PENDAHULUAN
Surveilans Infeksi Rumah Sakit (RS) adalah suatu proses yang dinamis,
sistematis, terus-menerus dalam pengumpulan data, identifikasi, analisis dan
interprestasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik
yang didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan
unutk digunakan dalam perencanaan,penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Healthcare Assosiated infections ‘’(HAIS)” An Infection Occuring in
Patient duning the prosess of care in a hospital or other
healthcare facility which was not present or incubating at the time of
adminision. This includes infections acquired in the hospital but appeaning after
discharge,and also occupational infections among staff of the facility.( Center
for diseases Control ,2007)
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare Assosiated infections (HAIS)
adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di Rumah Sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang tidak terjadi infeksi dan tidak dalam
masa inkubasi saat pasien masuk Rumah Sakit. IRS juga mencakup infeksi
yang didapat di Rumah Sakit tetapi bisa juga muncul setelah keluar Rumah
Sakit dan juga infeksi akibat kerja pada fasilitas kesehatan.
Suatu surveilans harus mempunyai tujuan yang jelas dan ditinjau secara
berkala untuk menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang telah
berubah. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi tersebut meliputi:
Adanya infeksi baru
1. Perubahan kelompok populasi pasien ,seperti misalnya perlu
penerapan cara intervensi medis lain yang beresiko tinggi
DEFINISI KASUS
Infeksi Aliran Darah Primer merupakan jenis infeksi yang terjadi akibat
masuknya mikroba melalui peralatan yang kita masukkan langsung ke sistem
pembuluh darah atau ditemukannya organisme dari hasil kultur darah yang
semi kuantitatif/kaulitatif disertai tanda klinis jelas serta tidak dan/atau
hubungannya dengan infeksi. Dalam istilah CDC disebut sebagai Blood
Stream Infection (BSI).
Akses langsung ke peredaran darah ini dapat berupa kateter vena
maupun arteri yang kita lakukan terhadap pasien, baik dalam rangka
perawatan maupun diagnostik, yang secara umum disebut katerer
intravaskulker (Intravascular Catheter) .
Contohnya adalah pemasangan vena sentral (CVC : Central Venous Catheter),
vena perifer (infus),
Kriteria IADP
Kriteria 1 IADP
o Ditemukan pathogen pada kultur darah pesien, dan
o Mikroba dari kultur darah itu tidak berhubungan dengan infeksi
di bagian lain dari tubuh pasien
Kriteria 2 IADP
CSEP hanya dapat dipakai untuk melaporkan IADP pada neonatus dan bayi.
Tidak dipakai untuk pasien dewasa dan anak .
Kriteria CSEP
o Pasien berumur <1 tahun menunjukan minimal 1 tanda atau
gejala klinis tanpa ditemukan penyebab lain : demam(suhu rectal
> 38 hipotermi (suhu rektal < 37) apnoe atau bradikardi
o Tidak dilakukan kultur darah atau kultur darah negative
o Tidak ditemukan infeksi ditempat lain
o Klinisi melakukan terapi sebagai kasus sepsis
PNEUMONIA
Ada 2 jenis pneumonia yang berhubungan dengan IRS, yaitu
pneumonia yang didapatkan akibat perawatan yang lama atau sering disebut
sebagai Hospital Asquired Pneumonia (HAP) dan Pneumonia yang
terjadi akibat pemakaian ventilasi mekanik atau sering disebut sebagai
Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
HAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim
paru setelah pasien dirawat dirumah sakit > 48 jam tanpa dilakukan intubasi
dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas bawah . HAP dapat
diakibatkan tirah baring yang lama ( koma / tidak sadar, trakeostomi, refluk
gaster, endotracheal tube (ETT). VAP adalah infeksi saluran nafas bawah
yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik > 48 jam,
dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran nafas.
Bukti klinis pneumonia adalah bila ditemukan minimal 1 dari tanda dan gejala
berikut :
Demam (>38)tanpa ditemukan penyebab lainnya
Leukopenia ( < 4.000 WBC /mm3 ) atau leukositosis ( >000 SDP/MM3)
Untuk penderita berumur>70 tahun ada perubahan status mental yang
tidak ditemui penyebab lainnya.
Minimal disertai 2 tanda berikut :
Timbulnya onset baru sputum purulent atau perubahan sifat sputum
Munculnya tanda atau terjadinya batuk yang memburuk atau dypspnoe
(sesak nafas ) atau tachypnoe (nafas frekuen) Rhonci basah atau suara
nafas bronchial
Memburuknya pertukaran gas misalnya desatuasi O2 (PO2 <240)
Peningkatan kebutuhan oksigen atau perlunya
Populasi beresiko untuk terjadinya pneumonia IRS dibedakan
berdasarkan jenis pneumonianya :
POPULASI BERESIKO VAP adalah semua pasien yang terpasang
ventilasi mekanik sehingga terjadinya terutama terfokus pada area
spesifik yaitu ICU, NICU / PICU, ICCU.Sehingga yang digunakan
sebagai numenator dalam menghitung laju infeksi adalah jumlah kasus
VAP perperiode tertentu ( 1 bulan,6 bulan,1 tahun) sedangkan
denominatornya adalah jumlah hari pemasangan alat ventilasi mekanik
periode tertentu.
POPULASI BERESIKO HAP adalah pasien tirah baring lama yang
dirawat di rumah sakit sehingga dapat digunakan sebagai numenator
adalah jumlak kasus HAP per periode tertentu ( 1 bulan ,6 bulan ,1 tahun
) sedangkan denominatornya adalah jumlah hari rawat pasien tirah
baring per periode tertentu (1 bulan, 6 bulan, 1 tahun).
INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )
TANDA-TANDA ISK :
Demam ( > 38 ), Urgensi, Frekuensi, Nyeri supra pubik
TANDA –TANDA ISK ANAK< 1 TAHUN ;
Demam > 38 rektal
Hipotermi < 37 rektal
Apnoe
Bradikardi
Letargia
Muntah-muntah
INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
BAB II
BAB III
IDENTIFIKASI KASUS
Apabila ditemukan kasus IRS, maka ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan
disini :
1. Apakah kasus IRS didapatkan secara pasif atau aktif ?
Pada surveilans secara pasif, orang yang tidak duduk dalam komite /
Tim PPI dipercaya untuk mencatat dan melaporkan bila menemukan infeksi
selama perawatan. Misalkan tersedia formulir yang diisi oleh dokter atau
perawat yang merawat bila menemukan IRS pada pasiennya. Oleh karena
keterampilan dan pengetahuan tenaga semacam ini lebih tertuju pada
perawatan pasien. Dari pada masalah surveilans, maka tidak heran kalau
masalah yang selalu ada pada surveilans pasif adalah selalu
mengsklasifikasi, underreporting dan kurang runutnya waktu dari data yang
terkumpul.
Surveilans aktif adalah kegiatan yangsecara khusus dilakukan untk
mencari kasus IRS oleh orang-orang yang terlatih dan hamper selalu dari
komite/Tim PPI tersebut mencari data dari sumber untuk mengumpulkan
informasi dan memutuskan apakah terjadi IRS atau tidak.
2. Apakah kasus IRS didapatkan berdasarkan pasien atau temuan
laboratorium ?
Ada 3 macam laju yang dipakai dalam surveilans IRS atau surveilans lainnya,
yaitu incidence, prevanlence dan incidence density.
a. Incidence
Adalah jumlah kasus baru dari suatu penyakit yang timbul dalam satu
kelompok populasi tertentu dalam kurun waktu tertentu pula. Di dalam
surveilans IRS maka incindence adalah jumlah kasus IRS baru dalam
kurun waktu tertentu dibagi oleh jumlah pasien dengan resiko untuk
mendapatkanIRs yang sama dalam kurun waktu yang sma pula.
b. Prevalence
Adalah jumlah total kasus baik baru maupun suatu kelompok populasi
adalah jumlah total kasus baik baru maupun lama suatu kelompok
populasi dalam satu kurun waktu tertentu (priod prevenlence) atau
dalam satu waktu tertentu (point prevalence).
Point prevalence nosocomial rates adalah jumlah kasus IRS yang dapat
dibagi dengan jumlah pasien dalam survey.
Rhame menyatakan hubungan antara incidence dan prevalence adalah
sebagai berikut.
I = Incidence rates
P = Prevalences Rates
LN = NILAi rata-rata dari lama rawat pasien yang mengalami satu atau
lebih IRS.
INTN= Interval rata-rat antara waktu masuk rumah sakit dan hari
pertama terjadinya IRS pada pasien yang mengalami satu atau lebih IRS
tersebut
P = I (LN – INTN)/ LA
Incidence Density
Adalah rata-rata instans dimana infeksi terjadi,relative terhadap besaran
polpualsi yang bebas infeksi.Incidence density diukur dalam satuan jumlah
kasus penyakit per satuan orang per satuan waktu.
Contoh popular dari incidencedensity rates (IDR) yang sering dipakai dirumah
sakit adalah jumlah IRS per 1000 pasien/hari.
Incidence density sangant berguna terutama pada keadaan sebagai berikut:
Sangat berguna bila laju infeksinya merupakan fungsi linier dari waktu panjang
yang dialami pasien terhadap factor resiko (misalnya semakin lama pasien
terpajan,semakin besar resiko mendapat infeksi)
Contoh incidence density rate (IRD) :
Jumlah kasus ISK /jumlah hari pemasangan kateter urine oleh karena itu IDR
dapat mengontrol lamanya pasien terpajan oleh factor resikonya ( dalam hal
ini pemasangan kateter urine) yang berhubungan secara linier dengan resiko
infeksi.
Jenis laju lain yang sering digunakan Atack rate (AR) yaitu suatu bentuk
khusus dari incidence rate.Biasanya dinyatakan dengan persen (%) dimana K
= 100 dan digunakan hanya pada KLB IRS yang mana pajanan terhadap suatu
populasi tertentu terjadi dalam waktu pendek.
Surveilans merupakan kegiatan yang sangat membutuhkan waktu dan menyita
hamper separuh waktu kerja seorang IPCN sehingga dibutuhkan penuh waktu
(full time ).Dalam hal ini bantuan computer akan sangat membantu terutama
akan sangat meningkatkan efisien pada saat analisisnya merupakan alasan
mutlak untuk menggunakan fasilitas komputer, meski di rumah
sakit kecil sekalipun lagi pula sistem surveilans tidak hanya berhadapan
dengan masalah pada waktu sekarang saja, tetapi juga harus mengantisipasi
tantangan dimasa depan.
Dalam penggunaan komputer tersebut ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu:
1. Memilih sistem komputer yang akan dipakai, komputer mainframe atau
komputer mikro
Komputer mainframe bekerja jauh lebih cepat,memuat data jauh lebih besar
dan memiliki jaringan yang dapat diakses diseluruh area rumah sakit.Semuya
data pasien seperti sensus pasien,hasil laboratorium atau sebagainya,dapat
dikirim secara elektronik.Namun harus diingat bahwa computer mainframe
adalah cukup mahal baik pembelian maupun operasionalnya. Tidak setiap
orang dapat menggunakannya dan memerlukan pelatihan yang intersif.
1. Faktor Intrinsik adalah factor yang melekat pada pasien seperti yang
mendasari dan ketentuan.Mengidentifikasi factor resiko ini dilakukan
dengan mengelompokan pasien dengan kondisi yang ( distrafiksi)
Rumah sakit dapat menggunakan data surpelan IRS untuk menelaan program
pencegahan dan pengendaliaan IRS dengan membandingkan angka laju IRS
dengan populasi pasien yang sama laju di rumah sakit yang sama misalnya
membandingkan laju IRS dari 2 (dua) ICU atau dapat pula mengunakan laju
IRS dengan angka eksternal ( benchmark rates) rumah sakit atau dengan
mengamati perubahan angka menurut waktu di rumah sakit itu sendiri.
Meskipun angka laju infeksi telah mengalami penyesuan dan melalui uji
kemaknaan namun inter prestasi dari angka-angka tersebut harus dilakukan
secara hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan banyak yang mengangap bahwa
angka laju infeksi di rumah sakit itu mencerminka keberhasilan dan kegagalan
dari petugas pelayanan atau perawatan pasien atau pasilitas pelayanan
kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian IRS.
PERTAMA :Definisi yang dipakai atau tehnik dalam surpelen tidak seragam
antar rumah sakit atau tidak dipakai secara kosisten dari waktu ke waktu
meskipun dari sarana yang sama.
KETIGA: angka tidak disesuaikan terhadap factor resiko intrinsif, faktor resiko
ini sangat penting artinya dalam mendapatkan suatu IRS,namun sering kali
lolos dari pengamatan dan sanggat berpariasi dari rumah sakit yang satu ke
rumah sakit yang lain. Sebagai contoh,di rumah sakit yang memeliki pasien
dengan immunocompromised diharapkan memliki karekteristik pasien seperti
itu.
KEEMPAT: jumlah population at risk (misalnya jumla pasien masuk/pulang
jumlah hari rawat atau jumlah oprasi) mungkin tidak cukup besar untuk
menghitung angka laju IRS yang sesunguhnya di rumah sakit tersebut.
Meskipun tidak mungkin untuk mengontrol semua factor tersebut diatas namun
harus disadari pengaruh factor-facktor tersbut terhadap angka laju infeksi serta
mempertimbangkan hal tersebut pada saat membuat interprestasi
PELAPORAN
Tujuan untuk :
DESIMINASI
Di beerapa Negara data seperti ini bersifat rahasia, data seperti ini tidak
digunakan memberikan sangsi tetapi hanya di gunakan untuk tujuan perbaikan
mutu pelayanan.
Sudah selayaknya komite / tim PPI menyajikan data surveilans dalam bentuk
standar yang menarik yaitu berupa laporan narasi singkat ( rangkuman ),
table,grafik kepada Komite / tim PPI. Analisa yang mendalam dari numerator
dapat dilaksanakan untuk memberikan gambaran epidemiologinya, termasuk
kuman pathogen dan factor resikonya.
BAB IV
DOKUMENTASI
Infeksi rumah sakit menjadi masalah yang tidak bisa dihindari sehingga
dibutuhkan data dasar infeksi untuk menurunkan angka yang ada untuk itu
perlunya dilakukan surveilans memerlukan tenaga khusus yang termasuk
tugas dari IPCN, untuk itu diperlukan tenaga IPCN yang purna waktu yang
sesuai standar jumlah yang dibutuhakan di sertai ilmu surveilans.
1. Pendokumentasian surveilans terdiri atas :
2. Laporan Harian dalam bentuk form/sensus harian
3. Laporan bulanan dalam bentuk rekapan sensus harian yang dituangkan
dalam bentuk grafik yang disertai analisa dan rekomendasi
4. Laporan triwulan, semester dan tahunan dalam bentuk grafik yang disertai
analisa dan rekomendasi
POPULASI
TEMPAT
UNSUR AT DATA
LAJU/RATIO
SURVEILANS DENOMINATOR
INFEKSI
RISK
Data yang
diperlukan
4. Kateter urine
1. Secara umum
2. Untuk setiap kategori berat
lahir
4. Ventilator
1. Tanggal
operasi
2. Jenis operasi
3. No.registrasi
pasien SSI ARTES BY:
9. ASA Score
10. Emergency
11. Trauma
12. Prosedur
ganda
13. Pemeriksaan
endoskopik
Dr. dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV FINASIM, MARS Dr. Sudirman Katu, SpPD. KPTI
NIP 196104041986121001 NIP 197006132001121002