Anda di halaman 1dari 6

Nabilah Salsabila Sudirman

Hubungan Internasional / 5B

Zaman Pertengahan Eropa

Periode yang dinamakan Abad Pertengahan tidak didefinisikan dengan baik mengenai awal
atau akhirnya. Namun, dengan awalan di tahun 476 dengan tanda provinsi-provinsi kekaisaran di
Barat hampir seluruhnya dikuasai oleh bangsa Teutonic. Periode pertengahan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu Abad Pertengahan awal yang terbentuk di Eropa Barat yang merupakan abad
kekacauan, ketidakpedulian dan kemunduran yang diakibatkan invansi bangsa-bangsa Barbar.
Pada Abad Pertengahan selanjutnya, dimana era yang lebih tenang, peningkatan ilmu pengetahuan
dan kemajuan hampir semua dibidang kegiatan manusia.

Bangsa Jerman secara prinsip merupakan ras Baltic yang berbicara Bahasa Teutonic.
Disatu pihak, berhubungan dengn bangsa-bangsa berbahasa Yunani dan Latin, dan dipihak lain
berhubungan dengan bangsa berbahasa Celtic, Lettic dan Slavic. Beberapa bangsa Jerman paling
dekat dengan bangsa Roma, belajar dari bangsa Roma untuk membaca dan menulis, membuat
senjata dan pakaian yang lebih baik, menggunakan uang, menikmati kemewahan asing dan juga
menerima agama Kristen, sehingga diantara mereka membentuk hubungan persahabatan yang
baik.

Kekaisaran Roma telah lama penuh dengan bangsa Jerman. Dan peradaban kuno
mengalami kejutan besar ketika bangsa Jerman memasuki kekaisaran Roma. Mereka tidak seperti
orang-orang Roma dalam hal berpakaian dan kebiasaan hidup, bahkan ketika mereka hidup dalam
damai di kekaisaran, mereka membiakan saluran air, jembatan dan jalan tanpa perbaikan. Teater,
kamar mandi umum, dan bangunan public dibiarkan hancur. Mereka tidak menghargai pendidikan,
karena hidup mereka utamanya dicurahkan untuk pertanian, mereka mengabaikan industry dan
perdagangan hingga di Erpa Barat mengalami kemunduran. Namun, gabungan dari bangsa Jerman
dan Roma menghailkan karya besar diawal Abad Pertengahan di Eropa Barat.

Bangsa Frank dengan rajanya Clovis banyak melakukan melakukan penaklukan dengan
seorang pemeluk katholik Roma, Clotilda. Kekuatan yang dibentuk Clovis merupakan kekuatan
terkuat di Eropa selama 250 tahun, yang pada akhirnya sampai pada raja Charles Agung yang
menciptakan kekaisaran Kristen dan Jerman menggantikan Kekaisaran Roma.
Charles Agung telah meningkatkan pendidikan dan seni diantara bangsa Frank. Dan semua
karya beradab menjadi aawal penuh harapan. Berabad-abad berlalu sebelum pendidikan dan seni
eropa barat bangkit dari keterpurukan akibat invansi bangsa Jerman.

Setelah kematian Charles Agung, kekuasaan dibagi menjadi beberapa bagian atas saudara-
saudaranya. Di bagian timur dibawah kekuasaan Louis, dihuni hampi seluruhnya oleh bangsa
Jerman yang akan berkembang menjadi Jerman Modern. Kerajaan Frank di barat, dibawah
kekuasaan Charles, dihuni oleh keturunan Gaul yang telah di Romanisasi dan akan berkembang
menjadi Prancis modern. Kerajaan Lothar, tidak menjadi negara nasional sekarang ini, tetapi
bagian kerajaan ini masuk ke Kerajaan Italia, dan bagian lainnya menjadi negara Belgia, Belanda,
Luxemburg dan Swiss.

Lalu, gagasan kekaisaran dihidupkan kembali sekitar 150 setelah kematian Charles Agung
oleh seorang penguasa Jerman yang cakap, Otto I atau yang sering dipanggil Otto Agung. Ia
memimpin pasukannya melintasi Alps, menuju Roma dan menyuruh paus memahkotai dirinya
sebagai kaisar Roma (962). Kekaisaran baru ini menjadi kekaisaran Roma Suci dan bertahan
selama lebih dari 800 tahun dan benar-benar tidak menghilang dari kancah politik hingga awal
abad ke-19.

Revolusi Industri

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya


perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di
dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa
Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap
aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan
pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi
sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-
negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat.
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia,
yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal
dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik
pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut
dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya
peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur
menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada
akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.

Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha
untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya
Revolusi Industri antara lain:

(1) Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia
(2) Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia
(3) Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak)
(4) Sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan
perusahaan (korporasi)
(5) Adanya pasar bebas (kapitalisme)

Revolusi Indutri 1.0

Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa hanya
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin. Hal ini memiliki kendala yang cukup
besar, karena seperti kita ketahui bahwa tenaga-tenaga tersebut cukup terbatas. Misalkan tenaga
otot: untuk mengangkat barang berat, bahkan dengan menggunakan katrol, dibutuhkan istirahat
berkala. Hal tersebut merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga. Hingga pada tahun 1776,
James Watt menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penemuan mesin uap menjadikan
proses produksi lebih efisien dan murah. Tiada lagi permasalahan waktu dan tempat spesifik yang
diperlukan untuk memproduksi sesuatu.

Revolusi Industri 2.0


Pabrik pada umumnya telah menggunakan tenaga mesin uap ataupun listrik. Namun
kendala lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses transportasi. Untuk memudahkan
proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas, alat transportasi untuk pengangkutan
barang berat seperti mobil sangat diperlukan. Sebelum Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus
dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare
part satu ke tempat spare part lainnya. Hingga akhirnya pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai
dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan”
atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang
menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi spesialis,
cuma mengurus satu bagian saja, seperti misalnya pemasangan ban.

Revolusi Industri 3.0

Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya. Revolusi Industri 3.0
adalah penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot. Di saat
ini, dunia bergerak memasuki era digitalisasi. Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat
dilakukan manusia seperti menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai dapat
dilakukan oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai Revolusi di
bidang industry namun juga di bidang informasi.

Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital
yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan
Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak
hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat
dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di
pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama
terhubung dengan internet. Dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0,
diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artifical Intelligence(AI),
kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal terbesar
didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
Renaissance Eropa

Kata renaisans sebuah istilah untuk semua perubahan di masyarakat, hukum, dan
pemerintahan dalam ilmu pengetahuan, filosofi, agama dan kesusastraan serta seni mengubah
peradaban abad pertengahan menjadi peradaban zaman modern. Renaissans pertama kali muncul
di Itali dan menyebar melampaui Pegunungan Alpen menyebar hingga ke seluruh Eropa barat.

Italia telah mendorong kebangkittan kembali pendidikan dengan mempelajarai karya-karya


klasik. Para cendekiawan di Jerman, Inggris, dan Prancis membantunya dengan mesin cetak dan
memperluas gerakan mereka. Salah satu cendekiawan paling ternama adalah Erasmus edisi
Perjanjian Baru dalam Bahasa Latin.

Pada abad ini, para bangsawan Prancis mulai mengganti tempat tinggal mereka yang suram
dengan rumah-rumah bergaya country yang elegan. Selain itu, pra arsitek Itali juga
memperkenalka ornament dan seni patung yang akhirnya berkembang di seluruh eropa.

Selain itu, sains juga mendapat dukungan ketika renaisans. Seperti Copernicus yaitu
pendiri astronomi modern, ia memberi kesimpulan bahwa bumi berputar pada porosnya, bersama-
sama dengan planet lain nya mengitari matahari. Selain itu mereka juga menerima pendapat dari
filsuf Aristoteles dan filsuf lainnya, dengan menciptakan metode ilmiah.

Kembangkitan membangkitkan semangat eksplorasi dan menyebabkan penemuan rute-


rute samudra hingga ke Timur dan Amerika. Akibatnya, perdagangan secara luas terstimulasi dan
menyebabkan adanya kolonialisme di dunia bagian Timur, diikuti dengan pengetahuan baru yang
berhubungan dengan navigasi laut.

Secara politik, reformasi mengekspresikan perlawanan negara-negara Eropa terhadap


otoritas sekuler yang dimiliki gereja. Jika secara ekonomi, reformasi menyeruakan sebuah protes
dari golongan bawah ke golongan bawah. Protes paling keras terjadi di Jerman. Perpaduan antara
politik dan ekonomi berkombinasi dengan karakter tokoh agama yang keras, seperti Martin Luther.
Dengan menolak sistem indulgence para pasukan salib, peziarah, dan pada mereka yang
menyumbangkan uang untuk property soleh. Luther mengutuk pengumpulan dana berlandaskan
agama, dan ia sering berfikir bagaimana mereka bisa menghapus hukuman dosa tanpa pertaubatan
sejati. Bahkan ia membakar dekrit-dekrit paus di alun-alun pasar Wittenberg.
Antagonisme agama dan perselisihan politik menimbulkan perang tiga pulun tahun (Thirty
Years War) berupa serangkaian konflik yang melibatkan hampir semua Eropa Barat dan diakhiri
dengna perjanjian Wesphalia yang disusul dengan reformasi dan perjanjian ini menyelesaikan
perselisihan agama, pengaturan kembali territorial.

Referensi

Agustini Kala Ayu, Nitia. Peluang Social Innovation dalam Revolusi Industri 4.0: Bagaimana
Perkembangannya di Indonesia. Forbil Institute. Yogyakarta.

Kristiyanto, Eddy. Absolutisme Negara dan Lembaga Agama; Pasca Aufklarung di Eropa Barat.
Jurnal Lintas Vol. 21 No. 2, 2005

Webster, Hutton. World History; Sejarah Dunia Lengkap. Indoliterasi Grup, Yogyakarta: 2016.

Saifullah. Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern. Jurnal
Ushuluddin. Vol. XXII No. 2, Juli 2014.

Sofiana, Yuninda. Pengaruh Revolusi Industri Terhadap Perkembangan Desain Modern. Jurnal
Huaniora. Vol 5 No. 2, Oktober: 2014

Anda mungkin juga menyukai