Perda Kab. Lombok Utara Nomor 10 Tahun 2013 Retribusi Jasa Pelayanan Kesehatan Di Rsu
Perda Kab. Lombok Utara Nomor 10 Tahun 2013 Retribusi Jasa Pelayanan Kesehatan Di Rsu
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK, GOLONGAN DAN TARIF
RETRIBUSI
Pasal 2
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan dari RSUD.
(2) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan Wajib
Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi.
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
(1) Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
BAB III
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 8
BAB IV
KEBIJAKSANAAN TARIF
Pasal 9
(1) Prinsip yang dianut dalam menetapkan struktur dan besarnya tarif
retribusi dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas
pengendalian atas pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi biaya jasa
medik, biaya penyediaan obat-obatan dan biaya penyediaan sarana dan
prasarana tempat pelayanan.
BAB V
JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG DIKENAKAN RETRIBUSI
Pasal 10
Pasal 11
(1) Tarif Rawat Jalan di RSUD dinyatakan dalam bentuk nota pembayaran
yang berlaku untuk 1 (satu) rangkaian pelayanan konsultasi pada 1 (satu)
bidang keahlian.
(2) Nota pembayaran rawat jalan terdiri dari nota pembayaran klinik KIA/KB,
klinik umum, klinik gigi, klinik psikologi, klinik gizi, klinik general check
up, klinik spesialis, dan klinik eksekutif serta klinik lain yang diadakan
kemudian sesuai perkembangan RSUD.
BAB VII
PELAYANAN RAWAT DARURAT
Pasal 12
BAB VIII
PELAYANAN RAWAT INAP
Pasal 13
Pasal 15
(1) Peserta Askes Sosial beserta anggota keluarganya dirawat di kelas yang
menjadi hak perawatannya sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Pasien Peserta Askes Sosial yang menghendaki dirawat pada kelas yang
lebih tinggi dari yang menjadi haknya, dapat dirawat inapkan pada kelas
yang dikehendakinya dengan membayar selisih tarif perawatan dan
kepadanya tidak lagi dikenakan urun biaya (Cost Sharing).
(3) Bagi Masyarakat tidak mampu yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS) baik Pusat, Daerah, dan yang dijamin oleh
dana Bantuan Sosial (BANSOS) yang di rawat inap berhak memperoleh
perawatan di kelas yang sesuai dengan ketentuan/petunjuk pelayanan
bagi keluarga miskin (GAKIN);
(4) Apabila kelas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tidak ada atau di
kelas tersebut tidak ada tempat, maka pasien dirawatinapkan sementara
di kelas yang lebih rendah.
(5) Bagi pasien yang membawa surat pengantar dari perusahaan
dirawatinapkan pada kelas yang diminta kecuali Kelas III.
Pasal 16
(1) Pasien penyakit wabah/kejadian luar biasa yang dinyatakan secara resmi
oleh pihak yang berwenang dirawatinapkan di ruang Isolasi khusus
dengan tarif pelayanan kesehatan ditanggung oleh pemerintah daerah.
(2) Apabila pasien sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) oleh dokter
dipandang tidak membahayakan pasien lainnya, pasien yang
bersangkutan dapat menempati kelas yang diinginkan.
(3) Pasien sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diharuskan membayar
biaya sesuai tarif yang berlaku kecuali ditentukan lain oleh peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PELAYANAN RAWAT KHUSUS
Pasal 17
BAB X
PELAYANAN RAWAT SIANG, RAWAT SEHARI DAN RAWAT RUMAH
Pasal 18
Tarif pelayanan rawat siang dan rawat sehari ditetapkan sebagai berikut:
a. rawat siang ditetapkan sama dengan tarif perawatan kelas II;
b. rawat sehari ditetapkan sama dengan tarif rawat inap kelas I;
Pasal 19
(1) Rawat rumah hanya dapat diberikan bagi pasien yang telah diperbolehkan
untuk pulang dan menjalani perawatan dikediamannya oleh dokter di
RSUD.
(2) Rawat rumah dapat dilaksanakan sepanjang tersedia petugas yang
memungkinkan dan terbatas dalam wilayah kabupaten.
(3) Tarif pelayanan rawat rumah ditetapkan sama dengan dengan tarif
perawatan kelas VIP.
(4) Tarif pelayanan rawat rumah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
tidak termasuk biaya transportasi petugas.
(5) Biaya transportasi petugas ditetapkan sama dengan biaya ambulance
ditambah jasa konsultasi medis dan jasa tindakan medis yang apabila
diperlukan dibayar tersendiri oleh pasien.
BAB XI
PELAYANAN MEDIK
Pasal 20
Pasal 21
(1) Konsultasi dan atau tindakan medik anestesi yang apabila diperlukan
dibayar secara tersendiri oleh pasien.
(2) Konsultasi/tindakan diatas meja operasi oleh dokter spesialis lain pada
saat pelaksanaan operasi apabila diperlukan ditambah sesuai jenis
tindakan yang dilakukan oleh dokter konsultan.
(3) Jasa pelayanan konsultasi medik dan tindakan medik operatif yang
berdasarkan indikasi medik bersifat cito, dikenakan tambahan tarif cito
sebesar 20% (dua puluh perseratus).
(4) Jasa pelayanan konsultasi medik yang bersifat cito yang dibayar oleh
pasien maksimal 2 kali per hari untuk 1 bidang keahlian.
Pasal 22
(1) Tarif pelayanan medik pasien rawat jalan, rawat darurat, rawat khusus,
rawat siang hari, rawat sehari dan rawat rumah ditetapkan sebagai
berikut:
a. Klinik KIA/KB, klinik umum dan klinik gigi ditetapkan sama dengan
tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas III;
b. Klinik general check up, klinik spesialis, rawat darurat, ruang isolasi,
ruang pemulihan dan rawat siang hari ditetapkan sama dengan tarif
pelayanan medik pasien rawat inap kelas II;
c. Ruang high care unit (hcu), ruang perawatan perinatologi dan rawat
sehari ditetapkan sama dengan tarif pelayanan medik pasien rawat
inap kelas I;
d. Klinik Executive, Ruang Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiac
Care Unit (ICCU), Neonatal Intensive Care unit (NICU), Perinatal
Intensive Care Unit (PICU) dan rawat rumah ditetapkan sama dengan
tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas utama ruangan.
(2) Tarif pelayanan medik bagi pasien rujukan sarana/fasilitas kesehatan
swasta yang tidak dirawat inap di RSUD ditetapkan sama dengan tarif
sejenis pasien rawat inap kelas I.
BAB XII
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
Pasal 23
Pasal 24
(1) Tarif pelayanan penunjang medik untuk pasien rawat jalan, rawat darurat
dan pasien rawat inap di ruang rawat khusus ditetapkan sebagai berikut:
a. Klinik KIA/KB, Klinik Umum dan Klinik Gigi ditetapkan sama dengan
tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas III;
b. Klinik General Check Up, Klinik Spesialis, Rawat Darurat, Ruang
Isolasi, Ruang Pemulihan dan Rawat Siang Hari ditetapkan sama
dengan tarif pelayanan medik pasien rawat inap kelas II;
c. Klinik Executive, Ruang Intensive Care Unit, Intensive Cardiac Care
Unit, Neonatal Intensive Care unit (NICU), Perinatal Intensive Care Unit
(PICU) dan Rawat Rumah ditetapkan sama dengan tarif pelayanan
medik pasien rawat inap kelas utama ruangan;
(2) Tarif pelayanan penunjang medik bagi pasien rujukan sarana/fasilitas
kesehatan swasta ditetapkan sama dengan tarif sejenis pasien rawat inap
kelas I.
BAB XIII
PELAYANAN PERSALINAN
Pasal 25
BAB XIV
PELAYANAN KONSULTASI KHUSUS DAN TINDAKAN KHUSUS
Pasal 26
BAB XV
PELAYANAN MEDICO LEGAL
Pasal 27
Pasal 28
BAB XVI
GENERAL CHECK UP
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
(1) Setiap jenazah yang berasal dari luar rumah sakit yang akan
menggunakan fasilitas rumah sakit, harus dilaporkan secara tertulis
kepada direktur dengan melampirkan surat keterangan resmi dari
instansi yang berwenang.
(2) Setiap jenazah yang akan dibawa keluar dari rumah sakit harus
mendapat izin secara tertulis dari direktur atau petugas lain yang
ditunjuk oleh direktur.
Pasal 32
BAB XVIII
PELAYANAN PENUNJANG NON MEDIK
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
(1) Gas medis meliputi oksigen, nitrogen dan gas medis lain yang
memungkinkan sesuai dengan perkembangan RSUD.
(2) Tarif pemakaian gas medis ditetapkan sebesar harga pembelian, ditambah
cost handling 25% (dua puluh lima perseratus) dan PPN 10% (sepuluh
perseratus).
Pasal 37
(1) Pelayanan obat dan sediaan farmasi lainnya di RSUD dilaksanakan oleh
instalasi farmasi RSUD dan atau apotik pelengkap yang ditetapkan oleh
direktur.
(2) Harga penjualan obat dan sediaan farmasi lainnya dilingkungan RSUD
ditetapkan sebesar harga pembelian, ditambah keuntungan paling besar
25% (dua puluh lima perseratus) dan PPN 10% (Sepuluh Perseratus),
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 38
BAB XIX
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 39
Pasal 40
BAB XX
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 41
Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
BAB XXI
PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 42
BAB XXII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 43
Pasal 44
(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan persetujuan kepada Wajib
Retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam kurun waktu
tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(2) Angsuran pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan
bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dari jumlah retribusi yang
belum atau kurang bayar.
(3) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada
Wajib Retribusi unyuk menunda pembayaran sampai batas waktu yang
ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan yang
dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) dari jumlah retribusi yang
belum atau kurang bayar.
(4) Pembayaran secara angsuran dan/atau penundaan pembayaran dapat
diberikan dengan melihat kemampuan Wajib Retribusi.
(5) Tata cara pembayaran angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XXIII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 45
(1) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi
yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1), Bupati
atau Pejabat yang ditunjuk dapat melaksanakan penagihan atas retribusi
yang terutang dengan menggunakan STRD atau surat lain yang sejenis.
(2) Penagihan Retribusi Terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didahului dengan Surat Teguran.
(3) STRD atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh
tempo.
(4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah STRD atau surat lain yang sejenis
dikeluarkan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.
(5) Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB XXIV
KEBERATAN
Pasal 46
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang
jelas.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan
Retribusi Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran
ketetapan retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila
Wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan
sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 47
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat
keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan yang diajukan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian menolak atau menambah besarnya retribusi
yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada pada ayat 1 (satu)
telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, maka
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XXV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 48
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterimanya
permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang dimaksud
pada ayat 1 (satu), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, pcrmohonan
pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan;
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah
lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan retribusi.
Pasal 49
Pasal 50
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang
retribusi lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4),
pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti
pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
BAB XXVI
PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 51
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan
retribusi.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat 1 (satu) dengan memperhatikan kemampuan wajib
retribusi antara lain dengan mengangsur.
(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada pada ayat 1 (satu)
antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan
atau kerusuhan.
(4) Tata cara pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi diatur lebih
lanjut oleh Bupati.
BAB XXVII
KADALUARSA
Pasal 52
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah
melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik
langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat
Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan
masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan
angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.
Pasal 53
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah
yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XXVIII
TATACARA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI KADALUARSA
Pasal 54
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kadaluarsa.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi daerah
yang sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB XXIX
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 55
BAB XXX
PENYIDIKAN
Pasal 56
BAB XXXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 58
Ditetapkan di Tanjung
pada tanggal 6 November 2013
BUPATI LOMBOK UTARA,
H. DJOHAN SJAMSU
Diundangkan di Tanjung
pada tanggal 6 November 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA,
H. SUARDI
TENTANG
I. UMUM
Peningkatan pelayanan kesehatan merupakan salah satu prioritas
pembangunan daerah di Kabupaten Lombok Utara dan sebagai fokus utama
ditekankan pada upaya-upaya khusus untuk meningkatkan Umur Harapan
Hidup (UHH) sebagai salah satu indikator dari Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai daerah otonom baru
maka Kabupaten Lombok Utara dalam mendukung dan mewujudkan
pembangunan kesehatan dilaksanakan Pembangunan Rumah Sakit Umum
Daerah kabupaten Lombok Utara.
Dalam perkembangannya kunjungan di Rumah Sakit Umum Daerah
kabupaten Lombok Utara semakin meningkat ini menunjukkan kesadaran
masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada,
sehingga tuntutan pelayanan kepada masyarakat juga harus lebih
ditingkatkan.
Sebagai konsekuensinya diperlukan sarana, prasarana dan pendanaan
yang memadai baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari
masyarakat sendiri guna terciptanya pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya kepada masyarakat.
Bahwa tarif Kesehatan Mandiri yang diberlakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Lombok Utara saat ini masih belum lengkap dan banyak
jenis-jenis pelayanan kesehatan yang belum terakomodir sehingga perlu
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.
Disamping itu Peraturan Daerah Tentang Tarif Retribusi Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Kabupaten Lombok Utara
tetap mempertimbangkan :
a. Fungsi sosial Rumah Sakit.
b. Adanya subsidi silang dalam arti yang mampu membantu yang kurang
mampu.
c. Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok
Utara.
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Kelas perawatan dibedakan menurut fasilitasnya sehingga
setiap kelas perawatan memerlukan biaya yang berbeda-beda
untuk menyelenggarakannya.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang
kedokteran dan keperawatan sangat cepat sehingga
perkembangan pelayanan kesehatan berlangsung setiap saat
yang harus direspon secara tepat dan terukur oleh RSUD.
Ayat (5)
Mengingat sifatnya sebagai asuransi sosial maka dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
518/MENKES/PER/VI/2008 tentang Tarif Pelayanan
Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero) dan anggota
keluarganya di Balai Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit
Pemerintah, pasien peserta asuransi sosial diminta untuk
membayar selisih biaya yang timbul akibat perbedaan tarif
antara PT Askes dan RSUD.
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Pada hakekatnya setiap pasien dengan dignosa
kegawatdaruratan harus dilayani tanpa melihat
persyaratannya.
Ayat (2)
Waktu 3 x 24 jam diluar hari libur dianggap cukup untuk
menyelesaikan kelengkapan administrasi yang diperlukan
sebagai syarat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Kelas very very importan person (VVIP) adalah kelas
perawatan di ruangan pavilium yang berisi satu
tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai
kemampuan RSUD.
Huruf b
Kelas very importan person (VIP) adalah kelas
perawatan diruangan pavilium yang berisi satu
tempat tidur dengan fasilitas tertentu sesuai
kemampuan RSUD.
Huruf c
Kelas I adalah kelas perawatan di ruangan perawatan
berisi maksimal 4 (empat) tempat tidur dengan
fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD.
Huruf d
Kelas II adalah kelas perawatan di ruangan perawatan
berisi maksimal 6 (enam) tempat tidur dengan
fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD.
Huruf e
Kelas III adalah kelas perawatan di ruangan
perawatan berisi maksimal 10 (sepuluh) tempat tidur
dengan fasilitas tertentu sesuai kemampuan RSUD.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Jaminan adanya tempat tidur kelas III sekurang-kurangnya
25% dari jumlah tempat tidur yang tersedia dimaksudkan
untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat
yang secara ekonomi tidak mampu sekaligus menunjukkan
fungsi sosial RSUD.
Ayat (4)
Pemberian potongan harga 50 % (lima puluh per seratus) pada
jasa sarana mengingat bayi tidak memerlukan makanan
sebagai bagian dari jasa sarana. Jasa pelayanan tetap
dikenakan 100 % (seratus per seratus) sebab kulitas dan
kuantitas layanan yang diberikan tidak ada perbedaan baik
bagi bayi, ibu maupun secara bersama.
Ayat (5)
Pertimbangan tertentu yang dimaksud seperti anak, orang
tua, saudara kandung atau pasien pertama menjadi pihak
penjamin pasien kedua atau sebaliknya. Pemberian potongan
harga 70% (tujuh puluh per seratus) pada jasa sarana
mengingat sebagian fasilitas dipergunakan secara bersama
oleh kedua pasien; Jasa pelayanan tetap dikenakan 100 %
(seratus per seratus) sebab tidak perbedaan kulitas dan
kuantitas layanan yang diberikan kepada kedua pasien baik
secara sendiri maupun berdua.
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Karena membayar selisih tarif dengan sendirinya urun biaya
(cost sharing) tidak bebankan lagi.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Wabah atau kejadian luar biasa suatu penyakit menuntut
kerja cepat untuk mengatasinya sehingga penyeberannya
tidak semakin meluas dan mengingat sifatnya yang tidak
biasa maka menjadi kewajiban pemerintah dan pemerintah
daerah untuk menanggung biaya pelayanannya.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Untuk kepentingan pemasaran diperlukan paket pelayanan
medical check up yang bersifat konfrehensif dengan tarif
yang sudah dihitung sesuai dengan banyaknya jenis
pemeriksaan yang diperlukan.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Darah dan produk turunannya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan tidak dapat diperjual belikan namun untuk
mendapat darah dan produk turunannya yang memenuhi syarat
diperlukan biaya pengolahan dan penyimpanan.
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Pada hakekatnya penerimaan daerah adalah pendapatan yang
diterima dengan menggunakan fasilitas pemerintah daerah, karena
pelayanan lain-lain tidak menggunakan fasilitas pemerintah
daerah maka penerimaan dari pelayanan lain-lain tidak termasuk
pendapatan daerah. Supaya terdapat aturan main jelas dan
menghindari pungutan liar maka perlu diatur secara tersendiri.
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
Pasal 44
Cukup Jelas
Pasal 45
Cukup Jelas
Pasal 46
Cukup Jelas
Pasal 47
Cukup Jelas
Pasal 48
Cukup Jelas
Pasal 49
Cukup Jeas
Pasal 50
Cukup Jelas
Pasal 51
Cukup Jelas
Pasal 52
Cukup Jelas
Pasal 53
Cukup Jelas
Pasal 54
Cukup Jelas
Pasal 55
Cukup Jelas
Pasal 56
Cukup Jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup Jelas
3 Besar 2.500.000
a. Tonsil Adenoidektomi
b. Explorasi Abses Parafaring
c. Extirpasi kista Brachial
d. Extirpasi kista duktus tiroglosus
e. Tiroidektomi
f. Faringotomi
g. Extirpasi Angiofibroma nasofaring
h. Midfacial degloving
i. Septum Reseksi
j. Rinotomi Lateralis
k. Faringeal flap
l. Glossektomi parsial
m. Mastoidektomi sederhana
n. Kanaloplasti
o. Extirpasi fistel pre aurukula
p. Labiopalatoplasti
q. Trakeostomi
r. Regional flap
4 KHUSUS 3.000.000
a. Laringoskopi Direct
b. Esofagoskopi rigid
c. Bronkoskopi rigid
d. Bedah sinus endoskopi fungsional
(FESS)
e. Tiroidektomi total
f. Parotidektomi
g. Neck dissection
h. Laringektomi
i. Bedah laring mikroskopis
j. Glossektomi totalis
k. Fare head flap
l. Mastoidektomi radikal
m. Stapedektomi
n. Timpanoplasty
o. Dekompresi fasialis
1. HEMATOLOGI
a. Darah Lengkap (Darah + DiFF Count + 30.000
LED)
b. Eritrosit 10.000
c. Hapusan darah tepi 40.000
d. Hemoglobin (Hb) 10.000
e. Hitung jenis lekosit (Differential count) 12.000
manual
f. Laju endap darah (LED) 10.000
g. Lekosit 10.000
h. Malaria mikroskopis 12.000
i. Masa perdarahan (Bleeding Time = BT 5.000
j. Masa pembekuan (Clothing Time = CT0 5.000
k. Trombosit 12.000
2. KIMIA KLINIK
a. Analisis lemak
1) HDL Cholesterol 25.000
2) Kolesterol total 25.000
3) LDL Kolesterol 25.000
4) Trigliserida 30.000
b. Fungsi Ginjal
1) Asam Urat 20.000
2) BUN 15.000
3) Kreatinin Serum 15.000
4) Klirens Kreatinin 20.000
c. Fungsi Hati
1) Albumin 12.000
2) Alkali fosfatase 23.000
3) Bilirubin Direk / Indirek 15.000
4) Bilirubin Total 15.000
5) Globulin 12.000
6) Protein Total 12.000
7) SGOT 20.000
8) SGPT 20.000
d. Glukosa
1) Glukosa Darah Puasa 20.000
2) Glukosa Darah 2 Jam Setelah 20.000
Makan
3) Glukosa Sewaktu 20.000
e. Urinalisis
1) Glukosa Urine 5.000
2) Protein Urine 5.000
3) Sedimen Urine 8.000
4) Urine Lengkap 12.000
3. IMUNOSEROLOGI
a. Anti HBs Kualitatif (Strip) 25.000
b. Anti HBs Kuantitatif (ELISA) 65.000
c. Anti HIV Kualitatif (Strip) 30.000
d. HBsAg Kualitatif (Strip) 25.000
e. HbsAg Kuantitatif (ELISA) 35.000
f. Malaria Plasmodium (Strip) 25.000
g. Mantoux Tes 38.000
h. Tes Kehamilan 12.000
i. Widal Slide Test 22.000
j. VDRL 12.000
4. IMUNOHEMATOLOGI
a. Golongan Darah ABO dan Rhesus 12.000
b. Tes Coomb's 15.000
c. Uji Silang Mayor/Minor (Crossmatch) 55.000
5. MIKROBIOLOGI
a. Faeces Lengkap 10.000
b. Kultur BTA + Tes Resistensi 120.000
c. Kultur Darah + Tes Sensitivitas 100.000
antibiotik
d. Kultur Pus + Tes Sensitivitas 100.000
Antobiotik
e. Kultur Sputum + Tes Sensitivitas 100.000
Antobiotik
f. Kultur Urine + Tes Sensitivitas 100.000
Antibiotik
g. Kultur Sekret + Tes Sensitivitas 55.000
Antibiotik
h. Preparat BTA 15.000
i. Preparat Gram 12.000
j. Preparat GO 12.000
k. Preparat Jamur 12.000
l. Preparat Trichomonas 12.000
B. INSTALASI RADIOLOGI
1 Photo Abdomen 1 Posisi 50.000
2 Photo Ekstremitas Bawah 2 Posisi 75.000
3 Photo Ekstremitas Atas 2 Posisi 75.000
4 Photo Gigi Biasa 50.000
5 Photo Jaringan lunak 50.000
6 Photo Kepala (Sinus, Mastoid) 50.000
7 Photo Kolumna Vertebralis 50.000
8 Photo Panoramik 100.000
9 Photo Pelvis 1 Posisi 50.000
10 Photo Thoraks 5.000
11 Anel Test 50.000
12 Audiomatri 50.000
13 Biometri 50.000
14 Cardio Toco Graphy (CTG) / Kebidanan 30.000
15 Elektrokardiografi 50.000
16 Facialis Parase 50.000
17 Free Field Test 50.000
19 Gonioscopy 50.000
20 Kampimetri 50.000
21 Peak Flow Rate (PFR) 50.000
22 Retinometri 50.000
24 Speach Audiometer 50.000
25 Spirometri 50.000
26 Test Tempel Selektif 50.000
28 Tonedecay 50.000
29 Tonografi 50.000
X PELAYANAN LAIN-LAIN
No Nama dan Jenis Tindakan TARIF
H. DJOHAN SJAMSU