Anda di halaman 1dari 10

Hay, Hay, My Name is Azhari Roif from Surabaya

Indonesia. I’m study at State 9 Senior High School


Surabaya. This is my contact if you want to know
more about the story of my life. My Email
azhari.ririf@gmail.com and Instagram account
@azhrrf . I was being the delegation of Turkey in the
UNESCO Council

ALL ABOUT AYIMUN

​ ulan ini memang bulan yang pas banget buat melepas penat setelah
April 2018 B
mati – matian menghadapi UAS (apalagi kalau remedialnya cuma sedikit hehe). Meskipun
setiap hari tetap masuk sekolah tapi rasanya beban di pundak perlahan berkurang karena
nggak ada lagi yang namanya tugas dan ulangan harian. Kegiatan yang ada di setiap kelas
pun nggak jauh beda, mulai dari main sosmed, makan, tidur, curhat, sampai nonton film.
Karena temen – temen kelasku pada sibuk sendiri mulailah aku buka akun Instagram (IG)
dengan tujuan biar nggak bosan. Setelah ​swipe banyak snapgram ​eh tetep bosan juga
sampai akhirnya aku melihat snapgram milik salah satu temen komunitasku. Foto pertama
menunjukkan kalau dia lagi di bandara, hmm biasa aja sih pikirku. Foto kedua terlihat kalau
dia bawa paspor, wah mulai menarik nih. Jadilah siang sampe malem ​stalking IG nya terus.
Barulah aku tau kalau dia ikutan Global Goals ​MUN (GGMUN) di Malaysia. Selanjutnya aku
browsing a​ pa itu MUN dan kapan sih ada MUN lagi ?

Setelah ​browsing sana sini ketemulah apa itu MUN. Singkatnya MUN atau Model
United Nations ​adalah simulasi sidang PBB atau United Nations (UN). MUN ini sendiri
ternyata ada yang diselenggarakan di tingkat nasional maupun internasional. Rasanya nyesel
banget nggak tau informasi ini lebih awal ☹ , soalnya seandainya tahu lebih awal dan bisa
ikutan GGMUN pasti sekarang aku nggak bakal menganggur di sekolah. Selain itu, sejak SMP
aku memang bercita – cita bisa ke luar negeri saat masih di bangku sekolah. Keinginan itu
muncul karena pernah suatu hari SMP-ku kedatangan pelajar dan beberapa guru asal Korea
Selatan. Bayangin coba kamu bisa jalan – jalan sambil belajar ke luar negeri dibayarin
lembaga tertentu, pasti seru banget kan ? Teringat mimpiku dulu, aku akhirnya ​follow ​akun
IG ​@internationalmun yang aku kira akun resmi GGMUN padahal itu akunnya AYIMUN ​(Asia
Youth Internasional MUN) ​😄​. Lho kok bisa gitu ? Karena memang 2 ​event yang berbeda ini
ternyata dilaksanakan di tempat yang sama yaitu hotel Sunway Putra Malaysia. Bedanya
AYIMUN lebih dulu dilaksanakan di tahun 2017 sedangkan GGMUN ​di tahun 2018. Tapi
justru kekeliruan itulah yang akhirnya membawa keberuntungan.

June 2018 ​Tahu nggak keberuntungan apa yang kumaksud ? Ternyata AYIMUN
melalui akun resmi Instagram nya lagi membuka pendaftaran untuk pelaksanaan tanggal 9 –
12 November 2018 atau dengan kata lain aku masih punya kesempatan nih. Hebatnya lagi
teman satu sekolahku, Lintang, bilang ke aku kalau dia juga ikutan mendaftar. Setelah
beberapa hari sibuk mengisi data dan esai dari panitia AYIMUN akhirnya kami berhasil
mendaftar dan tinggal menunggu pengumuman.

July 2018 ​YUP ! Bersyukur dan seneng


banget ketika pesan itu muncul di ​inbox email
punyaku. Aku nggak menyangka kalau jawaban
sederhanaku saat mengisi esai akan membuahkan
hasil yang bagus. Terharu rasanya ketika mimpi
yang nampaknya hanya sekedar mimpi akhirnya
bisa terwujud. Tuhan sungguh baik. Tapi ada satu
masalah, Lintang keterima nggak ya ? Kalau dia
ditolak apa aku akan pergi sendiri ? Berani nggak
ya ? Aku sengaja merahasiakan keberhasilanku
dari Lintang, yah untuk menjaga perasaannya dia.
Setelah beberapa hari menunggu dia juga belum
memberikan konfirmasi. Orang tua ku pun berkata
“Lintang gimana ? Kalau dia nggak keterima kamu jadi berangkat ? Sendirian lho”. Ah aku
bener – bener khawatir, apa iya aku harus mengorbankan kesempatan ini karena takut pergi
ke luar negeri sendiri. Setelah berpikir dengan matang aku pun membulatkan tekad untuk
tetap berangkat meskipun harus sendiri.
Beberapa hari kemudian Lintang bertanya “​Bro, have you checked your email ?” ”For
​ alasku. ​“Email from ​AYIMUN​, I’ve got accepted. How about you ?” “Really ??? Me
what ?” b
too hahaha”. Yah lega kalau dia ternyata juga keterima. Hari – hari berikutnya kami
mempersiapkan sebaik mungkin mulai dari pembayaran, transportasi ke Thailand hingga
akomodasi saat disana. Kami pun memutuskan untuk memilih ​full accomodation ​program
dengan beberapa pertimbangan. Setelah melakukan pembayaran, tiba saatnya
pengumuman ​council and country allocation​. Hasilnya, aku sebagai delegasi Turki di UNESCO
dan Lintang sebagai delegasi Belarus di FAO.
21 August 2018 ​Aku mendapat ​email lagi dari panitia, isinya bahwa hotel untuk ​full
accomodation delegate dan ​venue AYIMUN akan ada di Hotel Prince Palace Bangkok,
Thailand. Selain itu, tanggal pelaksanaan juga akan dimajukan ke tanggal 3 – 6 November
2018 yang awalnya 9 – 12 November 2018. Bagiku dan Lintang kabar perubahan tanggal ini
tidak terlalu mengagetkan karena kami sendiri belum membeli tiket pesawat.
September 2018 ​Tepat tanggal 3 September panitia mengirimkan pedoman ​position
paper,​ ​study guide​, dan tautan untuk bergabung di grup Whatsapp masing – masing council​.
Mereka juga menginformasikan bahwa ​position paper harus sudah dikirimkan melalui ​email
maksimal tanggal 5 Oktober 2018.
Tanggal 15 September aku dan Lintang sepakat untuk satu penerbangan
menggunakan maskapai Royal Brunei karena jadwal tiba di Bangkok sesuai dengan jadwal
airport assistance​ yaitu pukul 11.00 sampai pukul 14.00.
​ uh ternyata membuat ​position paper tidak semudah yang aku
October 2018 D
bayangkan. Aku harus melakukan banyak riset tentang sudut pandang Turki dalam
​ NESCO yaitu ​Acces to Education and Healthcare to Conflict and
membahas topik ​council U
Post-Conflict Zones. ​Belum lagi di tanggal 5 aku harus menghadapi ujian harian kimia
​ asih selesai 50%. Dengan terpaksa aku harus
padahal hingga tanggal 4 ​position paper m
mengorbankan ujian kimia demi ​position paper.​ Tak apalah nilai ujian ku jelek asalkan
position paper dapat selesai tepat waktu dan aku juga yakin bahwa akan ada kelegaan besar
yang menanti di ujung sana setelah semua ini selesai ​☺​. Tinggal beberapa hari lagi nih aku
akan pergi ke Thailand. ​Well, you can say I’m nervous.

SAY HELLO TO BANGKOK


3 November 2018 ​ round 03.30 A.M I left my house and went to Juanda
A
International Airport. S​ ampai di bandara aku segera
melakukan ​check-in ​dan menunaikan ibadah sholat
subuh. Selanjutnya aku pamit kepada keluargaku dan
segera berjalan menuju ruang tunggu. Selagi
berjalan aku menghubungi Lintang “​Bro i’ve arrived in
airport. How about you ?” “​Hmm I just woke up, i’ll
leave my house soon” He replied​. Serius ?, aku saja
membutuhkan waktu satu jam untuk sampai
bandara, bagaimana dengan dia yang jarak
rumahnya ke bandara relatif sama denganku ?
Berapa lama lagi dia akan sampai ? Waktu sudah
menunjukkan pukul 5 pagi dan konter untuk ​check-in ​akan tutup beberapa menit lagi. Selagi
menunggu dia aku terlebih dahulu berjalan ke ruang tunggu. Tak lama setelah itu gerbang
penerbangan dibuka. Aku sengaja mengantre di belakang agar aku bisa memastikan apakah
Lintang benar – benar sampai di bandara. Ketika itu juga dia meneleponku kalau dia sudah
sampai di ruang tunggu, syukurlah. ​Finally ​we were depart from airport at 06.15 A.M and
would arrive at Brunei International Airport at 09.30 A.M Brunei’s time.

(Brunei International Airport)

Kami transit selama 1 jam 25 menit di Bandar Seri Begawan kemudian melanjutkan
lagi perjalanan pukul 10.55 waktu Brunei dan akan tiba di Suvarnabhumi International
Airport pukul 12.40 waktu Bangkok.​ Fyi, Bangkok has the same time zone as Jakarta.

*I’m gonna use this format : Name (Nationality, Council, Country) to describe some
people

Fiuh akhirnya sampai juga di Thailand. Setelah ini saatnya ke imigrasi, ambil koper,
dan bertemu panitia AYIMUN. Waktu mengisi kertas kartu imigrasi Lintang bersebelahan
dengan laki – laki bertubuh pendek, kulit sawo matang, dan raut muka khas melayu.
Ternyata laki – laki itu namanya Daffa (Indonesia, IMF, Kenya). Akhirnya kami bertiga
bersama – sama menuju imigrasi dan mengambil barang – barang kami. Tak lama kemudian
kami bertemu panitia dan mereka segera mengantarkkan kami menuju bus. ​While we were
walking it was surprising when we knew that Daffa was in same flight with us but we didn’t
​ ita terus mengobrol sampai naik ke bus dan akhirnya tiba di Prince Palace
realize him at all. K
Hotel.

OPENING CEREMONY

Ketika tiba di hotel kesan yang pertama kali muncul adalah hotel ini luar biasa luas
dan dan bangunannya terlihat sangat klasik. Meskipun terlihat seperti hotel lama tapi aku
tak bosan – bosan memandangi desainnya sampai – sampai lupa memfoto . Kami diarahkan
ke lantai 11 untuk melakukan registrasi, mengambil kartu kamar, dan mengambil makan
siang. Di sinilah hal buruknya. Aku tidak tau apa yang ada di pikiran panitia namun
menurutku alur pengaturan registrasi sungguh tidak efisien. Akibatnya peserta AYIMUN
harus mengantre lama sambil berdiri, yah meskipun sebenarnya bisa saja duduk namun aku
khawatir akan ada peserta lain yang memotong antrean. Apalagi Lintang berada di antrean
yang berbeda sedangkan Daffa berada jauh di depan jadinya tidak ada teman ngobrol deh.
Setidaknya rasa bosanku dapat terobati setelah aku berkenalan dengan Kevin (Indonesia,
UNESCO, Guinea-Bissau). Senang rasanya bisa berkenalan dengan orang satu
kewarganegaraan di luar negeri hahaha. Setelah itu aku berhasil registrasi dan mendapatkan
kamar di ​Tower B. L​ etak ​Tower B ini kira – kira 100 meter dari tempat registrasi. Sebelum
aku berjalan menuju kamar, dengan penasaran aku tanya ke kevin dimanakah kamarnya.
Tebak apa yang terjadi ? Ternyata kami satu kamar ! kami pun langsung menuju kamar.

(Sunset in Bangkok)

06.00 P.M. It’s opening ceremony time !! ​Kevin and I headed through the ballroom
immediately. Suasana ballroom sudah sangat padat
ketika kami datang dan nampaknya semua meja
sudah ditempati. Untungnya Kevin punya ide untuk
satu meja dengan kenalannya yang kebetulan posisi
mereka dapat ditemukan dengan cepat. Saat inilah
aku berkenalan dengan Alyssa (Indonesia, IMO,
Netherlands), Eca (Indonesia, IMF, Honduras), dan
Hanna (Indonesia, IMF, Panama). ​Opening
ceremony terus berlangsung Hingga jam 8 malam
dan saat itu aku tersadar bahwa aku belum berkomunikasi sama sekali dengan Daffa
maupun Lintang yang terpisah sejak registrasi, aku tidak bisa menghubungi mereka karena
belum membeli kartu SIM
Thailand dan sialnya ​Wi-Fi hotel
susah sekali untuk disambungkan.

Waktu menunjukkan jam 10


malam dan serangkaian acara di
upacara pembukaan akhirnya
selesai. Mulai dari ​Opening
remarks, keynote speaker session,
grand symposium, s​ ampai MUN
101 berjalan dengan baik. Aku
keluar dari ruangan dan setelah sekian lama akhirnya aku bertemu Daffa, beberapa menit
kemudian bertemu Lintang. Kami sepakat untuk mengganti baju terlebih dahulu kemudian
pergi membeli kartu SIM bersama – sama. Setelah membeli kartu SIM aku kembali ke kamar
dan segera tidur untuk mempersiapkan hari kedua.

MEETING SESSION

​ ku bangun tidur sekitar jam 4 pagi. Aku terlebih dahulu


4 November 2018 A
membaca kembali ​position paper​, materi, dan referensi lain yang barangkali akan berguna
ketika ​meeting session​. Sebelum tepat jam 5 aku mencari masjid terdekat dengan hotel dan
berhasil kutemukan salah satunya. Jaraknya sekitar
350 meter dari lobby hotel. Ketika berjalan keluar
dari hotel, aku menemukan bahwa ternyata di
depan hotel terdapat semacam pasar garmen yang
telah beroperasi sejak jam 4 pagi. Pasar itu sendiri
bernama Bobae. Tidak hanya itu, jalan raya yang
letaknya di ujung pasar Bobae ternyata sudah
padat akan masyarakat setempat yang berjualan
maupun berbelanja kebutuhan sehari – hari. Lalu aku
tiba di masjid dan segera melaksanakan sholat subuh.

(Mahanak mosque)

Then I had to returned to hotel soon for preparing meeting session as much as I can because
around 6 AM or 6.30 AM all delegates should had breakfast.

Jam 07.30 registrasi per ​council


telah dibuka. Setiap delegasi
diharuskan untuk mengantre dan
mengisi tanda tangan. Untungnya
antrean kali ini tidak separah
seperti kemarin. Saat mengantri
aku berkenalan dengan Patricza
(Philippine, UNESCO, USA), Lukas
(Indonesia, UNESCO, Nicaragua) dan Ayu (Indonesia, UNESCO, Niger). ​I entered the meeting
room. Found my seat, and I met Rista (Indonesia, UNESCO, Slovenia). ​Now it’s the time. Our
great chair, Dhito and co chair, Sofia had been ready to start the meeting.

In one day from morning until evening there were four meeting sessions. The first meeting
session started at 08.00 A.M until 10.00 A.M . Then we had a coffee break for 15 minutes.
The second meeting session started at 10.15 A.M until 12.00 P.M. After that we had a luch
for one hour and back to work until 4.45 P.M .15 minutes again for coffee break and finally 3
hours long for our last meeting session. It all ended around 08.00 P.M.

Meeting session akhirnya selesai ! Yes ! Kini waktunya mencari hiburan hahaha. Di
malam hari Aku, Kevin, Hanna, Eca, dan Syahra (Indonesia, UNESCO, Egypt) berjalan – jalan
ke Khao San road. Kami asyik jalan sambil mengobrol sampai tidak terasa kalau sudah
tengah malam. Akhirnya kami menyempatkan beli mango smoothie seharga 50 Baht dan
Setelah puas mengelilingi Khao San road akhirnya kami kembali ke hotel. Oh saat di Khao
San road aku juga bertemu Tama (Indonesia, UNESCO, Azerbaijan). Dia adalah orang yang
paling sering ​passing notes​ ke aku saat konferensi ​😄​.
CITY TOUR AND CLOSING

5 November 2018 T​ his is the best part. A


​ ku bersyukur hari itu bisa bekumpul kembali
dengan Daffa dan Lintang, hebatnya lagi kami bertiga berencana untuk satu bus ketika ​city
tour dengan Kevin, Eca, Hanna, dan Alyssa. Pemilihan penumpang bis ini dilakukan oleh
panitia AYIMUN dengan cara menghitung satu sampai 10 dari depan ke belakang di setiap
barisan yang ada di depan mereka. Karena pada
saat itu ada banyak barisan maka panitia
mengistruksikan untuk membentuk hanya empat
barisan. Saat itu posisi kami baris berderet ke
belakang dan terdapat beberapa orang di depan
kami sehingga jika dihitung satu sampai sepuluh
maka akan ada beberapa dari kami yang harus
berada di bus lain. Sadar akan hal tersebut maka
dengan cepat aku dan yang lain membentuk
barisan baru di sebelah kanan dengan tujuan agar
tetap satu bus ​ 😄​. Beberapa kemudian kita
berangkat menuju lokasi pertama yaitu Wat Saket.​ (The Golden Mountain seen from below)

Setelah puas berfoto – foto di Wat Saket kami melanjutkan perjalanan ke Wat
Benchamabophit. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, di destinasi kali ini mayoritas
semuanya
sibuk berfoto
– foto.

(from left to
right : Kevin,
Hanna,
Alyssa, Daffa,
Me, Eca, and Lintang)

Destinasi terakhir yaitu Erawan Museum. Setidaknya saat disini kami menyempatkan
untuk membeli Thai tea disela – sela sibuk berfoto hahaha

(Astonishing museum)

Finally we went back to hotel. Then we boys went


to MBK Center in order to bought some souvenirs.

It’s 06.00 P.M. AYIMUN will reach its closing


soon. At closing ceremony, again we sat at the
same table but now Megna (Indonesia, ILO, India)
and her friend joined in. Before the closing end all
delegates sang We Are The World together. That
was the most emotional moment for sure.
After the closing end, we boys met Syahra and
Imel (Indonesia, UNESCO, Indonesia). We planned
to go to Wat Arun on tomorrow morning before
the airport assistance. But something happened.

SEE YOU AGAIN THAILAND

6 November 2018 ​Nampaknya rencana yang


telah disusun kemarin terancam gagal. Panitia
AYIMUN menginformasikan bahwa ada perubahan ​airport assistance y​ ang semula mulai jam
9 pagi hingga 11 menjadi hanya pada jam 7 dan 9 pagi. Kami yang sudah sarapan dan
bersiap – siap di lobby hotel terpaksa harus berpikir ulang. Jarak dari hotel ke Wat Arun
sekitar 6.5 kilometer belum lagi jam 8 pagi jalanan pasti padat akan kendaraan. Akhirnya
Aku dan Lintang yang satu jadwal penerbangan pukul 13.30 dengan terpaksa batal
mengikuti rencana tersebut. Tidak lama kemudian kami bertemu Daffa yang kebetulan satu
jadwal penerbangan juga, dia mengajak kami berbelanja lagi di toko – toko terdekat. Karena
sibuk berbelanja pada akhirnya kami bertiga juga harus meninggalkan ​airport assistance
terakhir. Tidak lama setelah itu kami berangkat ke Suvarnabhumi International Airport. Saat
check in tak disangka kami bertemu Bagus
(Indonesia, LC, Bangladesh) yang lagi – lagi satu
penerbangan dengan kami bertiga. Namun sialnya entah bagaimana bisa terjadi tiket Daffa
tiba – tiba dibatalkan oleh pihak penerbangan. Dengan bersedih hati Aku, Lintang, dan
Bagus harus berpisah dengan Daffa.

(Suvarnabhumi International Airport)

Kami berangkat dari bandara pukul 13.30 dan akan sampai di Brunei Darussalam pukul
17.15 waktu brunei untuk transit selama 2 jam 40 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan
dan tiba di Surabaya pukul 21.05.

8 November 2018 - Present

​On 8 November AYIMUN 2018 official aftermovie finally released. It’s just three
minutes video but it always gives me a goosebumps everytime I watch it. It’s just a short
video but many unforgettable moments are there. I am grateful because my first MUN and
travel aboard perfectly close my final year in highschool as a great achievement.

That’s my precious AYIMUN experience. I miss every single funny moments with you, my
fellow delegate. Hope that I will meet you again in the future. Alright delegates let’s adjourn
the meeting. Thank you and see you soon !

Anda mungkin juga menyukai