Anda di halaman 1dari 4

Tugas 11

METODE ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Bentuk Dan Jenis Peneitian Qualitatif

Disusun oleh :

MUFTITA IRZA ANANTHA SIMBOLON

1501115080

FAKULTAS ILMU SOSIAL DA POLITIK

HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS RIAU
Tugas 11

Bentuk Dan Jenis Peneitian Qualitatif

Metode kualitatif, seperti halnya kuantitatif adalah metode yang sahih


dalam penelitian. Kedua metode ini dapat membantu peneliti untuk memperoleh
jawaban atas masalah suatu gejala, fakta dan realita yang dihadapi, sekaligus
memberikan pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah
menganalisis data yang ada. Metode kuantitatif sudah memiliki pola yang standar.
Hal itu berbeda dengan metode kualitatif yang memiliki bentuk yang bervariasi.
Pada bagian ini akan diterangkan beberapa jenis serta karakteristik.
Setidaknya, terdapat lima jenis metode penelitian kualitatif yang banyak
dipergunakan, yaitu:
1. Observasi Terlibat. Observasi terlibat biasanya melibatkan seorang peneliti
kualitatif langsung dalan setting sosial. Ia mengamati, secara lebih kurang
“terbuka”, di dalam aneka ragam keanggotaan dari peranan-peranan subjek
yang ditelitinya
2. Analisa Percakapan. Analisa percakapan pada umumnya memusatkan
perhatian pada percakapan dalam sebuah interaksi. Peneliti
memperhatikan analisa dari kompetensi-kompetensi komunikatif yang
mendasari aktivitas sosial sehari-hari
3. Analisa Wacana. Discourse analysis lebih tertarik pada penggunaan
bahasa. Peneliti, dalam kaitan ini, mempunyai perhatian yang besar pada
praktek dan kontekstualitas
4. Analisa Isi. Content analysis (analisa isi) mengkaji dokumendokumen
berupa kategori umum dari makna. Peneliti dapat menganalisis aneka
ragam dokumen, dari mulai kertas pribadi (surat, laporan psikiatris) hingga
sejarah kepentingan manusia.
5. Pengambilan Data. Pengambilan data ethnografis relatif tidak terstruktur.
Peneliti biasanya memfokuskan diri pada penggalian tekstur dan alir
pengalaman-pengalaman selektif dari responden melalui proses interaksi
peneliti dan subjek yang ditelitinya dengan teknik wawancara mendalam
secara “bebas” . Dalam sosiologi, penelitian ethnografis mulai
Tugas 11

berkembang pada akhir 1960an-1970an ketika metodologi survey dan


dasar filosofis pendorongnya menjadi sasaran kritik1
W. Lawrence Neuman mencoba mengidentifikasi faktor yang terkait
dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Orientasi
pertama terkait dengan pendekatan yang digunakan terhadap data. Metode
kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik.
Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak
sempurna, imaterial, kadangkala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan
pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian,
data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi
ragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestures dari objek kajian,
tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji visual
yang ada dalam sebuah fenomena sosial.

Orientasi kedua adalah penggunaan perspektif yang non-positivistik.


Penelitian kualitatif secara luas menggunakan pendekatan interpretatif dan kritis
pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya pada makna
subjektif, pendefinisian, metapora, dan deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik.
Peneliti kualitatif berusaha menjangkau berbagai aspek dari dunia sosial termasuk
atmosfer yang membentuk suatu objek amatan yang sulit ditangkap melalui
pengukuran yang presisif atau diekspresikan dalam angka. Dengan demikian,
penelitian kualitatif lebih bersifat transendental, termasuk di dalamnya memiliki
tujuan menghilangkan keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian.
Orientasi ketiga adalah penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic
in pratice”. Penelitian sosial mengikuti dua bentuk logika yaitu logika yang
direkonstruksi (reconstructed logic) dan logika dalam praktek (logic in practice).
Metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode
diorganisir, diformalkan dan disistematisir secara ketat. Sementara pada metode
kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu,

1
Gumilar Rusliwa Somantri, MEMAHAMI METODE KUALITATIF, MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,
VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 57-65, https://media.neliti.com/media/publications/4388-ID-
memahami-metode-kualitatif.pdf, diakses pada tanggal 29 April 2018
Tugas 11

dan terikat pada kasus-kasus spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat
aturan dan menggantungkan diri pada prosedur informal yang dibangun oleh
pengalaman-pengalaman di lapangan yang ditemukan si peneliti.

Orientasi keempat dari metode kualitatif adalah ditempuhnya langkah-


langkah penelitian yang bersifat non-linear. Dalam metode kuantitatif, seorang
peneliti biasanya dihadapkan pada langkah-langkah penelitian yang bersifat pasti
dan tetap dengan panduan yang jelas sehingga disebut sebagai langkah yang
linear. Sementara itu, metode penelitian kualitatif lebih memberikan ruang bagi
penelitinya untuk menempuh langkah non-linear dan siklikal, kadangkala
melakukan upaya “kembali” pada langkah-langkah penelitian yang sudah
ditempuhnya dalam menjalani proses penelitian. Hal ini tidak berarti kualitas riset
menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam
mengkonstruksikan makna.2

DAFTAR PUSTAKA

Rusliwa Somantri, Gumilar. MEMAHAMI METODE KUALITATIF. MAKARA,


SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 57-65.
https://media.neliti.com/media/publications/4388-ID-memahami-metode-
kualitatif.pdf, diakses pada tanggal 29 April 2018
Raco, J. R. 2010. METODE PENELlTlAN KUALlTATlF JENIS,
KARAKTERISTIK, DAN KEUNGGULANNYA. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. 2010

2
J. R. Raco, METODE PENELlTlAN KUALlTATlF JENIS, KARAKTERISTIK, DAN KEUNGGULANNYA. PT
Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai