OLEH:
Dr. Maufur, M.Pd.
NIP. 195602261982031001
i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Kepala Lembaga Penelitian
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Identitas dan Pengesahan ........................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Lampiran .......................................................................................................v
Prakata .................................................................................................................... vi
Abstrak .................................................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Pendahuluan .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................6
1.3.1 Tujuan ......................................................................................6
1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................6
BAB 2 LANDASAN TEORI ..............................................................................7
2.1 Sekolah Ramah Anak .......................................................................7
2.1.1 Pengertian Sekolah Ramah Anak ............................................7
2.1.2 Indikator Sekolah Ramah Anak...............................................9
2.1.3 Ciri-Ciri Sekolah Ramah Anak .............................................11
2.1.4 Prinsip Membangun Sekolah Ramah Anak ...........................13
2.2 Pengertian Peserta Didik ................................................................15
2.3 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik (Usia Remaja SMA) .17
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................19
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ................................................19
3.1.1 Lokasi Penelitian ...................................................................19
3.1.2 Subyek Penelitian ..................................................................19
3.1.3 Desain Penelitian ...................................................................20
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................20
3.1.5 Teknik Analisis Data .............................................................20
iii
BAB 4 HASIL PENELITIAN ..........................................................................21
4.1 Kondisi Riil SMA Se Kota Tegal ..................................................21
4.1.1 Sekolah Ramah Anak dari Perspektif Peserta Didik .............21
4.1.2 Sekolah Ramah Anak dari Perspektif Guru .........................23
4.2 Strategi Program Pengembangan Sekolah Ramah Anak Di SMA
Kota Tegal ......................................................................................25
4.2.1 Strategi Pengembangan Sekolah Ramah Anak ....................25
4.2.2 Program Pengembangan Sekolah Ramah Anak di SMA Kota
Tegal......................................................................................27
BAB 5 PENUTUP .............................................................................................36
5.1 Simpulan ..............................................................................................36
5.2 Saran .....................................................................................................37
5.2.1 Bagi Sekolah ..............................................................................37
5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya .......................................................37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................38
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar. Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian ini selalu
melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terimakasih kepada:
Akhir kata, kami mohon maaf kepada semua pihak apabila dalam
Harapan kami, laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan dan
berkepentingan.
Tim Peneliti
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi riil Sekolah Ramah Anak di
lingkungan SMA se Kota Tegal dan untuk menemukan strategi program
pengembangan Sekolah Ramah Anak yang sesuai dengan kondisi Kota Tegal.
Popupasi penelitian ini mencakup semua guru dan pesera didik di lingkungan
SMA se Kota Tegal sejumlah 5738 dengan rincian jumlah guru sebanyak 425 dan
peserta didik sejumlah 5313. Adapun jumlah sampel 43 guru dan 531 peserta
didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket,
wawancara dan observasi. Selanjutnya dianalisis dengan deskriptif prosentase dan
cara berfikir induktif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan
sekolah ramah anak di lingkungan SMA Kota Tegal belum sepenuhnya
dilaksanakan meskipun sudah dimaksimalkan Adapun strategi yang digunakan
dalam mengembangkan strategi sekolah ramah anak memuat 4 unsur yaitu:
perencanaan program sekolah yang sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik,aspek sarana dan prasarana yang memadai dan
sekolah juga menjamin hak partisipasi anak. Oleh krena itu disarankan sekolah
untuk lebih mengupayakan terwujudnya program sekolah ramah anak yang
berstandar pendidikan nasional dan perlu dilakukan penelitian lebih luas dan
mendalam.
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
karena itu setiap warga Negara wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
dengan tujuan untuk menekan tingginya angka buta huruf. Ironisnya sistem
pendidikan di Indonesia masih “bobrok”, selain tingginya angka buta huruf, putus
yang bila tidak diselesaikan akan menjadi masalah serius untuk pendidikan
kata lain kekerasan dalam pendidikan merupakan masalah yang tidak pernah
tersentuh.
baik di masa yang lalu maupun sekarang ini. Akan tetapi kekerasan sering kali
pendidikan. Istilah “tegas” dalam membina sikap disiplin pada anak didik,
1
dilakukan oleh guru kepada siswa seperti dilempar penghapus dan penggaris,
kekerasan psikis dalam bentuk bentakan dan kata makian, seperti bodoh,
Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Unicef pada tahun 2006 di Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara mengungkapkan bahwa hampir 80% guru
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa sebagian besar tindakan
2
teman sekelas (42 persen), guru (29,9 persen) dan teman lain kelas (28
persen).(Http://voaindonesia.com/a/1474872.html).
Selanjutnya hasil survei yang dilakukan Center for Public Mental Health
semakin tinggi kasus kekerasan di sekolah. Kemudian perasaan tidak puas para
Di luar itu, ditemukan masalah kesehatan mental dan psikososial dalam tingkat
Dr. Amitya Kumara dalam seminar 'Toward School Well Being' di Fakultas
dilakukan terhadap siswa SMA dan SMK di empat kota besar di Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Sedang permasalahan siswa SMP dan SMA lebih menonjol
diri dan hubungan sosial. Kemudian berdasarkan hasil laporan praktik kerja
tingkat SMP dan SMA, banyak ditemukan permasalahan motivasi 32,8% dan
Indonesia menambahkan hasil survei terhadap 300 anak SD, SLTP dan SLTA
di dua kecamatan di Bogor. Sebanyak 15,3% siswa SD, 18% Siswa SLTP dan
3
sekolah. Pelaku kekerasan di sekolah dilakukan oleh Guru 14,7% dan sesama
(http://news.detik.com/read/2011/05/21/165046/1643957/10/kasus-kekerasan-
di-sekolah-kian-meningkat).
mulai bulan Juni 2012 yang lalu, menunjukkan hasil pemetaan bentuk
terhadap siswa di SD/MI, SMP/MTs maupun SLTA baik kekerasan fisik, psikis
maupun seksual yang dilakukan oleh guru, teman termasuk kakak kelas,
beberapa daerah, termasuk di Kota Tegal. Bahkan sesuai data dari Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) Puspa Tegal selaku lembaga perlindungan ibu dan
terhadap anak. Berikut contoh kasus kekerasan yang ada di Kota Tegal, kasus
kekerasan dan pemerkosaan terhadap siswi SMP di Kota Tegal pada bulan
(http://www.suaramerdeka.com/vl/index.php/read/news/2013/03/04/147762/
Kasus-Kekerasan-Terhadap-Anak-di-Tegal-Semakin-Marak).
4
Kekerasan pada anak secara terus menerus mengakibatkan stress dan
kecemasan berlebihan yang akan berdampak kerusakan pada otak anak. Unicef
Layak Anak.
Sehubungan belum ada di kota Tegal maka kami akan meneliti sekolah-sekolah
pengembangan Sekolah Ramah Anak yang sesuai dengan kondisi di kota Tegal.
1) Bagaimana kondisi riil Sekolah Ramah Anak di lingkungan SMA kota Tegal?
5
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1 Tujuan
sebagai berikut:
sekolah.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Dinas Provinsi Jawa Tengah (2013:8) sekolah ramah anak (SRA)
adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak
anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.
Prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan
perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup
tumbuh, berkembangan dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat
sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah Anak
(SRA) adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam
kesejahteraan anak.
menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara
kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Anak adalah harapan
7
orang tua. Mereka bekerja keras demi masa depan anak-anaknya. Mereka ingin
segala sesuatu yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam memilih pendidikan.
Namun hal ini terkadang justru menjadi beban yang berat bagi anak. Anak sering
bila ada kerja sama yang sinergi antara keluarga, masyarakat dan pihak sekolah.
Ruang lingkup keluarga dan masyarakat yang ideal, harmonis dan sehat dapat
memiliki infrastruktur dan sarana yang memadai, sebagai syarat standar pelayanan
minimal. Misalnya, sekolah yang baik terletak tidak terlalu dekat dengan jalan
raya, karena di samping bising, polusi udara juga berbahaya bagi anak-anak yang
sedang bermain. Demikian juga penataan ruang bermain dan belajar. Ruang
belajar anak harus dibuat senyaman mungkin. Selama ini yang kita tahu belajar di
mengerjakan tugas. Sebenarnya ada hal yang jauh lebih menarik minat belajar
anak daripada duduk di bangku. Kita bisa membiarkan mereka belajar atau
mengerjakan segala sesuatu di lantai. Hal ini dapat mengurangi kejenuhan dan
terbatas kira-kira 1 menit X usianya, maka anak tidak boleh kita paksa untuk
8
2.1.2 Indikator Sekolah Ramah Anak (SRA)
Sekolah ramah anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak dan
kembang dan kesejahteraan anak. Menurut Yulfita (2000) untuk mencapai itu
berikut:
pendidikan.
4) Memberikan pendidikan yang bebas biaya dan wajib serta murah dan
aksesibel.
c. Partisipasi Masyarakat
anak.
9
b. Membantu anak, orang tua dan guru membangun hubungan harmonis
dan kolaboratif.
2) Berbasis komunitas
gizi dan kesejahteraan, peduli tentang apa yang terjadi kepada anak
3) Kesetaraan gender
tiap anak.
3) Isi terstruktur dan materi dan sumber daya yang berkualitas baik.
bahaya kekerasan
10
2.1.3 Ciri-ciri Sekolah Ramah Anak
Ada beberapa ciri-ciri Sekolah Ramah Anak yang ditinjau dari beberapa
aspek:
sosial dan budaya setempat. Serta Kasih sayang kepada murid, memberikan
perhatian bagi mereka yang lemah dalam proses belajar karena memberikan
b. Metode Pembelajaran:
mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi
lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan
teman siswa lain. Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh
11
c. Proses belajar mengajar
Didukung oleh media ajar seperti buku pelajaran dan alat bantu ajar/peraga
lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagai fasilitator proses belajar
e. Penataan Kelas;
murid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan buku sehingga artistik dan menarik
serta menyediakan space untuk baca (pojok baca). Bangku dan kursi
12
f. Lingkungan Kelas
majalah dinding, taman kebun sekolah), Tersedia fasilitas air bersih, higienis
seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak, Di
Ada beberapa prinsip yang mungkin bisa diterapkan untuk membangun sekolah
mengajar.
c. Jika saat ini sekolah hanya menuntut anak dengan berbagai nilai-nilai positif
berdasarkan perspektif prestasi orang tua dan target pengajaran para pendidik,
maka sekolah perlu menciptakan ruang bagi anak untuk berbicara mengenai
13
sekolahnya. Tujuannya agar terjadi dialektika antara nilai yang diberikan oleh
d. Para pendidik tidak perlu merasa terancam dengan penilaian peserta didik
karena pada dasarnya nilai tidak menambah realitas atau substansi para obyek,
melainkan hanya nilai. Nilai bukan merupakan benda atau unsur dari benda,
e. Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak
dalam keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan
dari realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman
bahwa ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan ri’il.
untuk memaknai lebih dalam interaksi antara pendidik dengan anak. Untuk
menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus diluar jam
sekolah yang berisi sharing antar anak maupun sharing antara guru dengan
bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang tua ketika mereka
mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan orang tua
terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam sebuah
materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi
(Yulfita, 2000:22).
14
2.2 Pengertian Peserta Didik
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
didik, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara,
kegiatan pendidikan.Sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi
disimpulkan bahwa peserta didik adalah orang yang mempunyai fitrah (potensi)
dasar, baik secara fisik maupun psikis, yang perlu dikembangkan, untuk
berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar
dari suatu lembaga pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa anak didik merupakan
semua orang yang sedang belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal
maupun lembaga pendidikan non formal. Anak didik adalah subjek utama dalam
15
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis
yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah
karakteristik, diantaranya:
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik
perlakuan manusiawi.
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperi Siswa, Mahasiswa,
16
Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan
perguruan tinggi
Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti Pusat
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang
Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal,
adalah makhluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang
tidak mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau
buruk.
kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang yang dewasa. Masa remaja
sering dikenal denga masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai
17
1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
2. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagi pria atau wanita dewasa yang
5. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya
memiliki anak
bertingkah laku .
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
yang dikaji adalah menyangkut hal-hal yang sedang berlangsung dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendekatan ini dipilih dengan alasan data tentang gejala-gejala yang akan
diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata dari
responden yang sedapat mungkin tidak dipengaruhi dari luar, sehingga bersifat
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta didik di lingkungan SMA se
kota Tegal sejumlah 5738 dengan rincian jumlah guru sebanyak 425 dan peserta
didik sejumlah 5313. Berdasarkan jumlah populasi yang lebih dari 100 buah,
Dalam penelitian ini menggunakan 10% dari populasi yang ada untuk guru dan
peserta didik.
19
3.1.3 Desain Penelitian
RANCANGAN PROGRAM
PELAKSANAAN SEKOLAH RAMAH ANAK
TEKNIK
PENDIDIKAN
PENGUMPU (INKLUSIF, SEHAT, AMAN,
DI KOTA TEGAL
LAN DATA PROTEKTIF, PARTISIPASI
MASARAKAT)
CIRI-CIRI:
STRATEGI PROGRAM
PENGEMBANGAN SIKAP, METODE, PROSES,
SEKOLAH RAMAH ANAK KETERLIBATAN PESERTA
DIDIK, LINGKUNGAN KELAS
untuk menggali data mengenai pendapat peserta didik tentang perlakuan yang
diberikan oleh guru, serta mengetahui pendapat guru mengenai tugas dan
kewajiban seorang guru. Dan terakhir dengan teknik dokumentasi yang digunakan
untuk melengkapi dan memperkuat data-data yang diperoleh dari metode angket
dan wawancara yaitu mendapatkan data jumlah siswa, guru SMA yang ada di kota
Tegal.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif dan
20
BAB 4
HASIL PENELITIAN
beberapa guru dan peserta didik SMA Se-Kota Tegal dengan menggunakan
langsung dari bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Berikut
adalah hasil dari observasi dan wawancara tentang pelaksanaan sekolah ramah
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan ditemukan beberapa hal yang
kurang menunjukkan kriteria sekolah ramah anak, misalnya dari sudut kebersihan
masih banyak sampah yang belum di buang dan masih tersimpan dipojok gedung,
kantin yang kurang bersih sehingga membuat sebagian peserta didik merasa
kurang nyaman, kamar mandi/WC yang bau dan jumlahnya masih kurang hal
tersebut terlihat karena banyaknya peserta didik yang antri, rumput taman yang
tinggi, taman sekolah yang tidak terurus, ruang kelas yang kotor. Selain itu ada
beberapa hal lagi yang tidak menunjukkan sekolah ramah anak, seperti sikap acuh
tak acuh dilingkungan sekolah yang dilakukan oleh sebagian guru, satpam, TU,
maupun peserta didik itu sendiri. Selama peneliti di sekolah menjumpai kejadian
21
kekerasan psikis yang dilakukan oleh guru, yaitu pada saat ada peserta didik yang
langsung dimarahi di depan umum dan dengan cacimaki. Kemudian pada saat
dengan nada yang tidak enak apalagi dilakukan di depan peserta didik. Selain itu
tempat parkir peserta didik pun masih terlihat kurang rapi, penataan kendaraan
yang tidak pada tempatnya dikarenakan masih ada sekolah yang kurang
bau menyengat tidak sedap, mushola kotor, ruang laboratorium kecil dan
sederhana, ruang perpustakaan kecil dan bukunya sedikit pula, serta masih banyak
lagi lainnya.
Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa
sekolah yang belum menunjukkan sekolah ramah anak. Untuk lebih meyakinkan
lagi kemudian peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah peserta didik dan
guru. Hasil wawancara dengan peserta didik menujukkan bahwa masih ada sikap
yang kurang menyenangkan dari beberapa guru maupun staf, sebagian peserta
dipermalukan karena tidak bisa mengerjakan soal atau ulangan dapat nilai jelek,
membayar iuran telat, berangkat sekolah terlambat. Selain itu fasilitas sekolah
juga kurang maksimal seperti kantin yang kecil sehingga kalau mau membeli jajan
selalu berdesakan, ruang perpustakaan sempit dan bukunya sedikit, tempat parkir
kecil, ruang kelas kurang menyenangkan terlihat kotor, meja kursi ada yang sudah
22
rusak, banyak coretan belum diganti/belum dibersihkan. Laboratorium tidak
Tabel 1
Pelaksanaan SRA menurut pendapat Peserta Didik SMA Se-Kota Tegal
Terlebih jika dikaitkan dengan pelaksanaan sekolah ramah anak, karena fasilitas
kurang memadai dan mereka masih sering menerima hukuman baik psikis
maupun fisik dari guru maupun pihak lain yang terkait dengan lingkungan
pendidikan. Kondisi sekolah saat ini dapat dimaknai sebagai suatu sekolah yang
kurang memfasilitasi dan memberdayakan anak namun lebih kepada tuntutan oleh
melakukan wawancara dengan beberapa guru dan hasilnya beberapa guru masih
23
mengakui melakukan tindakan kekerasan baik fisik maupun psikis dengan alasan
karena emosi yang kadang tidak terkontrol, ada juga yang mengatakan kalau
peserta didik tidak diberi kekerasan maka biasanya peserta didik tersebut akan
Berdasarkan hasil angket yang disebar ke guru SMA se-Kota Tegal, maka
Tabel 2
Pelaksanaan SRA menurut pendapat Guru SMA Se-Kota Tegal
sesuai, 18.6% tidak sesuai, sebanyak 9,3% menyatakan sangat sesuai dan 4.7%
24
4.2 STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH
RAMAH ANAK DI SMA KOTA TEGAL
4.2.1 Strategi Pengembangan Sekolah Ramah Anak
dan berahlak mulia, memiliki motivasi belajar yang tinggi, kreatif, disiplin,
Sekolah harus dapat menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik
kondusif tersebut, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
25
itu, penciptaan lingkungan yang bersih, akses air minum yang sehat, bebas
dari sarang kuman, dan gizi yang memadai merupakan faktor yang penting
tetapi sesuai dengan kebutuhan anak. Adanya zona aman dan selamat ke
dan kelas yang menarik, memikat, mengesankan, dan pola pengasuhan dan
menyenangkan.
d. Sekolah juga harus menjamin hak partisipasi peserta didik. Adanya forum
kreatif pada peserta didik, ketersediaan kotak saran kelas dan sekolah,
dapat mengungkap pandangan secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil
26
jawab untuk menghormati hak-hak orang lain, kemajemukan dan menyelesaikan
terbaik bagi anak, yaitu hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, partisipasi
peserta didik dari satuan pendidikan sehingga dengan adanya standar ini
27
memiliki sikap setia kawan dan lulusan memiliki sikap bangga terhadap
2. Standar Isi
Standar ini merupakan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang memuat
beban belajar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan atau kurikulum yang
(UUPA).
Jika anak digunakan untuk tujuan seksual bagi orang yang lebih tua
28
Termasuk disini adalah penyalahgunaan anak untuk pornografi, pelacuran
Meliputi serangan terhadap perasaan dan harga diri anak. Perlakuan salah
ini sering luput dari perhatian padahal kejadian bisa sangat sering karena
Anak (UUPA).
4. Standar Proses
memotivasi peserta didik untuk berperan aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat,
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Paling tidak ada beberapa
ciri yang harus dimiliki apabila suatu ketika ingin menjadi Sekolah Ramah
Anak yaitu:
b. Memberi bantuan berupa sandang seperti seragam, sepatu, tas, buku dan
c. Memberi ruang kepada peserta didik untuk berkreasi, dan partisipasi sesuai
29
d. Memberikan perlindungan dan rasa aman bagi peserta didik.
i. Saling menghormati hak-hak peserta didik baik antar peserta didik, antar
senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was,
dipersilahkan.
l. Proses belajar mengajar didukung oleh media ajar seperti buku pelajaran
dan alat bantu ajar atau peraga sehingga membantu daya serap peserta
didik.
30
5. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menjadi sekolah
a. Penataan Kelas
dan buku sehingga artistik dan menarik serta menyediakan pojok baca.
- Bangku dan kursi ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak Tegal
b. Lingkungan Sekolah
sendiri.
- Fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan
fasilitas.
31
- Penerapan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan kesehatan
yang disepakati, dikontrol dan dilaksanakan oleh semua peserta didik dan
warga sekolah.
- Ruang kantin bersih, bebas dari debu dan lalat, kantin yang menjual
sambil berdiri.
6. Standar Pembiayaan
Dalam standar pembiayaan, paling tidak ada tiga unsur yang perlu
a. Peserta didik tidak dilibatkan dalam urusan keuangan yang terkait dengan
32
b. Infaq tidak digunakan untuk alasan mencari dana tambahan (tidak ada
tekanan dan sindirian bagi peserta didik yang tidak mampu memberi
infaq).
c. Program wisata dibahas secara transparan dengan orang tua murid dan
7. Standar Pengelolaan
2. Sanksi yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar tata tertib,
disepakati antara guru, peserta didik dan orang tua pada awal tahun
pelajaran.
“poin”.
tahun pelajaran.
sekolah.
didik, diantaranya:
non akademik.
33
b. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik yang kurang
penilaian.
ramah anak, maka guru harus mampu menciptakan suasanan pembelajaran yang
kondusif. Maka disinilah guru memiliki peran yang sangat strategis. Dari hasil
analisis dan diskusi dengan beberapa guru SMA di Kota Tegal maka, peranan
tersebut adalah:
1. Guru sebagai fasilitator, yaitu memberi akses ke sumber belajar, alat dan
alternatif.
balik.
34
6. Guru sebagai pengarah, yaitu menentukan lingkup bahasan yang ingin
keputusan.
aturan
35
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
berikut: Pertama, menunjukkan bahwa program sekolah ramah anak di SMA kota
peserta didik menganggap pelaksanaan sekolah ramah anak belum sesuai karena
masih banyak sarana dan prasarana yang kurang mendukung selain itu peserta
didik juga masih sering mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan baik
secara fisik maupun psikis. Hal tersebut juga diakui oleh sebagian guru meskipun
sebenarnya dari pihak sekolah sudah mengupayakan program sekolah ramah anak.
salah satunya tentang fasilitas yang kurang memadai baik di sekolah swasta
maupun sekolah negeri. Fasilitas bukan hanya sebagai penentu kriteria sekolah
ramah anak, sikap guru maupun staf yang bijaksanan tanpa adanya kekerasan baik
secara fisik maupun psikis juga sebagai bagian dari kriteria program sekolah
ramah anak.
ramah anak di SMA kota Tegal setidaknya memuat empat unsur, yaitu (a)
36
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (c) sarana dan prasarana yang
5.2 Saran
merupakan tugas bagi semua pihak yang terkait bukan hanya guru tetapi
37
DAFTAR PUSTAKA
http://www.idp-europe.org/eenet/newsletter2_Indonesia/page30.php
Htttp//www. unicef.org/child_friendly_school_manual/040809.
http://tomindflys.blogspot.com/2010/02/sekolah-ramah-anak.html
http://www.yskk.org/berita/sekolah-ramah-anak-sebagai-pendidikan
berorientasi-pada-kebutuhan-anak.html/
http://jhoeydhyn.blogspot.com/2011/10/pengertian-guru-dan-peserta-
didik.html
http://m.voaindonesia.com/a/1474872.html
http://news.detik.com/read/2011/05/21/165046/1643957/10/kasus-
kekerasan-di-sekolah-kian-meningkat
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/03/04/147762/
Kasus-Kekerasan-Terhadap-Anak-di-Tegal-Semakin-Marak
38
YAYASAN PENDIDIKAN PANCASAKTI TEGAL
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
tu)
IEEII.
LEMBAGA PENELITIAN
Jl. Halmahera Km-1 -1e9a152122
sekretariat: Telo. (0283) 351082 i Rektor: Telp./Fax. 351267
website : www.Ljpstegal.ac.id email : upstegal@gmail.com
.
SURAT TUGAS
Nomot | 277 /KlLemlir/uPs /l/2014
,1,^\\
s.lro\
198803 1001
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
Gedung E Jl. Ki Gede Sebayu No. I Tegal
Telp. (0283) 351008 Kode Pos 52123
REKOMENDASI
NoMoR: 07L/ot
Tembusan:
1. Walikota Tegal.
2. Kepala SMA Negeryswasta se- Kota Tegal
3. Arsip.
ANGKET PENELITIAN UNTUK GURU
I. PENGANTAR PENELITI
Alamat : ...................................................................
JAWABAN
No PERTANYAAN SUDAH/ DALAM BELUM/
ADA PROSES TIDAK ADA
1. Tersedianya kesempatan dan tempat belajar yang
sama bagi semua peserta didik.
I. PENGANTAR PENELITI
JAWABAN
NO PERTANYAAN
SS S KS TS STS
1. Fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk
kepentingan belajar mengajar sudah memadai.
2. Lingkungan sekolah kami bersih, sehat, dan aman,
sehingga kami merasa nyaman belajar di sekolah.
3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh
Bapak/Ibu guru menurut kami kreatif.
4. Ruang kelas yang ada di sekolah kami sudah
nyaman.
5. Kami sudah merasa bahwa Bapak/Ibu guru telah
memberikan perhatian yang sama kepada semua
peserta didik.
6. Komunikasi kami dengan Bapak/Ibu guru, staff,
dan pegawai sekolah yang lain lancar.
7. Menurut kami setiap peserta didik telah diberi
kesempatan yang sama untuk berprestasi di
sekolah.
8. Bapak/Ibu guru dalam memberi tugas sudah sesuai
dengan tujuan kurikuler.
9. Tata tertib yang ada di sekolah sudah jelas, tinggal
mengikuti saja.
10. Kami dapat menyesuaikan diri dengan tata tertib
yang ada di sekolah.
11. Tata tertib sekolah ternyata dapat membantu kami
berdisiplin.
12. Menurut kami Bapak/Ibu guru dalam membimbing
sudah melakukannya dengan ramah.
13. Menurut kami, Bapak/Ibu guru dalam mendidik
peserta didik bersikap demokrasi.
14. Di sekolah kami, biaya pendidikan tergolong
relatif murah.
15. Sekolah kami tidak pernah memungut iuran yang
tidak jelas penggunaanya.
JAWABAN
NO PERTANYAAN
SS S KS TS STS
16. Pelayanan TU di sekolah kami tertib dan ramah.
17. Kantin di sekolah kami sudah cukup memenuhi
kebutuhan peserta didik.
18. Kebersihan kantin di sekolah kami sudah terjaga
dengan baik.
19. Toilet di sekolah kami bersih dan jumlahnya cukup
memadai.
20. Petugas keamanan (satpam) di sekolah kami sangat
disiplin dan ramah.
TERIMA KASIH