Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REVIEW ( TOR)

IN HOUSE TRAINING : MANAJEMEN NYERI, EARLY WARNING SYSTEM


DAN MANAGEMEN AIRWAY
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA

A. PENDAHULUAN
Nyeri dapat didefinisikan sebagai “pengalaman sensoris dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik
aktual maupun potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakan” (The
International Association for the Study of Pain, 1979).
Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya
intensif untuk mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai
tindakan medis, tindakan keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien
dapat diminimalkan atau dilakukan tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan
kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang
dirasakan pasien dikelola dengan melakukan pemantauan secara kontinyu dan
terencana. Bahkan dalam akreditasi rumah sakit versi 2012 & Joint Commission
International (JCI) manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang
dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh pihak rumah sakit.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap
profesionalisme yang tinggi bagi para perawat dalam manajemen nyeri sangat
diperlukan suatu pelatihan dengan judul “Implementasi Manajemen Nyeri
Menuju Sukses Standar Akreditasi RS Versi 2012.& JCI”.
Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini yang dapat
diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari
deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya. Diteksi dini merupakan
gambaran dan isyarat terjadinya gangguan funsi tubuh yang buruk atau
ketidakstabilitas fisik pasien sehingga dapat menjadi kode dan atau
mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya, penilaian untuk
mengukur peringatan dini ini menggunakan Early Warning Score.
Pengelolaan jalan nafas menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam
suatu tindakan anestesi. Karena beberapa efek dari obat-obatan yang
dipergunakan dalam anestesi dapat mempengaruhi keadaan jalan napas untuk
berjalan dengan baik.
Salah satu usaha untuk menjaga jalan napas pasien adalah dengan
melakukan tindakan intubasi endotrakheal, yakni dengan memasukkan suatu pipa
ke dalam saluran pernapasan bagian atas. Karena syarat utama yang harus
diperhatikan dalam anestesi umum adalah menjaga agar jalan napas selalu bebas

1
dan napas dapat berjalan dengan lancar serta teratur. Tahap akhir dari pelaksanaan
intubasi adalah ekstubasi. Dalam pelaksanaan ekstubasi dapat terjadi gangguan
pernapasan yang merupakan komplikasi yang sering kita temui pasca anestesi.
Komplikasi bisa terjadi setelah dilaksanakannya ekstubasi seperti : pengeluaran
sekret dari mulut yang menyumbat jalan napas, edema laring, dan bisa terjadi
spasme laring. Komplikasi pernapasan pasca anestesi bisa menyebabkan
hipoventilasi dan hipoksemia.
Gejala komplikasi kadang-kadang datangnya tidak diduga kendatipun
tindakan anestesi sudah dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan dalam mengatasi
komplikasi tergantung dari deteksi gejala dini dan tindakan koreksi untuk
mencegah keadaan yang lebih buruk.

B. LATAR BELAKANG
Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan intensif/kritis mungkin tidak
mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan assesmen
serta mengetahui pasien yang akan masuk dalam kondisi kritis. Seringkali pasien
memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda-tanda vital yang memburuk
dan perubahan kecil status neurologisnya) sebelum mengalami penurunan
kondisi klinis yang meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini
mungkin pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang
mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya memperlihatkan tanda-
tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan Early Warning System (EWS).
Penerapan Early Warning System (EWS)membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu
mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih
baik.
Pelaksanaan Early Warning System (EWS)dapat dilakukan menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan Early Warning System
(EWS).
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan menuju rumah sakit
yang terakreditasi nasional, RS.Mitra Husada harus menyediakan sumber daya
manusia yang terlatih baik medis dan non medis yang mampu memberikan
pelayanan terhadap. Pasien-pasien yang mengalami masalah nyeri, penanganan
pasien-pasien yang mengalami masalah Airway, dan pengetahuan tentang EWS.
Oleh sebab itu, RS.Mitra Husada harus memfasilitasi pegawainya dalam
meningkatkan keilmuan serta keterampilan dalam melakukan managemen nyeri,
EWS, managemen Airway.

C. TUJUAN

2
1. Tujuan Umum
Peserta mampu memahami & melakukan assesmen & manajemen nyeri,
mampu melakukan Managemen Airway dan EWS.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami konsep manajemen nyeri;
b. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan nyeri;
c. Melakukan assesment nyeri;
d. Melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah nyeri;
e. Mendiagnosa, merencanakan, mengimplementasi, & mengevaluasi
manajemen nyeri;
f. Meningkatkan kemampuan staf dalam hal pelaksanaan EWS;
g. Mampu melakukan penilaian EWS;
h. Meningkatkan pelaksanaan dokumentasi dan pencatatan EWS;
i. Memahami Anatomi jalan nafas
j. Evaluasi masalah jalan nafas dan cara mengatasinya
k. Alat-alat yang disiapkan untuk intubasi/ insersi LMA
l. Step by step cara melakukan intubasi/ insersi
m. Advance airway equipment
n. Mampu mempraktekkan dan memerapkan ilmu tentang EWS dan
Management Airway di ruangan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Membantu tenaga kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan keahlian.

2. Rincian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama 2 periode yaitu pada :
Periode 1 : hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 19 dan 20 Juli 2019, pada pukul
08.00 s/d 12.00 WIB;
Periode kedua : hari Selasa dan Rabu, tanggal 23 dan 24 Juli 2019, pada pukul
08.00 s/d 12.00 WIB.
1
2 Tenaga pelaksana :
a) Panitia pelatihan;
b) Dokter Spesialis Neurologi dan Dokter Spesialis Anestesi;
c) Peserta adalah Dokter Umum, Kepala Ruangan, Ka Tim, Ka. Unit
Penunjang dan semua pihak yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan dan manajemen nyeri, EWS, dan manajemen airway di
rumah sakit.

Materi Pelatihan
1) Definisi nyeri;
2) Klasifikasi & sifat nyeri;
3) Epidemiologi nyeri;
4) Mekanisme terjadinya nyeri;
5) Dampak & permasalahan nyeri;

3
6) Konsep manajemen nyeri;
a) Manajemen nyeri pada pasien anak/pediatric;
b) Manajemen nyeri pada pasien dewasa/adult ;
7) Assesment nyeri;
8) Peran perawat dalam asuhan pada pasien dengan masalah gangguan
nyeri;
9) Manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
nyeri;
10) Definisi EWS;
11) Cara penilaian EWS;
12) Definisi management airway;
13) Anatomi jalan nafas;
14) Evaluasi masalah jalan nafas dan cara mengatasinya;
15) Alat-alat yang disiapkan untuk intubasi/ insersi lama;
16) Step by step cara melakukan intubasi/insersi;
17) Advance airway equipment.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membentuk panitia pelaksanaan Pelatihan Manajemen Nyeri, EWS, dan
Management Airway.
2. Rapat panitia pelaksanaan pelatihan “
a) Rapat Tim
1) Menyusun form untuk pencatatan & pelaporan
2) Melakukan perencanaan kegiatan, dll
b) Rapat koordinasi, dll

F. SASARAN KEGIATAN
1. Dokter Umum;
2. Kepala Ruang;
3. Staf Ruang unit intensif dan dan gawat darurat;
4. Kepala unit penunjang.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Periode 1
Hari/Tanggal : Jum’at dan Sabtu / tanggal 19 dan 20 Juli 2019
Waktu : pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Aula RS.Mitra Husada

Periode 2
Hari/Tanggal : Selasa dan Rabu / tanggal 23 dan 24 Juli 2019
Waktu : pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Aula RS.Mitra Husada

H. Nara sumber
Manajemen Nyeri : dr.Isnaini Ashar,MMR.,Sp.N
dr.Noor Pramoedya,Sp.An
EWS, Manajemen Airway : dr.Noor Pramoedya,Sp.An

I. ANGGARAN BIAYA KEGIATAN


1. Honor Narasumber
a) dr. Isnaini Ashar,MMR.,Sp.N : 2 x Rp.500.000,- = Rp. 1.000.000,-
b) dr.Noor Pramoedya,Sp.An : 2 x Rp.750.000,- = Rp. 1.500.000,-
4
2. Snak : 100 peserta x Rp.5000,00 = Rp. 500.000,-
3. Fotokopi = Rp. 100.000,-
4. Sertifikat = Rp. 100.000,-
Total = Rp. 3.200.000,-

J. EVALUASI PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. EVALUASI PENCATATAN
a. Panitia membuat laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan manajemen
nyeri, EWS dan management airway;
b. Evaluasi program pelaksanaan pelatihan manajemen nyeri, EWS dan
mangement airway dilaksanakan setiap akhir tahun. Evaluasi dilakukan
untuk melihat pencapaian sasaran dan perencanaan tahun depan.

2. PELAPORAN
Setiap bulan panitia melakukan evaluasi “pelaksanaan” kegiatan manajemen
nyeri, EWS dan management airway di RS.Mitra Husada dan dilaporkan
setiap 6 bulan sekali oleh Ketua Pokja PAP (Pelayanan dan Asuhan Pasien)
kepada Kabid Pelayanan Medis.

Pringsewu, 15 Juli 2019


Ketua Pokja PAP

dr.Vira Weldimira
NIK.A27. ..... 2018

Anda mungkin juga menyukai