 0 C
B 1
0 1 0
Tabel 6.2 Kondisi 2 Percobaan 1
Saklar A terhubung dengan ground (logika 0), dan saklar B terhubung
dengan Vcc (logika 1). Saat dioda A mendapat bias forward dan dioda B
mendapat bias reverse, dimana arus hanya mengalir dari Vcc melewati
resistor dan dioda A menuju ground. Sedangkan dioda B tidak dialiri arus.
Kondisi ini menghasilkan tegangan yang terhubung paralel dengan dioda A,
sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu padam.
 Kondisi 3

Masukan Keluaran
A B C A 1 0 C
B 0
1 0 0
Tabel 6.3 Kondisi 3 Percobaan 1
Saklar A terhubung dengan Vcc (logika 1) dan saklar B terhubung
dengan ground (logika 0). Saat dioda A mendapat bias reverse dan dioda B
mendapat bias forward, dimana arus hanya mengalir dari Vcc melewati
resistor dan dioda B menuju ground. Sedangkan dioda A tidak dialiri arus.
Kondisi ini menghasilkan tegangan yang terhubung paralel dengan dioda B,
sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu padam.
 Kondisi 4

Masukan Keluaran
A B C A 1 1 C
B 1
1 1 1

Tabel 6.4 Kondisi 4 Percobaan 1


Saklar A dan saklar B terhubung dengan Vcc (logika 1). Saat itu, dioda
A dan dioda B mendapat bias reverse, dimana arus dari Vcc yang melewati
tahanan 1 menuju dioda A dan dioda B dibalik sehingga arus tidak mengalir
ke ground, melainkan menuju ke LED dan dinyatakan dengan logika 1 dan
kondisi lampu menyala.

B. Percobaan 2
Percobaan B (Gerbang OR)

Gambar 6.2 Rangkaian Gerbang OR


Pada rangkaian percobaan 2 memiliki 2 masukan (input), sehingga
diperoleh 4 kondisi :
 Kondisi 1

Masukan Keluaran
A B C A 0 0 C
0 0 0 B 0

Tabel 6.5 Kondisi 1 Percobaan 2


Saklar A terhubung ke ground (logika 0), saklar B terhubung ke ground
(logika 0). Saat itu, dioda A dan dioda B mendapat bias balik sehingga tidak
ada arus yang mengalir dan dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu
padam.

 Kondisi 2

Masukan Keluaran
A B C A 0 1 C
0 1 1 B 1

Tabel 6.6 Kondisi 2 Percobaan 2


Saklar A terhubung dengan ground (logika 0), saklar B terhubung
dengan VCC (logika 1). Pada saat itu, dioda A mendapat bias reverse dan
dioda B mendapat bias forward, dimana arus mengalir melewati tahanan 1
dan dioda B tidak mengalir melalui dioda sehingga dinyatakan dengan
logika 1 dan kondisis lampu menyala.

 Kondisi 3

Masukan Keluaran
A B C A 1 1 C
1 0 1 B 0

Tabel 6.7 Kondisi 3 Percobaan 2


Saklar A terhubung dengan VCC 5 volt (logika 1). Saklar B terhubung
dengan ground (logika 0). Pada saat itu, dioda A mendapat bias forward dan
dioda B mendapat bias reverse dimana arus mengalir melewati tahanan dan
dioda A tidak mengalir melalui dioda B sehingga dinyatakan dengan logika
1 dan kondisi lampu menyala.

 Kondisi 4
Masukan Keluaran
A B C A 1 1 C
1 1 1 B 1

Tabel 6.8 Kondisi 4 Percobaan 2


Saklar A dan B terhubung ke VCC sebesar 5 volt (logika 1). Pada saat
itu, dioda A dan dioda B mendapat bias forward sehingga arus dapat
mengalir dan dinyatakan dengan logika 1. Sehingga lampu dalam kondisi
menyala.

C. Percobaan 3
Percobaan C (Gerbang NOT)

Gambar 6.3 Rangkaian Gerbang NOT


 Kondisi 1

Masukan Keluaran
A C
1 0

Tabel 6.9 Kondisi 2 Percobaan 3


Saklar A terhubung dengan VCC (logika 1), dimana arus dari VCC
yang melalui tahanan dapat mengalir masuk ke basis transistor dan akan
mengontrol arus yang mengalir dari kolektor menuju emitor . Arus yang
didapat mengakibatkan transistor berada pada kondisi saturasi, dimana
kolektor-emitor terhubung dan arus mengalir bebas yaitu tegangan saklar
sama dengan 0 sehingga dinyatakan dengan logika 0 dan kondisi lampu
padam.

 Kondisi 2

Masukan Keluaran
A C
0 1

Tabel 6.10 Kondisi 1 Percobaan 3


Saklar A terhubung dengan ground (logika 0) dimana tidak ada arus
yang mengalir, maka transistor berada pada kondisi cut off. Terminal
kolektor-emitor tidak terhubung . Akibat dari pemutusan ini, tegangan yang
dihasilkan akan maksimal sehingga dinyatakan dengan logika 1 dan kondisi
lampunya menyala.
D. Percobaan 4
Percobaan A dan C (Gerbang NAND)

Gambar 6.4 Rangkaian Gerbang NAND


Percobaan ini merupakan penggabungan rangkaian percobaan 1 dengan
percobaan 3. Rangkaian gerbang NAND adalah gabungan gerbang AND
dan NOT.
 Kondisi 1
Berlaku pada semua masukan/salah satu masukan bernilai 0

Masukan Keluaran
A B C
0 0
0 1 1
1 0

Tabel 6.11 Kondisi 1 Percobaan 4


Apabila salah satu/kedua masukan diberi tegangan 0 volt (logika 0),
dimana emitor-basis transistor mendapatkan bias maju, maka arus mengalir
melalui Vcc melewati R2 masuk ke basis. Perubahan arus yang mengalir
melewati tahanan membuat kenaikan tegangan jatuh (drop tegangan) yang
mengakibatkan basis-kolektor mendapat bias mundur. Sehingga transistor
berada di daerah cut-off dan menghasilkan tegangan maksimal yang
dinyatakan dengan logika 1 dan ditandai dengan lampu LED menyala.
 Kondisi 2
Berlaku pada semua masukan bernilai 1
Masukan Keluaran
A B C
1 1 0
Tabel 6.12 Kondisi 2 Percobaan 4
Apabila kedua masukan diberi tegangan 5 volt (logika 1), dimana
emitor-basis mendapat bias mundur dan basis-kolektor melewati R2
memperoleh bias maju. Sehingga arus dapat mengalir melewati R2 dan
basis, dan membuat transistor berada di daerah saturasi dan menghasilkan
tegangan yang mendekati 0 volt pada kondisi rendah. Yang dinyatakan
dengan logika 0 dan ditandai dengan lampu LED padam.

E. Percobaan 5
Percobaan A dan C (Gerbang NOR)

Gambar 6.5 Rangkaian Gerbang NOR


Percobaan ini merupakan penggabungan rangkaian percobaan 2 dan
percobaan 3. Fungsi NOR merupakan kembaran fungsi NAND, yakni
semua prosedur dan aturan untuk logika NOR mengikuti prosedur dan
aturan yang sesuai dengan yang terdapat pada logika NAND.
 Kondisi 1
Berlaku pada semua masukan bernilai 0
Masukan Keluaran
A B C
0 0 1
Tabel 6.13 Kondisi 1 Percobaan 5
Apabila masukan diberi tegangan 0 volt, maka emitor-basis mendapat
bias maju. Arus dari Vcc mengalir masuk ke basis, sehingga terjadi drop
tegangan yang mengakibatkan basis-kolektor mendapatkan bias mundur
dan membuat transistor berada pada daerah cut-off dimana tegangan yang
dihasilkan berada pada kondisi tinggi yang dinyatakan dengan logika 1 dan
ditandai dengan lampu LED menyala
 Kondisi 2
Berlaku pada semua masukan atau salah satu masukannya bernilai 1

Masukan Keluaran
A B C
0 1
1 0 0
1 1

Tabel 6.14 Kondisi 2 Percobaan 5


Apabila salah satu atau semua masukan diberi tegangan 5 volt, diode A
dan B mengalirkan arus melewati R2 masuk ke basis. Emitor-basis
mendapat kondisi bias mundur dan basis-kolektor mendapat bias maju.
Sehingga transistor berada pada posisi saturasi dan tidak terjadi drop
tegangan, maka tegangannya berada pada kondisi rendah yang dinyatakan
dengan logika 0 dan ditandai dengan lampu LED padam.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, praktikan dapat:
1. Menerangkan fungsi gerbang AND, OR, dan NOT.
a. Fungsi gerbang AND : Keluaran dari suatu gerbang AND bernilai 1
apabila semua masukan bernilai 1
b. Fungsi gerbang OR : Keluaran dari suatu gerbang OR bernilai 1
apabila salah satu atau semua masukan bernilai 1
c. Fungsi gerbang NOT: Keluaran dari suatu gerbang NOT bernilai 1
apabila masukan tidak bernilai 1
2. Merangkai gerbang-gerbang dengan rangkaian tahanan, dioda, dan
transistor yang dapat diketahui bahwa dioda berfungsi sebagai penyearah
arus dan transistor sebagai saklar. Serta telah dibuktikan pada percobaan
bahwa jika salah satu tahanan diganti dengan tahanan yang lebih besar
maka menyebabkan rendahnya arus yang melewati tahanan yang besar
dibandingkan sebelumnya.
3. Membuat tabel kebenaran dimana hasil yang diperoleh dari rangkaian
menunjukkan tabel kebenaran yang sudah sesuai.
4. Merangkai fungsi gerbang NAND dan NOR
a. NAND merupakan inverter gerbang AND, dimana keluarannya
menempati 1 jika salah satu atau kedua masukannya dalam keadaan
0.
b. NOR merupakan inverter dari gerbang OR, dimana keluarannya
menempati 1 jika dan hanya jika keadaan masukan menempati
keadaan 0.
DAFTAR PUSTAKA

http://jokomazzeei.blogspot.co.id/2012/08/gerbang-logika.html

http://komponenelektronika.com/pengertian-gerbang-logika-dasar-simbol/

http://nizarshia.blogspot.co.id/2013/07/teori-dasar-gerbang-logika.html?m=1

http://teknikelektronika.org/transistor-sebagai-saklar.html

Anda mungkin juga menyukai