ulan ini memang bulan yang pas banget buat melepas penat setelah
April 2018 B
mati – matian menghadapi UAS (apalagi kalau remedialnya cuma sedikit hehe). Meskipun
setiap hari tetap masuk sekolah tapi rasanya beban di pundak perlahan berkurang karena
nggak ada lagi yang namanya tugas dan ulangan harian. Kegiatan yang ada di setiap kelas
pun nggak jauh beda, mulai dari main sosmed, makan, tidur, curhat, sampai nonton film.
Karena temen – temen kelasku pada sibuk sendiri mulailah aku buka akun Instagram (IG)
dengan tujuan biar nggak bosan. Setelah swipe banyak snapgram eh tetep bosan juga
sampai akhirnya aku melihat snapgram milik salah satu temen komunitasku. Foto pertama
menunjukkan kalau dia lagi di bandara, hmm biasa aja sih pikirku. Foto kedua terlihat kalau
dia bawa paspor, wah mulai menarik nih. Jadilah siang sampe malem stalking IG nya terus.
Barulah aku tau kalau dia ikutan Global Goals MUN (GGMUN) di Malaysia. Selanjutnya aku
browsing a pa itu MUN dan kapan sih ada MUN lagi ?
Setelah browsing sana sini ketemulah apa itu MUN. Singkatnya MUN atau Model
United Nations adalah simulasi sidang PBB atau United Nations (UN). MUN ini sendiri
ternyata ada yang diselenggarakan di tingkat nasional maupun internasional. Rasanya nyesel
banget nggak tau informasi ini lebih awal ☹ , soalnya seandainya tahu lebih awal dan bisa
ikutan GGMUN pasti sekarang aku nggak bakal menganggur di sekolah. Selain itu, sejak SMP
aku memang bercita – cita bisa ke luar negeri saat masih di bangku sekolah. Keinginan itu
muncul karena pernah suatu hari SMP-ku kedatangan pelajar dan beberapa guru asal Korea
Selatan. Bayangin coba kamu bisa jalan – jalan sambil belajar ke luar negeri dibayarin
lembaga tertentu, pasti seru banget kan ? Teringat mimpiku dulu, aku akhirnya follow akun
IG @internationalmun yang aku kira akun resmi GGMUN padahal itu akunnya AYIMUN (Asia
Youth Internasional MUN) 😄. Lho kok bisa gitu ? Karena memang 2 event yang berbeda ini
ternyata dilaksanakan di tempat yang sama yaitu hotel Sunway Putra Malaysia. Bedanya
AYIMUN lebih dulu dilaksanakan di tahun 2017 sedangkan GGMUN di tahun 2018. Tapi
justru kekeliruan itulah yang akhirnya membawa keberuntungan.
June 2018 Tahu nggak keberuntungan apa yang kumaksud ? Ternyata AYIMUN
melalui akun resmi Instagram nya lagi membuka pendaftaran untuk pelaksanaan tanggal 9 –
12 November 2018 atau dengan kata lain aku masih punya kesempatan nih. Hebatnya lagi
teman satu sekolahku, Lintang, bilang ke aku kalau dia juga ikutan mendaftar. Setelah
beberapa hari sibuk mengisi data dan esai dari panitia AYIMUN akhirnya kami berhasil
mendaftar dan tinggal menunggu pengumuman.
Kami transit selama 1 jam 25 menit di Bandar Seri Begawan kemudian melanjutkan
lagi perjalanan pukul 10.55 waktu Brunei dan akan tiba di Suvarnabhumi International
Airport pukul 12.40 waktu Bangkok. Fyi, Bangkok has the same time zone as Jakarta.
*I’m gonna use this format : Name (Nationality, Council, Country) to describe some
people
Fiuh akhirnya sampai juga di Thailand. Setelah ini saatnya ke imigrasi, ambil koper,
dan bertemu panitia AYIMUN. Waktu mengisi kertas kartu imigrasi Lintang bersebelahan
dengan laki – laki bertubuh pendek, kulit sawo matang, dan raut muka khas melayu.
Ternyata laki – laki itu namanya Daffa (Indonesia, IMF, Kenya). Akhirnya kami bertiga
bersama – sama menuju imigrasi dan mengambil barang – barang kami. Tak lama kemudian
kami bertemu panitia dan mereka segera mengantarkkan kami menuju bus. While we were
walking it was surprising when we knew that Daffa was in same flight with us but we didn’t
ita terus mengobrol sampai naik ke bus dan akhirnya tiba di Prince Palace
realize him at all. K
Hotel.
OPENING CEREMONY
Ketika tiba di hotel kesan yang pertama kali muncul adalah hotel ini luar biasa luas
dan dan bangunannya terlihat sangat klasik. Meskipun terlihat seperti hotel lama tapi aku
tak bosan – bosan memandangi desainnya sampai – sampai lupa memfoto . Kami diarahkan
ke lantai 11 untuk melakukan registrasi, mengambil kartu kamar, dan mengambil makan
siang. Di sinilah hal buruknya. Aku tidak tau apa yang ada di pikiran panitia namun
menurutku alur pengaturan registrasi sungguh tidak efisien. Akibatnya peserta AYIMUN
harus mengantre lama sambil berdiri, yah meskipun sebenarnya bisa saja duduk namun aku
khawatir akan ada peserta lain yang memotong antrean. Apalagi Lintang berada di antrean
yang berbeda sedangkan Daffa berada jauh di depan jadinya tidak ada teman ngobrol deh.
Setidaknya rasa bosanku dapat terobati setelah aku berkenalan dengan Kevin (Indonesia,
UNESCO, Guinea-Bissau). Senang rasanya bisa berkenalan dengan orang satu
kewarganegaraan di luar negeri hahaha. Setelah itu aku berhasil registrasi dan mendapatkan
kamar di Tower B. L etak Tower B ini kira – kira 100 meter dari tempat registrasi. Sebelum
aku berjalan menuju kamar, dengan penasaran aku tanya ke kevin dimanakah kamarnya.
Tebak apa yang terjadi ? Ternyata kami satu kamar ! kami pun langsung menuju kamar.
(Sunset in Bangkok)
06.00 P.M. It’s opening ceremony time !! Kevin and I headed through the ballroom
immediately. Suasana ballroom sudah sangat padat
ketika kami datang dan nampaknya semua meja
sudah ditempati. Untungnya Kevin punya ide untuk
satu meja dengan kenalannya yang kebetulan posisi
mereka dapat ditemukan dengan cepat. Saat inilah
aku berkenalan dengan Alyssa (Indonesia, IMO,
Netherlands), Eca (Indonesia, IMF, Honduras), dan
Hanna (Indonesia, IMF, Panama). Opening
ceremony terus berlangsung Hingga jam 8 malam
dan saat itu aku tersadar bahwa aku belum berkomunikasi sama sekali dengan Daffa
maupun Lintang yang terpisah sejak registrasi, aku tidak bisa menghubungi mereka karena
belum membeli kartu SIM
Thailand dan sialnya Wi-Fi hotel
susah sekali untuk disambungkan.
MEETING SESSION
(Mahanak mosque)
Then I had to returned to hotel soon for preparing meeting session as much as I can because
around 6 AM or 6.30 AM all delegates should had breakfast.
In one day from morning until evening there were four meeting sessions. The first meeting
session started at 08.00 A.M until 10.00 A.M . Then we had a coffee break for 15 minutes.
The second meeting session started at 10.15 A.M until 12.00 P.M. After that we had a luch
for one hour and back to work until 4.45 P.M .15 minutes again for coffee break and finally 3
hours long for our last meeting session. It all ended around 08.00 P.M.
Meeting session akhirnya selesai ! Yes ! Kini waktunya mencari hiburan hahaha. Di
malam hari Aku, Kevin, Hanna, Eca, dan Syahra (Indonesia, UNESCO, Egypt) berjalan – jalan
ke Khao San road. Kami asyik jalan sambil mengobrol sampai tidak terasa kalau sudah
tengah malam. Akhirnya kami menyempatkan beli mango smoothie seharga 50 Baht dan
Setelah puas mengelilingi Khao San road akhirnya kami kembali ke hotel. Oh saat di Khao
San road aku juga bertemu Tama (Indonesia, UNESCO, Azerbaijan). Dia adalah orang yang
paling sering passing notes ke aku saat konferensi 😄.
CITY TOUR AND CLOSING
Setelah puas berfoto – foto di Wat Saket kami melanjutkan perjalanan ke Wat
Benchamabophit. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, di destinasi kali ini mayoritas
semuanya
sibuk berfoto
– foto.
(from left to
right : Kevin,
Hanna,
Alyssa, Daffa,
Me, Eca, and Lintang)
Destinasi terakhir yaitu Erawan Museum. Setidaknya saat disini kami menyempatkan
untuk membeli Thai tea disela – sela sibuk berfoto hahaha
(Astonishing museum)
Kami berangkat dari bandara pukul 13.30 dan akan sampai di Brunei Darussalam pukul
17.15 waktu brunei untuk transit selama 2 jam 40 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan
dan tiba di Surabaya pukul 21.05.
On 8 November AYIMUN 2018 official aftermovie finally released. It’s just three
minutes video but it always gives me a goosebumps everytime I watch it. It’s just a short
video but many unforgettable moments are there. I am grateful because my first MUN and
travel aboard perfectly close my final year in highschool as a great achievement.
That’s my precious AYIMUN experience. I miss every single funny moments with you, my
fellow delegate. Hope that I will meet you again in the future. Alright delegates let’s adjourn
the meeting. Thank you and see you soon !