Alamat korespondensi: p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
e ISSN 1475-222656
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: psmegayani@gmail.com
108
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
109
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
pengalaman negara maju seperti Amerika lingkungan tidak panas membutuhkan air
Serikat, menyatakan bahwa penyakit akibat dianjurkan sekurang-kurangnya 1,9 liter/hari
kerja terbesar yang sering ditemukan disebabkan (Direktorat Kesehatan Kerja RI, 2014). Air
oleh faktor kimia (bahan-bahan kimia). Selain tersebut sebaiknya diberikan dalam jumlah kecil
faktor bahan-bahan kimia yang merupakan tapi frekuensinya lebih sering yaitu 1 jam
kelompok terbesar pertama di lingkungan kerja, minum 2 kali, dengan interval 20-30 menit,
maka faktor fisik adalah kelompok terbesar dengan suhu optimum air adalah 10˚C-21˚C
kedua dan menjadi sumber masalah penting (Suma’mur, 2008).
lainnya. Salah satu faktor fisik adalah iklim Industri sandang (tekstil) kian hari kian
kerja yang panas (Soeripto, 2008). penting kedudukannya dalam perekonomian
Paparan lingkungan kerja fisik seperti negara kita, sesuai dengan tujuan pemerintah
lingkungan kerja panas yang terus berlanjut untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, masalah sandang. Perindustrian tekstil ditinjau
salah satunya adalah dehidrasi. Konsumsi air dari segi higene perusahaan dan kesehatan kerja
minum perlu diperhatikan karena kekurangan sangat penting. Faktor-faktor fisik seperti
cairan dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi tekanan panas dan kegaduhan dapat
juga. Dehidrasi yang berkepanjangan dapat menimbulkan gangguan kesehatan
menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Selain itu, (HIPERKES, 2011).
dehidrasi juga dapat mempengaruhi berat badan Salah satu pabrik tekstil yang mempunyai
seseorang akibat keringat dan urin yang keluar lingkungan kerja yang memiliki tekanan panas
selama beraktivitas. Dehidrasi adalah yang tinggi adalah PT. Candi Mekar yang
kehilangan cairan tubuh yang berlebihan karena memproduksi kain putih atau kain mori.
penggantian cairan yang tidak cukup akibat Perusahaan ini satu-satunya perusahaan tekstil
asupan yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh terlama di Kabupaten Pemalang. Dalam proses
dan terjadi peningkatan pengeluaran air produksi kain putih atau kain mori ada dua
(Hardinsyah, 2010). bagian yaitu bagian weaving dan bagian finishing.
Pekerja industri merupakan populasi yang Bagian weaving adalah proses dari bahan baku
sering melakukan kegiatan fisik di lingkungan benang menjadi kain, dalam proses ini pekerja
panas dalam waktu yang lama sehingga paling berdiri selama 8 jam dan kondisi lingkungan
berpotensi untuk mengalami kekurangan cairan kerja yang panas melebihi 30,6°C (nilai ambang
karena pengeluaran keringat berlebih dan terjadi batas faktor fisik tempat kerja 75% kerja dan
peningkatan respirasi, namun masalah ini masih 25% istirahat dengan beban kerja ringan) yaitu
sering diabaikan. Pekerja memiliki asupan mencapai 31,47°C. Oleh karena itu, pekerja
cairan yang cukup merupakan cara intervensi yang bekerja pada bagian weaving merupakan
yang paling efektif untuk menjaga kesehatan pekerjaan yang sangat melelahkan. Alat dalam
dan produktivitas pekerja selama bekerja. proses weaving masih menggunakan alat semi-
Pekerja dalam lingkungan panas sekurang- modern dibandingkan dengan perusahaan tekstil
kurangnya harus mengkonsumsi air sebanyak lainnya, hal ini dikarenakan kualitas kain yang
2,8 liter. dihasilkan lebih bagus dan halus sehingga
Air minum merupakan unsur pendingin membutuhkan pekerja lebih banyak dalam
tubuh yang penting dalam lingkungan panas proses produksinya, selain itu pekerja yang baru
terutama bagi tenaga kerja yang terpapar oleh bekerja 1-6 bulan sering mengeluhkan panas
panas yang tinggi sehingga banyak saat bekerja dan rasa haus yang berlebih, hal
mengeluarkan keringat. Sebagai pengganti tersebut terkait dengan gejala dehidrasi.
cairan yang hilang, kebutuhan air dan garam Sedangkan, bagian finishing adalah proses
perlu mendapat perhatian. Dalam lingkungan pencelupan dan penggolongan yang merupakan
kerja yang panas diperlukan ≥ 2,8 liter/hari, bahan baku kain. Kondisi lingkungan kerja lebih
sedangkan untuk pekerjaan dengan suhu dingin daripada di bagian weaving.
110
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
PT. Candi Mekar telah menyediakan air pertukaran panas antara tubuh dengan
minum berupa air dalam galon besar, dalam tiga lingkungan sekitar (Suma’mur, 2009).
ruangan di bagian weaving, setiap sudut ruangan Keseimbangan air di dalam tubuh perlu
diletakkan satu galon besar berisi 30 liter untuk dijaga melalui pemenuhan kebutuhan air.
setiap shift dan pekerja minum dengan Kebutuhan air bagi setiap individu akan
menggunakan gelas plastik yang telah berbeda-beda, tergantung dari ukuran fisik,
disediakan di dekat galon tersebut, satu gelas umur, jenis kelamin, aktivitas fisik dan
berisi 250 ml. Pada bagian weaving terdapat tiga lingkungannya. Perkiraan kebutuhan air tubuh
ruangan yaitu weaving persiapan, weaving I dan biasanya berdasarkan asupan energi, luas
weaving II, setiap ruangan terdiri dari 40-60 permukaan tubuh, atau berat badan tubuh.
pekerja untuk setiap shift perbagian. Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan proporsi terhadap jumlah energi yang
pada tanggal 19 mei 2016, dari 15 pekerja 10 dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan
pekerja (70%) frekuensi konsumsi air saat rata-rata. Pemenuhan kebutuhan air diperlukan
bekerja cenderung jarang bahkan hanya 1 kali untuk menggantikan pengeluaran air dari
minum dalam 7 jam kerja tidak termasuk saat pernapasan, kulit, ginjal (urin), serta saluran
istirahat. Dan 11 pekerja (73,34%) mengalami pencernaan (Santoso, 2012).
perasaan haus saat bekerja, 12 pekerja (84%) Keseimbangan cairan tubuh adalah
mengalami perasaan lemas saat bekerja, 10 keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk
pekerja (70%) mengalami perasaan panas saat dan keluar tubuh. Keseimbangan air di dalam
bekerja, hal ini terkait dengan gejala dehidrasi. tubuh dipengaruhi oleh konsumsi cairan dan
Hasil pengukuran suhu ruang kerja yang di pengeluaran air. Melalui mekanisme
lakukan pada 5 titik pengukuran yang dilakukan keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di
pada pukul 12.30-14.30 WIB di tiga ruangan dalam tubuh setiap waktu berada di dalam
didapatkan hasil suhu ruang kerja tertinggi jumlah yang tetap/konstan. Apabila
mencapai 31,47°C, berdasarkan Keputusan terjadi ketidakseimbangan cairan di dalam
Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/MEN/1999 tubuh, akan timbul kejadian dehidrasi
tentang nilai ambang batas faktor fisik tempat (kehilangan air secara berlebihan). Konsumsi air
kerja yaitu untuk iklim kerja berdasarkan indeks terdiri atas air yang diminum dan yang
suhu basah (ISBB) adalah beban kerja ringan diperoleh dari makanan sebagai hasil
dan waktu kerja 75% kerja dan waktu istirahat metabolisme yang keluar dari tubuh termasuk
25% iklim kerja seharusnya 30,6°C. Dengan yang dikeluarkan sebagai urine, air di dalam
kondisi ruangan yang beratapkan asbes, tidak feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan
terdapat ventilasi terbuka yang cukup dan paru-paru (Almatsier, 2009).
keadaan lingkungan kerja yang tertutup, Dehidrasi adalah gangguan dalam
sehingga panas di tempat tersebut tidak dapat keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal
dialirkan ke luar dengan lancar, serta keluhan ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak
pekerja selama bekerja yaitu cepat merasa haus daripada pemasukan (misalnya minum).
dan merasa panas sehingga mempengaruhi Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai
produktivitas kerja. dengan gangguan keseimbangan elektrolit tubuh
Iklim kerja panas adalah kombinasi (Santoso, 2012).
antara suhu udara, kelembaban udara, Berdasarkan latar belakang yang telah
kecepatan gerakan dan suhu radiasi, kombinasi diuraikan maka dirumuskan masalah mengenai
keempat faktor itu dihubungan dengan produksi Hubungan iklim kerja panas dan konsumsi air
panas oleh tubuh. Suhu tubuh manusia minum saat kerja dengan dehidrasi pada pekerja
dipertahankan hampir menetap akibat di PT Candi Mekar Pemalang bagian weaving
keseimbangan antara panas yang dihasilkan di tahun 2016.
dalam tubuh sebagai akibat metabolism dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
111
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
mengetahui hubungan iklim kerja panas dan yang telah berpengalaman, sehingga sampel
konsumsi air minum saat kerja dengan dehidrasi yang didapatkan 53 pekerja.
pada pekerja di PT Candi Mekar Pemalang Sumber data dalam penelitian ini data
bagian weaving tahun 2016. yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu:
data primer merupakan data hasil pengamatan
METODE atau data yang diolah oleh peneliti. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui
Variabel penelitian yaitu suatu atribut, penilaian lingkup lingkungan kerja untuk
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan mengukur iklim kerja panas dengan
yang mempunyai variasi tertentu, ditetapkan menggunakan alat Quest Temp berdasarkan
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik NAB (Nilai Ambang Batas) iklim kerja panas
kesimpulannya. Pada penelitian ini variabel dan pengukuran dehidrasi dengan
yang digunakan yaitu: variabel bebas menggunakan pengukuran berat jenis urin.
merupakan variabel yang berhubungan atau Selain itu juga dilakukan wawancara
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya menggunakan kuesioner untuk mengetahui usia
variabel independent. Variabel bebas dalam responden, status gizi dengan mengetahui berat
penelitian ini adalah iklim kerja panas dan badan dan tinggi badan responden, obat-obatan
konsumsi air. Variabel terikat atau dependent (obat hipertensi, doping golongan diuretik dan
merupakan variabel yang berhubungan atau obat pelangsing perut atau obat diet) yang
yang menjadi akibat karena adanya variabel dikonsumsi responden di PT Candi Mekar
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini Pemalang bagian weaving, dan kuisioner untuk
adalah dehidrasi. Variabel perancu adalah mengetahui terjadinya dehidrasi pada pekerja.
variabel yang mengganggu hubungan antara Selain itu, data sekunder diperoleh dari PT
variabel bebas dan varaibel terikat. Variabel Candi Mekar di Pemalang, buku perpustakaan,
perancu dalam penelitian ini yaitu usia, status jurnal, dan media internet yang berhubungan
gizi, masa kerja dan obat-obatan yang dengan media penelitian yaitu meliputi:
menganggu sirkulasi darah terhadap tekanan gambaran umum dan proses produksi yang
panas. terdapat di PT Candi Mekar Pemalang bagian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian weaving serta gambaran umum tentang
analitik. Metode atau rancangan penelitian yang terjadinya dehidrasi.
digunakan adalah metode penelitian survey Instrumen penelitian adalah perangkat
analitik dengan menggunakan pendekatan cross yang digunakan untuk mengungkap data,
sectional. Populasi adalah keseluruhan elemen sehingga data dapat dianalisis dan akhirnya
atau subjek riset (misalnya manusia) yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah Instrumen penelitian yang digunakan adalah
keseluruhan subjek atau semua pekerja bagian sebagai berikut: Instrumen penelitian untuk
weaving persiapan, weaving I dan weaving II di mengukur iklim kerja panas dengan
PT Candi Mekar Pemalang tahun 2016 yang menggunakan alat Quest Temp berdasarkan
berjumlah 111 orang pekerja. Sampel adalah NAB iklim kerja panas, instrument untuk
bagian dari jumlah dan karakteristik yang mengukur tingkat dehidrasi adalah dengan
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang menggunakan pengukuran Berat Jenis Urin
diperoleh adalah pekerja bagian weaving dengan alat Urinometer, dan instrumen untuk
persiapan, weaving I dan weaving II. Teknik mengetahui konsumsi air responden saat
pengambilan sampel dalam penelitian ini pekerja, usia, status gizi dengan informasi berat
menggunakan purposive sampling yaitu teknik badan dan tinggi badan, masa kerja, serta obat-
pengambilan sampel yang dilakukan sedemikian obatan yang dikonsumsi responden dengan
rupa sehingga keterwakilannya ditentukan oleh menggunakan kuesioner.
peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang Teknik pengambilan data yang digunakan
112
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
113
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
yang status gizinya buruk akan menunjukkan Tabel 2. Distribusi iklim kerja
respon yang berlebihan terhadap tekanan panas, No Iklim Kerja Frekuensi Persentase (%)
hal ini disebabkan karena sistem kardiovaskuler 1. Panas 35 66,0
yang tidak stabil. Cara untuk menentukan status 2. Sesuai atau 18 34,0
sejuk
gizi seseorang di dunia kesehatan menggunakan
Jumlah 53 100
IMT (Indeks Massa Tubuh) atau BMI (Body
Mass Index). Oleh karena itu, status gizi yang lingkungan kerja baik fisika, kimia, biologi, dan
digunakan sebagai responden penelitian adalah sebagainya. Manusia dapat beradaptasi dengan
pekerja dengan status gizi normal, sehingga suhu lingkungan yang ekstrim baik suhu panas
responden penelitian tidak akan menunjukkan maupun suhu dingin paling cepat dalam waktu
respon yang berlebihan terhadap tekanan panas. dua minggu dengan paparan kurang dari satu
Menurut Metta (2012), lemak dalam hari sesuai dengan kondisi fisik yang baik dan
tubuh merupakan isolasi panas yang baik bagi kemampuan aklimatisasi. Pekerja pada suhu
tubuh karena tubuh mengabsorbsi panas ling- yang panas beraklimatisasi dengan baik dengan
kungan tetapi sulit untuk melepaskannya. Oleh paparan panas setiap hari > 2 tahun masa kerja.
karena itu, orang gemuk kurang baik bekerja Karakteristik responden menurut obat-
pada lingkungan kerja yang panas sehingga di- obatan yang menganggu sirkulasi darah atau
sarankan orang yang mempunyai status gizi respon jantung terhadap tekanan panas, semua
yang baik untuk bekerja dalam lingkungan kerja responden sebanyak 53 pekerja tidak me-
yang panas. Hal ini dikarenakan proporsional ngonsumsi obat-obatan yang menganggu
tubuh berbanding lurus dengan kebutuhan sirkulasi darah atau respon jantung terhadap
cairan, selain proporsi ukuran tubuh, komposisi tekanan panas yaitu obat-obatan yang digunak-
dalam tubuh pun ikut mempengaruhi jumlah an untuk penderita darah tinggi (Antihyperten-
total cairan dalam tubuh. sive). Responden yang menderita penyakit
Karakteristik responden menurut masa hipertensi sebanyak 5 orang, namun tidak
kerja, semua responden sebanyak 53 responden mengonsumsi obat-obatan terkait hipertensi.
masa kerja >2 tahun. Pekerja yang dipekerjakan Antihypertensive adalah obat yang
pada bagian weaving, yaitu pekerja yang masa digunakan untuk penderita darah tinggi. Obat
kerjanya telah 1 tahun bekerja di PT. Candi tersebut dapat mengendurkan kandung kemih
Mekar Pemalang. Hal ini dikarenakan lingkung- bersamaan dengan pembuluh darah dan adanya
an kerja pada bagian weaving cenderung panas penambahan volume urine yang di produksi.
sehingga pekerja baru akan dipekerjakan pada Hal ini membuat seseorang yang mengonsumsi
bagian lainnya seperti bagian finishing, obat tersebut rentan terhadap stres
kemudian setelah masa kerja 1 tahun dan dapat inkontinensia, yang memungkinkan urin keluar
rekomendasikan oleh kepala bagian tersebut, tanpa sengaja ketika bersin, batuk, tertawa,
pekerja baru bisa pekerja di bagian weaving. berlari atau melompat.
Pekerja pada suhu yang panas beraklimatisasi Hasil analisis univariat mengenai
dengan baik dengan paparan panas setiap hari distribusi iklim kerja dapat dilihat pada tabel 2.
>2 tahun masa kerja (suma’mur, 2009). Berdasarkan tabel 2. diketahui distribusi
Menurut Suma’mur (2009), masa kerja responden yang bekerja di ruangan dengan
menentukan lama paparan seseorang terhadap iklim panas yaitu bagian weaving I dengan suhu
faktor risiko yaitu tekanan panas. Maka se- ruangan kerja mencapai 32,22˚C dan weaving II
makin lama masa kerja seseorang kemungkinan dengan suhu ruangan kerja mencapai 31,96˚C
besar orang tersebut telah mengalami adalah 35 pekerja (66%), sedangkan banyaknya
aklimatisasi terhadap iklim kerja (ISBB). Masa responden yang bekerja di ruangan dengan
kerja menunjukan lama paparan di tempat iklim sejuk atau sesuai yaitu bagian weaving
kerja. Semakin lama bekerja di suatu tempat persiapan dengan suhu ruangan kerja mencapai
maka semakin besar pula kemungkinan terpapar 29,72˚C adalah 18 pekerja (34%).
114
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
115
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
116
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
tinggi atau panas menyebabkan pengeluaran yang asupan cairannya tidak memenuhi ke-
cairan tubuh melalui pernapasan dan keringat butuhan dapat mengalami dehidrasi, sehingga
meningkat sehingga mengakibatkan dehidrasi. pekerja yang konsumsi airnya kurang lebih
Dehidrasi yang dialami pekerja disebabkan banyak mengalami dehidrasi berat disbanding-
karena peningkatan kebutuhan cairan akibat kan pekerja yang konsumsi airnya cukup.
faktor suhu lingkungan dan tidak diimbangi Sebanyak 29 responden (54.7%) konsumsi
dengan asupan cairan yang cukup. airnya ≥ 11 gelas (1gelas = 250ml) sehari. Pada
Penelitian ini didukung dengan penelitian pekerja dalam lingkungan panas harus lebih
yang dilakukan sebelumnya oleh Sari (2014) memperhatikan frekuensi minum yang lebih
terdapat hubungan iklim kerja panas dengan sering. Asupan cairan yang tidak memenuhi
dehidrasi pada tenaga kerja bagian boiler di PT. kebutuhan cairan tubuh dapat terjadi karena
Albasia Sejahtera Mandiri Kabupaten Semarang faktor kebiasaan minum pekerja.
dengan nilai p value 0,023 < 0,05. Menurut Metta (2012), pekerja memiliki
Hasil penelitian tentang hubungan antara kebiasaan minum saat sudah merasa haus.
konsumsi air dengan dehidrasi pada 53 Padahal haus merupakan respon bahwa tubuh
responden dengan 24 responden konsumsi telah kehilangan cairan sebesar 1-2% berat
airnya kurang (jumlah konsumsi air < 11 gelas badan tubuh. Respon tersebut dikendalikan oleh
(1gelas = 250ml) sehari) yaitu 11 pekerja sistem saraf pusat. Saat terlambat minum, air
(20,8%) mengalami dehidrasi berat, 11 pekerja tubuh menurun, dan osmolalitas cairan tubuh
(20,8%) mengalami dehidrasi sedang, dan 2 meningkat. Ada perbedaan waktu antara tubuh
pekerja (3,8%) mengalami tingkat dehidrasi mulai kekurangan air dengan muncul rasa haus.
optimal. Sedangkan pada 29 responden yang Haus muncul setelah beberapa menit organ
konsumsi airnya cukup (jumlah konsumsi air ≥ tubuh utama kekurangan air dan memberi
11 gelas (1gelas = 250ml) sehari) yaitu terdapat sinyal ke hipotalamus. Seharusnya seseorang
3 pekerja (5,7%) mengalami tingkat dehidrasi mengonsumsi cairan sebelum merasa haus,
berat, 12 pekerja (22,6%) mengalami dehidrasi tetapi hanya sebagian kecil pekerja yang minum
sedang, dan 14 pekerja (26,4%) mengalami sebelum merasa haus.
dehidrasi optimal. Hasil analisis diperoleh Penelitian ini didukung dengan penelitian
keterangan nilai PC (pearson chi square) 13,261 yang dilakukan oleh Andayani (2013) terdapat
dengan sig 0,001 < 0,05 sehingga Ho ditolak. hubungan konsumsi cairan dengan status
Hal ini menunjukan ada hubungan antara hidrasi pada pekerja industri laki-laki dengan
konsumsi air dengan dehidrasi pada pekerja PT. nilai p value 0,006 < 0,05. Sehingga penelitian
Candi Mekar Pemalang bagian weaving. ini selaras dengan penelitian sebelumnya bahwa
Pada lingkungan kerja yang panas di- terdapat hubungan antara konsumsi air dengan
perlukan ≥ 2,8 liter/hari air minum bagi seorang dehidrasi.
tenaga kerja, sedangkan untuk pekerjaan dengan
suhu lingkungan tidak panas dianjurkan PENUTUP
sekurang-kurangnya 1,9 liter/hari (Direktorat
Kesehatan Kerja RI, 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa dilakukan mengenai hubungan iklim kerja panas
pekerja yang konsumsi airnya kurang sebanyak dan konsumsi air minum saat kerja dengan
11 pekerja mengalami tingkat dehidrasi berat dehidrasi pada pekerja di PT. Candi Mekar
dibandingkan pekerja yang konsumsi air cukup Pemalang bagian weaving, hasil menunjukkan
sebanyak 3 pekerja saja yang mengalami tingkat terdapat hubungan antara iklim kerja panas
dehidrasi berat. Hal ini dikarenakan, Pekerja (p=0,00) dan konsumsi air (p=0,001) dengan
yang mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup dehidrasi.
atau sesuai dengan kebutuhan tubuh maka akan Saran untuk pekerja adalah Melakukan
memiliki status hidrasi baik, sedangkan pekerja istirahat 5-10 menit saat sudah mulai merasakan
117
Megayani Puspita Sari /Iklim Kerja Panas / HIGEIA 1 (2) (2017)
haus dan panas ketika bekerja serta segerakan Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY Balai
untuk minum air yang telah disediakan di setiap Hiperkes dan Keselamata Kerja
sudut depan ruangan kerja, dan Konsumsi air ILO. 2016. Good Practices and Challenges Ni Promoting
Decent Work Ni Construction and Infrastructure
minum yang cukup saat kerja minimal 11 gelas
Projects. Ganeva: ILO
kecil (1gelas = 250ml) atau 2,8 liter per hari dan
Indra, M., Furqaan, N., dan Andi, W. 2014.
sebaiknya mengonsumsi air minum sebanyak 1 Determinan Keluhan Akibat Tekanan Panas Pada
gelas setiap 20-30 menit. agar terhindar dari efek Pekerja Dapur Rumah Sakit Di Kota Makassar.
buruk seperti dehidrasi karena bekerja di Skripsi. Makassar: Fakultas Kesehatan
lingkungan yang iklim kerjanya panas. Masyarakat Universitas Hasanuddin
Saran untuk Perusahaan adalah Metta, F. 2012. Sehat dengan Air Putih. Yogyakarta:
memperbaiki ventilasi terbuka atau pemasangan Stomata
blower disetiap sudut ruangan kerja agar Santoso. 2012. Higiene Perusahaan Panas. Solo:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik,
Maret
sehingga panas di tempat kerja dapat dialirkan
Septiana, N dan Widowati, E. 2017. Gangguan
ke luar dengan lancar, meningkatkan fasilitas Pendengaran Akibat Bising. HIGEIA 1(1):73-
perusahaan untuk mempermudah pekerja dalam 82
mengakses air minum, misalnya menambah Siswantara P dan Ika SP. 2006. Perbedaan Efek
jumlah galon dan dispenser disetiap sudut Fisiologis pada Pekerja Sebelum dan Sesudah
ruangan kerja, dan memberikan edukasi pada Bekerja di Lingkungan Kerja Panas. Jurnal
pekerja tentang kebutuhan cairan tubuh untuk Kesehatan Lingkungan. Vol.2 No. 2. Januari
lingkungan kerja panas, tanda-tanda dehidrasi, 2006:163-172
Siswanto. 2001. Tekanan Panas. Surabaya: Balai
akibat dehidrasi, dan cara mencegahnya.
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa Timur
Saran untuk peneliti selanjutnya adalah
Soeripto M. 2008. Higiane Industri. Jakarta: Balai
peneliti selanjutnya dalam pengukuran tingkat penerbit FK UI
dehidrasi sebaiknya dapat menggunakan Suma’mur P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan
metode lain, seperti penurunan berat badan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:Sagung Seto
metode warna urine, dan peneliti selanjutnya Suma’mur, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat
berhubungan dengan terjadinya dehidrasi. Kerja. Surakarta:Harapan Press
Tarwaka., Bakri, S H,. Sudiajeng L. 2004. Ergonomi
untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
DAFTAR PUSTAKA
Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS
118